Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

VALUASI EKONOMI MANFAAT EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PULAU SAPUDI, SUMENEP, MADURA Romadhon, Agus
9-772301-994005
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekosistem terumbu karang bagi masyarakat pulau-pulau kecil memiliki peran sebagai penyedia sumberdaya perikanan.  Pulau Sapudi, terdiri dari masyarakat yang memiliki mata pencarian utama sebagai nelayan dan 569 nelayan diantaranya menjalankan praktek penangkapan ikan karang secara destruktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai manfaat dari ekosistem terumbu karang dengan menggunakan pendekatan efek produktivitas sebelum dan sesudah praktek penangkapan ikan karang secara destruktif. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai estimasi ekonomi aktual dari ekosistem terumbu karang di Pulau Sapudi berdasarkan data primer adalah Rp 21.027.933.840,00; sementara itu estimasi dari nilai manfaat sekarang adalah Rp 384.542.778,79 dan nilai estimasi manfaat bersih sekarang adalah Rp 239.081.334,38. Hasil juga menunjukkan melalui pendekatan data berkala diperoleh nilai estimasi dari manfaat ekosistem terumbu karang yang hilang selama kurun waktu 10 tahun. Estimasi nilai manfaat yang hilang yaitu sebesar Rp 5.097.140.400,00 atau sebesar Rp 2.842.800,00 per hektar.Keyword : Pulau Sapudi, terumbu karang, pendekatan efek produktifitas, nilai manfaat sekarang, nilai manfaat yang hilangABSTRACTCoral reef ecosystem for people in small islands had benefit as fisheries resources supplier. In Sapudi island  there are 569 fishermen household, who are running some economic activities, including destructive fishing practices. The purposes of this research is to estimate the benefit value of coral reef in Sapudi Island using Effect on Production (EoP) approach. This approach mainly applies to estimate the difference in value of productive output before and after the impact of activity. The results of this research show that the actual economic values of coral reef in Saoudi Island based on cross section data is Rp 21.027.933.840,00, while produce an estimation of present value of the benefit is Rp 384.542.778,79. Furthermore, the present value of residual rent is as of estimated to be Rp 239.081.334,38. Based on the time series appproach, it is estimated that a loss of benefit after 10 years has been occurred. Therefore foregone benefit value of coral reef in 10 years is Rp 5.097.140.400,00 or Rp 2.842.800.000,00 per hectareKeyword : Sapudi Island, coral reef, Effect on Production (EoP), present value of the benefit,  present value of residual rent
VALUASI EKONOMI MANFAAT EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PULAU SAPUDI, SUMENEP, MADURA Romadhon, Agus
Agriekonomika Vol 3, No 2: Oktober 2014
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKEkosistem terumbu karang bagi masyarakat pulau-pulau kecil memiliki peran sebagai penyedia sumberdaya perikanan.  Pulau Sapudi, terdiri dari masyarakat yang memiliki mata pencarian utama sebagai nelayan dan 569 nelayan diantaranya menjalankan praktek penangkapan ikan karang secara destruktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai manfaat dari ekosistem terumbu karang dengan menggunakan pendekatan efek produktivitas sebelum dan sesudah praktek penangkapan ikan karang secara destruktif. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai estimasi ekonomi aktual dari ekosistem terumbu karang di Pulau Sapudi berdasarkan data primer adalah Rp 21.027.933.840,00; sementara itu estimasi dari nilai manfaat sekarang adalah Rp 384.542.778,79 dan nilai estimasi manfaat bersih sekarang adalah Rp 239.081.334,38. Hasil juga menunjukkan melalui pendekatan data berkala diperoleh nilai estimasi dari manfaat ekosistem terumbu karang yang hilang selama kurun waktu 10 tahun. Estimasi nilai manfaat yang hilang yaitu sebesar Rp 5.097.140.400,00 atau sebesar Rp 2.842.800,00 per hektar.Keyword : Pulau Sapudi, terumbu karang, pendekatan efek produktifitas, nilai manfaat sekarang, nilai manfaat yang hilang ABSTRACTCoral reef ecosystem for people in small islands had benefit as fisheries resources supplier. In Sapudi island  there are 569 fishermen household, who are running some economic activities, including destructive fishing practices. The purposes of this research is to estimate the benefit value of coral reef in Sapudi Island using Effect on Production (EoP) approach. This approach mainly applies to estimate the difference in value of productive output before and after the impact of activity. The results of this research show that the actual economic values of coral reef in Saoudi Island based on cross section data is Rp 21.027.933.840,00, while produce an estimation of present value of the benefit is Rp 384.542.778,79. Furthermore, the present value of residual rent is as of estimated to be Rp 239.081.334,38. Based on the time series appproach, it is estimated that a loss of benefit after 10 years has been occurred. Therefore foregone benefit value of coral reef in 10 years is Rp 5.097.140.400,00 or Rp 2.842.800.000,00 per hectareKeyword : Sapudi Island, coral reef, Effect on Production (EoP), present value of the benefit,  present value of residual rent
STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI KAWASAN EKOSISTEM PESISIR PULAU SEPANJANG KABUPATEN SUMENEP Suparno, Ahmad Faris; Insafitri, Insafitri; Romadhon, Agus
Rekayasa Vol 11, No 1: April 2018
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.612 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v11i1.4125

Abstract

Makrozoobenthos merupakan suatau organisme dasar perairan yang hidup di permukaan (Epifauna) atau didalam (infauna) substrat dasar ekositem pesisir yang berupa ekositem mangrove dan lamun. Makrozoobentos merupakan salah satu indikator kesehatan lingkungan akuatik yang baik Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2017 yang berlokasi di Pulau Sepanjang Kabupaten Sumenep yang bertujuan untuk 1. Mengetahui parameter kualitas perairan yang berada pada setiap lokasi penelitian 2. Mengetahui jenis makrozoobenthos di setiap stasiun penelitian yang berada pada kawasan pesisir ekosistem pulau sepanjang 3. Mengetahui perbedaan komposisi makrozoobenthos di setiap stasiun penelitian yang berada pada kawasan pesisir ekosistem pulau sepanjang 4. Mengetahui struktur komunitas makrozoobenthos yang terdapat pada kawasan pesisir di perairan Pulau Sepanjang Kabupaten Sumenep.Pengambilan data dilakukan pada ekositem mangrove dan lamun, dengan metode purposive sampling. Berdasrkan hasil pengamatan ditemukan 21 jenis dari 3 filum. Dari hasil perhitungan struktur komunitas Stasiun 1 mendapatkan nilai indeks keanekaragaman yang rendah indeks keseragaman sedang dan indeks dominasi sedang yang menandakan indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil, penyebaran spesies rendah dan kestabilan komunitas rendah dan terjadinya dominasi suatu spesies yang tinggi.Stasiun 2 dan 3 memiliki nilai keanekaragaman sedang indeks keseragaman tinggi dan indeks dominasi rendah yang menandakan produktivitas lingkungan cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang penyebaran tiap spesies sedang dan kestabilan komunitas sedang sehingga tidak terjadinya dominasi dari suatu spesies.
VALUASI EKONOMI MANFAAT EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PULAU SAPUDI, SUMENEP, MADURA Agus Romadhon
Agriekonomika Vol 3, No 2: Oktober 2014
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v3i2.448

Abstract

ABSTRAKEkosistem terumbu karang bagi masyarakat pulau-pulau kecil memiliki peran sebagai penyedia sumberdaya perikanan.  Pulau Sapudi, terdiri dari masyarakat yang memiliki mata pencarian utama sebagai nelayan dan 569 nelayan diantaranya menjalankan praktek penangkapan ikan karang secara destruktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai manfaat dari ekosistem terumbu karang dengan menggunakan pendekatan efek produktivitas sebelum dan sesudah praktek penangkapan ikan karang secara destruktif. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai estimasi ekonomi aktual dari ekosistem terumbu karang di Pulau Sapudi berdasarkan data primer adalah Rp 21.027.933.840,00; sementara itu estimasi dari nilai manfaat sekarang adalah Rp 384.542.778,79 dan nilai estimasi manfaat bersih sekarang adalah Rp 239.081.334,38. Hasil juga menunjukkan melalui pendekatan data berkala diperoleh nilai estimasi dari manfaat ekosistem terumbu karang yang hilang selama kurun waktu 10 tahun. Estimasi nilai manfaat yang hilang yaitu sebesar Rp 5.097.140.400,00 atau sebesar Rp 2.842.800,00 per hektar.ABSTRACTCoral reef ecosystem for people in small islands had benefit as fisheries resources supplier. In Sapudi island  there are 569 fishermen household, who are running some economic activities, including destructive fishing practices. The purposes of this research is to estimate the benefit value of coral reef in Sapudi Island using Effect on Production (EoP) approach. This approach mainly applies to estimate the difference in value of productive output before and after the impact of activity. The results of this research show that the actual economic values of coral reef in Saoudi Island based on cross section data is Rp 21.027.933.840,00, while produce an estimation of present value of the benefit is Rp 384.542.778,79. Furthermore, the present value of residual rent is as of estimated to be Rp 239.081.334,38. Based on the time series appproach, it is estimated that a loss of benefit after 10 years has been occurred. Therefore foregone benefit value of coral reef in 10 years is Rp 5.097.140.400,00 or Rp 2.842.800.000,00 per hectare
STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MARTAJASAH KABUPATEN BANGKALAN S Supriadi; Agus Romadhon; Akhmad Farid
Jurnal Kelautan Vol 8, No 1: April (2015)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v8i1.812

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Mengetahui kontribusi tiap jenis mangrove terhadap ekologi kawasan pesisir Desa Martajasah serta mengetahui struktur komunitas mangrove di Desa Martajasah Kabupaten Bangkalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Nilai Penting (INP) dengan rumus INP = RDi + RFi + RCi, Indeks keanekaragaman, Indeks Keseragaman, Indeks dominansi Simpson. Bruguiera gymnorrhiza adalah jenis yang dominan dibandingkan jenis mangrove lainnya di ekosistem mangrove Desa Martajasah. Bruguiera gymnorrhiza adalah jenis yang memiliki INP tertinggi (INP=1,245). Hasil penilaian terhadap keanekaragaman (Diversity) mangrove di Desa Martajasah memiliki tingkat keanekaragam rendah serta mengalami tekanan ekologi yang tinggi (H’ ≤ 2,0). Keanekaragaman stasiun 1 yaitu 0,506, stasiun 2 yaitu 0,936 dan stasiun 3 yaitu 0,859. Mangrove jenis Bruguiera gymnorrhiza memiliki peran (dominansi) dan struktur vegetasi mangrove tertinggi (INP=1,245) dibandingkan jenis mangrove lainnya yang ada di Desa Martajasah. Ekosistem mangrove di Desa Martajasah, berada dalam kondisi ekologi tertekan. Kata Kunci: ekologi mangrove, konstribusi mangrove, struktur komunitasTHE STRUCTURE OF MANGROVE COMMUNITY IN MARTAJASAH VILLAGE, BANGKALAN REGENCYABSTRACTThis research aimed to know the contribution of each mangrove for the ecology of coastal area of Martajasah Village, as we want to know the mangrove community structure in Martajasah Village, Bangkalan Regency. The method that is used in this research was Important Value Index (IVI), with IVI formula = RDi + RFi + RCi, Diversity Index, Uniformity Index, Simpson’s Dominance Index. Bruguiera gymnorrhiza is the dominant kind compared to other mangrove types in mangrove ecosystem of Martajasah Village. Bruguiera gymnorrhiza is the kind that had the highest IVI (IVI=1.245). The assessment result toward mangrove diversity in Martajasah Village was low after experiencing high ecology depression (H’ ≤ 2.0). The station 1 diversity was 0.506, whilethe station 2 was 0.936 and station 3 was 0.859. Bruguiera gymnorrhiza type mangrove played role (dominance) and highest mangrove vegetation structure (IVI=1.245) compared to other kinds of mangrove in Martajasah Village. The ecosystem of mangrove in Martajasah Village was in the condition of depressed ecology.Keywords: community structure, mangrove contribution, mangrove ecology
STRATEGI KONSERVASI PULAU KECIL MELALUI PENGELOLAAN PERIKANAN BERKELANJUTAN (STUDI KASUS PULAU GILI LABAK, SUMENEP) Agus Romadhon
Jurnal Kelautan Vol 7, No 2: Oktober (2014)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v7i2.801

Abstract

Pulau Gili Labak merupakan pulau kecil yang berada di Kabupaten Sumenep, Madura. Kerentanan yang dimiliki sebagai pulau kecil, menjadikan Pulau Gili Labak perlu dijaga pemanfaatannya sekaligus dikonservasi. Perikanan tangkap sebagai pemanfaatan utama di Pulau Gili Labak memerlukan pengelolaan melalui penetapan strategi pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Berangkat dari hal tersebut penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1) mengetahui kondisi perikanan di Pulau Gili Labak; 2) merumuskan strategi pengelolaan perikanan berkelanjutan di Pulau Gili Labak. Analisa yang digunakan: 1) SWOT sebagai analisa kondisi perikanan dan 2) AHP untuk menentukan prioritas strategi pengelolaan perikanan berkelanjutan. Hasil penelitian : 1) Upaya pengembangan perikanan berkelanjutan sebagai upaya konservasi di Pulau Gili Labak dicirikan oleh kondisi faktor internal (kekuatan dan peluang) memiliki bobot lebih besar dibandingkan faktor eksternal (kelemahan dan ancaman); 2) Prioritas strategi konservasi Pulau Gili Labak melalui pengembangan perikanan berkelanjutan secara berurutan dilakukan melalui: menambah prasarana pelabuhan, ekowisata pancing, perbaikan ekosistem perairan dengan melibatkan masyarakat, diversifikasi usaha perikanan dan meningkatkan kualitas hasil tangkapan.Kata Kunci: AHP, perikanan berkelanjutan, Pulau Gili Labak, strategi konservasi, SWOTSMALL ISLAND CONSERVATION STRATEGY THROUGH SUSTAINABLE FISHERIES MANAGEMENT (CASE STUDY AT GILI LABAK ISLAND, SUMENEP)ABSTRACTGili Labak Island is a small island located in Sumenep Regency, Madura. Its susceptibility as a small island makes Gili Labak Island needs to be maintained and conserved. Fisheries as the main utilization in Gili Labak Island need management through determining strategy of sustainable fisheries management. Starting from that point, this research was conducted with the aims: 1) to know the fishery condition in Gili Labak Island; 2) to formulate strategy of sustainable fisheries management in Gili Labak Island. The analysisthat had been used was: 1) SWOT as the analysis of fisheries condition and 2) AHP to determine the priority of sustainable fisheries management strategy. The result of the research: 1) The development effort of sustainable fisheries as conservation means at Gili Labak Island which was characterized by the condition of internal factor (strength and opportunity) had bigger weight compared to external factor (weakness and threat); 2) The priority of conservation strategy in Gili Labak Island through the development of sustainable fisheries relatively was conducted by: adding the harbor infrastructure; fishing ecotourism; repair of aquatic ecosystem by involving society, diversification of fisheries effort and improving the quality of the caught fish. Keywords: AHP, conservation strategy, Gili Labak Island, sustainable fisheries, SWOT
KAJIAN UJI HAYATI AIR LIMBAH HASIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DR. RAMELAN SURABAYA Candra Putra Prakoso; Agus Romadhon; Apri Arisandi
Jurnal Kelautan Vol 2, No 1: April (2009)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v2i1.899

Abstract

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kualitas air limbah hasil pengolahan dan mengkaji respon ikan uji yang digunakan sebagai parameter pengolahan buangan air limbah dengan berbagai konsentrasi yang berbeda. Analisa kualitas air saat percobaan dilakukan pada awal dan akhir percobaan. Parameter kualitas air yang diukur adalah suhu, pH, oksigen terlarut (DO). Metode analisa data dilakukan dengan metode deskriptif dan korelasi statistik. Dari hasil perhitungan statistik dapat disimpulkan bahwa Kualitas air hasil IPAL dari sifat fisika menunjukkan masih dalam taraf dapat ditoleransi, sedangkan untuk sifat kimia khususnya NH3- melebihi baku mutu yang ditetapkan (0,1 mg/L). Batas toleransi spesies uji terhadap konsentrasi air hasil IPAL yang diujikan menunjukkan bahwa konsentrasi 50%  merupakan batas tertinggi yang dapat ditolerir oleh spesies uji. Diatas konsentrasi 50% (75% sampai 100%), spesies uji sudah tidak mampu untuk mentolerir keberadaan unsur yang terkandung dalam air hasil IPAL, utamanya NH3. Kata Kunci : Air limbah, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Uji Hayati
PEMETAAN POTENSI KOMODITAS DAN RANCANGAN PENGEMBANGAN DI KECAMATAN BLEGA, BANGKALAN MADURA Agus Romadhon; - Sucipto
Agrovigor Vol 3, No 2 (2010): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v3i2.269

Abstract

Agriculture in rural areas relate to dense population  and the relatively  limited resources. Efforts to develop the agricultural sector can be done by knowing the level of productivity of each commodity in each rural region. Therefore the handling of rural areas and agricultural activities have become very strategic.  The purpose of this study was to increase agricultural competitiveness and competitive advantages of Blega by developing a number of potential commodity based on the result of  potential commodity mapping. The methodology used in this research are: 1. Field survey, 2. Observation (observation), 3. Secondary data studies, 4. Transect. The results of potential commodity identification in the Blega district are  food crops (rice, field rice, corn, peanut, cassava, chilli. guava, water guava, sapodilla, banana, mango, jackfruit and durian) and plantations crop (coconut, cotton, cashew and long pepper).
Investment Feasibility of Ecotourism Development in Small Island Agus Romadhon; Suhartono Suhartono; Dyah Ayu Sulistyo Rini
Journal Omni-Akuatika Vol 16, No 3 (2020): Omni-Akuatika Special Issue 3rd Kripik SCiFiMaS
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2020.16.3.855

Abstract

The small islands have unique natural conditions, although they are surrounded and isolated by the sea, their natural environment is well preserved and offers interest views. Ecotourism is one of the activities to utilize ecosystem services of small islands. The study aimed to evaluate the suitability of tourism and assess the feasibility of investing in ecotourism development using the Tourism Suitability Index (TSI) and the Small Island Investment Index (SII). The research location is on Saor Island, one of the small islands in Madura Island. The results showed that Saobi Island is suitable for diving and snorkelling tourism (2.0 ≤ TSI <2.5). Infrastructure conditions, governance, socio-culture make Saobi Island a suitability investment place for tourism investment (SII = 3.70). Saobi Island policies to support small island ecotourism investments are improving the quality of accessibility, land ownership, availability of infrastructure, reinventing local traditions and improved the quality of human resources Keywords: ecotourism, Saor island, small island investment
ANALISIS DAYA DUKUNG PEMANFAATAN EKOWISATA PANTAI DI PANTAI KUTANG LAMONGAN, JAWA TIMUR Dhiya Fariani Malihah; Agus Romadhon
Juvenil Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v1i3.8592

Abstract

ABSTRAK Kawasan wisata Pantai Kutang Kabupaten Lamongan Jawa Timur merupakan alternatif wisata alam yang sering dikunjungi wisatawan untuk menikmati keunikan dan keindahan alam di kawasan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian lahan dan daya dukung kawasan dan pemanfaatan wisata tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2020. Metode penitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan membagi 3 stasiun lokasi penelitian dengan 3 titik pengambilan data per stasiun. Analisis yang dilakukan yaitu  analisis kesesuaian lahan, daya dukung kawasan dan pemanfaatan. Hasil menunjukan bahwa kerika pasang Pantai Kutang masuk dalam kategori tidak sesuai dan katika surut masuk dalam kategori sesuai-sangat sesuai. Kawasan Pantai Kutang Lamongan dapat menampung 3271orang/hari dan dapat dimanfaatkan pengunjung maksimal 327 orang/hari. Apabila pengunjung melebihi batas maksimal maka dapat berdampak negatif terhadap ekosistem, oleh karena itu pengoprasian kawasan wisata ini harus memperhatikan jumlah pengunjung agar pemanfaatannya dapat berlanjut.Kata Kunci : DDK, DDP, Ekowisata,  Kesesuaian Lahan, Pantai KutangABSTRACT                Kutang Beach tourism area, Lamongan Regency, East Java is a natural tourist attraction that is often visited by tourists to enjoy the uniqueness and natural beauty in the region. The purpose of this study is to study the suitability of land and the carrying capacity of the area and the utilization of the tourism. This research was conducted in January 2020. Research methods used in this study were descriptive and quantitative. Data is collected by dividing 3 research stations with 3 data collection points per station. The analysis conducted is the analysis of land suitability, carrying capacity of the area and utilization. The results show that the Kutang Beach pebbles fall into the inappropriate category and when it recedes into the fit-very appropriate category. The area of Kutang Lamongan Beach can be ordered 3271 people / day and can be utilized by a maximum of 327 people / day. If visitors exceed the maximum limit then it can consider negatively on the ecosystem, therefore the operation of this tourist area must consider the number of visitors in order to be able to use it. Keywords: DDK, DDP, Ecotourism, Land Suitability, Kutang Beach