Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MANAJEMEN PESERTA DIDIK BERBASIS PESANTREN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER (Studi atas MA Salafyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan) Arif Shaifudin; Wildan Nafi'i
El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama Vol. 7 No. 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.277 KB)

Abstract

Fenomena degradasi moral adalah bukti masih belum utuhnyapembinaan yang dilakukan sekolah kepada peserta didik, khususnya dalampenanaman karakter. Kemerosotan moral ini adalah tanggung jawab bersamaseluruh komponen bangsa. Oleh karena itu, MA Salafyah Mu’adalah PondokTremas Pacitan merasa berkewajiban untuk memberikan tawaran solusi, yaitudalam bentuk manajemen peserta didik berbasis pesantren dalam pembentukankarakter yang menjadi tema penelitian penulis. Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan; (1) implementasi manajemen peserta didik berbasis pesantrendalam pembentukan karakter, (2) keberhasilan yang dicapai, dan (3) faktorpendukung dan penghambatnya. Penelitian ini didesain dalam bentuk penelitiankualitatif, dengan mengambil lokasi MA Salafyah Mu’adalah Pondok TremasPacitan. Metode pengumpulan datanya; observasi, interview, dan dokumentasi.Dan analisis model miles dan Huberman, yaitu analisis model interaktif.Hasilpenelitian menunjukkan bahwa, manajemen peserta didik berbasis pesantrendalam pembentukan karakter di MA Salafyah Mu’adalah menggunakan tigalangkah strategi, yaitu moral knowing, moral feeling, dan moral action, yangdalam aplikasinya menggunakan empat fungsi manajemen; (1) Perencanaan,(2) Pengorganisasian: membentuk struktur organisasi melalui Tim MajelisMa’arif. (3) Pelaksanaan: mencanangkan program-program, (4) Pengawasan.Faktor pendukung dan penghambatdigunakan analisis SWOT, ditemukan faktorpendukung: (a) motivasi kyai, ustadz, dan siswa yang menunjang, (b) iklim dantradisi pesantren yang mendukung, (c) fgurisasi kyai dan ustadz sebagai teladankonkrit, (d) program vokasional dengan media yang memadai, dan (e) komunikasiyang akrab antara lembaga dengan masyarakat. Faktor penghambat: (a) Komponenpendidikan belum sinergis, (b) tradisi peantren dengan corak kesederhanaannya, (c) minimnya budaya kritis, (d) efektivitas kegiatan belum merata, (e) budaya negatif dariluar
PENDIDIKAN ISLAM UNTUK KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI) Arif Shaifudin; Muhammad Muhlas
El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama Vol. 8 No. 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3441.569 KB)

Abstract

Abstrak: Setiap agama pasti memiliki cita-cita yang baik untuk menjaga keutuhan seluruh pemeluknya, baik keutuhan dalam normatiftas agama, sosial, ekonomi, politik dan lain sebagainya.Hal ini memberikan arti bahwa tidak ada satu pun agama yang menghendaki perpecahan yang berimplikasi pada disintegrasi berbagai dimensi kehidupan umat. Islam sebagai agama mayoritas di Negara Indonesia juga memiliki visi dalam menjaga keutuhan dalam berbagai hal, termasuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Di antara jalur yang ditempuh agama Islam dalam menjaga keutuhan Negara Indonesia adalah melalui pendidikan.Pendidikan Islam yang secara umum memiliki dua orientasi, yakni dunia dan akhirat menaruh perhatian yang besar dalam menjaga keutuhan Negara Indonesia. Bahkan Islam memandang bahwa mencintai negara merupakan bagian dari keimanan seorang muslim.Cinta terhadap negara disandingkan dengan iman yang merupakan bagian paling prinsip dalam pendidikan Islam menjadi bukti perhatian serius pendidikan Islam dalam menjaga Negara kesatuan republik Indonesia.
The KONTRIBUSI DINASTI FATIMIYAH DI BIDANG PENDIDIKAN: Sebuah Potret Sejarah Pendidikan Islam Arif Shaifudin
Jurnal Paradigma Vol 14 No 01 (2022): November
Publisher : LP3M Sekolah Tinggi Agama Islam Ma'arif Magetan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The historical context of Islamic education cannot be repeated, but the values ??of every event in history can continue to be carried and preserved at any time. The current practice of Islamic education cannot be separated from the historical foundations that have long been built in the past. In the midst of the swift global currents that carry cultural content between countries, it becomes a separate threat to Islamic education as a moral and social guardian. Western culture is like a prima donna for the younger generation who are still students. Ironically, Islamic education, which in his view is a pride and belief in its truth for Muslim students, is increasingly being abandoned. This anxiety is enough to make the writer feel compelled to offer interesting facts about the past about Islamic education during the Fatimid era in Africa, Egypt. A dynasty that thrived in various fields after the fall of the Abbasids. We can still feel the fact that the Fatimid era contributed to the world of Islamic education today is Al-Azhar University, which used to be a building in the form of a mosque. During the reign of the caliph al-Aziz, the al-Azhar mosque underwent a fundamental change, namely a mosque which has developed into a university that offers a variety of knowledge.