Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Meningkatkan kinerja usaha kecil menengah dengan pendekatan value engineering M. Muslimin Ilham; Ferry Suzantho; Surahmad Surahmad; Fuad Achmadi
Jurnal Mesin Nusantara Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Mesin Nusantara
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/jmn.v1i1.12294

Abstract

Saat ini, penggunaan value engineering sudah dilakukan diberbagai bidang usaha. Tidak hanya perusahaan yang besar, tetapi UKM yang berada di daerah juga sudah mulai mengenal metode pengelolaan usaha dengan value engineering. Penelitian ini berupaya menjawab masalah tentang bagaimana cara agar UKM dapat meningkatkan kinerjanya berdasarkan pendekatan Value Engineering. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dari kegiatan penelitian, diperoleh simpulan sebagai berikut. (1) Penerapan metode Rekayasa Nilai pada UKM Pagar Besi dapat menyelesaikan solusi yang lebih baik dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan. (2) Berdasarkan alternative kombinasi metode kerja yang dibuat maka, alternatif penerapan rekayasa nilai yang terpilih. Karena penerapan rekayasa nilai ini mempunyai keuntungan-keuntungan antara lain: (a) Proses produksi cepat, (b) Pengerjaan rapi, (c) Harga jual lebih tinggi. Sedangkan spesifikasi teknik yang dimiliki oleh alternatif Value Engineering yang akan dijalankan adalah sebagai berikut : (a) Proses kerjanya tidak membutuhkan waktu lama untuk pembuatan 1 unit pagar besi minimalis. Untuk ukuran 8m2 hanya dibutuhkan waktu 2 hari. (b) Mutu dan kwalitas yang disyaratkan mempunyai bentuk yang sempurna dan tidak cacat. (c) Sambungan bagian pengelasan tidak mudah patah oleh benturan/pukulan. (3) Pengurangan biaya dapat dilakukan pada metode Value Engineering, karena perubahan metode baru pada proses produksi pembuatan pagar besi minimalis mempengaruhi pengurangan biaya-biaya tenaga kerja. Pengurangan biaya tersebut akan mempengaruhi naiknya peningkatan performance yang lebih tinggi dari produk, sehingga nilai dari produk menjadi naik, maka mempengaruhi harga jual menjadi tinggi.
Perbandingan Zat Penyusun Dalam Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Sebagai Energi Alternatif Biogas Nasyiruloh Dwi Susetyo; Fatkur Rhohman; M. Muslimin Ilham
Jurnal Mesin Nusantara Vol 2 No 2 (2019): Jurnal Mesin Nusantara
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/jmn.v2i2.14185

Abstract

Limbah padat dan cair pada pembuatan tahu cukup menggangu masyarakat. Pembuatan tahu di kediri masih menggunakan cara tradisional sehingga tingkat efisiensi penggunaan sumber daya (air dan bahan baku) dirasakan masih rendah dan tingkat produksi limbahnya juga relatif tinggi. Bioenergy merupakan sumber energi yang dihasilkan oleh sumber daya hayati seperti tumbuh - tumbuhan, minyak nabati, dan limbah peternakan dan pertanian. Jenis energi yang dihasilkan berupa energi dalam bentuk gas, cair, atau padat. Energi tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk menghasilkan panas, gerak, dan listrik tergantung pada alat yang digunakan dan kebutuhan pengguna. Biogas adalah campuran gas yang dihasilkan dari aktivitas bakteri metanogenik pada kondisi anaerobik atau fermentasi bahan-bahan organik. Biogas merupakan produk dari pendegradasian substrat organik secara anaerobik. Karena proses ini menggunakan kinerja campuran mikroorganisme dan tergantung terhadap berbagai faktor seperti suhu, pH, hydraulic retention, rasio C:N dan sebagainya sehingga proses ini berjalan lambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui erbandingan zat penyusun dalam pemanfaatan limbah cair produksi tahu sebagai energi alternatif biogas. Untuk membuat biogas alat yang digunakan antara lain: Digester dan manometer. Bahan baku yang digunakan untuk komposisi pertama adalah limbah tahu cairan pertama 30 liter dengan 50 ml Em4 dan air kelapa 2 liter. Sedangkan untuk komposisi kedua adalah limbah tahu cairan pertama sebanyak 30 liter dengan 50 ml Em4 dan molase 500 ml. Data diambil selama 14 hari dengan pengamatan dilakukan setiap hari. Dari hasil uji prasyarat normalitas, diperoleh bahwa kedua data berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji prasyarat homogenitas, dinyatakan bahwa data bersifat homogen. Karena yang dibandingkan adalah 2 data, maka cukup menggunakan Uji-T. Dari hasil Uji-T, diperoleh bahwa komposisi kedua lebih baik daripada komposisi pertama. Sehingga daat disimpulkan bahwa pembuatan biogas dari limbah cair yang ditambahkan dengan molase memberikan hasil yang lebih baik daripada pembuatan biogas dari limbah cair tahu ditambah dengan air kelapa.
Pengaruh Penambahan Bahan Campuran Dalam Proses Biogas Limbah Cair Tahu Ali Wahyudi; Hesti Istiqlaliyah; M. Muslimin Ilham
Jurnal Mesin Nusantara Vol 2 No 2 (2019): Jurnal Mesin Nusantara
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/jmn.v2i2.14189

Abstract

Salah satu alternatif penanganan limbah industri tahu yang saat ini banyak diteliti dan dikembangkan adalah mengubah limbah industri tahu menjadi bahan bakar alternatif berupa biogas. Mekanisme pembuatan biogas dengan proses anaerobic digestion menggunakan bahan baku limbah cair tahu dengan biodigester berkapasitas 200 liter. Bahan baku limbah cair tahu dicampurkan dengan variasi komposisi yang berbeda ialah komposisi alami, komposisi organik dan komposisi kimia. Komposisi masing-masing berupa kotoran sapi 20 kg, cairan kimia EM4 2 liter dan alami dengan tidak ada penambahan. Bahan baku yang sudah dicampurkan selanjutnya dimasukkan ke dalam ruang digester. Lamanya waktu fermentasi selama 20 hari hingga di dapatkan data penelitian mengenahi temperatur dan tekanan biogas. Hasil dari penelitian ini adalah adanya peningkatan temperatur dan tekanan pada proses anaerobic digestion. Dimana peningkatan tertinggi terdapat pada komposisi kimia pada hari ke 17 hingga hari ke 20 dengan temperatur 30C dan tekanan maksimum adalah 18cm = 0,018 N/m2 diperoleh dari selisih kolom air. Komposisi organik dengan temperatur 29oC dan tekanan selisih kolom air 17cm = 0,017 N/m2. Hasil terendah terdapat pada komposisi alami dengan temperatur 26oC dengan tekanan selisih kolom air 4cm = 0,04 N/m2. Jika tidak menggunakan bahan campuran maka biogas akan lama diproduksi.
Analisa Perbandingan Putaran Pada Alat Pencacah Daun Kering Terhadap Hasil Cacahan Reno Reno; M. Muslimin Ilham; Ah. Sulhan Fauzi
Prosiding SEMNAS INOTEK (Seminar Nasional Inovasi Teknologi) Vol. 4 No. 3 (2020): PROSIDING SEMNAS INOTEK Ke-IV Tahun 2020
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/inotek.v4i3.91

Abstract

Alat pencacah daun kering ini digunakan sebagai alat pencacah daun kering di mana daun yang sudah di cacah dengan alat tersebut akan digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk organik. Penelitian ini dilakukan dengan memodifikasi alat sebelumnya, yaitu mengubah dan membandingkan pulley supaya putaran yang dihasilkan lebih cepat dan mengurangi getaran pada mesin. Perbandingan ukuran pulley yang digunakan yaitu ada tiga macam 10:30, 15:30, 20:30, dari perbandingan pulley diatas yang cacahan lebih maksimal adalah pulley berukuran 10 cm menghasilkan cacahan rata rata 6,3 mm, tersebut sudah memenuhi kriteria dalam pupuk organik .
Modifikasi Alat Pencacah Daun Kering Dengan Penambahan Saringan M. Nizar Khoironi; M. Muslimin Ilham; Ah Sulhan Fauzi
Prosiding SEMNAS INOTEK (Seminar Nasional Inovasi Teknologi) Vol. 4 No. 3 (2020): PROSIDING SEMNAS INOTEK Ke-IV Tahun 2020
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/inotek.v4i3.98

Abstract

Semakin ketatnya dalam dunia industri, semua pekerjaan dituntut semakin cepat dan tepat. Salah satunya adalah proses produksi daur ulang, Pada umumnya proses daur ulang di buat guna mengurangi polusi atau sampah dan di lakukan untuk membuat barang yang tidak mempunyai nilai ekonomis menjadi berharga atau berguna. Melihat adanya peluang untuk dibuat dan diinovasi dari proses daur ulang maka Alat pencacah daun kering otomatis cukup praktis dan efisien untuk digunakan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan perancangan. Perancangan penambahan saringan pada alat pencacah daun kering ini difokuskan dalam kebutuhan hasil cacahan daun kering yang merata sama, lebih lembut dan efisien. Modifikasi perancangan alat ini dibuat untuk menghasilkan cacahan dengan ukuran yang memenuhi kriteria pembuatan kompos dengan ukuran lubang saringan 7 mm.
Perancangan dan Perakitan Mesin Pencacah Bulu Ayam Faizzal Ma’arif; M. Muslimin Ilham; Ah. Sulhan Fauzi
Prosiding SEMNAS INOTEK (Seminar Nasional Inovasi Teknologi) Vol. 4 No. 3 (2020): PROSIDING SEMNAS INOTEK Ke-IV Tahun 2020
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/inotek.v4i3.100

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas program pengolahan limbah bulu ayam, dalam memanfaatkan limbah bulu ayam yang ada di sekitar kita menjadi pupuk organik yang bisa dimanfaatkan di sektor pertanian, untuk mengetahui efektivitas pemberian solusi dari program pendaur ulang limbah bulu ayam yang membantu peternak dalam memanfaatkan limbah bulu ayam menjadi pupuk organik. Metode yang digunakan dalam program ini adalah mesin pencacah bulu ayam. Pengumpulan bulu ayam dari peternak akan didaur ulang menjadi pupuk organik, yang bermanfaat di sektor pertanian. Proses pendaur ulangan limbah bulu ayam ini diharapkan bisa mengurangi pencemaran. Manfaat dari penelitian ini bukan mengatasi pencemaran limbah bulu ayam, melainkan dapat mengurangi pencemaran limbah bulu ayam. Perancangan ini menghasilkan mesin pencacah bulu ayam setiap 60 menit mampu mencacah bulu ayam sebanyak 30 kg, ketajaman pisau pencacah mampu digunakan memotong dalam waktu 5 jam/hari.
Rancang Bangun Metal Foundry Limbah Aluminium Bekas Berkapasitas 2 Kg Berbahan Bakar LPG Ahmad Alfi Mubarok; M. Muslimin Ilham; A. Sulhan Fauzi
Prosiding SEMNAS INOTEK (Seminar Nasional Inovasi Teknologi) Vol. 4 No. 3 (2020): PROSIDING SEMNAS INOTEK Ke-IV Tahun 2020
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/inotek.v4i3.106

Abstract

Pengelolaan sampah rumah tangga di Indonesia masih merupakan permasalahan yang belum dapat ditangani dengan baik. Seperti hal nya sampah aluminium masih belum efektif pemanfaatannya. Upaya menerapkan teknologi tepat guna dalam pengembangan industri kecil merupakan salah satu untuk membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran pada remaja saat ini. Salah satunya dengan membuka usaha peleburan logam dengan memanfaatkan logam bekas yang berasal dari limbah yang ada pada masyarakat seperti limbah aluminium limbah bekas. Limbah logam yang paling banyak ditemui adalah aluminium karena jenis logam ini banyak dipakai manusia. Perancangan alat ini bertujuan untuk pengembangan usaha rumahan daur ulang logam. Logam bekas dik umpulkan kemudian diubah menjadi bahan baru berkualitas dalam peleburan. Pada perancangan ini alat menggunakan pipa stainless steel silinder berdiameter 10,6 cm, tinggi 20 cm, dengan besar tungku krusibel memiliki panjang 53 cm, tinggi 55 cm. dengan menggunakan bahan bakar gas lpg krusibel/ladel dapat menampung aluminium sebanyak 2 kg selama 14 menit.
Mixer Pencampuran Media Tanam Untuk Pembibitan Angga Eka Pratama; Ah. Sulhan Fauzi; M. Muslimin Ilham
Prosiding SEMNAS INOTEK (Seminar Nasional Inovasi Teknologi) Vol. 5 No. 3 (2021): Seminar Nasional Inovasi Teknologi 2021
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/inotek.v5i3.1076

Abstract

Proses pencampuran media tanam untuk pembibitan merupakan bagian penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan benih menjadi bibit yang siap ditanami. Pemilihan bahan tanam (bibit) dan pemahaman terhadap sifat dan karakteristik bibit merupakan faktor penting keberhasilan budidaya pengembangan tanaman. Salah satu faktor yang sangat penting untuk keberhasilan pembibitan adalah kemampuan menyediakan tanah dan pupuk untuk bibit dalam jumlah yang cukup dengan pencampuran yang baik. Sistem pencampuran yang digunakan pengusaha budidaya tanaman pembibitan dilakukan manual oleh tenaga manusia. Perancangan ini bertujuan membuat alat mixer pencampuran media tanam untuk pembibitan. Metode perancangan yang digunakan yaitu perancangan produk. Adapun prosedur perancangannya terdiri dari observasi, pembuatan produk mesin mixer pengaduk disesuaikan dan dibandingkan dengan desain dan perancangan mesin mixer kemudian diperoleh hasil dan ditarik kesimpulan. Hasil dari perancangan ini adalah desain dan gambar kerja mesin mixer pengaduk ini dibuat dengan kontruksi yang simple dan khusus pada mata pisau pengaduknya menggunakan bentuk baling-baling pisau mixer. Serta spesifikasi mesin mixer pengaduk dengan rincian berikut ; (a) dimensi mesin mixer dengan panjang 80 mm x lebar 50 mm x tinggi 120 mm; (b) kapasitas tabung mixer maksimal 25 liter; (c) Daya Motor Listrik 1 Hp, (d) Gear Box 1:4 Wpa (e) Gear dan Rantai, sehingga dinyatakan aman / baik.
Mesin Conveyor Penata Media Tanam Pembibitan Cesar Ahmad Ryandhy; Ah. Sulhan Fauzi; M. Muslimin Ilham
Prosiding SEMNAS INOTEK (Seminar Nasional Inovasi Teknologi) Vol. 5 No. 3 (2021): Seminar Nasional Inovasi Teknologi 2021
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/inotek.v5i3.1077

Abstract

Kebutuhan akan alat dan mesin pertanian diberbagai bidang saat ini sangat dibutuhkan, hal ini tentunya berkaitan dengan peningkatan baik secara kualitas maupun secara kuantitas dari pekerjaan yang dilakukan. Untuk meningkatkan jumlah produksi media penanaman bibit yang ada disebuah tempat produksi pembibitan yang seluruh proses pembuatanya masih manual menggunakan tenaga manusia, maka dari itu penulis berinisiatif merancang sebuah alat yang mampu memproduksi media tanam dengan jumlah banyak dalam waktu yang singkat. Namun pada pembahasan ini lebih menekankan pada perancangan mesin conveyor sebagai media penyalur atau pemindah media tanam yang sudah dikemas untuk kemudian disalurkan ke meja penata untuk dipotong sesuai ukuran yang ditentukan.jenis conveyor yang digunakan adalah jenis belt conveyor dengan sedikit modifikasi bentuk dan penggunaan bahan untuk beltnya, untuk belt menggunakan bahan kain yang sedikit kasar dan tebal hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan serta dapat meminimalisir biaya produksi. conveyor ini digerakkan dari hasil pembagian tenaga motor listrik yang berada pada mesin spiral.
Pisau Potong Media Tanam Pembibitan Revaldo Sultan Irlandy; Ah. Sulhan Fauzi; M. Muslimin ILHAM
Prosiding SEMNAS INOTEK (Seminar Nasional Inovasi Teknologi) Vol. 5 No. 3 (2021): Seminar Nasional Inovasi Teknologi 2021
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/inotek.v5i3.1079

Abstract

Indonesia merupakan Negara yang menjadikan sektor pertanian dan perkebunan sebagai penopang perekonomian Negara. Banyaknya sumber daya dan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, memerlukan perkembangan dan moderenisasi dalam sektor pertanian dan perkebunan sehingga bisa mempermudah pekerjaan para petani untuk mendapatkan target yang di inginkan dengan mengeluarkan usaha yang seminimal mungkin yaitu dengan menggunakan alat atau mesin. Dalam perancangan pisau potong akan di butuhkan hasil yang lebih optimal , sebab pisau potong tersebut berperan penting sebagai pemotong media yang siap di potong sehingga meringankan pekerjaan manusia untuk membuat media tanam pembibitan dari awal pekerjaan serba manual yang dikerjakan dengan tangan kosong dan alat seadanya. Maka dari sini menciptakan Mesin Media Tanam Pembibitan dengan pembahasan pada poin pisau potong tersebut. Menggunakan sebuah pisau potong yang mengambil desain awal dari gergaji besi dengan memodifikasi menjadi 9 baris mata pisau dalam satu kerangka yang ditenagai oleh motor listrik ½ HP/PK, 370 WATT, 1420/60 s RPM, 220 VOLT, 1 Phase dengan gearbox WPA 40 rasio1:60 dan ada tambahan gearbox reverse buatan sendiri dengan in 1=14T in 2=28T out= 38T dan gigi satelit gardan perbandingan 9/15T untuk pergantian penggerak pada meja pemotong untuk menjadikan 10 potong pada 1 buah media tanam.