Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Decision Making Of Hand Tractor Gear Box Designs Fatih Fudhla, Ahmad
Jurnal Teknik Industri Vol 14, No 2 (2013): Agustus
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (926.579 KB) | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol14.No2.101-115

Abstract

Decision making on selection of hand tractor Gear Transmission Box (GTB) “Improvement Designs” is carried out according to many criteria. Based on the focus group and brainstorm performed by product-development teams, seven criteria are finally identified as follows; Material corrosion resistance, Manufacturability, The ability of the design to withstand the maximum load operation, influence on the other components process, manufacturing cost, mass of GTB design, and processing time. Those criteria are categorized into positive and negative characteristics. Positive criteria indicate that score which is the greater the better, by contrast, negative is the less the better. There are 3 alternatives namely Initial Design, Design 1 and Design 2. The selection is performed based on Analytic Hierarchy Process (AHP) Method. The evaluation is analyzed separately according to each category. The best alternative is the one which has the highest ratio between positive and negative criteria.
Decision Making Of Hand Tractor Gear Box Designs Ahmad Fatih Fudhla
Jurnal Teknik Industri Vol. 14 No. 2 (2013): Agustus
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol14.No2.101-115

Abstract

Decision making on selection of hand tractor Gear Transmission Box (GTB) “Improvement Designs” is carried out according to many criteria. Based on the focus group and brainstorm performed by product-development teams, seven criteria are finally identified as follows; Material corrosion resistance, Manufacturability, The ability of the design to withstand the maximum load operation, influence on the other components process, manufacturing cost, mass of GTB design, and processing time. Those criteria are categorized into positive and negative characteristics. Positive criteria indicate that score which is the greater the better, by contrast, negative is the less the better. There are 3 alternatives namely Initial Design, Design 1 and Design 2. The selection is performed based on Analytic Hierarchy Process (AHP) Method. The evaluation is analyzed separately according to each category. The best alternative is the one which has the highest ratio between positive and negative criteria.
PENENTUAN LOKASI FASILITAS CROSSDOCK PADA KOTA METROPOLIS DENGAN PENDEKATAN CENTER OF GRAVITY Moch. Anshori; Ahmad Fatih Fudhla; Agus Hidayat
Teknika: Engineering and Sains Journal Vol 1, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/tesj.v1i2.111.83-88

Abstract

Untuk memenuhi kebutuhan pasokan barang pada kota metropolis yang padat penduduk, kendaraan angkut besar tidak bisa langsung masuk ke dalam kota, karena adanya batasan kelas jalan. Penentuan lokasi fasilitas cross dock menjadi sangat vital karena akan sangat berpengaruh pada seberapa responsif pasokan barang dari titik pasokan ke semua retail yang ada di dalam kota. Sebagai study kasus, di dalam penelitian ini dilakukan  pemilihan lokasi terbaik diantara beberapa alternatif lokasi fasilitas cross dock  untuk menyokong kebutuhan logistik retail modern di Surabaya.  Berdasarkan Focus Group Discussion (FGD) Didapatkan 4 alternatif lokasi yang bisa digunakan untuk fasilitas cross dock.  Dengan menggunakan metode Center of Gravity (CoG) didapatkan Lokasi fasilitas cross dock yang paling kecil cost-nya adalah lokasi alternatif dengan TC : sebesar 43.359,2 yang berada di daerah Surabaya Timur.
Perbaikan Tata Letak Fasilitas Gudang Dengan Pendekatan Dedicated Storage Pada Gudang Distribusi Barang Jadi Industri Makanan Ringan Yuyut Tri Prasetyo; Ahmad Fatih Fudhla
JTI: Jurnal Teknik Industri Vol 7, No 1 (2021): JUNI 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jti.v7i1.11283

Abstract

Gudang Distribusi pada studi kasus ini memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 11.600 palet posisi. Pengaturan penyimpanan menggunakan metode randomized storage dimana produk yang sama di tempatkan di lokasi yang berbeda secara acak. Metode  penempatan ini  menyebabkan tingginya waktu proses baik dalam mekanisme penerimaan maupun pengeluaran barang. Metode dedicated storage digunakan untuk memperbaiki permasalahan ini. Klasifikasi produk dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik produk, jenis dan berat produk. Setelah di lakukan perbaikan, waktu proses dapat dikurangi hingga 30.0% untuk mekanisme penerimaan dan 27.6% untuk mekanisme pengeluaran barang. Presentase klasifikasi produk yang di dapatkan kategori A(superpareto) 78,72%, kategori B (fast moving) 16,27%, kategori C (medium moving) 4,49% dan kategori D (slow moving) 0,52%. Kata Kunci:  dedicated storage, inbound  outbound, tata letak, throughput
PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI KARDUS DENGAN PENDEKATAN LEAN DMAI DI PT KEDAWUNG CCB Achmad Amiruddin Santoso; Ahmad Fatih Fudhla
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol 1, No 1 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v1i1.39-46

Abstract

Kapasitas produksi di PT. Kedawung Setia CCB masih belum sesuai target akibat adanya kegagalan produksi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan pendekatan lean DMAI untuk dapat memenuhi target yang diharapkan. Tahapan metode ini dimulai dengan mengidentifikasi waste yang paling berpengaruh diantara 4 waste yang ada. Kemudian membuat dekripsi sistem dan pareto chart dilanjutkan dengan analisa, RCA dan FMEA untuk mengetahui akar penyebab masalah dan nilai tertinggi RPN. Dari hasil pengolahan data diperoleh, defect sebagai waste yang paling berpengaruh. Nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi sebesar 126 terdapat pada jenis defect berupa karton rusak akibat dari penataan sheet yang kurang maksimal dan mesin yang sering rusak. Oleh karena itu, pada tahap improve perlu dilakukan pemeliharaan mesin. Dari hasil penelitian diperoleh waktu rata-rata pemeliharaan korektif (MCT) pada mesin printing adalah 1,2 jam dan waktu pemeliharaan preventive adalah 1 jam . Waktu rata-rata diantara kerusakan atau MTBF ialah 142,85 jam yang berarti mesin akan mengalami kerusakan setelah rata-rata beroperasi selama 142,85 jam atau 5,9 hari dan nilai ini juga menunjukkan umur operasi mesin.
PERBAIKAN SISTEM KERJA PADA DIVISI PACKING PRODUK RACK TROLLEY DENGAN METHOD TIME MEASUREMENT (MTM) Muhammad Fathul Khoir; Ahmad Fatih Fudhla; Gempur Santoso
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol 4, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v4i2.96-101

Abstract

The work system is the most important thing in the company, especially in manufacturing companies that produce various kinds of kitchen utensils made from stainless steel 402 and stainless steel 201 according to market demand. Of the many existing products, there are products with the highest demand level but take a long time in the packing division, which only has one station. The MTM (Method Time Measurement) method is used to map work movements that focus on work elements in the packing division with mobile gastronomic rack trolley observation products. After observing and measuring, this division has two light work elements but the processing time is quite long, the sandpaper work element is 9.48 minutes with the clean lab work element 8.13 minutes so that in total there are 9 work elements with a time of 53 minutes, by combining the sandpaper and lab work elements. clean with rework mapping, the result is 9.97 minutes and there is a balance of workload between right-hand movement and left-hand movement, from combining these elements, the work element in the packing division becomes more maximal, namely 8 work elements with 37 minutes per product.
APLIKASI METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PERSEDIAAN BAHAN PENOLONG REAGEN DENGAN PEMAKAIAN DAN WAKTU TUNGGU TAK TENTU Ahmad Fatih Fudhla; Susilowati Indah SN
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol 2, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v2i1.43-48

Abstract

Bahan penolong reagen pada industri sabun dan produk-produk pembersih digunakan untuk menguji kualitas produk. Jika persediaan habis, maka kualitas hasil produksi tidak terkontrol. Sistem persediaan bahan reagen yang saat ini berjalan di PT. ABC, belum tertata dengan bagus. Pengecekan form pemakaian dilakukan dengan tidak terjadwal sehingga persediaan bahan reagen tersebut sering mengalami stockout yang mengakibatkan kerugian cukup besar. Pada penelitian ini, metode EOQ diaplikasikan untuk memperbaiki permasalahan tersebut. Pemakaian bahan reagen dan Lead Time bersifat fluktuatif dan tidak menentu. Setelah dilakukan simulasi dengan data pemakaian selama 2018, metode EOQ bisa mengurangi terjadinya stockout, sehingga total potensi penghematan mencapai 84% dibandingkan sistem yang berjalan saat ini.
Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Pembuatan Frozen Food Di UKM Raniah, Kebraon, Surabaya, Jawa Timur Moch. Anshori; Dini Retnowati; Ahmad Fatih Fudhla; Gusti Adriansyah; Ika Widya Ardhyani; Asri Dwi Puspita; Ahsan Muafa; Gempur Santoso
Among : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ajpm.v3i2.1554

Abstract

Salah satu menu siap saji yang semakin berkembang saat ini yakni frozen  food. Frozen food hadir untuk memenuhi kebutuhan para pecinta makan cepat saji yang dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama dalam kondisi beku di dalam freezer. Frozen food  diminati dan dinikmati baik dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Ketika kondisi pandemi tahun 2019, dimana kegiatan masyarakat diluar rumah dibatasi agar virus Covid 19 tidak semakin meluas, fozen food atau makanan beku menjadi pilihan sebagian besarmasyarakat, karena makanan ini menjadi salah satu alternatif makanan yang mudah untuk diolah ketika berada di rumah saja. Usaha ini pun tidak membutuhkan interaksi dengan orang lain. Oleh karena itu menjual makanan beku melalui media sosial adalah cara yang tepat.Permasalahan yang umum terjadi dalam usaha Frozen food adalah masalah kartu nama,manajemen keuangan dan promosi, yang mana dalam promosi ini akan memanfaatkan sebaik mungkin fitur-fitur yang tersedia dalam media sosial. Hal ini pun menjadi keuntungan bagi pemilik (owner) dalam mengembangkan usahanya.
Pelatihan Budidaya Pembesaran Ikan Lele di Desa Tanjungan Driyorejo Gresik Dini Retnowati; Moch Anshori; Ahmad Fatih Fudhla; Gusti Ardiasyah; Ika Widya Ardhyani; Asri Dwi Puspita
Among : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ajpm.v2i2.747

Abstract

Di Indonesia ikan lele merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang sangat potensial. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pembesaran ikan lele merupakan segmen usaha yang mengkhususkan pembesaran lele sampai mencapai ukuran konsumsi. Pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya pembesaran ikan lele merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembesaran ikan lele. Desa Tanjungan yang berada di Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik Jawa Timur merupakan desa yang memiliki potensi untuk mengembangkan budidaya pembesaran ikan lele, warga yang antusias dengan budidaya ikan lele serta lahan yang cukup memadai namun belum dimanfaatkan secara ekonomi oleh penduduk. Peluang tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pembudidayaan ikan lele. Selain itu dengan adanya pelatihan pembudidayaan ikan lele diharapkan dapat memberikan keuntungan lain yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dengan terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat.
SIX SIGMA IMPLEMENTATION IN "MONOSODIUM GLUTAMATE" PRODUCTION SYSTEMS Dini Retnowati; Yudo Purnomo; Ahmad Fatih Fudhla
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol 5, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v5i1.68-76

Abstract

Sebagai upaya untuk menjadi perusahaan yang kompetitif, PT GCK Indonesia sebagai salah satu produsen Monososium Glutamat di Indonesia, harus terus melakukan peningkatan sistem di segala sektor. Termasuk sistem produksi. Penelitian ini melakukan analisis perbaikan sistem produksi dan menelusuri produk cacat dengan penerapan metode Six Sigma. Data yang digunakan berasal dari hasil produksi selama enam bulan. Berdasarkan tahapan pengukuran, cacat produk memiliki nilai sigma sebesar 3,23 dengan nilai DPMO sebesar 275.586,22. Faktor manusia dan mesin adalah penyebab utama cacat. Perbaikan dilakukan dengan memperbaiki sistem perawatan mesin dan melengkapi prosedur operasi standar untuk setiap aktivitas kritis di lini produksi. ABSTRACTIn order to gain competitive advantages, PT GCK Indonesia, as one of the Monosodium Glutamate producers in Indonesia, must continuously improve the system in all fields. Including the production system. This study used the Six Sigma method, which analyzed product defects. Data used comes from production results for six months. Based on the measurement stages, the product defect had a sigma value of 3.23 with a DPMO value of 275,586.22. Human and machine factors are the leading causes of defects. Improvements are made by correcting the machine maintenance system and completing standard operating procedures for each critical activity.