AbstrakTujuan penulisan artikel ini adalah untuk merefleksikan keberagaman yang ada di Pendidikan anak usia dini. Penulisan artikel ini menggunakan metodologi penelitian metaanalisis yang mengintegrasikan beberapa hasil temuan penelitian yang dilakukan di berbagai negara. Melalui perspektif post developmentalisme, hasil analisis mengungkap bagaimana praktek di PAUD acapkali lebih berfokus pada sisi kognitif anak, tanpa melihat potensi negative keberagaman anak berdasarkan keadaan sosial, ekonomi, gender, budaya, ras dan agama. Sehingga, Temuan ini diharapkan menjadi sebuah refleksi untuk guru dan orang dewasa untuk lebih sensitive terhadap keberagaman yang acapkali menunjukan ketidakadilan baik itu dilakukan oleh guru maupun anak-anak. Sehingga PAUD tidak hanya menjadi tempat untuk menstimulasi perkembangan anak saja, namun menjadi tempat yang aman, nyaman dan menyenangkan.Kata kunci: Post-Developmentalisme, Multikulturalisme, Pendidikan Anak Usia Dini AbstractThe purpose of writing this article is to reflect on the diversity that exists in early childhood education. The writing of this article uses a meta-analytical research methodology that integrates several research findings conducted in various countries. Through the perspective of post-developmentalism, this paper reveals how the practice in PAUD is often more focused on the cognitive side of children, without seeing the negative potential of children's diversity based on social, economic, gender, cultural, racial, and religious conditions. This finding is expected to be a reflection of teachers and adults being more sensitive to diversity which often shows injustice, whether it is done by teachers or children. So that PAUD is not only a place to stimulate children's development but also a safe, comfortable, and fun place.Keywords: Post- Developmentalism, Multiculturalism, Early Childhood Education