Raden Paulus Edi Widiasta
MAGISTER FILSAFAT KEILAHIAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Memaknai Ulang Narasi "Bendahara yang tidak Jujur" dalam Lukas 16:1b-8a Melalui Lensa Literal Thinking Raden Paulus Edi Widiasta
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 4, No 2: Pebruari 2022
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v4i2.82

Abstract

Cerita tentang bendahara dalam Luk 16:1b-8a cukup familier di telinga pembaca. Selama ini, bendahara tersebut dipahami sebagai bendahara yang tidak jujur karena tindakannya memotong utang. Pemahaman ini seolah mendapatkan legitimasi dengan judul yang disematkan dalam Kitab Suci bahasa Indonesia versi terjemahan baru (ITB), yaitu bendahara yang tidak jujur. Sayangnya, pemahaman ini sering menyisakan pertanyaan. Jika Yesus ingin mengajarkan kepada para murid-Nya tentang kecerdikan supaya diterima di kemah abadi, mengapa judulnya bukan bendahara yang cerdik? Benarkah tindakan memotong utang merupakan tindakan yang tidak jujur? Dengan metode analisis komparatif yang membandingkan alur cerita dalam Luk 16:1b-8a dengan alur penyelesaian masalah dalam Teori Penyelesaian Masalah, artikel ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa tindakan bendahara tersebut memotong utang merupakan tindakan solutif yang cerdik. Inilah kebaruan artikel ini.
Bendahara yang Cerdik:: Cara Baru Memahami Luk 16:1b-8a dengan Analisis Naratif Raden Paulus Edi Widiasta
Media (Jurnal Filsafat dan Teologi) Vol. 3 No. 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53396/media.v3i1.58

Abstract

Traditionally, the story about the manager in Luke 16:1b-8a is considered a difficult text. Apart from the controversial ending of the text, the details of the story are not easy to understand. Saint Cyril of Alexandria, in his commentary, said that trying to explain the details of the story is useless. The details of the story are taken only to form an allusion to the problem to be conveyed. The effect of neglecting this detail, for centuries, the act of reducing debts carried out by the manager was considered a dishonest act. By using narrative analysis, this article wants to show that reducing debt is not a dishonest act but a prudent act. It is precisely in the act of reducing the debt that the manager's prudence lies in the story.