Halusinasi pendengaran merupakan salah satu gangguan jiwa yang rentan mengalami kekambuhan. Penderita halusinasi pendengaran yang mudah mengalami kekambuhan salah satunya karena kurangnya dukungan dari keluarga. Salah satu permasalahan gangguan jiwa yang sering ditemui yaitu mengalami kekambuhan, sehingga dapat berdampak juga pada keluarga dan di lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga dengan kekambuhan penderita halusinasi pendengaran melalui penelitian studi literatur. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan studi literatur pada jurnal-jurnal yang membahas tentang hubungan antara dukungan keluarga dengan kekambuhan penderita halusinasi pendengaran. Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa jurnal menunjukkan penderita halusinansi pendengaran yang mengalami kekambuhan dipengaruhi karena kurangnya dukungan dari keluarga. Karakteristik umur penderita halusinansi pendengaran yang mengalami kekambuhan sebagian besar berusia dewasa antara 31– 60 tahun, gender lebih dominan laki-laki, pekerjaan sebagian besar tidak bekerja, status perkawinan lebih dominan sudah menikah dan pendidikan terakhir paling banyak adalah SMA yang mengalami kekambuhan penderita halusinasi pendengaran. Ada hubungan yang signifikan dukungan keluarga dengan kekambuhan penderita halusinasi pendengaran. Hal ini di memengaruhi kurangnya pengetahuan kemampuan keluarga dalam menjalankan peran dalam perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita penyakit tersebut. Diharapkan dapat menurunkan kekambuhan harus memperhatikan aspek dukungan keluarga, memberikan informasi-informasi penting tentang dukungan keluarga kepada penderita. Karakteristik penderita menjadi bagian dari faktor penyebab kekambuhan namun, kepatuhan minum obat dukungan keluarga baik dapat meminimalisir kejadian kekambuhan meningkatkan kualitas hidup