Azalia Ayu Pramesti
Universita Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Upaya Diplomasi Publik Cina dalam Tantangan Belt and Road Initiative di Myanmar Tahun 2011-2018 Anggraini Ika Sasmita; Titan Yusti Ananda; Azalia Ayu Pramesti; Nizar Ardiansyah
Jurnal Syntax Transformation Vol 1 No 10 (2020): Jurnal Syntax Transformation
Publisher : CV. Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jst.v1i10.183

Abstract

Pada tahun 2013 Presiden Cina, Xi Jinping mengeluarkan kebijakan luar negeri yang ambisius untuk bertekad membangun konektivitas antara negara-negara di dunia sekaligus sebagai pijakan Cina untuk mendominasi perdagangan ranah Internasional. Program kebijakan luar negeri ini dikenal dengan One Belt One Road atau dikenal sebagai Belt and Road Initiative. Rancangan pembangunan konektifitas lintas batas ini mencakup pembangunan infrastruktur dan kerjasama yang terdiri dari Policy Coordination, Facilities Connectivity, Free Trade, Financial Coopeation dan People to people bond. Myanmar dinilai Cina memiliki potensi geografi yang strategis sebagai gerbang utama Cina menuju Asia Tenggara dan Asia Selatan. Namun, terdapat tantangan dalam program ini, yaitu adanya reputasi buruk yang dimiliki oleh Cina terhadap masyarakat Myanmar serta adanya sentiment anti Cina pada masyarakat Myanmar. Atas dasar inilah, Cina melakukan pendekatan melalui upaya-upaya diplomasi publik terhadap Myanmar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data yakni kajian kepustakaan berbasis studi pustaka. Analisis ini menggunakan konsep diplomasi publik yang terdiri dari beberapa dimensi yaitu Daily Communication, Strategic Communication, The Development of Lasting Relationships. Dari hasil analisis ini, dapat disimpulkan bahwa upaya Cina melakukan diplomasi pubik di Myanmar adalah dengan melakukan respon statement kepada media asing, melakukan diskusi langsung bersama LSM di Myanmar, melakukan kerjasama serial drama antar stasiun televisi, adanya Confucius Institute, serta adanya bantuan-bantuan kesehatan pada periode 2011 hingga 2018.