Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS DAN LITERASI KESEHATAN MASYARAKAT (PHBS) SANTRI MELALUI KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) DI PESANTREN WADI MUQODDAS DI PONDOK MEJA PROVINSI JAMBI Asparian .; La Ode Reskiaddin; David Kusmawan; M. Ridwan
Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 4 No 3 (2020): September 2020
Publisher : LPPM Univ. Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.615 KB) | DOI: 10.32832/abdidos.v4i3.667

Abstract

Pondok pesantren di Indonesia menghadapi tantangan kesehatan masyarakat serupa yakni rentannya santri dari terpaparnya penyakit menular seperti scabies, ISPA, gastritis, diare, muntaber, thifoid, hepatitis A, cacar, keracunan makanan (food poisoning), sampai penyakit demam berdarah. Hal tersebut masih belum menjadi perhatian bagi beberapa warga pesantren, masyarakat sekitar pesantren ataupun pihak pemerintah. Berdasarkan hasil survey awal di Pesantren Wadi Muqoddas, aspek perilaku terutama higiene personal santri di pesantren tersebut masih kurang. Selain itu, lingkungan pondok pesantren tersebut juga belum bersih dan sehat karena masih banyak sampah sampah yang berserakan. Hal tersebut dapat menjadi faktor risiko tempat berkembangbiaknya nyamuk. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah promosi kesehatan melalui KIE. Edukasi tersebut bertujuan meningkatakan pengetahuan santri mengenai PHBS dan berpengaruh terhadap perilaku sehat santri. Selain itu, melalui peningkatan kapasitas santri juga dapat meningkatkan keterampilan santri dalam berperilaku sehat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan mulai dari tahap persiapan hingga tahap evaluasi. Output yang diharapkan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah peningkatan literasi kesehatan mengenai PHBS dan peningkatan kapasitas dalam santri dalam pemantauan jentik nyamuk. Kegiatan dilakukan selama 3 hari. Pelaksanaan hari pertama mengenai edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sebelum pelaksanaan edukasi, santri diberikan pre-test mengenai PHBS untuk mengetahui presentasi pengetahuan mereka sebelum terpapar informasi mengenai PHBS. Berdasarkan hasil pre-test diperoleh tingkat pengetahuan santri sebesar 50%. Literasi mengenai PHBS juga terbilang rendah. Hal ini disebabkan kurangnya paparan informasi yang didapatkan mengenai PHBS. Berdasarkan hasil wawancara juga menyebutkan bahwa sebagian besar belum mengetahui PHBS dan baru pertama kali mendapatkan informasi tersebut. Setelah diberikan intervensi berupa edukasi menunjukkan peningkatan pengetahuan sebesar 90%. Hal ini menunjukkan terjadi perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan edukasi. Penerapan promosi kesehatan masyarakat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) merupakan salah satu langkah praktis dan tepat untuk meningkatkan kapasitas dan literasi kesehatan masyarakat di bidang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat santri Pesantren Wadi Muqoddas Pondok Meja, Provinsi Jambi. Selain itu agar program KIE ini bisa terus berlanjut maka langkah-langkah seperti pemberdayaan, pembentukan, dan penguatan kader santri untuk meneruskan praktik dan ilmu pengetahuan ini kepada sebayanya sangatlah diperlukan.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS PENYAPU JALAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA JAMBI TAHUN 2020 Ulanda Nita Kurnia; Asparian Asparian; Lia Nurdini
Medical Dedication (medic) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat FKIK UNJA Vol. 4 No. 1 (2021): MEDIC. Medical dedication
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/medicaldedication.v4i1.13473

Abstract

ABSTRACT Improving the health and safety of works is hazards control by using personal protective equipment (PPE) with thw work occupational standard health and safety program. There are several personal factors associated with workers using personal protective equipment (PPE) at work, including knowledge, attitudes, age, education level and years of service. The reseach objective was determinan serval factor reated to using personal protective equipment (PPE) of road sweepers in Jambi City. This type of research was a quantitative study by using a Cross Sectional approach. The results of this reseach a relations between most of responden have of female gender 92,0%, with material status of a married worker 96,0% and the work area street sweeping officers in Telanai 26,7%, work area in Kota Baru 17,3% and Thehok 13,3%. Fakctor related to of personal protective equipment (PPE) are knowledge (PR=1,600, 95% CI=1,223 – 2,093), attitude (PR=1,444, 95% CI=1,172-1,781), years of service (PR=1,071 95% CI=0,758-1,513 ) Factors no related to use of personal protective equipment (PPE) age (PR=1,194, CI=0,740–1,927), education level (PR=1,219, 95% CI 0,928-1,603). There were a relations between knowledge, attitude and years of service of personal protective equipment (PPE). There is no relationship between age and education level with the use personal protective equipment. Keywords: Knowledge, Attitude, PPE, Officer Street Sweeper   ABSTRAK Salah satu upaya meningkatkan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja yaitu dengan pengendalian bahaya-bahaya yang mungkin terjadi saat berada di lingkungan kerja dengan menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan standar yang telah ditentukan dalam program keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Banyak faktor yang mempengaruhi penggunaan alat pelindung diri (APD) meliputi penge- tahuan, sikap, umur, tingkat pendidikan dan masa kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petugas penyapu jalan Dinas Lingkunga Hidup Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan desaincase control. Populasi adalah seluruh petugas penyapu jalan Kota Jambi. Faktor yang berhubungan dengan penggunaan APD pada petugas peyapu jalan yaitu pengetahuan pengetahuan (PR = 1,600, 95% CI = 1,223 – 2,093), sikap (PR = 1,444, 95% CI = 1,172-1,781) dan masa kerja (PR = 1,071 95% CI = 0,758-1,513) dan masa kerja (PR = 1,071 95% CI = 0,758-1,513) dan faktor yang tidak berhubungan yaitu umur (PR = 1,194 CI = 0,740 – 1,927), tingkat pendidikan (PR = 1,219 95% CI 0,928-1,603). Maka dapat disimpulkan ada hubungan antarapengetahuan, sikap dan   masa kerja terhadap   penggunaan alat pelindung diri (APD). Kata Kunci: Pengetahuan, sikap, APD, penyapu jalan
Analisis Sistem Pengelolaan Sampah Medis Puskesmas Perawatan Di Kabupaten Merangin Romaningsih Romaningsih; Asparian Asparian
Jurnal Kesmas Jambi Vol. 1 No. 2 (2017): Vol. 1 - No. 2 - September 2017
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jkmj.v1i1.6528

Abstract

Kabupaten Merangin memiliki 6 puskesmas Perawatan yang mempunyai alat incinerator namun dalam keadaan rusak dan 4 puskesmas lain tidak mempunyai alat incinerator. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengelolaan sampah medis Puskesmas Perawatan Di Kabupaten Merangin Tahun 2016 mulai dari pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, penampungan sementara dan pembuangan akhir sampah medis. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus deskriptif. Penelitian ini dilakukan di 10 Puskesmas Perawatan Kabupaten Merangin Tahun 2016. Informan dalam penelitian ini berjumlah 61 Orang terdiri dari Kasi penyehatan Lingkungan Dinkes Merangin, Kepala Puskesmas, Petugas Kesehatan Lingkungan, Petugas Laboratorium, Kepala Ruang Perawatan, Perawat, dan Cleaning Service. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah human instrument, pedoman wawancara, daftar checklist, alat perekam gambar, suara dan alat tulis. Teknik analisis data kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengelolaan sampah medis di 10 Puskesmas Perawatan Kabupaten Merangin, memiliki proses yang sama yaitu melakukan pemilahan sampah medis dan sampah non medis, pengumpulan dan pengangkutan sampah ke tempat pembakaran. Kemudian dilakukan proses akhir pengelolaan sampah medis padat dengan pembakaran manual. Tetapi tidak melakukan pembakaran dengan alatincinerator dan tidak melakukan kerja sama dengan rumah sakit yang mempunyai alat incineratoruntuk pemusnahan sampah medis. Kesimpulan penelitian ini adalah, sistem pengelolaan sampah medis Puskesmas Perawatan di Kabupaten Merangin Tahun 2016 belum sesuai dengan KepmenkesNo 1428/MENKES/SK/XII/2006.
Kajian Penempatan Sumber Daya Manusia Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Pada Tingkat Pelayanan Dasar Di Kabupaten Batanghari Tahun 2016 Asparian Asparian
Jurnal Kesmas Jambi Vol. 1 No. 2 (2017): Vol. 1 - No. 2 - September 2017
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jkmj.v1i1.6529

Abstract

Tenaga kesehatan merupakan kunci utama dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Jumlah tenaga kesehatan diperlukan untuk mengetahui ketersediaan dan kekurangan tenaga kesehatan. Data jumlah tenaga kesehatan masyarakat hanya 157 orang yang tersebar di seluruh puskesmas dalam provinsi Jambi. Jumlah ini masih jauh dari kebutuhan yang diharapkan. Penelitian ini adalah penelitian kualitaif dengan rancangan tracer studi, subjek utamanya adalah Kepala Puskesmas, kadinkes, tenaga SKM di PKM, kepala SKPD dan perwakilan stakeholder terkait. Data primer diperoleh dari informan penelitian dengan cara wawancara melalui metode lokakarya didukung data sekunder melengkapi informasi. Penyebaraan tenaga kesehatan tidak merata disemua puskesmas di wilayah Kabupaten Batang Hari. Terdapat 9 puskesmas yang tidak memiliki tenaga kesehatan masyarakat dari total 17 puskesmas yang ada. Sedangkan data rasio tenaga kesehatan masyarakat terhadap jumlah penduduk menunjukan angka 8 per seratus ribu penduduk. Tenaga kesehatan masyarakat tidak diberikan tugas dan fungsi sesuai dengan keahlian pendidikan kesehatan masyarakat yang dimilikinya. Pemerintah dalam mengangkat pegawai diharapkan memperhatikan jenis pegawai yang dibutuhkan dapat menempatkan tenaga kesehatan sesuai kebutuhan di lapangan dan pendistribusian tenaga kesehatan yang merata pada setiap Puskesmas. Perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan kebutuhan tenaga kesehatan dan menghitung berdasarkan beban kerja dan jumlah penduduk.
Evaluasi Proses Implementasi Posbindu PTM Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017 Ramadhani Eka Putri; Hubaybah Hubaybah; Asparian Asparian
Jurnal Kesmas Jambi Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 - No. 1 - Maret 2018
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jkmj.v2i1.6536

Abstract

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi tahun 2017 terlihat bahwa Puskesmas Simpang Sungai Duren merupakan Puskesmas terbanyak yang berhasil membentuk Posbindu PTM di Kecamatan Jambi Luar Kota. Persentase terbentuknya Posbindu PTM 77,8% berarti tujuh Posbindu PTM terbentuk di tujuh desa dari sembilan desa wilayah kerja serta ada lima Posbindu PTM yang aktif mengimplementasikan Posbindu PTM selama minimal satu tahun terakhir. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui proses implementasi Posbindu PTM di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data melalui metode wawancara mendalam dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data memanfaatkan teknik triangulasi sumber, metode dan teori. Hasil evaluasi proses implementasi yaitu Posbindu PTM di Wilayah Puskesmas Simpang Sungai Duren telah melaksanakan pelayanan sistem lima meja. Pada masing-masing kategori implementasi terdapat beberapa kendala yaitu belum memiliki tempat khusus pelaksanaan Posbindu PTM, peran kader belum optimal, kurangnya jumlah kader, minimnya sumber dana, kurangnya koordinasi hasil kegiatan dengan pemangku kepentingan dan kader belum mampu memberikan edukasi KMS-FR serta pelaporan dengan sistem online. Ada perbedaan antara proses implementasi Posbindu PTM yang telah dilaksanakan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada pedoman implementasi Posbindu PTM.
Determinan Yang Berhubungan Dengan Premenstrual Syndrome (PMS) Pada Remaja Putri Di SMPN 7 Kota Jambi Septa Decelita Wahyuni; Asparian Asparian; M. Dody Izhar
Jurnal Kesmas Jambi Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 - No. 1 - Maret 2018
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jkmj.v2i1.6543

Abstract

Premenstrual syndrome (PMS) merupakan gejala yang banyak dirasakan oleh remaja selama satu minggu sebelum menstruasi. Apabila tidak diperhatikan akan berdampak menimbulkan masalah dan produktivitas. Tujuan penelitian untuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan PMS. Jenis penelitian yaitu rancangan penelitian cros sectional. Penelitian dilakukan di SMPN 7 Kota Jambi. Waktu penelitian dari bulan November 2017- Juni 2018. Populasinya yaitu 628 remaja putri dengan 93 sampel yang diambil menggunakan teknik stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner sPAF untuk mengukur gejala PMS. Analisis data menggunaan chi square dan fisher exact test pada = 5%. Hasil: PMS tidak mengalami - ringan yaitu 71% dan gejala sedang hingga berat yaitu 29%. Remaja putri yang mengalami usia menarche prekok sebesar 4,3% , berstatus gizi gemuk sebesar 25,5%, serta memiliki gejala stres sebesar 90,3%. Hasil uji statistik yaitu tidak terdapat hubungan antara usia menarche dengan PMS dengan p-value yaitu 1,000 dengan POR 0,808. Tidak terdapat hubungan antara status gizi dan PMS dengan p-value yaitu 0,186 namun status gizi gemuk beresiko meningkatkan 2,185 PMS sedang-berat. Tidak terdapat hubungan antara stres dengan PMS pada remaja putri di SMPN 7 Kota Jambi p-value yaitu 0,276, namun stres beresiko meningkatkan 3,586 kali PMS sedang-berat. Kesimpulan: Terdapat kecenderungan gemuk dan stres dapat beresiko terhadap PMS sedang-berat. Diharapkan remaja putri mampu mengetahui siklus menstruasinya, menerapkan pola gizi seimbang dan aktif dalam memanfaatkan sarana UKS.
Faktor Risiko Hipertensi Di Kelurahan Sungai Asam Wilayah Kerja Puskesmas Koni Kota Jambi Dena Tri Solehaini; Willia Novita Eka Rini; Asparian .
Jurnal Kesmas Jambi Vol. 2 No. 2 (2018): Vol. 2 - No. 2 - September 2018
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jkmj.v2i2.6552

Abstract

Hipertensi esensial lebih banyak dialami masyarakat Indonesia karena cenderung dipengaruhi faktor genetik dan didukung faktor risiko lainnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara faktor risiko dengan hipertensi. Metode penelitian ini adalah Studi observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel berjumlah 200 orang berumur ≥ 15 tahun dipilih menggunakan multistage sampling atau two stage cluster sampling. Penelitian dilakukan di Kelurahan Sungai Asam Wilayah Kerja Puskesmas Koni Kota Jambi pada tahun 2018. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil: Proporsi hipertensi di Kelurahan Sungai Asam sebesar 53,5%. Dari 200 orang responden ditemukan sebanyak 60% memiliki riwayat keluarga dan paling besar berasal dari ibu kandung (59,4%), 84% mengalami stres, 80% mengonsumsi garam >2000 mg per hari, 69% mengonsumsi makanan berlemak >67 gram per hari, 94% mengonsumsi sayur dan buah <400 gram per hari (94%), dan 88% menggunakan tembakau dan paling besar adalah perokok pasif (64,4%). Tingginya proporsi hipertensi berhubungan beberapa faktor risiko yang diteliti diantaranya konsumsi makanan berlemak (nilai P = 0,000; POR = 32,300; 95% CI = 12,002-86,925), stres (nilai P = 0,000; POR = 8,345; 95% CI = 3,060-22,758), riwayat keluarga (nilai P = 0,000; POR = 7,106; dan 95% CI = 3,759-13,436), konsumsi garam (nilai P = 0,000; POR = 5,444; 95% CI = 2,428-12,207). Kesimpulan: Hipertensi terbukti berhubungan dengan riwayat keluarga dan faktor risiko lainnya. Oleh karena itu, masyarakat perlu memperbaiki gaya hidup yang berisiko menimbulkan hipertensi terutama yang memiliki riwayat hipertensi pada keluarga.
Studi Kualitatif : Faktor Predisposisi Sebagai Upaya Pencarian Pengobatan Pada Komunitas Adat Terpencil Di Desa Bukit Suban, Air Hitam Sarolangun, Jambi, Indonesia Guspianto Guspianto; Asparian Asparian; Evy Wisudariani
Jurnal Kesmas Jambi Vol. 4 No. 2 (2020): Vol. 4 - No. 2 - September 2020
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jkmj.v4i2.10568

Abstract

Abstrak Perilaku individu atau kelompok dalam upaya pencarian pengobatan sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh jumlah sarana, jenis, metode serta peralatan pelayanan kesehatan yang tersedia. Pada Komunitas Adat Terpencil (KAT) atau Suku Anak Dalam terlihat memiliki keunikan khusus dalam pencarian pengobatan, tentunya menjadi fokus tenaga kesehatan dalam mengupayakan kesehatan masyarakat yang optimal. Selain itu, dari segi pola hidup dan hukum, KAT sangat patuh terhadap aturan adat dan tabu-tabu yang mengatur perilaku mereka dengan begitu ketat termasuk perilaku pencarian pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor predisposisi KAT dalam upaya pencarian pengobatan. Studi Kualitatif dengan wawancara mendalam pada bulan April-September 2019. Informan dalam penelitian ini yaitu Tokoh Masyarakat "Tumenggung", dukun dan petugas kesehatan. Upaya pencarian pengobatan yang dilakukan masyarakat Desa Bukit Suban yaitu Mengobati sendiri (self treatment), Pengobatan tradisional (traditional remedy) dan mencari pengobatan ke unit fasilitas kesehatan. Masyarakat juga masih menganut kepercayaan terhadap penyembuhan penyakit melalui jampi-jampi dan benda-benda yang dianggap sebagai pelindung, serta dewa harimau sebagai roh nenek moyang. Perlunya mengoptimalkan program pelayanan kesehatan yang merata, meningkatkan koordinasi dengan tokoh masyarakat 'Tumenggung' dan rutin dalam mengedukasi masyarakat KAT guna meningkatkan pemahaman dalam meningkatkan derajat kesehatan. Kata Kunci : Pengobatan, Komunitas Adat Terpencil, Prediposisi
Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan dari Keluarga Petani di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Labu Kabupaten Kerinci Asparian Asparian; Enda Setiana; Evy Wisudariani
Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi Vol 9, No 2 (2020): September
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36565/jab.v9i2.274

Abstract

Background : Stunting is a state of height index according to age under -2 SD according to WHO standards.  Nutrition problems in farmers can occur due to poverty which is the root of nutrition problems.  The purpose of this study was to determine the factors associated with the incidence of stunting in children aged 24-59 months from farming families in the Gunung Labu Primary Health Care in Kerinci Regency. Method :The design of this study was cross sectional.  The total population in this study was 1,422 toddlers, while the sample in this study was 98 toddlers from farming families.  Analysis used  the Chi-Square test and Multiple Logistic Regression.  Result :This study found the prevalence of stunting in infants 32.34%. Factors related to the incidence of stunting in infants were household level food security and mother's education level.  The most dominant factor related to the incidence of stunting in infants was household-level food security (OR = 4,722; 95% CI = 1,599-13,941).  Households ware encouraged to use home yards as a place to meet food needs and provide a variety of foods and balanced nutrition for infants so that nutritional needs can be met.
Pendampingan Ibu Hamil Melalui Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Di Desa Pondok Meja Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi Asparian Asparian; Willia Novita Eka Rini; Adelina Fitri
Jurnal Salam Sehat Masyarakat (JSSM) Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Salam Sehat Masyarakat
Publisher : Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKIK Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.368 KB) | DOI: 10.22437/jssm.v1i1.8236

Abstract

ABSTRACT It is estimated that every day around 830 women die from preventable causes related to pregnancy and childbirth. Health programs to prevent maternal deaths can be implemented through the Childbirth Planning and Complications Prevention Program (P4K). Pregnancy easy workout can be done in planning a safe delivery and preparation in the face of possible complications during labor. The aim of community service is done to improve the skills of pregnancy exercises for pregnant women and Posyandu cadres so that the normal delivery and normal birth weight of the baby are obtained. This pregnancy easy workout activity partnered with the Village Government of Pondok Meja and Posyandu cadres in each village to attract community interest in doing pregnancy easy workout. Pregnancy easy workout improve the skills of mothers and Posyandu cadres in the context of planning birth and prevention of complications. Community service activities are able to attract pregnant women and Posyandu cadres to do pregnancy easy work out. It is hoped that going forward this pregnancy easy workout can be done continuously and sustainably.