Jagung merupakan salah satu jenis komoditi penting di Indonesia. Komoditas jagung saat ini menjadi komoditas nasional yang cukup strategis (Kementan, 2016). Menurut BPS (2017) produksi jagung di Gorontalo tahun 2015 cukup melimpah tercatat 643.513 ton. Akan tetapi, pada skala petani atau usaha kecil menengah, jagung umumnya hanya dijual begitu saja sebagai kudapan atau makanan ringan. Untuk meningkatkan nilai tambah dan pemanfaatan dari jagung maka dapat dilakukan pengolahan jagung menjadi produk-produk turunannya diantaranya diolah menjadi tepung jagung yang dapat diolah lebih lanjut menjadi bahan dasar dalam pembuatan mie basah. Mie merupakan produk makanan dengan bahan baku tepung terigu sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Produk mie yang berbahan dasar tepung terigu memiliki karbohidrat cukup tinggi akan tetapi kadar proteinnya kurang. Salah satu sumber protein yang cukup tinggi dan mudah didapat yaitu ikan cakalang yang dapat ditambahkan dalam mie basah. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap yang terdiri atas tiga perlakuan yaitu perlakuan A= tepung jagung pulut 200 gr + tepung terigu 800 gr + tepung ikan cakalang 50 gr, perlakuan B=tepung jagung pulut 400 gr + tepung terigu 600 gr + tepung ikan cakalang 50 gr, C=tepung jagung pulut 600 gr + tepung terigu 400 gr + tepung ikan cakalang 50 gr, masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Variabel yang diamati meliputi : kadar protein, kadar air, kadar abu, warna dan daya pengembangan. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar protein 6,47%, kadar air 50,43%, kadar abu 0,64%, warna berkisar antara 2,8-3,4 atau taraf tidak suka sampai netral dan daya pengembangan berkisar antara10,8-28,50%.