Latar Belakang : Penyebab utama dari kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (27%). Perdarahan pada 24 jam pertama persalinan salah satunya disebabkan oleh robekan jalan lahir. Prevalensi ibu bersalin yang mengalami ruptur perineum di Indonesia 52% dikarenakan persalinan dengan bayi berat lahir cukup atau lebih. Di DIY pada tahun 2014, ada 40 kasus kematian ibu dengan kasus tertinggi terjadi di Bantul yaitu 14 kasus, dengan penyebab utama yaitu perdarahan 46%. Di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, pada tahun 2015 terdapat 370 kasus ruptur perineum pada persalinan normal. Tujuan : Mengetahui hubungan berat badan lahir dengan derajat ruptur perineum pada persalinan normal. Metode : Penelitian survey analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Populasi penelitian sebanyak 370 orang. Sampel sebanyak 40 orang dengan accidental sampling. Jenis data menggunakan data sekunder. Metode analisis data menggunakan korelasi Kendall-Tau. Hasil : Mayoritas bayi lahir dengan berat badan lahir normal (80%). Sebagian besar ibu mengalami ruptur perineum derajat 2 (57,5%) pada persalinan normal. Ada hubungan antara berat badan lahir dengan derajat ruptur perineum pada persalinan normal dengan nilai korelasi Kendall-Tau sebesar 0,664 dengan nilai signifikan 0,000. Kesimpulan : Ada hubungan antara berat badan lahir dengan derajat ruptur perineum pada persalinan normal. Kata Kunci : Berat Badan Lahir, Derajat Ruptur Perineum.