Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Antar Agama pada Masa Kerajaan Usmani Lukman Hakim
Historia Madania: Jurnal Ilmu Sejarah Vol 3, No 1 (2019): Historia Madania: Jurnal Ilmu Sejarah
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hm.v3i1.9397

Abstract

This paper focuses on the concept of religious tolerance in the Ottoman Empire after the conquest of Constantinople by Sultan Muhammad al-Fatih II. This idea had been known as the millet system. The implementation of the millet system under the Ottoman rule was proof that the Ottoman empire had been able to implement religious and cultural harmony. They lived in harmony to make a peace among religions. This paper also attempts to describe a millet system model that had been running for hundreds of years since this concept was created. Co-existence in religious and cultural diversity has been demonstrated by the Ottoman empire in its multicultural and multireligious society. This paper also shows how the millet system can provide benefits if the authorities provide space for recognition to minority groups or people in the territory. Keyword: Non-Muslim, Millet system, Ottoman, communities.
HISTORIOGRAFI DALAM TAFSIR AL-QUR’AN Lukman Hakim
al Dhikra | Jurnal Studi Qur'an dan Hadis Vol. 2 No. 2 (2020): al-Dhikra: Jurnal Studi Quran dan Hadis
Publisher : Ushuluddin Faculty, PTIQ Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.924 KB) | DOI: 10.57217/aldhikra.v2i2.777

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk meneliti kajian historigrafi dalam tafsir Al-Qur’an yang dilakukan oleh mufasir dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, di mana terdapat empat metode yang berlaku; heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Penulis ingin mengetahui langkah-langkah mufasir dalam menafsirkan ayat-ayat historis baik yangberkenaan dengan para Nabi dan umat-umat terdahulu maupun kejadian-kejadian pada masa Nabi SAW. Penelitian ini menemukan bahwa metode sejarah bukan ilmu baru dalam penafsiran Al-Qur’an. Sejak masa penulisan kitab-kitab tafsir masa awal, ditemukan bahwa kitab tafsir dalam menjelaskan ayat-ayat historis terdapat dua kajian kesejarahan yaitu asba>b al-nuzu>l (yangmembahas seputar turunnya ayat Al-Qur’an) dan israiliyat (kisah-kisah ahlul Kitab; Yahudi). Untuk yang pertama, munculnya asbab al-nuzul dalam kitab tafsir adalah sebuah keniscayaan danditerima semua kalangan mufasir, sedangkan untuk yang kedua ini (israiliyat), para ulama mufasir berbeda pendapat, ada yang melarang, membolehkan, dan ketiga berada di antara keduanya yakni ada yang dibolehkan dan ada yang dilarang. Beberapa kitab tafsir yang banyak meriwayatkan kisah-kisah israiliyat di antaranya at-Tabari dan Ibn Katsir. Terlepas dari perdebatan ini, metodedan pendekatan sejarah sangat familiar bagi kalangan mufasir dalam mengungkapkan serta menafsirkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an.