Tingkat fertilitas yang tinggi merupakan problema yang serius bagi negara-negara yang sedangmembangun dan tidak terkecuali bagi Indonesia. Karena itu mengendalikan fertilitas merupakanpilihan yang mungkin dilakukan. Salah satu upaya pengendalian (menurunkan) tingkat fertilitasadalah melalui program KB. Karena program ini menyangkut dan melibatkan masyarakat sebagaiobjek (pelaku) KB, maka Pemerintah harus memahami bagaimana pandangan dan sikap masyarakatterhadap program tersebut. Di banyak negara termasuk Indonesia studi yang berkaitan denganpelaksanaan program KB telah banyak dilakukan. Studi seperti ini dilakukan sebagai salah satuupaya memberikan informasi yang komprehensif kepada Pemerintah yang antara lain berfungsisebagai fasilitator sebagai landasan untuk mengambil kebijakan kependudukan. Berkaitan denganitu, dalam studi ini dibahas dan dianalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakatuntuk berKB. Bentuk hubungan yang dibangun digambarkan dalam model matematik, yaitu dalammodel regresi logistik. Data yang dianalisis adalah data Modul Kependudukan Sensus Penduduktahun 2000. Responden penelitian adalah ibu-ibu usia reproduktif yang berstatus kawin pada saatwawancara dilakukan. Adapun variabel prediktor yang diamati adalah lama kawin, umur ibu,pekerjaan suami, pekerjaan ibu, banyak anak lahir hidup (ALH), pendidikan ibu dan pendidikansuami serta daerah tempat tinggal. Variabel-variabel tersebut berfungsi sebagai variabel prediktor.Sedangkan variabel respon Y adalah praktek KB dalam program KB yang didefinisikan dalam bentukvariabel biner dengan Y = 1 jika ikut KB dan Y = 0 jika tidak ikut KB. Karena variabel responberbentuk variabel biner, maka model matematik yang digunakan adalah model regresi logistikbiner. Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa faktor pekerjaan suami tidakmempunyai pengaruh yang signifikan terhadap praktek KB. Sedangkan faktor lama kawin, umuribu, pekerjaan ibu, pendidikan ibu, pendidikan suami, banyak ALH dan daerah tempat tinggal sertaseluruh faktor interaksi secara signifikan mempengaruhi praktek KB di Indonesia.