Claim Missing Document
Check
Articles

UPAYA PENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK JALANAN Tundzirawati, Tundzirawati; Rusyidi, Binahayati
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2015): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.043 KB)

Abstract

Masalah anak jalanan merupakan hal yang sangat komplek penyebabnya. Setiap tahunnya jumlah anak jalanan selalu meningkat. Anak jalanan adalah anak yang berada dijalanan baik secara terpaksa maupu suka rela berada di jalan baik bekerja maupun tidak bekerja. Penyebab adanya anak jalanan dapat karena kondisi ekonomi, kondisi internal keluarga, lingkungan sosial, bencana, dan lain sebagainya. Semua anak berhak mendapatkan kesejahteraan demi tercapainya masa depan yang gemilang, begitu pula dengan anak jalanan memiliki hak yang sama dengan anak yang lain. kesejahteraan sosial anak adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial anak agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan sosial anak di Indonesia adalah dengan adanya Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA)Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) merupakan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan anak meliputi subsidi kebutuhan dasar, aksesibilitas pelayanan sosial, penguatan orang tua/keluarga dan lembaga kesejahteraan sosial. Lembaga kesejahteraan sosial anak yang menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak jalanan, seperti rumah singgah atau LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak).Upaya yang dilakukan pemerinah untuk menanggulangi serta mengurangi jumlah anak jalan yang ada di Indonesia. Dari PKSA (Program Kesejahteraan Sosial Anak) yang didirikan oleh pemerintah adalah upaya pemenuhan/subsidi kebutuhan dasar (akte lahir), pemberian makanan tambahan, memberikan pendidikan, serta memberikan jalan untuk kembali kepada orangtua.
PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK KORBAN TRAFFICKING Soraya, Anis; Rusyidi, Binahayati; Irfan, Maulana
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2015): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.674 KB)

Abstract

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas). Anak sebagai manusia berusia 0-18 tahun merupakan individu yang masih dalam masa perkembangan fisik, mental, maupun intelektual. Anak memang rentan menjadi sasaran tindak kekerasan dan perdagangan manusia. Beberapa hal yang menjadi faktor pendorong terjadinya perdagangan anak diantaranya; faktor ekonomi keluarga, rendahnya tingkat pendidikan anak dan keluarga, serta kurangnya kepedulian orangtua terhadap pengurusan administrasi anak seperti pembuatan akta kelahiran sehingga menyebabkan mudahnya terjadi perdagangan manusia karena korban tidak memiliki identitas. Perdagangan orang (Trafficking) adalah tindakan merekrut, mengirim, memindahkan, menampung atau menerima orang untuk tujuan eksploitasi baik di dalam maupun di luar negeri dengan cara kekerasan ataupun tidak. Anak memiliki hak khusus menurut hukum internasional dan hukum Indonesia dan Pemerintah dalam hal ini memiliki kewajiban untuk melindungi anak-anak dari kejahatan perdagangan manusia. Di dalam Konvensi Hak-hak Anak (KHA), ditegaskan bahwa anak berhak mendapatkan perlindungan dari penculikan, perdagangan dan penjualan anak untuk tujuan atau dalam bentuk apapun (pasal 35). Pemerintah Indonesia telah melakukan usaha-usaha untuk mencegah dan menanggulangi masalah perdagangan manusia dengan beberapa cara seperti dibentuknya undang- undang no 21. Tahun 2007, Tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang, Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan pengadaan RPSA atau Rumah Perlindungan Sementara Anak. Ditingkat masyarakat, hendaknya ada kampanye dan pendidikan tentang perdagangan anak serta usaha-usaha untuk melawannya.
PELAKSANAAN SEKOLAH INKLUSI DI INDONESIA Darma, Indah Permata; Rusyidi, Binahayati
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2015): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.875 KB)

Abstract

Sekolah inklusi merupakan salah satu bentuk pemerataan dan bentuk perwujudan pendidikan tanpa diskriminasi dimana anak berkebutuhan khusus dan anak-anak pada umumnya dapat memperoleh pendidikan yang sama. Pendidikan inklusi merupakan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang mensyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus dapat menerima pendidikan yang setara dikelas biasa bersama teman-teman usianya.Selama ini anak – anak yang memiliki perbedaan kemampuan (difabel) disediakan fasilitas pendidikan khusus disesuaikan dengan derajat dan jenis difabelnya yang disebut dengan Sekolah Luar Biasa (SLB). Secara tidak disadari sistem pendidikan SLB telah membangun tembok eksklusifisme bagi anak – anak yang berkebutuhan khusus.Penyelenggaraan sekolah inklusi bagi anak berkebutuhan khusus hendaknya menciptakan lingkungan yang menyenangkan, ramah dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa berkebutuhan khusus untuk mengenyam pendidikan yang layak sesuai dengan hak mereka.Kenyataan penyelenggaran sekolah inkusi di Indonesia masih belum sesuai dengan konsep yang dikemukakan dan pedoman penyelenggaraan, baik dari segi siswa, kualifikasi guru, sarana dan prasarana, dukungan orang tua dan masyarakat. Penyelenggaraan sekolah inklusi di Indonesia saat ini masih menjadi fenomena.
PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI POSITIF BAGI LESBIAN DI KOTA TASIK Adelina, Shella; -, Binahayati; S., Meilanny Budiarti
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.999 KB)

Abstract

Fenomena homoseksual telah menjadi trend di kehidupan masyarakat Indonesia. Tidak hanya di kota-kota besar, di kota-kota kecil yang sarat akan norma dan budaya pun homoseksual menjadi permasalahan yang sulit dikendalikan. Bukan hanya mengenai aspek moral, homoseksual dipengaruhi pula oleh gaya hidup dan hubungan sosial. Hal ini telah menjadi perhatian yang serius bagi pemeritah Kota Tasik karena homoseksual dianggap masalah sosial yang mencoreng nama baik Kota Tasik sebagai Kota Santri. Bagi lesbian, menunjukkan dirinya sebagai penyuka sesama jenis adalah hal yang sulit. Terlebih posisi perempuan di Indonesia sangat sentral dan terikat pada nilai dan norma-norma sosial. Kesulitan membuka diri menjerumuskan lesbian untuk bergabung kedalam komunitas lesbian agar memperoleh penerimaan diri dan rasa aman. Konsep diri lesbian cenderung negatif karena terdapat faktor labeling dan penolakan yang diterima lesbian dari lingkungan sekitarnya. Masyarakat lebih senang ”mengobati” lesbian daripada ”merubah perilaku” padahal lesbian bukanlah penyakit, melainkan perilaku seksual menyimpang. Pemerintah telah memiliki kebijakan yang mengenai larangan menjadi homoseksual. Namun diperlukan dukungan lain dari berbagai pihak terkait dan para profesional untuk mengatasi permasalahan lesbian. Pekerja sosial adalah profesi profesional pemberi bantuan yang berfokus pada keberfungsian sosial dengan memperhatikan aspek orang didalam lingkungan. Pekerja sosial dapat berperan dalam mengatasi permasalahan individu dan lingkungan. Hasil penelitian ini mengungkapkan : Keberadaan lesbian di Kota Tasik cenderung meningkat setiap tahun; belum ada program yang tepat bagi penanganan lesbian; belum adanya peran pekerja sosial dalam upaya penanganan lesbian di Kota Tasik.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM MANDIRI Adenansi, Dhio; Zainuddin, Moch.; Rusyidi, Binahayati
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 3 (2015): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.057 KB)

Abstract

Kemiskinan merupakan masalah yang sudah terlalu kompleks di Indonesia. Fenomena ini terjadi salah satunya karena masyarakat Indonesia terlalu berpangku tangan untuk bisa mendapatkan bantuan. Masyarakat terlalu pasif dalam kondisi ini, partisipasi dan inisiatif masyarakat dalam kondisi memperbaiki kualitas kehidupannya ini masih sangat kurang. Pada kondisi ini pemerintah perlu melakukan suatu bentuk kegiatan yang dapat membantu masyarakat untuk mencapai kesejahteraannya. Namun yang perlu menjadi perhatian adalah bahwa dalam mensejahterakan masyarakat, pemerintah perlu melakukan metode pemberdayaan terhadap masyarakat. Pemberdayaan masyarakat menjadi hal yang sangat penting agar nantinya masyarakat bisa mandiri tanpa perlu lagi diarahkan atau dituntun oleh pemerintah atau para agen perubahan. Disini pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, perlunya peran – peran pihak lain agar bisa mencapai target yang diharapkan. Pihak lain disini maksudnya seperti LSM, masyarakat itu sendiri, dan pihak lainnya.Program pemerintah akan bisa terealisasikan dengan baik apabila dalam prosesnya pihak yang terkait mampu bekerja sama atau dengan kata lain mampu untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan pemerintah. Partisipasi menjadi hal yang sangat penting dalam hal ini. Seperti misalnya program yang dicanangkan oleh pemerintah yakni PNPM Mandiri. Pada PNPM mandiri adalah program yang dikeluarkan pemerintah dalam rangka mengentaskan masalah kemiskinan yang sudah begitu kompleksnya di Indonesia. Di program PNPM mandiri ini masyarakat terkait dituntut untuk berpartisipasi dalam proses kegiatannya. Partisipasi disini dituntut agar masyarakat terbiasa untuk bertanggung jawab atas kondisi di lingkungannya. Maka dari itu agar tumbuhnya kesadaran di masyarakat akan tanggung jawab terhadap kondisi sosialnya maka itu menjadi tanggung jawab pemerintah dan instansi terkait untuk merubah pola pikir masyarakat untuk peduli.
PEKERJA SOSIAL DAN PENDIDIKAN INKLUSI Rezeki, Nurul Fadhilah; Rusyidi, Binahayati
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2015): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.632 KB)

Abstract

Pendidikan merupakan hak bagi setiap orang, termasuk bagi anak dengan disabilitas. Indonesia dengan beribu pulau yang dimilikinya sampai saat ini belum merata pembangunannya, termasuk di dalamnya akses terhadap pendidikan. Data yang diperoleh dari buku Profil Anak Indonesia 2013 menyebutkan bahwa sebanyak 35,25% anak dengan disabilitas belum/tidak pernah sekolah, 43,13% tidak/belum tamat SD. Menurut Rustanto (2013), pekerja sosial sekolah merespon perwujudan hak semua anak untuk mendapatkan pendidikan termasuk bagi anak yang memiliki kebutuhan khusus serta keluarganya. Dalam pelaksanaan pendidikan inklusi, pekerja sosial sekolah memiliki peranan menjadi jembatan bagi anak dengan disabilitas, masyarakat, keluarga, dan pemerintah. Profesi pekerja sosial professional yang masih berkembang di Indonesia menjadi salah satu hambatannya. Tidak banyak orang yang mengetahui apa itu pekerja sosial professional membuat urgensi pekerja sosial di berbagai setting tidak begitu tampak. Hal yang sama terjadi bagi para pekerja sosial sekolah. Pentingnya peran pekerja sosial di sekolah tidak tampak karena hingga saat ini hanya sedikit sekolah yang memiliki pekerja sosial dan banyak sekolah yang tetap melaksanakan “inklusi”-nya tanpa keberadaan pekerja sosial. Sebenarnya dengan melihat begitu pentingnya peran pekerja sosial di sekolah, pelaksanaan pendidikan inklusi akan lebih maksimal dan mengakomodir kebutuhan dan hak para siswa.
DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA TEHADAP ATLET PARALIMPIK PELAJAR TUNA NETRA BERPRESTASI DI KOTA BANDUNG Gunawan, Aditya Rahmat; Rusyidi, Binahayati; Meilany, Lenny
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 3 (2016): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.105 KB)

Abstract

Atlet paralimpik pelajar tuna netra adalah seorang penyandang tuna netra yang memiliki potensi dalam bidang olahraga dan memilih menjadi seorang atlet yang tergabung ke dalam naungan National Paralympic Committee Indonesia (NPCI). Di Kota Bandung sendiri, terdapat 11 orang anak penyandang tuna netra yang tergabung menjadi atlet binaan NPCI Kota Bandung. Beragam prestasi pernah mereka dapatkan. Dari lima kali gelaran Pekan Paralimpik Pelajar Daerah (Peparpelda) Jawa Barat, kontingen Kota Bandung berhasil tiga kali merebut predikat sebagai juara umum, dan dua kali menjadi runner-up. Prestasi yang didapatkan tentunya tidak hanya ditentukan oleh faktor fisik seorang atlet saja, akan tetapi terdapat beberapa faktor lain yang mendukung dan menunjang pencapaian prestasi seorang atlet paralimpik pelajar tuna netra. Salah satu faktor yang paling penting dan harus didapatkan oleh para atlet adalah dukungan sosial dari kedua orangtuanya. Karena, orangtua selaku lingkungan sosial pertama yang dimiliki oleh seseorang, memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dasar seorang anak, baik dari segi kebutuhan dasar psikis, fisik, dan sosialnya. Dengan terpenuhinya dukungan yang diberikan oleh orangtua terhadap anak, maka akan memunculkan perasaan aman, nayaman, dihargai, dan mendapatkan kasih sayang. Hal ini terkait dengan bentuk-bentuk dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua terhadap para atlet paralimpik pelajar tuna netra berprestasi di Kota Bandung. Bentuk-bentuk dukungan sosial yang dimaksud adalah dukungan instrumental, dukungan emosional, dukungan informasional, dan dukungan penghargaan. Di tengah stigma negatif yang diterima oleh para penyandang tuna netra, maka dukungan sosial dari orangtua diharapkan memberikan sebuah manfaat secara moril bagi mereka untuk menjalani hidup, dan bahkan bisa berprestasi di bidang-bidang sesuai dengan minat dan bakatnya.
DEFINISI KEKERASAN TERHADAP ISTRI DI KALANGAN MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL Rusyidi, Binahayati
Share : Social Work Journal Vol 7, No 1 (2017): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.041 KB) | DOI: 10.24198/share.v7i1.13806

Abstract

Kekerasan terhadap istri merupakan bentuk paling umum dari tindak kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan di Indonesia. Pemahaman mengenai definisi kekerasan terhadap istri merupakan langkah pertama penanganan masalah karena pengakuan terhadap perilaku yang termasuk sebagai tindak kekerasan akan mempengaruhi bagaimana masyarakat merespon korban dan pelaku.Studi ini ini mendeskripsikan dan menguji faktor-fakrot yang berasosiasi dengan sikap mahasiswa sarjana program studi kesejahteraan sosial mengenai definisi tindak kekerasan terhadap istri berdasarkan perspektif sosial demografis dan sosial budaya. Pemilihan sampel dilakukan secara non-random menggunakan teknik convenience sampling. Data dikumpulkan melalui survey terhadap 294 mahasiswa kesejahteraan sosial dari 2 (dua) universitas di provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Barat yang dilaksanakan pada akhir tahun 2016. Analisa data dilakukan dengan teknik simple regression. Studi menemukan bahwa para mahasiswa umumnya melaporkan persetujuan yang lebih besar untuk mengkategorikan kekerasan fisik sebagai bentuk kekerasan terhadap istri. Sebaliknya, mereka cenderung kurang memandang kekerasan non-fisik sebagai perilaku kekerasan. Gender, sikap terhadap peran jender, dan tipe universitas merupakan faktor signifikan yang berasosiasi dengan sikap terhadap tindak kekerasan terhadap istri. Implikasi dari temuan temuan studi ini didiskusikan dengan mengaitkan peran lembaga pendidikan dalam mempengaruhi sikap mahasiswa.
POTRET ORANG MISKIN DARI PERSPEKTIF KEKUATAN Ishartono, Ishartono; Rusyidi, Binahayati; Raharjo, Santoso Tri
Share : Social Work Journal Vol 7, No 1 (2017): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.598 KB) | DOI: 10.24198/share.v7i1.13816

Abstract

Tesis ini dilatarbelakangi oleh permasalahan kemiskinan yang masih saja menjadi beban dunia. Sudah banyak upaya untuk menanggulanginya. Sudah banyak penelitian untuk mengkajinya. Namun upaya dan kajian itu pada umumnya memandang kemiskinan dari perspektif masalah. Tesis ini mengkaji kemiskinan dari perspektif kekuatan. Perspektif ini meyakini bahwa setiap individu mempunyai kekuatan. Penjabaran perspektif kekuatan dalam tesis ini menggunakan konsep yang dikembangkan oleh Clay Graybeal yaitu Resources, Options, Possibilities, Exceptions, dan Solutions (ROPES).Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pendekatan ini digunakan karena penggalian aspek-aspek kekuatan tersebut (ROPES) memerlukan deskripsi yang mendalam. Subyek penelitian ini adalah orang miskin yang menjadi peserta Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Informannya adalah 4 orang peserta PKH dan 3 orang tokoh masyarakat yang ditentukan secara purposive. Teknik pengumpulan yang digunakan adalah wawancara mendalam.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP MAHASISWA PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP TINDAK KEKERASAN FISIK SUAMI TERHADAP ISTRI: STUDI DI 6 PROVINSI Rusyidi, Binahayati; Nurwati, Nunung; Humaedi, Sahadi
Share : Social Work Journal Vol 6, No 1 (2016): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.473 KB) | DOI: 10.24198/share.v6i1.13154

Abstract

Penelitian kuantitatif berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi sikap mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial mengenai kekerasan fisik terhadap istri ini bertujuan menganalisa faktor-faktor yang yang berasosiasi dengan sikap terhadap justifikasi kontekstual kekerasan fisik terhadap istri. Penelitian ini didasarkan pada kerangka teoritis dari perspektif sosio-demografis, structural dan feminis.Responden merupakan mahasiswa dari 7 perguruan tinggi yang menyelenggarakan program Ilmu Kesejahteraan Sosial di provinsi Bengkulu, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Papua. Universitas dipilih secara purposive untuk menjamin keterwakilan wilayah Indonesia. Responden dipilih melalui convinience sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner terstruktur. Data analysis dilakukan dengan teknik hierarchical regression.Sebanyak 582 mahasiswa tahun rata-rata berusia 19,8 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Mayoritas mahasiswa memandang tindak kekerasan fisik oleh suami terhadap istri dapat diterima dalam kondisi tertentu yaitu jika istri berselingkuh dengan pria lain, istri menggunakan zat yang memabukkan, istri bermesraan dengan laki-laki lain atau istri menyakiti anak-anak. Penelitian menemukan bahwa sikap mahasiswa terhadap kekerasan fisik oleh suami terhadap istri dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial demografis dan sosial budaya yaitu sikap mengenai peran jender, affiliasi agama dan tingkat pendidikan ibu responden.Sikap terhadap peran peran jender merupakan prediktor yang paling berpengaruh; semakin egaliter sikap terhadap peran jender, maka responden akan semakin menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap tindak kekerasan fisik terhadap istri dalam berbagai konteks. Responden non-Muslim menunjukkan sikap yang lebih tidak mendukung tindak kekerasan dibandingkan responden Muslim. Sementara itu, semakin tinggi tingkat pendidikan ibu responden maka responden semakin tidak setuju terhadap tindak kekerasan fisik terhadap istri.Implikasi terhadap pendidikan pekerjaan sosial didiskusikan dalam artikel ini. Termasuk di dalamnya meningkatkan sensitivitas mahasiswa terhadap kesetaraan jender dan perhatian terhadap isu-isu mengenai isu dan korban kekerasan terhadap perempuan.
Co-Authors Adi Fahrudin Aditya Rahmat Gunawan Aditya Rahmat Gunawan, Aditya Rahmat Agus Pratiwi Agus Wahyudi Riana Ahmad Zulfa Styabudi Anis Soraya Anis Soraya, Anis Antik Bintari Astri Yuni Lestari Bhre Kirana Zein Budhi Gunawan BUDHI WIBHAWA Budhi Wibhawa, Budhi BUDI M TAFTAZANI Budi Muhammad Taftazani BUDI MUHAMMAD TAFTAZANI Budi Muhammad Taftazani, Budi Muhammad Denny Maulana Pratama Denti Kardeti Dhio Adenansi Dhio Adenansi, Dhio Dodi Nuriana Eva Nuriyah Eva Nuriyah Hidayat Eva Nuriyah, Eva Firda Dwi Anjani HERY WIBOWO Hery Wibowo Hery Wibowo Hery Wibowo, Hery Hetty Krisnani Ida Widianingsih Indah Permata Darma Indah Permata Darma, Indah Permata Ishartono Ishartono Ishartono Ishartono, Ishartono Kanya Eka Santi Lenny Meilani Lenny Meilany Lenny Meilany, Lenny Liya Yulia Loho, Albertina N. MAULANA IRFAN Maulana Irfan Maulana Irfan Maulana Irfan, Maulana Meilani, Lenny Meilanny Budiarti S. Meilanny Budiarti S., Meilanny Budiarti Mira Azzasyofia Misrina Misrina Moch. Zainuddin Moch. Zainuddin, Moch. Muhammad Aldy Pratama Muhammad Fedryansah Muhammad Fedryansyah Muhammad Fedryansyah, Muhammad Nandang Mulyana, Nandang Nina Djustiana Nunung Nurwati Nunung Nurwati Nunung Nurwati Nunung Nurwati Nunung Nurwati Nurul Fadhilah Rezeki Nurul Fadhilah Rezeki, Nurul Fadhilah Pristhalia Vernanda Gunawan R. Nunung Nurwati Rahakbaw, Nancy Rahmat Syarif Hidayat Renny Sekarningsih Ruslan Halifu Sahadi Humaedi SAHADI HUMAEDI Sahadi Humaedi Sahadi Humaedi Sahadi Humaedi Santoso Tri Rahardjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo, Santoso Tri SARI, SITI FATIMAH MUTIA Shella Adelina Shella Adelina, Shella SITI FATIMAH MUTIA SARI Sri Sulastri TAFTAZANI, BUDI M Tundzirawati Tundzirawati Tundzirawati Tundzirawati, Tundzirawati YANA SAFITRI Yana Safitri, Yana Yana Sundayani Yundari, Yundari Yuningsih, Yuyun Zulhaeni, Zulhaeni