Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

THE ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE PERFORMANCE AND BENEFIT OF KARAPAN (RACING) CATTLE BUSINESS IN MADURA ISLAND, EAST JAVA, INDONESIA Riszqina, Riszqina; Isbandi, Isbandi; Rianto, E.; Santoso, S.I.
Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture Vol 39, No 1 (2014): (March)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitaa.39.1.65-72

Abstract

A research was carried out to analyze the influence of productive factors on the performance ofkarapan (means racing) cattle business in Madura Island, East Java Province, Indonesia. The researchwas conducted by a survey method, with 135 karapan cattle farmers as respondents in regencies ofBangkalan, Sampang, Pamekasan and Sumenep (mainland). The data were collected in the period ofApril to August 2012. Data of zootechnique indicators variables, farmer’s motivation, allocation time oflabour, labour skills, business scale, productivity of karapan cattle, farmers' performance and benefit ofkarapan cattle business were analysed by Lisrel 8.8 program. The results showed that factors ofzootechnique, farmer’s motivation, labour skills and business scale had highly significant influence(P<0.01) on productivity of karapan cattle, but allocation time of labour did not have significantinfluence (P>0.05). The performance of karapan cattle business was highly influenced by productivity ofkarapan cattle (P<0.01). The benefit of karapan cattle business was influenced (P<0.01) by performanceof karapan cattle business. It is concluded that the farmer's benefit of karapan cattle business wasinfluenced by performance of karapan cattle, which in turn was influenced by productivity of thekarapan cattle.
Skenario Pembibitan Sapi madura di Pulau Madura (Scenario of Madura Cattle Breeding in Madura Island) Farahdilla Kutsiyah; Moh. Zali; Riszqina -; Selvia Nurlaila
Jurnal Ilmu Ternak Vol 17, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.872 KB) | DOI: 10.24198/jit.v17i1.14801

Abstract

Serangkaian penelitian dilaksanakan untuk menganalisis kelembagaan pembibitan sapi Madura di Pulau Madura dan sebagai rekomendasi skenario perbaikan sumber daya genetiknya. Penelitian dilaksanakan di Pulau Sapudi Kabupaten Sumenep dan di wilayah sentra sapi sonok Kabupaten Pamekasan dengan metode observasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembibitan sapi madura di Pulau Madura sangat ditentukan oleh pelestarian plasma nutfah sapi madura di Pulau Sapudi dan pemanfaatan sumberdaya genetik sapi madura di wilayah sentra sapi sonok. Kondisi yang melingkupi pembibitan di Pulau Sapudi adalah ketersediaan jumlah sapi pejantan kurang, masih ditemukan sapi PO dan persilangannya dan minimnya ketersediaan pakan pada musim kemarau. Performan sapi Madura di sentra sapi sonok tergolong unggul, sapi pejantan di wilayah ini sangat nyata lebih tinggi ukuran linier permukaan tubuhnya dibandingkan pejantan di Pulau Sapudi. Oleh karena itu untuk menjaga kesinambungan populasi sapi Madura, sebaiknya perlu perluasan wilayah sumberdaya genetik sapi madura khususnya di wilayah sentra sapi sonok. Kata Kunci: Sapi Madura, Pembibitan, Sumberdaya genetik
IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM) PEMBERDAYAAN ANGGOTA PKK DAN KELOMPOKWANITA TANI DESA PANGGUNG KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG Riszqina Riszqina; Desi Kurniati Agustina
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 2, No 1 (2017): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.116 KB)

Abstract

Program IbM bertujuan agar dapat membantu meningkatkan peran anggota tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) desa Panggung dalam meningkatkan sumberdaya yang ada disekitarnya; meningkatkan keterampilan para kaum perempuan/ wanita tani serta dapat membentuk masyarakat yang mandiri secara ekonomi dan dapat menciptakan kenyamanan dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan IbM di Desa Panggung Kecamatan Sampang terdiri dari 20 orang anggota PKK dan Kelompok Wanita Tani. Kegiatan dilaksanakan dari bulan April hingga Nopember 2016. Metode pelaksanaan program IbM adalah pelatihan dan pendampingan. Sebelum pelaksanaan pelatihan dilakukan pre test dan setalah pelaksanaan pelatihan dilakukan post test. Hasil pelatihan menjadi acuan dalam kegiatan pendampingan. Kegiatanpelatihan yang dilakukan berupa: (1) Pelatihan manajemen kelompok (2) Peningkatan ketrampilan anggota kelompok dalam mengolah limbah pertanian (3) Pengelolaan hasil limbah pertanian. Hasil kegiatan penerapan teknologi pengolahan hasil limbah pertanian, ditunjukkan dengan (a) adanya peningkatan pengetahuan anggota tentang pemanfaatan limbah pertanian yang sangat nyata (b) adanya peningkatan keterampilan anggota mengolah limbah pertanian (c) cukup mampu menghasilkan produk pakan alternatif (fermentasi jerami dan kue sapi). hasil usaha pengolahan limbah pertanian ditandai dengan (a) semakin banyak petani/peternak yang memanfaatkan limbah pertanian (kulit kacang, janggel jagung dan jerami padi) untuk pakan ternak sapi dengan memberikan perlakuan sebelum diberikan kepada sapi (b) kelompok wanita tani cukup mampu mengolah limbah pertanian serta mengemas menjadi kue sapi yang siap jual dan dipasarkan ke masyarakat. Kesimpulan dari kegiatan iptek bagi masyarakat di desa Panggung yaitu: (1)peserta mulai mengetahui pembukuan kelompok sesuai dengan standar manajemen kelompokpembukuan yang harus dimiliki oleh setiap organisasi (2) peserta sudah bisa memproduksi pakan alternatif sapi dengan berbahan dasar limbah pertanian (3) peserta sudah bisa membuat kue sapi yang telah kemas sehingga mempunyai nilai jual.
KUALITAS SILASE RUMPUT GAJAH DENGAN BAHAN PENGAWET DEDAK PADI DAN TEPUNG GAPLEK syafi&#039;i moh; riszqina MP
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 2, No 2 (2017): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.543 KB)

Abstract

 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan kualitas silase dengan bahan pengawet yang berbeda (dedak padi halus dan tepung gaplek) dan (2) seberapa banyak bahan pengawet yang terbaik untuk pembuatan silase rumput gajah serta (3) bahan pengawet manakah yang terbaik. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret hingga April 2016 di Desa Pangereman Kecamatan Batumarmar Kabupaten Pamekasan. Penelitian ini menggunakan metode percobaan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, jika ada perbedaan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (LSD). Perlakuan yang diberikan yaitu: D0 = rumput gajah 100%, D5 = rumput gajah + dedak padi 5%, D10 = rumput gajah + dedak padi 10%, D15 = rumput gajah + dedak padi 15%, G0 = rumput gajah 100% G5 = rumput gajah + tepung gaplek 5%, G10 = rumput gajah + tepung gaplek 10%, G15 = rumput gajah + tepung gaplek 15%. Masing-masing perlakuan dilakukan 4 kali ulangan. Pengamatan dilakukan pada hari ke 21. Variabel yang diukur adalah kualitas fisik silase rumput gajah meliputi parameter: wangi, rasa, warna, dan tekstur serta kualitas keasaman (pH silase). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penambahan bahan pengawet dedak padi halus dan tepung gaplek terhadap kualitas fisik wangi, rasa, warna, tekstur serta kualitas pH silase rumput gajah memiliki pengaruh yang tidak nyata (P> 0.05), akan tetapi taraf perlakuan bahan pengawet 0%, 5%, 10%, dan 15% berpengaruh sangat nyata (P< 0,01) terhadap kualitas fisik wangi, rasa, warna, dan tekstur serta kualitas pH silase rumput gajah. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah: (1) Penggunaan bahan pengawet dedak padi tidak berbeda nyata dengan tepung gaplek terhadap kualitas silase rumput gajah (P> 0,05). (2) Taraf perlakuan 0%, 5%, 10%, dan 15% berpengaruh sangat nyata terhadap kualitas silase rumput gajah (P< 0,01). (3) Penggunaan bahan pengawet dedak padi halus dan tepung gaplek pada taraf perlakuan 15% memberikan hasil silase rumput gajah yang terbaik dengan lama pemeraman 21 hari.
PENGARUH BIOURINE TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN RUMPUT GAJAH (PENNISETUM PURPUREUM) DI KELURAHAN POLAGAN KABUPATEN SAMPANG Mohammad Maulid Bagas Nur Laras; Riszqina Riszqina
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 7, No 1 (2022): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.734 KB)

Abstract

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian biourine terhadap pertumbuhan rumput gajah (Pennisetum purpureum). Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret hingga bulan Mei 2021 di Kampung Tajung Kelurahan Polagan Kabupaten Sampang. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Materi yang digunakan (1) Lahan petak untuk penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum)sebanyak 24 petak percobaan; setiap petak seluas 2,25 m2 , (2) Pupuk NPK (300 Kg/ha) sebagai pupuk dasar diawal sebelum melakukan penelitian eksperimen, (3) Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) sebagai media penelitianeksperimen tersebut. Perlakuan dalam penelitian tersebut menggunakan empattaraf biourine yaitu B1, B2, B3, dan B4 sebesar: 7 ml/l/petak, 8 ml/l/petak, 9 ml/l/petak, dan 10 ml/l/petak, masing-masing 6 ulangan. Tiap petak diisi 9 stek rumput gajah (Pennisetum purpureum). Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah tinggi tanaman, lebar daun,jumlah daun dan produksi berat segar rumpat gajah. Pengamatan dilakukan setiap7 hari sekali. Data yang diperoleh akan ditabulasi dan dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (Anova) serta uji lanjut BNT jika ada perbedaan yang nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata (1) tinggi tanaman rumput gajah pada minggu ke 6 untuk perlakuan B1, B2, B3, dan B4 adalah 175 cm; 143 cm; 153 cm, dan 142 cm, (2) lebar daun rumput gajah pada minggu ke 6 untuk perlakuan B1, B2, B3, dan B4 adalah 7,1 cm, 6,3 cm, 6,8 cm, dan 5,6 cm, (3) jumlah daun rumput gajah pada minggu ke 6 untuk perlakuan B1, B2, B3, dan B4 adalah 78,7 helai; 79,1 helai; 77,9 helai; dan 77,9 helai, (4) produksi berat segarper petak rumput gajah pada minggu ke 6 untuk perlakuan B1, B2, B3, dan B4 adalah 10,4 Kg; 8,9 Kg; 8,2 Kg; dan 6,9 Kg. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian biourine dengan taraf 7 ml/l/petak memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) dan hasil yang terbaik dibandingkan perlakukan 8 ml/l/petak, 9 ml/l/petak, dan 10 ml/l/petak pada tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun dan produksi berat segar rumput gajah (Pennisetum purpureum) di Kampung Tajung Kelurahan Polagan Kabupaten Sampang
ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG MELALUI PENDEKATAN LAHAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA DI KECAMATAN GALIS KABUPATEN PAMEKASAN Zainal Arifin; Riszqina Riszqina
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 1, No 1 (2016): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.906 KB)

Abstract

Tujuan penelitian yaitu: 1) mengetahui potensi pengembangan ternak sapi potong 2) mengetahui potensi sumber daya alam, 3) mengetahui potensi Sumber Daya Manusia dan 4) mengetahui dukungan kelembagaan pendukung bagi pengembangan ternak sapi potong di Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan. Penelitian dilakukan mulai tanggal 30 Juni hingga tanggal 12 Juli 2015, menggunakan metode survey pada sampel penelitian. Sampel penelitian sebanyak 306 peternak, ditentukan dengan rumus Slovin terhadap peternak dan usaha ternak sapi potong di Kecamatan Galis. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari wawancara dengan peternak dan pihak-pihak terkait. Data sekunder didapat dari Dinas Peternakan, Dinas Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pamekasan. Analisis data menggunakan analisis Location Quation (LQ) dan analisis Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) serta analisis deskriptif terhadap karakteristik usaha ternak dan peternak sapi potong. Hasil LQ menunjukkan bahwa pada desa-desa di Kecamatan Galis yang memiliki nilai LQ > 1 merupakan wilayah basis, meliputi desa Pagendingan, Galis, Bulay, Polagan dan Konang. Desa-desa yang memiliki LQ < 1 merupakan wilayah non basis, terdiri dari desa Artodung, Tobungan, Ponteh, Lembung dan Pandan. Nilai Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) efektif di Kecamatan Galis diperoleh sebanyak 590,39 ST, terdiri dari 547,60 ST (Desa Konang), 30,05 ST (Desa Ponteh) dan 12,74 ST (Desa Pandan). Analisis deskriptif menjelaskan bahwa sumber daya manusia, kelembagaan pendukung dan infrastruktur yang ada, kurang mencukupi dan belum optimal untuk pengembangan ternak sapi potong.
KUE SAPI SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN BAGI SAPI MADURA DI PAMEKASAN Riszqina Riszqina; D.K. Agustina; A.Y. Heryadi
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 7, No 2 (2022): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53712/maduranch.v7i2.1585

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pengaruh pemberian kue sapi terhadap pertambahan bobot badan sapi Madura (2) Untuk mengetahui daya simpan Kue Sapi, (3) Untuk mengetahui kandungan nutrisi Kue Sapi. Penelitian dilakukan di Teaching Farm dan Laboratorium Ilmu Dasar Fakultas Pertanian Universitas Madura, Pamekasan meliputi (1) Pengujian pemanfaatan Kue sapi terhadap pertambahan Bobot Badan sapi Madura. Pengujian pemanfaatan Kue sapi terhadap pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi Madura. Materi penelitian ini terdiri dari 6 ekor sapi betina dan dikelompokkan dalam 2 kelompok. Kelompok I diberi pakan berupa rumput gajah dan Kelompok II diberi rumput gajah dan Kue sapi. Pemberian kue sapi pada kelompok II diberikan berdasarkan Kelipatan setiap 50 kg Bobot Badan diberi 1 kue sapi (2) Pengujian terhadap daya simpan Kue sapi (3) Pengujian terhadap nilai nutrisi Kue sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemberian Kue sapi memberi respon terhadap pertambahan bobot badan harian dalam kisaran 0,09 – 0,77 kg/hari/ekor untuk kelompok yang hanya mendapatkan rumput gajah dengan rata-rata Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) sebesar 0,47 kg/hari/ekor, sedangkan yang mendapat tambahan Kue sapi memberikan pertambahan bobot badan dengan kisaran 0,45 – 1,05 kg/hari/ekor dengan rata-rata PBBH sebesar 0,77 kg/hari/ekor (2) Rata-rata daya simpan kue sapi antar ke dua kelompok ternyata berbeda sangat nyata (P<0,01) yaitu daya simpan kue sapi produsen I selama 5 hari dan produsen II selama 45 hari, (3) Komposisi nutrisi kue sapi hasil produksen II lebih baik dari pada produsen I. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa (1) Kue sapi dapat meningkatkan bobot badan sapi dengan rata-rata PBBH sebesar 0,77 kg sedangkan yang hanya mengkonsumsi rumput gajah memberikan PBBH sebesar 0,47 kg (2) Uji daya simpan menunjukkan bahwa kue sapi produk Produsen II memiliki daya simpan 45 hari sedangkan produk Produsen I memiliki daya simpan 5 hari (3) Kue sapi memiliki kandungan protein kasar antara 9,88 - 12,05%.
DAMPAK LINGKUNGAN KEBERADAAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI WILAYAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN PEGANTENAN Umar Alfaruq; Riszqina Riszqina
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 6, No 2 (2021): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53712/maduranch.v6i2.1737

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui dampak lingkungan peternakan ayam ras petelur di wilayah pemukiman di Kecamatan Pegantenan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal l juli sampai 30 juli 2020 dengan mix metode. Jumlah responden sebanyak 14 responden usaha ternak ayam petelur (total sampling) dan 14 responden dampak lingkungan (purposive sampling). Penelitian awal merupakan penelitian kualitatif dan penelitian selanjutnya secara kuantitatif menganalisis beberapa variabel faktor pendukung dampak lingkungan menggunakan regresi, dengan program SPSS versi 21. Penelitian menunjukkan umur peternak berkisar 23-55 tahun, tingkat pendidikan sebagian besar tamatan SD (42,86 %). jumlah ayam yang dipelihara berkisar antara 500-3000 ekor, umur usaha peternakan berkisar 1-20 tahun; tenaga kerja yang digunakan tenaga kerja somah, pengalaman beternak berkisar antara 1-20 tahun; periode pembersihan kandang satu kali setiap periode pemeliharaan; jumlah ternak yang mati/periode pemeliharaan bervariasi antara 4-100 ekor. Jumlah kerusakan telur rata-rata 5-15 butir/hari. Karakteristik responden dampak lingkungan sebagian besar bukan keluarga peternak (85,71%), berumur 20 – 58 tahun, jarak peternakan dari rumah responden berkisar antara 50-150 meter. Hubungan antara variabel faktor pendukung dampak lingkungan ditunjukkan dengan persamaan Y = -0,264 X1 +0,829 X2 -1,175 X3 – 0,266 X4 + 0,505 X5 + 0,306 X7 – 0,298 X8 – 0,186 X9, menjelaskan bahwa dampak lingkungan adanya usaha peternakan ayam petelur dipengaruhi secara nyata dengan koefisien regresi, r = 0,847 terhadap variabel jarak peternakan unggas dari daerah pemukiman, jumlah unggas yang di pelihara, umur usaha peternakan unggas, jumlah tenaga kerja, pengalaman beternak, jumlah kotoran ternak, jumlah ternak yang mati, dan banyaknya telur yang retak/rusak daripada usaha ternak ayam petelur di wilayah pemukiman di Kecamatan Pegantenan.