Claim Missing Document
Check
Articles

APLIKASI MESIN SPINNER BERKECEPATAN RENDAH UNTUK MENURUNKAN KADAR AIR DAN MINYAK KERIPIK IKAN UKURAN BESAR DI UKM BERKAH Rianingsih, Laras; Amalia, Ulfah; Wijayanti, Ima; Suharto, Slamet
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 11, No 2 (2018): Agustus
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.222 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v11i2.29054

Abstract

Rawa pening is a water area located in the Banyubiru area of Semarang Regency. Aside from being usedas a place for fish farming, the area around Rawa Pening is used as a tourist spot for example “Bukit Cinta”.Around the location it will be easy to find entrepreneurs who provide souvenirs typical of these tourist locations.The typical Bukit Cinta souvenirs is a variety of chips, including fish chips. There are 2 fish chips in Bukit Cinta,small size chips and large size chips. The problem was the shelf life of large size chips is short because theycannot be spinered so that the oil content is still high and than pronoun to oxidation. Low speed spiner tools canbe a solution to overcome existing problems. The results of the spinner machine application are obtained lowermoisture content and lipid content than products without being spinnered. Moisture content after the spinningprocess using spiner machine, the wader chips was 3.25% and tilapia chips were 3.97%. While the wader chipslipid content was 31.16% (bk) and tilapia chips 3.97% (db).
EFEKTIVITAS BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) DALAM MEMPERTAHANKAN KESEGARAN IKAN KEMBUNG (Rastrelliger kanagurta) SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Huda, Saiful; Surti, Titi; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bilimbi (Averrhoa bilimbi) is a natural medicinal herbs that containing flavonoid compoundsthat act as antimicrobials. However, the utilization of bilimbi (Averrhoa bilimbi) has not beenwidely applied. The purpose of this study was to determine how effective bilimbi (Averrhoabilimbi) to maintain freshness mackerel (Rastrelliger kanagurta) fresh during cold storage.The results showed that the extracts bilimbi and storage time influence on organoleptic, TPCtest, and TVBN test. Organoleptic test results in the treatment of fish: ice bilimbi extract 1:1(B1) with 4.5% can be accepted until day-11 with an average value of 7,11. TPC test resultsin the treatment of fish: ice 1:1 (B1) and 3:1 (3:1) with bilimbi extract 4.5% can be accepteduntil the day of 9 with bacterial counts each 1.93 x 104 Cfu/g and 3.00 x 104 Cfu/g. Testresults on the treatment TVBN fish: ice 1:1 (B1), 3:1 (B2) , and 5:1 (B3) respectively withbilimbi extract 4.5% is still acceptable until day-12 with a value of 14.57 mgN%, 15.64mgN%, and 15.90% mgN%. Bilimbi (Averrhoa bilimbi) proved effective in maintaining thefreshness of the mackerel (Rastrelliger kanagurta) during cold storage
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG CANGKANG RAJUNGAN (Portunus pelagicus) TERHADAP KADAR KALSIUM STIK KEJU Beybidanin, Atrasya Rahwita; Surti, Titi; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 2 (2016): Wisuda Periode Bulan April 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.693 KB)

Abstract

Cangkang rajungan (Portunus pelagicus) merupakan limbah padat yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Selama ini nilai tambah cangkang rajungan hanya diperoleh dari industry pakan. Penambahan tepung cangkang rajungan diharapkan dapat dijadikan alternative sumber kalsium tambahan pada stik keju. Stik keju merupakan makanan ringan yang banyak dijumpai dan digemari masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan kalsium dan tingkat kesukaan masyarakat terhadap gizi stik keju dengan penambahan tepung cangkang rajungan, serta untuk mengetahui konsentrasi optimal tepung limbah cangkang rajungan pada stik keju. Penelitian dilakukan dua tahap, tahap pertama dilakukan penambahan tepung cangkang rajungan dengan konsentrasi 0%, 5%, 10% dan 15%. Konsentrasi terpilih sebesar 5% sebagai  konsentrasi penambahan tepung cangkang rajungan terbaik yang dapat diterima secara sensori. Tahap kedua penelitian dilakukan penambahan tepung cangkang rajungan pada stik keju dengan konsentrasi 3%, 5% dan 7%, kemudian dilakukan pengujian organoleptik, kadar kalsium, kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar fosfor dan tingkat kekerasan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung cangkang rajungan pada stik keju memberikan pengaruh beda nyata (p < 0,05) terhadap semua parameter uji. Konsentrasi 5% menjadi konsentrasi terbaik dengan nilai kadar kalsium 2,39%, kadar air 4,40%, kadar protein 11,29%, kadar lemak 40,27%, kadar fosfor 0,48%, tingkat kekerasan 3,55 N, dan nilai hedonik 7,01.
PENGARUH KONSENTRASI ENZIM PAPAIN DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KUALITAS KECAP IKAN RUCAH Briani, AMGT Sekar; Darmanto, YS; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.218 KB)

Abstract

Kecap ikan merupakan produk hasil fermentasi yang dibuat dari ikan atau limbah ikan (isi perut) dan biasanya digunakan sebagai bumbu. Kendala pada pembuatan kecap ikan umunya membutuhkan waktu yang lama dan rasa produknya sangat asin. Proses fermentasi bahan pangan dapat dipersingkat dengan penambahan enzim papain dan penurunan kadar garam.Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lama fermentasi (10, 20, dan 30 hari) kecap ikan dengan penambahan enzim papain (3%, 6%, dan 9%) terhadap kualitas kimia dan sensoris produk.Materi yang digunakan adalah ikan rucah, garam dan enzim papain komersial. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental laboratoris. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan penambahan garam sebesar 15%, 20%, dan 30% dan didapatkan hasil terbaik pada penambahan garam 20%, penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan kadar garam yang akan digunakan untuk penelitian utama. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (RPB) dengan perlakuan lama fermentasi yang berbeda, yaitu hari ke-10, hari ke-20, dan hari ke-30 dan konsentrasi enzim papain 3%, 6%, dan 9% dengan perlakuan 3 kali ulangan. Variabel yang diamati adalah total N, TVBN, rendemen, dan mutu produk secara sensoris. Data dianalisis menggunakan Uji  Beda Nyata Jujur.Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai total N, TVBN, rendemen, dan sensori berbeda nyata. Selama proses fermentasi kecap ikan rucah dengan penambahan enzim papain (3%, 6%, dan 9%) menunjukan nilai total N, TVBN, rendemen dan sensori mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya waktu fermentasi. Nilai total N, TVBN, rendemen, dan sensori dengan penambahan enzim papain 9% dan lama fermentasi 30 hari masing-masing 1,33 gN/100 ml, 85,67 mgN/100 g, 67,73% dan 6.53. Nilai total N masih rendah dibandingkan dengan nilai total N kecap ikan standar industri di Thailand kualitas premium. Fish sauce is fermented product from fish or fish viscera. It is usually used as condiment. Process production of fish sauce generally take a long time and the product is very salty. Food fermentation process can be shortened by the addition of papain enzyme and reduce salt addition.The study aimed to determine the influence of fermentation period ( 10, 20, and 30 days ) with the addition of the papain enzyme ( 3% , 6% , and 9% ) of the quality chemical and sensory of the product.Material used in fish rucah, salt and commercial papain enzyme. The research method applied was experimental laboratories. Preliminary research conducted by the addition of salt by 15%, 20%, and 30% and the best results the addition of 20%. Preliminary study was performed to determine the levels of salt that will be used for the main study. The experimental design used was a Split plot Design with different treatments fermentation period 10th day, 20th day, and 30th day and addition of papain enzyme 3% , 6 % , and 9 %  with 3 replications. Variables measured were total N, TVBN, yield, and sensory of the product. The results showed that total N, TVBN, yield, and sensory significantly different. Total N, TVBN, yield and sensory increased in line with addition papain enzyme and longer fermentasi period. Showed that total N, TVBN, yield and sensory at the end of 30 days fermentation with addition of papain enzyme 9% was 1,33 gN/100 ml, 85,67 mgN/100 g, 67,73% dan 6.53. Respectively  based on the total N the fish sauce quality did not meet the standard of premium grade fish sauce of Thai Industrial Standard Int.
PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR TERHADAP KUALITAS DAN KADAR KOLESTEROL BELUT (Monopterus albus) ASAP Hutomo, Hanggoro Dwi; Swastawati, Fronthea; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.208 KB)

Abstract

Belut merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang potensial untuk dikembangkan sebagai teknologi usaha pada bidang perikanan di masa mendatang. Konsumsi belut masih dikatakan rendah karena tingginya kandungan kolesterol pada belut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi asap cair yang disinyalir dapat menurunkan kadar kolesterol yang terdapat pada belut asap terhadap mutu produknya berdasarkan sifat kimia fenol dan nilai proksimat (air, abu, lemak, protein, dan karbohidrat), serta nilai organoleptik dan hedonik. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi asap cair  sebanyak (5%, 10%, 15%) pada produk belut asap dapat menurunkan nilai kadar kolesterol, protein, lemak, air, dan menaikan nilai kadar fenol, abu, dan karbohidrat. Dari segi kimiawi penambahan asap cair 5-15% pada belut asap terhadap kontrol (0%) memberikan perbedaan yang nyata dengan nilai fenol 147-289.66 (ppm), kolesterol 59.84-5.33 (mg/100gram), protein 69.17-63.50%, lemak 4.86-6.81%, air 75.21-69.62%, abu 9.59-13.66%, dan karbohidrat 0.52-0.78%. Berdasarkan nilai uji organoleptik dan hedonik untuk parameter rupa/warna, aroma, rasa dan tekstur terhadap belut asap yang disukai panelis adalah belut dengan penambahan konsentrasi asap cair 5-15% dengan nilai organoleptik 8.03- 8.17 (layak dikonsumsi), serta nilai hedonik 7.47-7.82 (disukai). Secara umum produk belut asap ini memiliki kenampakan menarik, utuh dan rapi, warna mengkilat, rasa dan bau amis yang tersamarkan dengan tambahan asap cair sangat terasa, gurih, spesifik ikan asap, dan tekstur dagingnya kompak, tidak keras dan mudah dikonsumsi yang merupakan ciri khas produk ikan asap.  Eel is a type of fish which is potential to be adopted into new fishery technology in the future. However, the consumption of eel is still low due to its high content of cholesterol.The purpose of this research is to figure out the impact of liquid smoke concentration which said to be able to decrease cholesterol content in the smoke eel towards the product quality based on fenol chemical characteristic and proximate value (water, ash, fat, protein, carbohydrate), and alsi organoleptic and hedonic value.The result shows that the increment of liquid smoke concentration to 5,10,15% in smoked eel product tends to decrease cholesterol content, water, and increase fenol content, protein, fat, ash, and carbohydrate. Chemically, the increment of liquid smoke between 5-15% in smoked eel towards the control (0%) implies a significant difference with fenol value of 147-289.66 (ppm). Cholesterol 59.84-5.33 (mg/100gram), protein 69.17-63.50%, fat 4.86-6.81%, water 75.21-69.62%, ash 9.59-13.66%, and carbohydrate 0.52-0.78%. Based on organoleptic and hedonic test value, the expected shape, color, smell and taste  parameter in smoked eel is the one with concentration increment of liquid smoked between 5-15 with organoleptic value of 8.03-8.17 (consumeable) and the hedonic value of 7.47-7.82 (expected). Generally, this smoked eel product have an interesting appereance, complete, and well-shaped, shining color, puridtaste and odor which can be distracted by adding liquid smoke. It's really tasty specific smoked fish and with complete texture of meat, soft, and consumeable are the characteristics of smoked fish products.
PENGARUH LAMA FERMENTASI KECAP ISI PERUT IKAN MANYUNG (Arius thalassinus) DENGAN PENAMBAHAN PAPAIN TERHADAP JUMLAH SENYAWA KIMIA DAN KOLONI BAKTERI Purnamasari, Dyah Ayu; Ibrahim, Ratna; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 3 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecap ikan merupakan produk hasil proses fermentasi yang dibuat dari ikan maupun limbah ikan (isi perut). Kendala pada pembuatan kecap ikan umumnya membutuhkan waktu yang lama dan rasa produknya sangat asin. Proses fermentasi bahan pangan dapat dipersingkat dengan penambahan enzim pencernaan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lama fermentasi (1, 4, 8 dan 12 hari) kecap isi perut ikan Manyung dengan penambahan enzim papain 5% terhadap jumlah senyawa kimia, dan koloni bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pH, TVBN, total N, kadar garam dan total koloni bakteri berbeda sangat nyata (P<0,01) diantara perlakuan. Selama proses fermentasi kecap isi perut ikan Manyung dengan penambahan enzim papain 5% menunjukkan  nilai TVBN, total N, dan log TPC cenderung mengalami kenaikan secara nyata seiring dengan bertambahnya waktu fermentasi, sedangkan nilai pH dan kadar garam mengalami penurunan.  Nilai TVBN, total N dan total koloni bakteri produk pada akhir fermentasi 12 hari masing-masing 41,33mgN/100g; 1,2213 g N/100 ml; 3,37x105   cfu/ml. Nilai total N produk masih lebih rendah dibandingkan dengan nilai total N kecap ikan standar industri di Thailand kualitas premium. 
EFEKTIVITAS LIDAH BUAYA (Aloe vera) DI DALAM MEREDUKSI FORMALIN PADA FILLET IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk) SELAMA PENYIMPANAN SUHU DINGIN P, Annisa Fadhilah; Ma'ruf, Widodo Farid; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 4 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.307 KB)

Abstract

Formalin is widespread used among the public, especially the fishermen and fish sellers. Saponin compound can reduce formaldehyde levels in fish flesh. Aloe vera contains high saponin compounds for approximately 5.651% per 100 grams. This research used  milkfish fillet which are soaked in formalin solution and then soaked in the a solution of aloe vera added. The experimental design used was a completely randomized design (CRD) with 2x4 factorial. This experiment used two factors ((fish fillet soaked with aloe vera (L1) and fish fillet without soaked aloe vera (L0)) each factors consists of 4 levels of storage time (0, 3, 6, and 9 days) at chilled temperature. The parameter used are formaldehyde test, total colonies of bacteria, the moisture content, pH value, and organoleptic test. The result from experiment showed that the best concentration is 20% with the best soaking time is 60 minutes observed by the decreasing of formaldehyde content and organoleptic value. The result from main experiment showed that the different between treatment from aloe vera concentration and storage time gives significant effect (P<0,05) on organoleptic value, TPC, pH and moisture content. But, no interaction between two treatment (vera concentration and storage time) not there is significant effect on moisture content and pH value. 
PENGARUH PERBEDAAN LAMA PERENDAMAN DALAM ASAP CAIR TERHADAP PERUBAHAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DAN KOLESTEROL BELUT (Monopterus albus) ASAP Budiarti, Ikhtiar Dian Seni; Swastawati, Fronthea; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.829 KB)

Abstract

Belut merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang potensial untuk dikembangkan sebagai teknologi usaha pada bidang perikanan di masa mendatang. Konsumsi belut terus meningkat dari tahun ke tahun, meskipun kandungan kolesterol pada belut sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dalam asap cair tempurung kelapa terbaik yang disinyalir dapat menurunkan kadar kolesterol pada belut asap. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah Belut Sawah (Monopterus albus), garam, dan air. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimental laboratoris. Rancangan Percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan perbedaan lama perendaman dalam asap cair yaitu 0 menit, 15 menit, 25 menit, dan 35 menit dengan pengulangan 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dan perbedaan diantara perlakuan diuji dengan Uji Beda Nyata Jujur. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan lama perendaman pada produk belut asap dapat menurunkan nilai kadar kolesterol dan air, serta meningkatkan nilai kadar protein, lemak, abu, dan karbohidrat.  Perbedaan lama perendaman dalam asap cair mampu memberikan perbedaan yaitu  perendaman dalam asap cair 15-35 menit pada belut asap terhadap kontrol (0 menit) memberikan perbedaan yang nyata dengan nilai kolesterol 71,10-7,95 (mg/100 g), kandungan asam lemak jenuh miristat 4,66-2,09 (% w/w), asam palmitat 20,79-25,66 (% w/w), asam stearat 12,69-25,43 (% w/w), asam lemak tak jenuh oleat 10,1-10,6 (% w/w), linoleat 7,28-9,1 (% w/w), EPA 0,52-0,84 (% w/w), kadar protein 45,34-50,78%, lemak 3,15-3,83%, air 43,42-35,96%, abu 5,47-8,76%, dan karbohidrat 0,25-0,59%. Secara umum produk belut asap ini memiliki kenampakan menarik, utuh dan rapi, warna mengkilat, rasa dan bau amis yang tersamarkan dengan tambahan asap cair sangat terasa, gurih, spesifik ikan asap, dan tekstur dagingnya kompak, tidak keras dan mudah dikonsumsi yang merupakan ciri khas produk ikan asap. Eel is a type of fish which is potential to be adopted into new fishery technology in the future. Demands of eel keep increasing over the past few years. This market potency is promising in or outside the nation. However, the consumption of eel is still continues to increase from year to year, even though cholesterol content in the eel is very high. The purpose of this research was to figure out the impact of diiping time in coconut shell liquid smoke to decreasing cholesterol content in the smoked eel. The material used in this research were swam eel (Monopterus Albus), salt, and water with experimental laboratory research method. The experimental were used complete random draft which was consists of 4 treatments of difference dipping time in liquid smoke, which were 0, 15, 25, and 35 minutes in triplicates. The data were analyzed using ANOVA and the different between every treatment tested with Honest Different Real Test. The result showed that the different dipping time in liquid smoke in smoked eel product tends to decrease cholesterol content, water, and increase protein, fat, ash, and carbohydrate. The difference long immersion in liquid smoke between 15-35 minutes in smoked eel towards the control (0%) implied a significant difference with 5% confidence interval Cholesterol value 71,10-7,95 (mg/100 g). The content of saturated fatty were acids myristic 4,66-2,09 (% w/w), palmitic acid 20,79-25,66 (% w/w), stearic acid 12,69-25,43 (% w/w). However, unsaturated fatty acids oleic 10,1-10,6 (% w/w), linoleic 7,28 -9,1 (% w/w),  EPA 0,52-0,84 (% w/w), Protein 45,34-50,78%, fat 3,15-3,83%, water 43,42-35,96%, ash 5,47-8,76%, and carbohydrate 0,25-0,59%. Generally, this smoked eel product had an interesting appereance, complete, and well-shaped, shining color, putridtaste and odor which can be distracted by adding liquid smoke. It was really tasty specific smoked fish and with complete texture of meat, soft, and consumeable are the characteristics of smoked fish products.
PENURUNAN AKTIVITAS BAKTERI PENGHASIL ENZYM DEKARBOKSILASE DENGAN PENAMBAHAN KITOSAN PADA IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) SEGAR Gustiarti, Riski; Surti, Titi; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Little tuna can easily spoile by bactery and enzyme activity which resulting scombrotoxin.Scombrotoxin was produce by histamine producing bacteria activity. Chitosan can be used to reducethe levels of histamine and also can be used as antibacterial and adsorben. The purpose of thisresearch is to determine the effect of chitosan solution addition to the decreating histamine level. Theresult of histamine content analysis showed that the addition of chitosan gave lower effect ofhistamine content of crushed little tuna. Histamine content value in a raw were 75,5 mg/100g ; 67,24mg/100g; 63,09 mg/100g ; 59,99 mg/100g at the level 0% (A0), 2% (A2), 3% (A3) and 5% (A5). Thereduction of histamine content showed highly significant difference between at control (A0) with 2%(A2); control (A0) with 3% (A3); control (A0) with 5% (A5); 2% (A2) with 3% (A3); 2% (A2) with 5%(A5) and 3% (A3) with 5% (A5) (P<0,01). The best quality of crush little tuna showed chitosanaddition at the level 5% with value TVBN ±6,33 mg-N% dan TPC 1,0 x 102 kol/gr.
PEMANFAATAN LARUTAN GELATIN-KITOSAN SEBAGAI EDIBLE COATING DALAM MENGHAMBAT KEMUNDURAN MUTU FILET IKAN LELE (Clarias batrachus) PADA PENYIMPANAN SUHU DINGIN Pratama, Yusuf Satria; Swastawati, Fronthea; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Filet ikan lele (Clarias batrachus) termasuk produk olahan ikan segar yang mudah mengalami kemunduran mutu. Potensi campuran larutan gelatin dan kitosan sebagai anti bakteri dan pembentuk gel dapat dimanfaatkan sebagai edible coating (EC) dinilai mampu menghambat kemunduran mutu. Aplikasi edible coating larutan gelatin dan kitosan serta peyimpanan suhu dingin pada filet ikan lele diharapkan mampu menjaga mutu filet. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi edible coating gelatin-kitosan terhadap mutu filet ikan lele dan pendugaan umur simpan. Bahan penelitian menggunakan filet ikan lele segar yang diberi perlakuan tanpa pelapisan edible coating (K) dan pelapisan edible coating campuran larutan gelatin 8% dan kitosan 1% (GK1), 2% (GK2), 3% (GK3) kemudian disimpan suhu dingin selama 21 hari dan diuji TVB, TPC, TBA, serta kadar air tiap 7 hari (M0, M1, M2, M3). Hasil penelitian menunjukkan kemampuan menghambat kemunduran mutu filet ikan lele terbaik diperoleh edible coating gelatin-kitosan dengan konsentrasi 3% (GK3) dengan pendugaan umur simpan selama 32 hari.
Co-Authors - Sumardianto A Suhaeli Fahmi Abdul Majid Adinda Gadis Sukmawijaya Putri Ahmad Nur Isnaeni Amalia Rahmi Puspasari Amanda Rahmawaty Amelia Ayu Permatasari AMGT Sekar Briani Annisa Fadhilah P apri dwi anggo apri dwi anggo ARIF FAUZI Arifin Heraedi Arlina Hidayati Azizah Nuraini Beybidanin, Atrasya Rahwita Cindy Fasusari Delia Arsi Diova Desya Anjani Hardjata Dwicahyani, Tiara Dyah Ayu Purnamasari Egidya Safitri Eka Handayani Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Faya Charla Wicaksana Febriana Putri Rahardiyanti Ferika Kristianawati Fina Aprelya Nur Fajri Fronthea Swastawati Hanggoro Dwi Hutomo, Hanggoro Dwi Herbudhi Cahyo Nugroho Hervitri Ratna Sakanti Ikhtiar Dian Seni Budiarti, Ikhtiar Dian Seni Ima Wijayanti Indra Aristyan Intan Ayu Permanasari Lukita Purnamayati Ma'ruf, Widodo Farid Marfuah, Isnaini Mela Maini Mukti Nur Hamidah Nidaul Fauziah Novita Nur Wahyuni Nugroho, Happy Is Nusaibah Nusaibah Prastika Anadia Putri Putra Aldi Pramudya Putri Islami Putut Har Riyadi Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Rica Rahmayati Riski Gustiarti Romadhon Romadhon Saela Rohmah Saga Gerlaping Negari Saiful Huda Slamet Suharto, Slamet Sumardianto - Susianti Susianti Syah, Dio Rachman Tika Novia Anggraini Titi Surti Tri Winarni Agustini Ulfah Amalia Widayanti Widayanti Widyaningsih, Nur y S Darmanto YS Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto Yulisa Meiriza, Yulisa Yusuf Satria Pratama Zusuf Adi Putra