Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

POTENSI LATIHAN DAYA TAHAN FISIK (ENDURANCE EXERCISE) DALAM MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK (VO2 MAX) PADA CALON PETUGAS KESEHATAN HAJI INDONESIA Ismail Ismail; Nasrullah Nasrullah; Simunati Simunati; Herman Djewarut
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 12, No 1 (2021): Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v12i1.2231

Abstract

Kebugaran fisik (VO2max) yang prima menjadi salah satu indikator kunci keberhasilan seorang Petugas Kesehatan Haji Indonesia dalam memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada jamaah haji Indonesia selama masa embarkasi dan debarkasi. Salah satu marker kebugaran fisik adalah latihan daya tahan fisik (endurance exercise) secara kontinue. Namun sangat disayangkan sampai saat ini bahwa penelitian yang berkaitan tentang tingkat kebugaran fisik Petugas Kesehatan Haji Indonesia belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi efek latihan daya tahan fisik (endurance exercise) terhadap tingkat kebugaran fisik pada calon Petugas Kesehatan Haji Indonesia (Perawat).  Calon Petugas PKHI (n=30), diukur tingkat kebugaran fisik dengan menggunakan teknik Multistage Fitness Test (MFT) metode Bleep Test sebelum diberi intervensi (pre exercise), setelah itu diberi intervensi lari 1600 meter 3 kali seminggu dengan frekuensi latihan16 kali, selanjutnya dilakukan pengukuran kebugaran fisik (post exercise 1), kemudian berselang waktu 1 minggu lamanya dilakukan pengukuran kebugaran fisik lagi tanpa intervensi (post exercise 2). Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon sign rank test untuk melihat pengaruh endurance exercise pre dan post exercise terhadap tingkat kebugaran fisik dan uji Mann Whitney Test untuk  melihat trend perubahan rentensi VO2max post exercise 1 dan post exercise 2 (SPSS 21, Chicago Inc.). Tingkat kebugaran fisik (VO2max post exercise (34,30±5,13) lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kebugaran fisik pre exercise (29,27±5,27) dengan perbedaan  rata rata sebesar 15,50, disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan  daya tahan fisik (endurance exercise) terhadap Tingkat kebugaran fisik. Ttidak ada perubahan retensi kebugaran fisik post exercise 1 dan post exercise 2 sehingga disimpulkan bahwa tingkat kebugaran fisik calon Petugas Kesehatan Haji Indonesia tidak mengalami perubahan bermakna selama kurun waktu satu minggu pasca endurance exercise. Latihan daya tahan fisik (endurance exercise) dapat digunakan sebagai indikator untuk meningkatkan kebugaran fisik calon PKHI, namun perlu dilakukan penelitian lanjut terkait dengan biomarker lain yang mempengaruhi kebugaran fisik calon PKHI.
Faktor Determinan Pengembangan Kapasitas Perawat dalam Pelayanan Kesehatan Suprapto Suprapto; Trimaya Cahya Mulat; Ismail Ismail; Erlina Y Kongkoli
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Vol 10 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akademi Keperawatan Sandi Karsa (Merger) Politeknik Sandi Karsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35816/jiskh.v10i2.628

Abstract

Introduction; Health services are public services carried out by organizations or health service facilities as an effort to fulfill the basic needs of the community. Aim; determine the determinant factors in developing the capacity of nurses in health services. Method; This research is qualitative, the data sources used are primary and secondary data sources. Data were collected by observation, interviews, and document studies. The data analysis used was descriptive qualitative through in-depth interpretation and meaning by simplifying data, presenting data, and making conclusions, and validating by data triangulation. Results: That the determinant factors determine the capacity development of nurses as follows; leadership; commitment; resources; culture; spiritual; technology; Conclusion; that it can be stated that the research findings on the strategy of developing the capacity of nurses in health services can be realized by; education and training based on spiritual aspects and technological aspects in developing nurse capacity.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP RUTINITAS DALAM MENGOTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM TIPE 2 LITERATURE REVIEW Masdiana Masdiana; Rauf Harmiady; Ismail Ismail; Sri Anggriani
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13, No 1 (2022): Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v13i1.2799

Abstract

ABSTRACT Introduction:DM is a chronic metabolic disorder caused by the pancreas not producing enough insulin or the body cannot use the insulin it produces effectively. DM patients are at risk for complications, these complications can be prevented by controlling blood sugar levels. Controlling blood sugar levels is not enough to prevent complications in DM patients, but knowledge and family support are needed for routines in controlling blood sugar in DM patients. Objective: This literatur study aims to determine the relationship between knowledge and family support for routines in controlling blood sugar in patients with type 2 diabetes. Methods: Literatur study using journal data sources obtained through searching using three databases, namely Google Shcolar, DOAJ, SINTA Journal published in 2015-2021 and the average of ten journals using the cross sectional method. Results and Analysis: Based on 10 journals, the majority of journals discussed the relationship between education, motivation, knowledge and family support in controlling blood sugar in patients with type 2 diabetes, the total number of respondents was approximately six hundred respondents overall related to knowledge and support. family towards routines in controlling blood sugar in patients with type 2 diabetes. Conclusion: there is a significant relationship between knowledge and family support for routines in controlling blood sugar in patients with type 2 diabetes.ABSTRAK Pengantar : DM adalah penyakit gangguan metabolik menahun akibat pangkreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Penderita DM beresiko mengalami komplikasi, komplikasi tersebut dapat dicegah dengan cara mengendalikan kadar gula darah. Pengendalian kadar gula darah belum cukup untuk mencegah komplikasi terhadapa penderita DM akan tetapi di perlukan pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap rutinitas dalam mengontrol gula darah penderita DM. Tujuan : Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap rutinitas dalam mengontrol gula darah pada penderita DM tipe 2. Metode : Studi literatur menggunakan sumber data jurnal yang didapatkan melalui pencarian menggunakan tiga database yaitu Google Shcolar, DOAJ, SINTA Jurnal terbitan tahun 2015-2021dan dari sepuluh jurnal ratarata menggunakan metode cross sectional. Hasil dan Analisis : Berdasarkan 10 jurnal hasil penelusuran mayoritas jurnal membahas adanya hubungan pendidikan, motivasi, dengan pengetahuan dan dukungan keluarga dalam mengontrol gula darah pada penderita DM tipe 2, total dari jumlah responden kurang lebih enam ratus responden secara keseluruhan yang berkaitan tentang pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap rutinitas dalam mengontrol gula darah pada penderita DM tipe 2. Kesimpulan : terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap rutinitas dalam mengontrol gula darah penderita DM tipe 2.
MENGUKUR RESILIENCE PADA RELAWAN PERAWAT COVID-19 MENGGUNAKAN CONNOR-DAVIDSON RESILIENCE SCALE (CD-RISC) 10 Ismail Ismail; Nuraeni Djalil; Simunati Simunati; Sukriyadi Sukriyadi; Muhammad Basri
Bina Generasi : Jurnal Kesehatan Vol 14 No 2 (2023): Bina Generasi : Jurnal Kesehatan
Publisher : LPPM STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35907/bgjk.v14i2.245

Abstract

Latar belakang: Resilience merupakan kemampuan individu untuk beradaptasi secara positif dalam menghadapi berbagai krisis termasuk krisis Kesehatan selama pandemic covid-19. Namun, belum banyak dipublikasi tentang kondisi kesehatan yang mempengaruhi Resilience. Tujuan: Menilai hubungan antara resilience relawan perawat covid-19 dengan kondisi Kesehatan mental dan trauma. Metode: Kami melakukan penilaian terhadap kondisi Kesehatan mental dan riwayat trauma pada relawan perawat covid-19 selama terlibat dalam penanganan covid-19 di rumah sakit Makassar dengan menggunakan instrumen Connor-Davidson Resilience Scale-10 (CD-RISC-10). Seratus tiga puluh delapan relawan perawat Covid-19 dengan sebaran 70 peserta dengan Riwayat trauma dan 68 peserta tanpa riwayat trauma. Hasil: Statistik regresi logistik multivariat disesuaikan dengan usia, pendidikan, riwayat trauma yang dialami menunjukkan korelasi negatif antara gangguan Kesehatan mental saat ini dan tingkat resilience tinggi dibandingkan dengan tingkat resilience yang rendah (OR = 0,44, 95% CI [0,21-0,93]). Ini terkait dengan kecemasan dan bukan gangguan mood. Hubungan positif dan independen dengan riwayat trauma juga diamati (OR = 3,18, 95% CI [1,44-7,01]). Kesimpulan: Tingkat resilience relawan perawat covid-19 dipengaruhi oleh kondisi kesehatan mental saat ini dan riwayat trauma. Hubungan positif antara resilience dan trauma mengindikasikan adanya gangguan proses homeostasis tubuh. Temuan ini perlu dipertimbangkan pada penelitian selanjutnya yang menilai resilience pada populasi pusat layanan primer (puskesmas, klinik pratama, praktik mandiri perawat dll).