Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Identifikasi Jamur Beracun Clitocybe sp. di Gresik, Indonesia (Studi Kasus) Ivan Permana Putra; Rudy Hermawan
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 31 No 2 (2021)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mpk.v31i2.4352

Abstract

Wild mushrooms are one of the food materials which often sought after by Indonesians when foraging on forests or around their residence. However, due to the similar morphology of edible and poisonous mushrooms, cases of mushroom poisoning are an inevitable risk. A young man consumed wild mushroom collected from his yard in Gresik, East Java. The macrofungi grew on humus soil with several plants around it. The man mistakenly recognized the mushroom as either Termitomyces or Agaricus which could be consumed. After an experienced friend also confirmed the edibility of the mushroom, he immediately cooked and consumed the mushrooms. A few hours later, the victim experienced vomiting, nausea, dizziness, and loss of balance. The victim immediately received coconut water by his family. After 4-5 hours of seven times vomiting, his condition began to improve and start the norma activities. The macrofungi which caused poisoning were then documented and described. The identification result using several macroscopic characters confirmed the mushroom as Clitocybe sp. This mushroom has previously been reported contain the muscarine toxin. This article is one of few publications on mushroom poisoning case which equipped with the complete information on mushroom features and descriptions in Indonesia. This report indicates that the caution and complete observations of the information are needed before consuming an unknown wild mushroom. Abstrak Jamur liar merupakan salah satu bahan pangan yang sering dicari oleh masyarakat Indonesia ketika merambah di hutan ataupun sekitar tempat tinggalnya. Namun, karena morfologi jamur yang bisa dikonsumsi dan jamur beracun seringkali terlihat mirip satu sama lain, maka kasus keracunan jamur menjadi risiko yang tidak terhindarkan. Seorang pemuda mengonsumsi jamur liar yang dikoleksi dari pekarangan rumahnya di Gresik, Jawa Timur. Jamur tersebut tumbuh pada tanah berhumus dengan beberapa tanaman di sekitarnya. Korban salah mengenali jamur tersebut sebagai Termitomyces ataupun Agaricus yang bisa dikonsumsi. Setelah seorang teman juga mengkonfirmasi edibilitas dari jamur tersebut, korban segera memasak dan mengkonsumsi jamur yang ditemukan. Beberapa jam kemudian korban mengalami muntah-muntah, mual, pusing, dan hilang keseimbangan. Korban segera mendapatkan pertolongan pertama berupa air kelapa oleh keluarganya. Setelah 4-5 jam mengalami muntah sebanyak tujuh kali, kondisi korban mulai membaik dan bisa kembali beraktifitas normal. Jamur yang menyebabkan keracunan kemudian didokumentasikan dan dibuatkan pertelaan karakter basidiomata. Hasil identifikasi dengan pendekatan beberapa karakter makroskopik mengkonfirmasi jamur tersebut sebagai Clitocybe sp. Jamur ini sebelumnya telah dilaporkan memiliki kandungan racun muscarine. Tulisan ini merupakan salah satu dari sedikit publikasi keracunan jamur yang dilengkapi dengan informasi jamur lengkap dan dilengkapi deskripsinya di Indonesia. Studi ini mengindikasikan bahwa diperlukan kehati-hatian dan observasi informasi yang lengkap sebelum mengonsumsi jamur liar yang belum diketahui identitasnya.