Rusnaldy Rusnaldy
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, 50275

Published : 42 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Analysis of the Damage of Boiler Bottom Slope Pipe in Steam Power Plant Rusnaldy, Rusnaldy
Journal of Energy, Mechanical, Material and Manufacturing Engineering Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.099 KB) | DOI: 10.22219/jemmme.v1i1.4475

Abstract

Bottom slope pipe on boiler system in one of steam turbine power plant had been damaged. The damage was dent on the outside of pipe and was suspected as a result from foreign object impact from outside pipe. From chemical composition examination and hardness test, it showed that nothing wrong with the selection of the pipe. From visual inspection, there is no other factor such as corrosion or deposit formed inside the pipe was found. Analysis of cause of damage in the pipe then further conducted by observing microstructure and hardness value on the area which experience damage. Simulation on mechanical and thermal analysis had been conducted to determine what and origin of foreign object which impacted on pipe and the temperature when it was happened. From the observation, of microstructure and hardness test showed that pipe had been experience plastic deformation on temperature under recrystallization temperature. Simulation results also confirmed that the initial assumption on cause of pipe damage from foreign object, which is small size slag that felt from very high location so that caused high speed impact on pipe. Thermal analysis result also supporting the suspicion that slag impact on pipe was occurred in temperature under recrystallization of pipe material.
Studi Laju Korosi Baja Tahan Karat Martensitik 13CR Setelah Proses Perlakuan Panas Dwisaputro, Rizky; Anwar, Mochammad Syaiful; Rusnaldy, Rusnaldy; Mabruri, Efendi
Metalurgi Vol 33, No 1 (2018): Metalurgi Vol. 33 No. 1 April 2018
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.556 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v33i1.332

Abstract

Baja tahan karat martensitik telah digunakan pada material turbine blade pada turbin uap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas quenching dan tempering terhadap struktur mikro dan laju korosi baja tahan karat martensitik AISI 410. Pengujian yang dilakukan adalah pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optik dan uji korosi di dalam larutan 3,5% NaCl dengan alat Gamry G750. Struktur mikro baja AISI 410 setelah proses annealing adalah ferit dan karbida logam. Struktur mikro martensit dan austenit sisa dapat terbentuk bilamana baja AISI 410 telah mengalami proses tempering pada suhu 600 °C dengan suhu quenching yang berbeda. Sedangkan struktur mikro berupa tempermartensit dengan austenit sisa dan karbida logam ditemukan pada baja AISI 410 setelah quenching pada suhu 1050 °C dengan suhu tempering yang berbeda. Laju korosi baja AISI 410 semakin rendah seiring peningkatan suhu quenching. Sedangkan  laju korosi sangat tinggi ditemukan pada baja AISI 410 pada suhu temper 550 oC dan quenching 1050 oC.
Peningkatan Ketahanan Aus pada Baja Tahan Karat Martensitik 13Cr AISI 410 setelah Proses Austenisasi dan Tempering [Improvement of Wear Resistance of 13Cr AISI 410 Martensitic Stainless Steel after Austenitizing and Tempering Process] Apriani, Annisa Siti; Anwar, Moch. Syaiful; Rusnaldy, Rusnaldy; Mabruri, Efendi
Metalurgi Vol 32, No 3 (2017): Metalurgi Vol. 32 No. 3 Desember 2017
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.907 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v32i3.335

Abstract

The turbine blades that were developed from martensitic stainless steel 13Cr are usually operate on high rotation speed in steam power plants and often found to be failures in the material. One of the failure causes is the presence of foreign material that gives the abrasion impact on the surface of the turbine blade. The aim of this study is observed the effect of austenitization and tempering temperatures on the hardness and abrasion resistance of 13Cr martensitic stainless steel. The examinations were carried out i.e. hardness Rockwell C and abrasion resistance. The optimum hardness values obtained on 13Cr martensitic stainless steel which austenitizing at 1050 °C and tempering of 600 °C. The increasing of tempering temperature in the 13Cr stainless steel does not give a linear negative effect on the abrasion resistance of the steel.AbstrakSudu (blade) turbin yang terbuat dari baja tahan karat martensitik 13Cr yang selalu beroperasi pada kecepatan putaran yang tinggi di pembangkit listrik tenaga uap sering ditemukan kegagalan pada material tersebut. Salah satu penyebab kegagalan ini adalah adanya benda asing  yang memberikan dampak abrasi pada permukaan sudu turbin. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh perlakuan panas austenitization dan tempering terhadap kekerasan dan ketahanan abrasi baja tahan karat martensitik 13Cr. Pengujian yang dilakukan adalah uji kekerasan Rockwell C dan uji ketahanan abrasi. Hasil penelitian ini adalah nilai kekerasan optimum ditemukan pada baja tahan karat martensitik 13Cr yang mengalami austenitization pada suhu 1050°C dengan waktu tempering 600°C. Dengan semakin tinggi suhu tempering maka nilai kekerasan baja tahan karat 13Cr semakin turun. Akan tetapi, kenaikan suhu tempering pada baja tahan karat 13Cr tidak memberikan pengaruh negatif secara linier terhadap ketahanan abrasi baja tersebut. 
PENGUKURAN MODULUS ELASTISITAS BERBAGAI JENIS KAYU UNTUK FURNITUR Rusnaldy, Rusnaldy; Norman, Norman
ROTASI Volume 11, Nomor 4, Oktober 2009
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.35 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.11.4.11-14

Abstract

Dalam studi ini, modulus elastisitas kayu dievaluasi sebelum mengalami proses permesinan. Modulus elastisitas kayu menentukan kekakuan kayu. Kekakuan yang tinggi menyebabkan kayu tidak mudah melentur saat proses permesinan dilakukan sehingga ketelitian dimensi produk menjadi tinggi. Modulus elastisitas juga menentukan karakteristik dinamik kayu. Kayu yang mudah bergetar saat proses permesinan dilakukan menyebabkan kekasaran permukaan kayu menjadi meningkat. Jenis kayu yang akan dievaluasi adalah jenis kayu yang biasa digunakan dalam industri furnitur.Untuk itu alat uji three point bending didesain dan dibuat untuk pengujian modulus elastisitas kayu. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa jenis kayu lamtoro (Leucenia leucocephalla) memiliki nilai modulus elastisitas yang paling tinggi, kemudian berturut-turut disusul kayu jati (Tectona grandis), kayu mahoni (Switenia macrophylla), kayu akasia (Acacia villosa), dan kemudian kayu nangka (Artocarpus heterophyllus).
PENGARUH PEMAKANAN (FEED) TERHADAP GEOMETRI DAN KEKERASAN GERAM PADA HIGH SPEED MACHINING PROCESSES Rusnaldy, Rusnaldy; Setiyana, Budi
ROTASI Volume 8, Nomor 1, Januari 2006
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.954 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.8.1.15-20

Abstract

Meningkatnya permintaan untuk memperbesar produktivitas dengan biaya produksi rendah, menuntut untukdilakukannya permesinan yang cepat maka dilakukan pemesinan dengan cara meningkatkan kecepatan pemesinan.Teknologi pemesinan kecepatan tinggi (high speed machining) merupakan salah satu cara untuk meningkatkanproduktivitas. Dengan kecepatan potong dan pemakanan yang tinggi, maka volume pelepasan material dari materialinduk akan meningkat sehingga akan diperoleh penghematan waktu pemesinan yang cukup berarti.Tulisan ini meneliti pengaruh kedalaman pemakanan dengan geometri dan kekerasan geram, dimana prosespemesinan yang dilakukan pada kecepatan tinggi adalah pada mesin bubut semi otomatis dengan empat jenis bendakerja yang mempunyai kekuatan tarik yang berbeda-rbeda. Geram yang dihasilkan di ukur geometri dan kekerasannya.Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan naiknya nilai kedalaman pemakanan akan menaikkankekerasan geram. Disamping itu sifat dan jenis dari material benda kerja akan sangat berpengaruh terhadap geometrigeram yang dihasilkan.
PERUBAHAN NILAI KEKERASAN DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK ALUMINIUM AKIBAT PROSES EQUAL CHANNEL ANGULAR PRESSING (ECAP) Rusnaldy, Rusnaldy; Iskandar, Norman; Rais, Muhammad Khairul; Erlangga, Wisnu Tri
ROTASI Vol 16, No 4 (2014): VOLUME 16, NOMOR 4, OKTOBER 2014
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.146 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.16.4.41-47

Abstract

In current study, Equal Channel Angular Pressing (ECAP) process was applied to pure aluminium rod. The effect of the number of passes on hardness and electrical conductivity ECAP samples was investigated. The dimensions of ECAP die for 12 mmm diameter workpieces are designed with intersect angle of 120o. The experiments were carried out by using samples cut from an ingot and a rod and machined to a size of 12 mm in diameter and 50 mm in length. The workpiece was pressed into the ECAP die up to 7 passes at room temperature.After deformation, all samples were subjected to a hardness test, an electrical conductivity test and for optical microscope study. The hardness measurement of the ECAP samples suggested that enhanced hardness would be obtained by repeating ECAP process.Increasing the electrical conductivity of the ECAP samples indicatesthat there is no dislocation formation due to increasing plastic deformation in ECAP process
Pengujian Mampu Las Baja Karbon Astm A36 dengan Proses Las Busur Listrik Rusnaldy, Rusnaldy; Maulana, Muhammad Erfas
ROTASI Vol 19, No 4 (2017): VOLUME 19, NOMOR 4, OKTOBER 2017
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.987 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.19.4.226-230

Abstract

Proses pengelasan busur listrik dengan elektroda terbungkus (Shielded Metal Arc Welding-SMAW) banyak digunakan dalam aplikasi di industri dan konstruksi. Material yang juga banyak digunakan dalam aplikasi proses SMAW adalah baja karbon ASTM A36, yaitu jenis plain carbon steel. Kemampuan baja tersebut untuk disambung dengan menggunakan proses SMAW (weldability) dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah heat input. Besarnya heat input pada proses pengelasan tergantung dari besarnya arus yang digunakan. Pada studi ini akan diteliti pengaruh besarnya arus yang digunakan, yaitu 70 A, 80 A dan 90 A, terhadap mampu las baja karbon ASTM A36. Metode yang digunakan untuk mengetahui mampu las baja tersebut adalah Controlled Thermal Severity (CTS) Test. Kawat elektroda yang digunakan adalah kawat elektroda terbungkus jenis E6013. Hasil yang diperoleh dari pengujian ini adalah mampu las baja ASTM A36 cukup baik. Hal ini diindikasikan dengan jumlah dan ukuran dari retak yang ditemukan masih di bawah harga minimum yang dipersyaratkan. Kemudian juga diketahui bahwa makin besar arus listrik yang digunakan menyebabkan peningkatan nilai kekerasan mikro dari logam las dan HAZ, namun jumlah dan ukuran retak jadi bertambah banyak dan besar.
KETAHANAN BALISTIK LEMBARAN BAJA PADA BERBAGAI SUDUT TEMBAK Rusnaldy, Rusnaldy; Haryanto, Ismoyo; Iskandar, Norman; Anugra, Binar Ade; Zaedun, Ahmad
ROTASI Vol 16, No 1 (2014): VOLUME 16, NOMOR 1, JANUARI 2014
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.88 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.16.1.34-37

Abstract

Results of study on the performance of 0.4 mm mild steel plate when impacted by 4.5 mm diameter steel ogive-shaped projectile at 45o, 60o (oblique impact) and 90 o (normal impact) angles of attack are presented. The projectiles were fired at highest velocity using air riffle gun. The target-holding fixture was located at a distance of 2 m from the gun. Experimental results show that steel plate provides protection at 45o and 60o obliquity, but fails to provide protection at angle of attack of 90o (normal impact)
DIFFUSION BONDING : AN ADVANCED OF MATERIAL PROCESS Rusnaldy, Rusnaldy
ROTASI Volume 3, Nomor 1, Januari 2001
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.843 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.3.1.23-27

Abstract

Diffusion bonding or diffusion welding is a solid state joining process. This bonding technique is based on theatomic diffusion of elements at the joining interface. The diffusion-welding interface has same physical and mechanicalproperties as base metal. The strength of joining depends on pressure, temperature, time of contact and the cleanness ofthe interface. Diffusion bonding needs longer time than the other welding processes.
ANALISIS KEBOCORAN PIPA REFORMER DI SEBUAH PERUSAHAAN PETROKIMIA Nugroho, sri; Rusnaldy, Rusnaldy
ROTASI Vol 16, No 2 (2014): VOLUME 16, NOMOR 2, APRIL 2014
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.971 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.16.2.27-31

Abstract

Primary Reformer adalah suatu alat yang dioperasikan pada suhu 600-800oC dan tekanan 30-40 kg/cm2. Alat ini berbentuk tube yang berfungsi untuk memecahkan gas hidrokarbon menjadi hidrogen. Primary reformer dibuat material yang berbeda, pada flange menggunakan material baja karbon dan pada top tube menggunakan material baja tahan karat. Kedua material tersebut disambung dengan menggunakan las GTAW (Gas Tungsten arc Welding) dengan filler metal inconel 82. Namun ditemukan kobocoran antara sambungan flange dengan material baja karbon dan weld metal yang menggunakan filler metal inconel 82. Hal ini diduga karena adanya dark band pada weld metal di batas fusi material baja karbon yang terbentuk akibat temperatur operasi. Masalah yang terjadi ini mengakibatkan terjadinya disbonding atau lepasnya weld metal pada base metal.