Rini Syafriani
Kelompok Keilmuan Ilmu Keolahragaan, Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penanganan Rehidrasi Setelah Olahraga dengan Air Kelapa (Cocos nucifera L.), Air Kelapa ditambah Gula Putih, Minuman Suplemen, dan Air Putih Samsul Bahri; Joseph Iskendiarso Sigit; Tommy Apriantono; Rini Syafriani; Lusi Putri Dwita; Yoza H. Octaviar
Jurnal Matematika & Sains Vol 17, No 1 (2012)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah diteliti pengaruh rehidrasi menggunakan air kelapa dan air kelapa ditambah gula putih, dibandingkan terhadap minuman suplemen yang telah beredar di pasaran. Penelitian ini dilakukan dengan metode double blind cross over design  sebanyak empat kali penelitian dengan masa washout selama satu minggu. Pertama dilakukan pengkondisian status hidrasi, kemudian atlet diminta berlari pada 75% VO2maks selama 1 jam sehingga mengalami dehidrasi. Penggantian cairan tubuh dilakukan setelah berlari yaitu pada periode rehidrasi dengan volume minuman uji yang setara dengan 120% cairan yang hilang selama berolah raga. Rehidrasi menggunakan air kelapa dan air kelapa ditambah gula putih mengembalikan berat badan tubuh dan hematokrit kembali ke normal (mencapai tahap euhidrasi), dengan indeks rehidrasi lebih baik dari pada air biasa (kontrol), yaitu 2,09±0,32, 2,40±0,45,  2,14±0,38 dan 3,02±0,52 berturut-turut  untuk air kelapa, air kelapa ditambah gula putih, minuman suplemen “X”, dan kontrol. Selain itu air kelapa menginduksi produksi urin lebih sedikit dibandingkan air kelapa ditambah gula putih dan minuman suplemen “X”, namun air kelapa ditambah gula putih lebih baik dalam mempertahankan kadar glukosa darah atlet selama periode rehidrasi. Kata kunci: Indeks rehidrasi, Dehidrasi, Air kelapa, Air kelapa ditambah gula putih, Glukosa darah.   Treatment for Rehidration After Exercise with Coconut Water (Cocos nucifera L.), White Sugar Enrichted Coconut Water, Suplement Beverage and Water Abstract The influences of coconut water and white sugar enriched coconut water compared to commercial supplement beverage to heal dehydration, have been investigated. Method used in this assesment was double blind cross over design in four times experiment  and one week washout period. After conditioning athletes’ hydration, athletes ran at 75% VO2max  for one hour until reached dehydration state. Then body fluid loss recovered during rehydration period equal to 120% fluid lost during exercise. Rehydration used coconut water recovered athletes’ condition back to normal through body weight and hematocrit recovery, with rehydration index better than control, which were 2,09±0,32, 2,40±0,45,  2,14±0,38 and 3,02±0,52 respectively for coconut water, enriched coconut water, “X” supplement beverage and plain water (control). Coconut water induced urine production less than sugar enriched coconut water and “X” supplement beverage, but enriched coconut water was better in maintaining athletes blood sugar levels during the rehydration period. Keywords: Rehydration index, Dehydration, Coconut water, White sugar enriched coconut water, Blood glucose.
KONDISI VO2 MAX PADA ATLET SEPAKBOLA SETELAH MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK SELAMA TIGA MINGGU BERTURUT-TURUT Rini Syafriani; Rizki Mulyawan; Tommy Apriantono; I Ketut Adnyana
JSKK (Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan) Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jskk.2017.2.1.3

Abstract

Latar belakang dan Tujuan: Atlet remaja memiliki resiko besar terhadap penurunan asupan nutrisi karena meningkatnya kebutuhan energi. Memperoleh asupan nutrisi yang seimbang menjadi sebuah masalah yang dihadapi oleh remaja karena gaya hidup yang cenderung mengabaikan kandungan nutrisi yang dikonsumsi. Banyak atlet remaja mengkonsumsi minuman berenergi tapi ternyata berkontribusi negatif terhadap kesehatan sehingga lebih dianjurkan untuk mengkonsumsi susu. Atlet remaja yang terbiasa melakukan aktivitas fisik akan mengalami respon fisiologis di dalam tubuh maka perlu ditunjang dengan asupan tambahan untuk menjaga kebutuhan energi tetap terpenuhi. Kombinasi antara aktivitas fisik ditambah dengan asupan nutrisi akan berdampak bagi sistem metabolisme tubuh. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari konsumsi susu sapi terhadap kondisi VO2 Maks atlet remaja. Metode: Pemilihan subjek penelitian diawali dengan kuesioner pre-test, hal ini dilakukan untuk menghindari subjek yang memiliki riwayat penyakit berbahaya dan bisa mempengaruhi hasil penelitian. Diperoleh 24 atlet sepakbola berusia 18-21 tahun, tidak memiliki riwayat alergi terhadap susu sapi dan memiliki pengalaman bermain sepakbola lebih dari 3 tahun minimal di level daerah, dengan aktivitas fisik 3-5 kali seminggu. Atlet dibagi secara acak ke dalam tiga kelompok minuman (susu sapi segar, susu pasteurisasi dan air mineral) yang dikonsumsi selama tiga minggu berturut-turut. Pemberian susu sapi segar dan susu pasteurisasi dengan volume yang sama (isovolumic) wajib dikonsumsi subjek penelitian sebanyak tiga kali sehari dalam jangka waktu tiga minggu dengan takaran yang telah ditentukan. Penelitian ini menggunakan Pretest-Posttest Randomized-Groups Design, dengan melakukan dua kali pengetesan yaitu pre-test (sebelum pemberian minuman) dan post-test (setelah pemberian minuman selama tiga minggu berturut-turut). Setiap pre-test dan post-test dilakukan Cooper test 2,4 km. Saat sebelum (p1) dan sesudah (p2) Cooper test 2,4 km dilakukan pengambilan sampel darah untuk mengukur nilai laktat, glukosa dan hemoglobin. Hasil: Dengan nilai t hitung < t tabel yaitu -2,240 < 2,069 dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kondisi VO2 Max antara pretest (sebelum pemberian minuman) dan post-test (setelah pemberian minuman selama tiga minggu berturut-turut). Namun jika dilihat dari nilai VO2 Max ketika pre-test dan post-test, terjadi peningkatan meskipun tidak signifikan (p > 0,05). Kesimpulan: Tidak terjadi perubahan yang signifikan pada nilai VO2 Max atlet sepakbola yang terbiasa mengkonsumi susu sapi. Dari penelitian ini terlihat data dari hasil tes VO2 Max dengan menggunakan Cooper test 2,4 km terjadi peningkatan nilai namun tidak terlalu signifikan.
PENGARUH AIR KELAPA (COCOS NUCIFERA L.) VARIETAS GENJAH SALAK DAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP PERUBAHAN AMPLITUDO JANTUNG TIKUS INDUKSI HIPERTENSI Rini Syafriani; Elin Yulinah Sukandar; Tommy Apriantono; Joseph Iskendiarso Sigit
JSKK (Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan) Vol 1 No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jskk.2016.1.2.2

Abstract

Penelitian ini mengevaluasi pengaruh dari air kelapa (Cocos nucifera L) dan minuman isotonik terhadap perubahan amplitudo pada tikus yang diinduksi hipertensi. Tikus jantan galur Wistar dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok aquades, kelompok air kelapa, kelompok minuman isotonik, dan kelompok obat. Tikus diinduksi hipertensi dengan pemberian NaCl selama 14 hari, kemudian diterapi dengan pemberian bahan uji pada masing-masing kelompok selama 14 hari tanpa menghentikan induksi. Amplitudo jantung diukur sebelum induksi (h0), awal terapi (h14), dan akhir terapi (h28) dengan menggunakan alat tail cuff. Ketika diinduksi hipertensi, amplitudo jantung tikus semua kelompok mengalami peningkatan. Ketika tikus kelompok air kelapa diterapi dengan air kelapa dan tikus kelompok minuman isotonik diterapi dengan minuman isotonik, amplitudo memperlihatkan penurunan. Kelompok minuman isotonik memperlihatkan penurunan amplitudo yang signifikan (p=0,02) dibandingkan kelompok air kelapa dan obat. Hasil penelitian menunjukkan air kelapa genjah salak dapat menurunkan amplitudo tetapi minuman isotonik paling mendekati optimum atau paling baik dalam menurunkan amplitudo pada kondisi hipertensi dibandingkan dengan air kelapa (Cocos nucifera L.).
Perilaku Konsumen terhadap Produk Olahraga (Jersey) pada Pesepeda Ricky Arfiana Rosadi; Rini Syafriani; Hendra Nugraha
JSKK (Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan) Vol 7 No 2 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jskk.2022.7.2.5

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku konsumen produk olahraga pada pesepeda khususnya dalam pembelian produk jersey sepeda. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan teknik pengambilan data menggunakan metode kuesioner. Partisipan pada penelitian ini adalah masyarakat penghobi olahraga sepeda yang memulai sebelum dan saat pandemi hingga sekarang. Sampel dipilih menggunakan teknik sampel non-probability sampling (purposive sampling). Setelah kuesioner dikumpulkan, data tersebut dianalisis menggunakan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukan dalam melakukan keputusan pembelian, perilaku konsumen memperlihatkan beberapa faktor menjadi pertimbangan dalam menentukan jersey sepeda mana yang akan responden beli.  Faktor-faktor tersebut menjadi acuan konsumen puas atau tidak terhadap produk yang dibeli seperti keterbatasan produk yang menjadikannya eksklusif, keunikan konsep dan desain produk, kualitas produk, keaslian produk, kepopuleran merek, hingga harga yang ditawarkan. Dengan hasil penelitian ini dan ditambah kecenderungan penghobi sepeda naik akibat terjadinya pandemi, ini bisa menjadi masukan buat para produsen produk olahraga khususnya jersey sepeda merek lokal maupun luar negeri dalam meningkatkan kualitas dan penjualan produknya. Keywords: Jersey Sepeda, Kualitas Produk, Keputusan Pembelian.