Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Effectiveness of Giving Secang Wood Extract (Caesalpinia Sappan L) Against IL-6 And IL-10 Levels in Balb / C Mice With Vulvovaginalis Candidiasis Sri Wahyu; Firdaus Hamid; Mochammad Hatta; Khairuddin Djawad; Agussalim Bukhari; Rosdiana Natzir; Alfina Baharuddin
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 2 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i2.14567

Abstract

The aim of this study was to test the effectiveness of secang wood extract (Caesalpinia sappan L) onIL-6 and IL-10 expression in Balb / c mice with vulvovaginalis candidiasis. This type of research is anexperimental laboratory, with a control group design using experimental animals as research objects. Theresearch subjects were BALB / c mice weighing 35-40 grams, aged 10-12 weeks, the number of experimentalanimals needed in this study was 18 for 3 random groups, each group being 6. Analysis and data processingusing the excel program SPSS Repeated ANOVA Test was used to measure differences in cytokine levels.IL-6 levels in group 1 (control) where the value of IL-6 expression after infection (H1) was 4309.40 pg /mL(IQR value 3803.8-4963.5) after treatment (H7) in the control group increased by 5578.12 pq / mL (IQR5330.3 - 6162.9). In group 2 that were given fluconazole and secang wood extract, IL-6 levels tended todecrease by 3516.4 pq / mL (IQR: 3070.4-4061.6) Secang wood after infection decreased from 3417.34 pq/ mL to 2782.97 pq / mL after treatment. In Group 2 that was given fluconazole and secang wood extract,IL-10 levels increased by 1414.8 pq / ml (IQR: 1061.7- 3158) after infection, to 3268.35 pq / ml (IQRvalue: 1789.9-3709.6) after treatment. given secang wood after infection increased from 2032.67 pq / ml to3091.83 pq / mL after treatment. The p value is 0.008. Obtained the effect of secang wood extract in reducinglevels of Interleukin 6 and can increase the value of IL-10 levels after administration of secang wood extracton candidiasis vulvovaginalis
Terapi Nutrisi pada Penyakit Kanker Pankreas Aryanti R Bamahri; Agussalim Bukhari; R Satriono; A Yasmin Sauki
UMI Medical Journal Vol 2 No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.153 KB) | DOI: 10.33096/umj.v2i1.18

Abstract

Kanker pankreas relatif jarang ditemukan, sekitar 2,5% dari seluruh jenis kanker di dunia. Namun, karena angka mortalitas yang tinggi dengan angka harapan hidup dalam 5 tahun <5% dan rata-rata harapan hidup 4,5 bulan (stage IV) dan 24,1 bulan (stage IA) sehingga kanker pankreas merupakan penyebab kematian kelima terbanyak di negara-negara maju termasuk Amerika Serikat dan Eropa. American Cancer Society memper-kirakan pada tahun 2017 terdapat 53.670 orang (27.970 pria dan 25.700 wanita) akan didiagnosis dengan kanker pankreas dan 43.090 orang (23.300 pria dan 20.790 wanita) akan meninggal karena kanker pankreas di Amerika Serikat (Bodmer 2012, American Cancer Society 2016). Kegagalan terapi konvensional kanker pankreas dibuktikan dengan dengan angka harapan hidup 18% dalam 1 tahun dan 4% dalam 5 tahun. Lebih dari 98% penderita kanker pankreas akan meninggal dunia dan sebagian besar pasien yang menderita kanker pankreas meninggal dalam enam bulan setelah diagnosis ditegakkan. Prognosis yang buruk ini karena ketidakmampuan mendiagnosis kanker pankreas pada stadium awal. Pankreas yang terletak jauh di dalam tubuh, sehingga tumor tidak dapat dilihat atau dirasakan oleh dokter selama pemeriksaan fisik rutin. Pasien biasanya tidak memiliki gejala sampai kanker telah menyebar ke organ lain. Keluhan dan gejala mulai timbul ketika kanker sudah dalam stadium lanjut dan metastasis ke nodus limfe regional dan organ-organ sekitar bahkan organ yang jauh (Thomson 2007, Steriti, Redlich 2003).
Risk Assessment in Hereditary Colorectal Cancer Family by Using APC and MSH2 mRNA Gene Expression and Bayesian Analysis Tjahjadi Robert Tedjasaputra; Mochammad Hatta; Muhammad Nasrum Massi; Rosdiana Natzir; Ilhamjaya Patellongi; Marcellus Simadibrata; Ibrahim Labeda; Rina Masadah; Muhammad Luthfi Parewangi; Prihantono Prihantono; Andi Asadul Islam; Agussalim Bukhari; Budu Budu; Rinda Nariswati
The Indonesian Biomedical Journal Vol 12, No 4 (2020)
Publisher : The Prodia Education and Research Institute (PERI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18585/inabj.v12i4.1329

Abstract

BACKGROUND: Some of colorectal cancers (CRCs) are familial, however, heterozygote relatives have approximately 80% lifetime risk of cancer. Risk assessment of CRC’s family could be calculated by direct measurement of mRNA gene expression and Bayesian theorem which is modifying initial background of pedigree risk with additional conditional information. This application has not been reported.METHODS: The cross-sectional translational sequential studies were performed: (1) adenomatous polyposis coli (APC) and MutS homolog (MSH)2 mRNA quantitative RT PCR gene expressions in tissue and whole blood CRC patients; (2) gene expression was determined in matched controls; and (3) pedigree and Bayesian analysis was calculated in the patient’s family of Proband.RESULTS: Fourty CRC and 31 control subjects were enrolled. The mean blood APC level control’s group was 13,261±670 fold-change (fc) and blood MSH2 level was 12,219±756 fc. The cut-off points for hereditary APC was 12,195 fc and MSH2 was 11,059 fc. The mean APC blood level in CRC subject was 11,578±2,638 fc and MSH2 blood level was 11,411±2,912 fc. There were significant differences APC and MSH level between tissue and blood level in CRC. Eight of 40 CRC subjects had a history of familial CRC. Four patients and 10 Probands were available for recurrence risk evaluation of pedigree analysis, RNA PCR quantitative and Bayesian calculation.CONCLUSION: There was determined a cut-off point of hereditary mRNA quantitative expression. The APC and MSH2 levels in CRC subjects were significantly lower than controls. Bayesian analysis allowed for the calculation of relative risk in CRC family members and considered in clinical practice.KEYWORDS: hereditary CRC, APC gene, MSH gene, Bayesian analysis
EFEK PEMBERIAN MADU PADA IBU HAMIL ANEMIA TERHADAP KADAR MDA, 8OHdG DAN HEMOGLOBIN Andi Hariati Bachtiar; Agussalim Bukhari; Veni Hadju
Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 14 No. 1 (2020): Quality : Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (892.895 KB) | DOI: 10.36082/qjk.v14i1.89

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian madu pada ibu hamil anemia terhadap kadar MDA, 8OHdg dan HB. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Intervensional Pre-Post Study dengan intervensi madu pada ibu hamil trimester 3 yang anemia. Pemberian madu sebanyak 1 kali sehari selama 2 bulan dengan perbandingan kontrol. Hasil penelitian pengujian kadar MDA dan 8OHdG dengan instrument ELISA dan pengujian kadar HB dengan instrument Easy Touch menunjukkan bahwa uji Paired t- Test kadar MDA dan 8OHdG diperoleh nilai rerata MDA intervensi dan kontrol masing-masing sebesar 0.001 dan 0.0.01 dengan hasil P value sebesar 0.375. Sedangkan nilai rerata 8OHdG intervensi dan kontrol diperoleh masing-masing sebesar 0.758 dan 0.130 dengan hasil P value sebesar 0.142. Uji kadar HB intervensi dan kontrol diperoleh nilai rerata masing-masing 0.059 dan 0.000 dengan hasil P value sebesar 0.000. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa tidak ada hubungan intervensi madu terhadap kadar MDA karena nilai α › 0.05 dan tidak ada hubungan intervensi madu terhadap kadar 8OHdG karena nilai α › 0.05, serta terdapat hubungan intervensi madu terhadap kadar HB karena nilai α ˂ 0.05.
TERAPI GIZI PADA ADENOCARSINOMA ESOPHAGEAL JUNCTION POST GASTRECTOMI PARTIAL DAN GASTROSTOMI FEEDING Fatmawati Nur Husain; Agussalim Bukhari; Asrini Safitri; Nurbaya Syam
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 3 No 1 (2020): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v3i1.14

Abstract

Intervensi nutrisi harus menjadi bagian penting dari pendekatan multimoda terhadap kanker kaheksia. Tujuan utama terapi nutrisi pada penderita kanker adalah mempertahankan atau meningkatkan status gizi sehingga dapat memperkecil terjadinya komplikasi, meningkatkan efektivitas terapi kanker (bedah, kemoterapi, radiasi), kualitas hidup dan survival penderita. Pria usia 60 tahun dikonsulkan dengan diagnosis Gastroesophageal junction adenocarcionma (GEJAC) dan malnutrisi berat (Subjective Global Assesment Skor C). Pasien memiliki riwayat asupan yang kurang dan perubahan konsistensi asupan selama 6 bulan dan memberat 1 bulan terakhir karena disfagia. Terapi nutrisi pre-operatif diberikan dengan target 2100 kkal secara bertahap melalui oral dan parenteral dengan protein 1,5 gram/kgBB ideal/hari. Pemberian nutrisi post-operasi dimulai bertahap melalui enteral (gastrostomi) dan parenteral dengan protein dinaikkan menjadi 1,7 gram/kgBB ideal/hari. Pada akhir masa perawatan terdapat perbaikan metabolik seperti albumin dan jumlah leukosit dari post-operasi hingga akhir masa perawatan. Penganan nutrisi perlu dilakukan pada pasien kanker yang akan menjalani operasi untuk optimalisasi kondisi pre-operasi dan memperbaiki klinis dan metabolik pasien post-operasi.
PENGARUH TERAPI NUTRISI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI EKSPLORASI THREE OSTOMY DECOMPRESSION, JEJUNOSTOMY FEEDING, PERFORASI GASTER, LASERASI DUODENUM PARS IV ET CAUSA TRAUMA TUMPUL ABDOMEN, FISTEL ENTEROKUTAN DAN HIPOALBUMINEMIA Josephine Thewakan; Agussalim Bukhari; Nurbaya Syam; Nur Ashari
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 3 No 1 (2020): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v3i1.18

Abstract

Pendahuluan: Trauma merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara maju dan berkembang. Meningkatnya metabolisme pada trauma, menyebabkan pemecahan massa tubuh tanpa lemak, yang dapat berkontribusi pada terjadinya malnutrisi, sehingga diperlukan terapi nutrisi yang adekuat. Laporan Kasus: Kami laporkan laki-laki, berusia 19 tahun dikonsul dari bagian bedah digestif, dengan asupan via parenteral dialami sejak 5 hari lalu karena dipuasakan post operasi. Riwayat demam dan muntah 6 hari lalu. Ada batuk dan sesak. Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tanda vital dalam batas normal, terpasang NGT dekompresi, O2 via nasal kanul, drain cavum douglasi, gastrostomi dekompresi, serta jejunostomy feeding. Hari ke 10 post operasi ditemukan fistel enterokutan pada luka operasi. Hasil laboratorium didapatkan anemia, leukositosis, hipertrigliserida, hipoalbuminemia, deplesi berat sistem imun serta ketidakseimbangan elektrolit. Status gizi moderate protein energy malnutrition. Terapi nutrisi diberikan secara bertahap sesuai toleransi dengan target 2400 kkal dan protein 1,7-2 gr/kgBBI/hari via parenteral. Pada hari ke 28 perawatan mulai diberikan via oral dan parenteral untuk mencukupi kebutuhan. Selain itu, diberikan suplementasi Cernevit 1 ampul/24 jam/IV dan neurobion 1 ampul/24 jam/IM. Setelah 60 hari perawatan, pasien dapat makan sepenuhnya via oral dan luka fistel menutup. Kesimpulan: Terapi nutrisi yang tepat penting untuk meningkatkan hasil akhir pada pasien.
SUPLEMENTASI MIKRONUTRIEN MENUNJANG EFEKTIVITAS TERAPI GIZI PADA PASIEN AKALASIA ESOFAGUS DENGAN HIPOALBUMINEMIA BERAT St.Pasriany; Agussalim Bukhari; Haerani Rasyid; A. Yasmin Syauki
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 1 No 1 (2018): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v1i1.24

Abstract

Pendahuluan Akalasia merupakan gangguan motilitas berupa hilangnya peristaltik esofagus dan gagalnya sfingter esofagokardia berelaksasi, makanan tertahan di esophagus. Menyebabkan malnutrisi karena asupan tidak optimal. Laporan Kasus Laki-laki 64 tahun dirawat dikonsul dengan dyspepsia e.c akalasia esofagus. Keluhan utama, asupan makan berkurang dialami sejak 2 bulan karena sulit menelan dan muntah tiap kali makan. Tidak ada nyeri menelan. Demam, batuk dan sesak tidak ada. Ada penurunan berat badan, besarnya tidak diketahui. Luka pada antebrachium dekstra et sinistra. Pasien tidak menderita diabetes maupun hipertensi. Sakit sedang, GCS E4M6V5, tanda vital normal. Status gizi severe protein energy malnutrition berdasarkan ukuran LILA (18 cm). Hasil laboratorium didapatkan deplesi berat sistem imun, hipoalbuminemia dan penurunan fungsi ginjal. Terapi nutrisi berupa diet 1430 kkal, protein 1.2g/kgBBI/hari dalam bentuk makanan cair via oral dan nutrisi parenteral. Kebutuhan cairan 1400ml/24 jam. Suplementasi vitamin B kompleks, zinc 20mg, pujimin 450mg, vitamin A 20.000IU, Vitamin C 300mg dan Curcuma 400 mg/8jam. Pemantauan asupan, toleransi saluran cerna, tanda vital dan keseimbangan cairan setiap hari. Setelah perawatan 41 hari, pasien dapat menelan makanan lunak, luka pada antebrachium menutup, tidak terjadi perburukan status gizi, albumin dan protein total meningkat. Kesimpulan Hipoalbuminemia pada pasien akalasia esofagus, efusi pleura bilateral, skin and soft tissue infection terkoreksi dengan asupan protein 1,2 gr/kgBBI/hari, Zinc 20 mg, vitamin B kompleks, Pujimin 450 mg, Vitamin A 20.000 IU, Vitamin C 300 mg dan Curcuma 400 mg/8 jam/oral.
PEMBERIAN PROTEIN YANG ADEKUAT MEMPERCEPAT PENUTUPAN BURST ABDOMEN PADA PASIEN GERIATRI DENGAN TUMOR KOLON Rosdiana R; Agussalim Bukhari; Nurpudji A Taslim; Mardiana Madjid
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 1 No 1 (2018): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v1i1.29

Abstract

Pendahuluan Burst abdomen adalah terpisahnya jahitan luka pada abdomen secara parsial atau komplit salah satu atau seluruh lapisan dinding abdomen pada luka post operatif disertai protrusi dan eviserasi isi abdomen yang merupakan komplikasi tindakan bedah karena tidak adekuatnya perawatan luka, pengobatan, dan dukungan nutrisi. Resume kasus Seorang laki-laki berumur 85 tahun, dikonsul dari bagian bedah digestif dengan diagnosis medis Burst abdomen post operasi laparatomi dan colostomi et causa tumor colon rectosigmoid, keluhan utama luka terbuka di perut dan asupan tidak adekuat, Riwayat penurunan berat badan kurang dari 5 kg selama 1 bulan terakhir. Buang air besar via colostomi. Pemeriksaan antropometri didapatkan LLA 18 cm. Pada pemeriksaan fisik ditemukan, anemia (+), Loss of subcutaneus fat (+), terdapat wasting pada keempat ekstremitas. Pemeriksaan laboratorium didapatkan deplesi berat sistem imun (874), hipoalbuminemia (2.6), anemia (9.6) dan hipokalemia (2.9). Kebutuhan Energi Terkoreksi : 1394 kkal dengan komposisi makronutrien: Protein: 1,7 gr/kg BBI/hari = 79.92 gr =22%, Karbohidrat : 55%= 192,5 gr, Lemak : 23% = 35,7gr. Penatalaksanaan nutrisi perioperatif yang diberikan bertujuan sebagai manajemen nutrisi perioperatif, meningkatkan status gizi dan memperbaiki status metabolik pasien, mempercepat penyembuhan luka dan memberikan edukasi gizi ke pasien. Operasi repair wound dilakukan dengan nilai PNI 36,5.Pada hari ke-13 post operasi terjadi dehisensi luka. Peningkatan pemberian protein sebesar 2 gram /kgBBI/hari karena tidak adanya peningkatan kadar albumin. Setelah diintervensi pada hari ke 35 post operasi mulai terjadi perbaikan luka operasi. Pada pasien ini juga dilakukan program peningkatan berat badan( penambahan kalori secara bertahap dengan maksimal pemberian sebesar 1000 kkal) untuk perbaikan status gizi . Pada Monitoring dan evaluasi asupan membaik, antropometri terjadi peningkatan (LLA 20,5cm)dan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan perbaikan kadar TLC (2.769), albumin (3,8) dan kalium (5,3) serta kadar Hb (11).Lama perawatan perioperatif 100 hari. Kesimpulan Intervensi nutrisi yang optimal, monitoring serta edukasi gizi diperlukan untuk menunjang perbaikan kondisi klinis pasien pre dan post operatif dengan burst abdomen. Intervensi nutrisi yang optimal, monitoring serta edukasi gizi yang baik menunjukkan adanya perbaikan asupan kalori, status metabolik sehingga dapat mengurangi risiko infeksi, lama rawat dan mortalitas yang berefek pada perbaikan luka.
PENGARUH GIZI TERHADAP RESPON TERAPI PASIEN CHRONIC MYELOCYSTIC LEUKIMIA (CML) Asrini Safitri; Haerani Rasyid; Agussalim Bukhari; Mardiana Madjid
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 1 No 1 (2018): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v1i1.31

Abstract

Latar Belakang Penyakit kanker darah atau yang sering disebut dengan leukemia adalah salah satu penyakit yang mematikan. Penyakit ini merupakan kurangnya sel darah merah pada system produksi darah di tubuh manusia dan memproduksi sel darah putih dengan jumlah yang berlebihan. Laporan Kasus Tn I, Laki-laki, 37 tahun dikonsul oleh bagian Interna dengan Chronic Myelocystic Leukimia. Keluhan utama Asupan makan berkurang dialami sejak 5 bulan yang lalu dan memberat dalam 2 bulan terakhir karena nafsu makan menurun, mual , tidak muntah, riwayat muntah ada, Ada gangguan menelan ,rasa cepat kenyang , ada demam ,ada riwayat demam , batuk, tidak sesak, penurunan berat badan ada tetapi besarnya tidak diketahui. Asupan 24 jam 550 Kkal. Pasien didiagnosis dengan status gizi buruk ( LLA = 59,32%), status metabolik anemia normositik normokrom (Hb 7,9 g/dl ), Hipoalbuminemia ( Albumin 2,9 gr/dl ), Hipoglikemia ( GDS 67 mg/dl ), leukositosis ( 53.550 /uL ) , dan status gastrointestinal fungsional. Penatalaksanaan Nutrisi dengan pemberian Energi 1600 Kkal yang diberikan secara bertahap sesuai toleransi pasien dan manajemen peningkatan berat badan dilakukan bertahap jika kebutuhan energi telah tercapai. Protein diberikan 1,5 gram/KgBBI/ hari ( 19%), Karbohidrat 50% dan lemak 31%. Pemberian asupan via oral berupa makanan lunak, formula peptisol, buah, dan putih telur 3 butir / hari. Suplementasi diberikan berupa zinc 20 mg/24 jam, Curcuma 40 mg/8 jam, ekstrak ikan gabus 2 kapsul/8 jam, Vitamin B1 100 mg, Vitamin B6 200 mg, Vitamin B12 200 mg, Vitamin C 100 mg/24 jam. Setelah perawatan selama 16 hari, terjadi peningkatan LLA dari 17,5 cm menjadi 19 cm, Hb 7,9 gr/dl menjadi 11,9 gr/dl dengan transfusi PRC 3 kantong. Kadar sel darah putih saat masuk rumah sakit adalah 53.550/uL dan saat dipulangkan 29.000/uL . Pada saat awal di rawat, kadar albumin pasien adalah 2,9 g/dL. Kemudian turun menjadi 2.5 g/dL. Pada saat albumin turun menjadi 2.5 g/dL, pasien di anjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi protein, memberikan formula tinggi protein dan pemberian ekstra putih telur dan setelahnya kadar albumin pasien naik menjadi 3.2 g/dL sebelum dipulangkan untuk rawat jalan. Kesimpulan Malnutrisi pada penderita kanker secara negatif berpengaruh terhadap respon terapi, komplikasi, kualitas hidup dan survival penderita. Intervensi nutrisi yang optimal, monitoring serta edukasi gizi menunjukkan perbaikan status gizi serta perbaikan status metabolik.
PERANAN ANTIOKSIDANT DALAM MENAIKKAN NAFSU MAKAN PASIEN TUMOR PANCREAS DISERTAI GIZI BURUK Umrayani; Agussalim Bukhari; Suryani As’ad; Mardiana Madjid
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 1 No 1 (2018): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v1i1.32

Abstract

Latar Belakang Tumor pankreas merupakan jenis tumor yang dapat mengenai pankreas baik jaringan eksokrin maupun endokrin. Sebanyak 90% merupakan tumor ganas jenis adenokarsinoma ductal pankreas yang merupakan neoplasma primer dimana frekuensinya 80% dari semua keganasan pankreas. Laporan kasus Seorang laki-laki umur 41 tahun dikonsul dari bagian bedah dengan diagnosis Post operasi laparatomi eksplorasi bypass biliodigestif choledocho-jejunostomy. Keluhan utama nafsu makan berkurang, Dialami sejak ± 17 hari. Ada mual dan muntah tiap kali makan, nyeri perut dan nyeri luka operasi. Riwayat makan makanan berlemak tinggi ada, merokok ada, riwayat minum alkohol ada. Pemeriksaan fisis ditemukan konjungtiva anemis, sclera sub ikterik, thorax ada loss of subcutaneous fat, ekstremitas ada wasting dan edema dorsum pedis. Pasien didiagnosis dengan Severe Protein Energy Malnutrition ( 64% Lila), status metabolic anemia normositik normokrom (9,4 g/dl), leukositosis (17600), hipoalbuminemia (2,3), hiponatremia (132), Hipocloremia (94). Penatalaksanaan nutrisi dengan energi 1600 kkal, karbohidrat 55%. Protein yang diberikan 1,5 g/kgBB/hari, lemak 24% melalui oral berupa makanan lunak, formula peptisol, buah, dan putih telur 2 butir perhari, diberikan kapsul ekstrak ikan gabus 2 kapsul/8 jam, zamel syrup 2 sendok/8 jam. Dan curcuma 400 mg/8jam. Kesimpulan Intervensi nutrisi yang optimal, monitoring serta edukasi gizi diperlukan untuk menunjang perbaikan kondisi klinis pasien kanker pankreas disertai dengan gizi buruk dan hipoalbuminemia.