Halim Alamsyah
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Banking Disintermediation and Its Implication for Monetary Policy: The Case of Indonesia Halim Alamsyah; Doddy Zulverdi; Iman Gunadi; Rendra Z. Idris; Bambang Pramono
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol 7 No 4 (2005)
Publisher : Bank Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.692 KB) | DOI: 10.21098/bemp.v7i4.122

Abstract

Paper ini berupaya menganalisa implikasi perilaku bank dalam menentukan portofolio terhadap tingkat efektivitas kebijakan moneter. Dengan kerangka analisa comparative static, paper ini mengetengahkan model industri perbankan yang bersifat monopolis dimana pemilik bank memaksimalkan profit dengan kendala tertentu baik yang berasal dari kesanggupan modal maupun kendala akibat regulasi.Kalibrasi model pada kondisi optimal, mengindikasikan bahwa penurunan fungsi disintermediasi bank yang didominasi oleh faktor asymmetric information, akan berakibat pada menurunnya efektifitas kebijakan moneter.Kesimpulan ini berimplikasi pada (i) perlunya Biro Kredit dan rating agencies untuk menyempurnakan informasi, (ii) perlunya investasi yang lebih besar oleh perbankan atas kapasitas riset dan sistem monitoring, (iii) perlunya mempertimbangkan skema garansi kredit, (iv) perlunya koordinasi yang lebih baik antara kebijakan mikro dan makro demi kestabilan makro yang akan meningkatkan keyakinan publik dan terakhir, (v) perlunya mempromosikan perkembangan lembaga keuangan non-bank, untuk mengurangi ketergantungan pembiayaan atas lembaga perbankan.JEL: E52, E58, G21Keyword: Disintermediation, monetary policy, banking sector, interest rate.
RESTRUKTURISASI PERBANKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMULIHAN KEGIATAN EKONOMI DAN PENGENDALIAN MONETER Halim Alamsyah
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol 1 No 3 (1998)
Publisher : Bank Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.064 KB) | DOI: 10.21098/bemp.v1i3.180

Abstract

Krisis nilai tukar yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 telah mengakibatkan krisis perbankan yang parah di Indonesia. Kondisi ini mendorong dilakukannya restrukturisasi perbankan di Indonesia yang bertumpu kepada tiga strategi, yakni (a) bagaimana memulihkan kepercayaan terhadap perbankan nasional; (b) meningkatkan solvabilitas perbankan (penyelesaian masalah stock); dan (c) memberdayakan kembali operasional perbankan (penyelesaian masalah flow).Evaluasi hingga awal tahun 1999 menunjukkan bahwa proses restrukturisasi perbankan tersebut relatif berjalan lamban. Dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya yang terkena krisis perbankan dan dewasa ini sedang melakukan langkah restrukturisasi perbankan, proses restrukturisasi perbankan di Indonesia relatif tertinggal. Hingga dewasa ini proses restrukturisasi perbankan masih berada pada tahap penyelesaian masalah solvabilitas bank melalui program rekapitalisasi. Biaya rekapitalisasi juga diperkirakan akan sangat besar, yakni mencapai sekitar Rp330 triliun atau 30% dari PDB, yang sebagian besar akan dibiayai melalui penerbitan obligasi pemerintah. Kompleksnya permasalahan yang dihadapi, tidak terdapatnya lembaga penanggung jawab pelaksanaan restrukturisasi perbankan yang mandiri, serta belum terdapatnya kesamaan visi secara nasional dalam penyelesaian masalah solvabilitas perbankan nasional merupakan hambatan-hambatan utama yang berada dibalik tersendatnya program restrukturisasi perbankan di Indonesia.Proses restrukturisasi perbankan yang relatif lamban tersebut menurut penulis akan membawa akibat tertundanya proses pemulihan kegiatan ekonomi Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang juga mengalami krisis ekonomi. Selain itu, program rekapitalisasi perbankan akan memberikan tekanan yang amat berat kepada posisi keuangan negara dalam jangka menengah-panjang. Tanpa adanya langkah-langkah penyesuaian di bidang fiskal serta penyempurnaan proses pengembalian dana rekapitalisasi yang transparen, cepat dan efisien maka pengendalian moneter akan menghadapi tantangan yang berat akibat membengkaknya defisit anggaran negara di masa-masa mendatang.
DARI KRISIS NILAI TUKAR, ALTERNATIF PENJAMINAN SIMPANAN, PERAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO HINGGA MONEY LAUNDERING : Overview Halim Alamsyah
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol 1 No 4 (1999)
Publisher : Bank Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.108 KB) | DOI: 10.21098/bemp.v1i4.182

Abstract

Pembaca mungkin akan menemukan bahwa overview kali ini agak berbeda dari yang biasanya. Kalau dalam bulletin-bulletin sebelumnya pembaca akan dapat segera menemukan adanya suatu benang merah dari berbagai tulisan-tulisan yang dimuat. Kali ini overview akan mengangkat beberapa subtopik penting yang diulas dalam paper-paper yang diterbitkan dalam bulletin ini. Tidak lain tujuannya adalah agar pembaca dapat memahami dengan lebih baik bagaimana sudut pandang dan solusi yang ditawarkan oleh para penulis.-