Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STUDI KASUS PEMENUHAN KEBUTUHAN DEFISIT PERAWATAN DIRI MANDI DAN BERHIAS PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT TINGKAT II PELAMONIA MAKASSAR Rahman Nasar; Muhammad Nur
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 10, No 2 (2019): Media Keperawatan : Poltekkes Kemenkes Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.807 KB) | DOI: 10.32382/jmk.v10i2.1321

Abstract

Latar Belakang: kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global di setiap negara termasuk di Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya pada masyarakat. Tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk menyesuaikan dengan perubahan, serta mengelola komflik dan stress tersebut sehingga mengakibatkan banyak orang yang mengalami gangguan jiwa bahkan tidak mampu dalam merawat kebersihan dirinya. Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan ganguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan dalam melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Tujuan: untuk mengidentifikasi kemampuan Tn.A, Tn.M dan Tn.R dalam pemenuhan kebutuhan defisit perawatan diri mandi dan berhias dengan metode indepth interview,observasi, dan dokumentasi. Hasil: Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil bahwa Tn.A mampu melakukan perawatan diri sedangkanTn.M dan Tn. R tidak mampu melakukan perawatan diri, hal yang membuat klien tidak mampu melakukan perawatan diri yaitu kurangnya dukungan motivasi dan latihan kemampuan perawatan diri khususnya mandi dan berhias dari orang terdekat dan kurangnya ketersediaan alat dan bahan perawatan diri serta kelemahan dalam melakukan aktivitas sehingga memgakibatkan ketidak mampuan melakukan perawatan diri. Kesimpulan: dukungan dari orang terdekat mampu membuat pasien melakukan perawatan diri sehingga diharapkan pasien bersemangat dan mempunyai motivasi untuk mekakukan perawatan diri dan juga membuat pasien yang mampu dapat mempertahankan kemampuan perawatan dirinya.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PENDERITA HALUSINASI PENDENGARAN Maryati Tombokan; Rahman Rahman; Muhammad Nur; Sri Angriani; Faridah Fitri; Subriah Subriah
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 2 No. 1: September 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jcijurnalcakrawalailmiah.v2i1.3520

Abstract

Halusinasi pendengaran merupakan salah satu gangguan jiwa yang rentan mengalami kekambuhan. Penderita halusinasi pendengaran yang mudah mengalami kekambuhan salah satunya karena kurangnya dukungan dari keluarga. Salah satu permasalahan gangguan jiwa yang sering ditemui yaitu mengalami kekambuhan, sehingga dapat berdampak juga pada keluarga dan di lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga dengan kekambuhan penderita halusinasi pendengaran melalui penelitian studi literatur. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan studi literatur pada jurnal-jurnal yang membahas tentang hubungan antara dukungan keluarga dengan kekambuhan penderita halusinasi pendengaran. Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa jurnal menunjukkan penderita halusinansi pendengaran yang mengalami kekambuhan dipengaruhi karena kurangnya dukungan dari keluarga. Karakteristik umur penderita halusinansi pendengaran yang mengalami kekambuhan sebagian besar berusia dewasa antara 31– 60 tahun, gender lebih dominan laki-laki, pekerjaan sebagian besar tidak bekerja, status perkawinan lebih dominan sudah menikah dan pendidikan terakhir paling banyak adalah SMA yang mengalami kekambuhan penderita halusinasi pendengaran. Ada hubungan yang signifikan dukungan keluarga dengan kekambuhan penderita halusinasi pendengaran. Hal ini di memengaruhi kurangnya pengetahuan kemampuan keluarga dalam menjalankan peran dalam perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita penyakit tersebut. Diharapkan dapat menurunkan kekambuhan harus memperhatikan aspek dukungan keluarga, memberikan informasi-informasi penting tentang dukungan keluarga kepada penderita. Karakteristik penderita menjadi bagian dari faktor penyebab kekambuhan namun, kepatuhan minum obat dukungan keluarga baik dapat meminimalisir kejadian kekambuhan meningkatkan kualitas hidup
PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR Harliani Harliani; Eka Surtilah; Muhammad Nur
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14, No 1 (2023): Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v14i1.3325

Abstract

Introduction: Fractures are fractures commonly caused by trauma or physical activity. One of the signs and symptoms of a fracture is pain. Pain in people with fractures is usually sharp and piercing, pain is also commonly caused by spasms of muscles or pinched sensory nerves. The pain felt after undergoing surgical surgery will increase as the influence of anesthesia decreases. One of the non-pharmacological treatments is the administration of music therapy. Music therapy can reduce pain, this is done to distract the client. The purpose of this study was to determine the effect of decreasing the degree of pain in postoperative fracture patients after being given music therapy. Research Methods: This research is a literature study method. The secondary data source is in the form of articles taken from 3 databases (Google Schoolar, Researchgate and Portal Garuda). The criteria for the article being reviewed are a publishing time span of 5-10 years, in Indonesian language, full text available and has been indexed. Articles worthy of review are as many as 10 articles. Results and Analysis: 10 articles explained that music therapy has an effect on reducing the intensity of pain in postoperative fracture patients. Discussion and Conclusion: Based on the explanations that have been put forward that music therapy has an effect in reducing the intensity of pain in postoperative patients.