Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

INTERAKSI GENOTIPE DENGAN LINGKUNGAN, ADAPTABILITAS, DAN STABILITAS PENAMPILAN FENOTIPIK EMPAT VARIETAS UNGGUL IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Didik Ariyanto; Nunuk Listiyowati
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 1 (2015): (Maret 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.184 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.1.2015.1-9

Abstract

Penampilan fenotipik suatu organisme ditentukan oleh faktor genetik dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat organisme tersebut hidup. Dalam beberapa kasus, interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan juga berpengaruh terhadap penampilan fenotipik yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan, daya adaptabilitas dan stabilitas penampilan fenotipik khususnya bobot individu pada empat varietas unggul ikan nila yang dipelihara di tiga lokasi berbeda. Ikan nila varietas GMT, merah NIFI, NIRWANA dan BEST dipelihara di tambak payau di Indramayu, kolam air tenang di Sukamandi dan karamba jaring apung di Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur, selama empat bulan pemeliharaan. Benih ikan nila diberi pakan pelet komersial dengan kandungan protein kasar 28%-30%, sebanyak 10%; 7,5%; 5%; dan 2,5% dari biomassa ikan masing-masing pada bulan pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pakan diberikan dengan frekuensi dua kali setiap hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot ikan nila secara nyata dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, serta interaksi antara kedua faktor tersebut. Selain ikan nila GMT, tiga varietas ikan nila yang diuji mempunyai adaptabilitas lingkungan relatif sempit, serta stabilitas penampilan fenotipik karakter bobot individu relatif rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa pengembangan budidaya ikan nila GMT dapat dilakukan di semua lokasi, sedangkan ikan nila merah NIFI, NIRWANA, dan BEST akan optimal jika dilakukan di lokasi tertentu saja.Phenotypic performance was determined by genetic and environment factors and their interaction. This study was conducted to examinethe present of interaction both of genetic and environment factors, adaptability, and stability of phenotypic performance of four varieties of tilapia which maintained in three different location. GMT, red NIFI, NIRWANA, and BEST tilapia strains were reared for four months in net cages in Cirata reservoir in Cianjur, in earthen ponds in Sukamandi and in brackish water ponds in Indramayu. All fish were fed with commercial pelleted feed contained of crude protein 28%-30%, about 10%, 7.5%, 5%, and 2.5% each day in 1st, 2nd, 3rd, and 4th month, respectively. The results showed that tilapia’s phenotipic performance especially the average body weight was significantly affected by genetic factor, environment factor, and interaction both of them factors. Except the GMT, all tilapia strains used in this study have narrow phenotypic adaptability and stability, especially in average body weight. This results indicated that GMT tilapia strain can be farmed in various areas, but red NIFI, NIRWANA, and BEST tilapia strains are most likely in a specific location.
SELEKSI KARAKTER PERTUMBUHAN POPULASI IKAN MAS (Cyprinus carpio) RELATIF TAHAN KOI HERPES VIRUS Didik Ariyanto; Erma Primanita Hayuningtyas; Khairul Syahputra
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 1 (2013): (April 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.854 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.1.2013.121-129

Abstract

Strain Rajadanu merupakan populasi ikan mas yang mempunyai daya tahan terhadap serangan koi herpes virus (KHV) relatif lebih baik dibandingkan strain lainnya. Namun demikian, populasi ikan dengan daya tahan yang tinggi diduga mempunyai laju pertumbuhan yang lebih lambat. Hal ini karena adanya fenomena sharing energi untuk berbagai karakter yang berbeda. Dalam kegiatan seleksi, salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk mengantisipasi fenomena tersebut adalah dengan melakukan seleksi secara bersamaan (tandem selection) terhadap karakter-karakter tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan populasi ikan mas strain Rajadanu dengan laju pertumbuhan cepat, sebagai bagian dari program perakitan strain unggul ikan mas tahan KHV. Sebagai hewan uji adalah populasi dasar (F0) sintetik yang dibentuk tahun 2010, terdiri atas 2 cohort ikan mas strain Rajadanu dengan masing-masing populasi terdiri atas 10 famili yang bersifat full-sib. Seleksi dilakukan menggunakan metode seleksi individu (mass selection) pada saat bobot rata-rata populasi mencapai ukuran konsumsi, yaitu antara 200-300 g/ekor. Cut off seleksi ditentukan berdasarkan hasil sampling sebelum kegiatan seleksi dilakukan, yaitu bobot individu terendah pada 20% individu terbaik, sebesar 400 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot rata-rata pada cohort 1 dan 2 masing-masing sebesar 271,91 g dan 247,49 g dengan bobot rata-rata populasi terseleksi masing-masing cohort sebesar 558,18 g dan 528,08 g, sehingga menghasilkan nilai diferensial seleksi sebesar 286,27 g dan 280,39 g. Hasil analisis terhadap nilai heritabilitas (dalam arti luas/broad sense) karakter bobotkedua cohort ikan mas tersebut sebesar 42% dan 30%. Berdasarkan hasil tersebut, prediksi respon seleksi yang akan diperoleh pada generasi selanjutnya (F1) pada masing-masing cohort sebesar 123,01 g dan 84,12 g setara dengan 45,27% dan 33,96%.
EFEKTIVITAS TRANSFER DAN ANALISIS EKSPRESI GEN IMUNOGENIK TAHAN KOI HERPES VIRUS (KHV) PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio) Khairul Syahputra; Didik Ariyanto; Erma Primanita Hayuningtyas; Lamanto Lamanto
Jurnal Riset Akuakultur Vol 9, No 1 (2014): (April 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1184.327 KB) | DOI: 10.15578/jra.9.1.2014.15-23

Abstract

Penelitian transfer gen imunogenik tahan KHV (krt-GP11) pada ikan mas telah dilakukan dengan metode elektroporasi sperma menggunakan konsentrasi DNA yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi DNA optimal yang efektif digunakan dalam transfer gen pada ikan mas. Sperma dielektroporasi menggunakan tipe kejutan square wave dengan voltase 50 V dan jumlah kejutan tiga kali. Konsentrasi DNA yang digunakan adalah 10 μg/mL, 50 μg/mL, dan 100 μg/mL. Deteksi transgen pada sperma, embrio, dan larva dilakukan dengan metode PCR menggunakan primer spesifik untuk gen krt-GP11. Ekspresi transgen pada embrio dan larva dianalisis secara semi-kuantitatif dengan metode reverse transcriptase PCR (RT-PCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen krt-GP11 terdeteksi pada sperma, embrio, dan larva. Pemberian konsentrasi DNA 10 μg/mL lebih efektif digunakan dalam transfer gen krt-GP11 pada ikan mas, sedangkan peningkatan konsentrasi DNA yang digunakan tidak memberikan hasil yang berbeda terhadap keberhasilan transfer gen pada ikan mas. Ekspresi gen krt-GP11 yang berhasil diintroduksikan pada ikan mas baru dapat teramati dengan baik pada fase embrio.
KERAGAAN BENIH IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus) YANG DITEBAR SECARA LANGSUNG DI KOLAM PADA UMUR BERBEDA Didik Ariyanto; Evi Tahapari; Sularto Sularto
Jurnal Riset Akuakultur Vol 7, No 2 (2012): (Agustus 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.189 KB) | DOI: 10.15578/jra.7.2.2012.159-170

Abstract

Budidaya ikan patin siam mengalami perkembangan yang cukup pesat sejakkeberhasilan pemijahan buatan pada tahun 1981. Pada pelaksanaannya, pembenihan ikan patin siam dilakukan secara indoor hatchery. Dalam sistem tersebut, dibutuhkan nauplii Artemia sebagai pakan awal larva ikan patin siam yang dilanjutkan dengan pemberian Moina dan Daphnia beku serta cacing darah (Tubifex) sebelum pemberian pakan buatan. Hal ini mengakibatkan adanya ketergantungan usaha pembenihan ikan patin siam terhadap pasokan beberapa jenis pakan alami tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaan ikan patin siam yang ditebar di kolam pendederan pada umur yang berbeda. Sasaran yang akan dicapai adalah menghilangkan ketergantungan pembenihan ikan patin siam terhadap pasokan beberapa jenis pakan larva ikan patin siam dan disubstitusi dengan pakan alami yang ada di kolam. Pada percobaan ini, larva patin siam ditebar pada umur 5, 10, dan 15 hari setelah menetas. Larva ditebar di kolam pendederan seluas 200 m2 dengan kepadatan 100 ekor/m2. Pemeliharaan dilakukan selama 2 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih ikan patin siam yang ditebar di kolam pada umur 5 hari setelah menetas mempunyai laju pertumbuhan spesifik sebesar 11,12% lebih baik daripada benih ikan patin siam yang ditebar pada umur 10 dan 15 hari setelah menetas, yaitu sebesar 8,41% dan 8,65%. Namun demikian, bobot individu (9,81-12,32 g), biomassa panen (118,77-141,91 kg) serta sintasan (54,53%-71,49%) pada akhir percobaan tidak berbeda nyata.
KOLEKSI, KARAKTERISASI, DAN SELEKSI PLASMA NUTFAH IKAN MAS (Cyprinus carpio) TAHAN PENYAKIT KOI HERPES VIRUS Didik Ariyanto; Erma Primanita Hayuningtyas; Khairul Syahputra
Jurnal Riset Akuakultur Vol 9, No 2 (2014): (Agustus 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.103 KB) | DOI: 10.15578/jra.9.2.2014.215-228

Abstract

Wabah penyakit koi herpes virus (KHV) terjadi sejak tahun 2002 mengakibatkan jumlah produksi ikan mas nasional mengalami penurunan yang cukup signifikan. Salah satu alternatif penanggulangan penyakit KHV yang bisa dilakukan adalah perbaikan genetik untuk membentuk varietas unggul ikan mas tahan KHV. Pembentukan varietas unggul ikan mas tahan KHV dimulai dari kegiatan koleksi, karakterisasi, dan evaluasi plasma nutfah ikan mas. Koleksi plasma nutfah ikan mas dilakukan di beberapa daerah asal ikan mas antara lain di Kabupaten Kuningan, Bandung, Cianjur, dan Pandeglang (Banten). Karakterisasi plasma nutfah ikan mas hasil koleksi dilakukan dengan metode RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) dan evaluasi daya tahan plasma nutfah ikan mas terhadap serangan KHV dilakukan dengan uji tantang secara laboratorium menggunakan metode kohabitasi. Dari hasil kegiatan koleksi diperoleh lima strain ikan mas yang dominan dibudidayakan di Jawa Barat dan Banten, yaitu strain Majalaya (Bandung), Rajadanu (Kuningan), Wildan (Cianjur), Sutisna (Kuningan), dan Sinyonya (Pandeglang). Hasil karakterisasi menunjukkan derajat polimorfisme strain Majalaya, Rajadanu, Wildan, Sutisna, dan Sinyonya secara berturut-turut sebesar 67,71; 83,33; 83,33; 79,17; dan 79,17 dengan heterozigositas sebesar 0,233; 0,274; 0,297; 0,278; dan 0,299. Analisis lanjutan menggunakan program UPGMA mengelompokkan kelima strain tersebut ke dalam tiga kelompok genotipe, yaitu genotipe A (Rajadanu danMajalaya), genotipe B (Sinyonya dan Wildan), serta genotipe C (Sutisna). Hasil uji tantang dengan KHV menunjukkan bahwa strain Rajadanu mempunyai sintasan tertinggi sebesar 40%, diikuti oleh strain Majalaya  (36,67%), Sinyonya dan Sutisna (26,67%), serta Wildan (23,33%). Berdasarkan hasil tersebut, strain Rajadanu berpotensi besar dikembangkan sebagai varietas ikan mas tahan KHV.
HUBUNGAN ANTARA KEBERADAAN GEN MAJOR HISTOCOMPATIBILITY COMPLEX CLASS II (MHC-II), KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT, DAN PERTUMBUHAN PADA POPULASI IKAN MAS STRAIN RAJADANU Didik Ariyanto; Erma Primanita Hayuningtyas; Khairul Syahputra
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 4 (2015): (Desember 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.41 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.4.2015.461-469

Abstract

Pengembangan budidaya ikan mas di Indonesia mengalami kendala serius sejak timbulnya penyakit koi herpes virus (KHV) pada tahun 2002. Salah satu pendekatan yang dipakai dalam rangka mengantisipasi penyakit tersebut adalah perbaikan mutu genetik untuk mendapatkan varietas unggul ikan mas tahan KHV melalui seleksi berbantuan marka molekuler (MAS; Marker Assisted selection). Keberadaan gen Major Histocompatibility Complex Class II (MHC-II) diduga berkaitan erat dengan peningkatan daya tahan tubuh ikan mas terhadap penyakit. Di sisi lain, populasi ikan dengan daya tahan terhadap penyakit yang tinggi diduga mempunyai laju pertumbuhan lebih lambat. Penelitian ini bertujuan mengetahui empat hal, yaitu (1) transmisi gen MHC-II dari induk ke anakannya, (2) hubungan antara keberadaan gen MHC-II dengan daya tahan terhadap penyakit, (3) hubungan antara daya tahan terhadap penyakit dengan pertumbuhan, serta (4) pengaruh keberadaan gen MHC-II pada ikan mas terhadap performa benih di lingkungan budidaya. Benih uji diperoleh dari pemijahan induk jantan dan betina ikan mas strain Rajadanu positif MHC-II, serta induk jantan dan betina negatif MHC-II. Analisis gen MHC-II dilakukan menggunakan mesin PCR, analisis daya tahan terhadap penyakit melalui uji tantang secara kohabitasi, dan analisis hubungan daya tahan dengan pertumbuhan dilakukan di kolam air deras di daerah endemik KHV, yaitu di Subang, Jawa Barat selama tiga bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi ikan mas hasil pemijahan induk jantan dan betina positif MHC-II mempunyai persentase MHC-II sebesar 90%, lebih banyak dibanding populasi hasil pemijahan induk jantan dan betina negatif MHC-II sebesar 40%. Berdasarkan uji tantang, populasi positif MHC-II mempunyai daya tahan terhadap infeksi KHV 8,95% lebih tinggi dibanding populasi negatif MHC-II. Hasil pengujian secara lapang di daerah endemik KHV juga menunjukkan pola hasil yang sama, yaitu populasi positif MHC-II mempunyai sintasan 41,61% lebih baik dibanding populasi negatif MHC-II. Analisis hubungan antara keberadaan gen MHC-II sebagai indikasi ketahanan terhadap penyakit khususnya KHV dengan pertumbuhan di kolam air tenang maupun kolam air deras menunjukkan bahwa populasi ikan mas Rajadanu dengan persentase MHC-II lebih tinggi mempunyai sintasan lebih tinggi tetapi mempunyai laju pertumbuhan lebih lambat.
HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN DENGAN KEBERADAAN GEN TAHAN PENYAKIT MAJOR HISTOCOMPATIBILITY COMPLEX (MHC) PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio) Erma Primanita Hayuningtyas; Didik Ariyanto; Khairul Syahputra
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 3 (2013): (Desember 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.978 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.3.2013.383-391

Abstract

Wabah penyakit koi herpes virus (KHV) di Indonesia yang terjadi sejak tahun 2002 merupakan salah satu faktor yang memicu kemerosotan produksi ikan mas budidaya. Pembentukan strain unggul ikan mas tahan KHV dapat menjadi solusi bagi permasalahan tersebut. Pemilihan genotip ikan mas tahan KHV dengan marka molekuler gen major histocompatibility complex class II (MHC-II), khususnya pada alel Cyca DAB 1*05 akan membantu dalam kegiatan seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan gen MHC-II pada populasi dasar G0 ikan mas strain Rajadanu dan hubungannya dengan pertumbuhan (bobot). Metode deteksi keberadaan gen MHC-II pada dua kelompok ikan dengan ukuran berbeda dilakukan dengan teknik PCR. Hubungan antara pertumbuhan ikan mas dengan persentase kemunculan gen MHC-II dianalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), sehingga diperoleh korelasi di antara keduanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara pertumbuhan dengan persentase keberadaan gen MHC-II berkorelasi negatif dengan nilai R = -0,742. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin cepat pertumbuhan populasi ikan mas maka semakin sedikit persentase individu yang mempunyai gen MHC-II pada setiap populasi ikan mas. Sehingga populasi ikan mas yang pertumbuhannya lambat memiliki tingkat persentase positif MHC-II lebih tinggi (85,71%-100%) dibandingkan populasi ikan mas yang pertumbuhannya cepat (42,86%-85,71%).
EVALUASI DAYA TAHAN IKAN MAS HASIL SELEKSI BERDASARKAN MARKA MOLEKULER MHC-II TERHADAP INFEKSI KOI HERPES VIRUS Erma Primanita Hayuningtyas; Khairul Syahputra; Didik Ariyanto
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 1 (2015): (Maret 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.887 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.1.2015.79-87

Abstract

Balai Penelitian Pemuliaan Ikan telah menghasilkan populasi ikan mas tahan Koi Herpes Virus (KHV) generasi pertama (F-1) melalui program selective breeding. Seleksi dilakukan dengan metode walk-back selection menggunakan marka gen MHC-II spesifik pada lokus Cyca-Cyca-DAB 1*05. Penelitian ini bertujuan untukmengevaluasi daya tahan benih ikan mas F-1 terseleksi terhadap infeksi KHV melalui uji tantang. Sebagai pembanding, digunakan ikan mas populasi benih F-1 non-seleksi dan populasi benih ikan mas dari unit pembenihan rakyat (UPR). Ikan uji berupa benih ikan mas Rajadanu berumur dua bulan dengan bobot ratarata 5,5±0,5 g. Jumlah benih pada masing-masing wadah perlakuan sebanyak 30 ekor dengan tiga kali pengulangan. Wadah pengujian berupa akuarium berukuran 40 cm x 60 cm x 40 cm dengan kepadatan 1 ekor/L. Parameter yang diamati adalah sintasan, deteksi KHV, analisis ekspresi gen MHC-II, dan gambaran darah ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi benih F-1 terseleksi memiliki daya tahan lebih baik dengan sintasan 93,33% dibandingkan populasi benih F-1 non-seleksi sebesar 85,55% dan populasi benih dari UPR sebesar 81,11%. Daya tahan yang tinggi pada populasi benih F-1 terseleksi didukung oleh hasil deteksi KHV yang negatif dan ersentase jumlah limfosit yang lebih tinggi sebesar 91,67%; serta rendahnya persentase monosit dan heterofil, selain itu, tidak adanya eosinofil dan basofil. Ekspresi gen MHC-II terdeteksi pada berbagai organ, ekspresi tertinggi ditemukan pada organ limpa.
TRANSMISI TRANSGEN GLIKOPROTEIN DAN KETAHANAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) TRANSGENIK F1 TERHADAP INFEKSI KOI HERPES VIRUS (KHV) Khairul Syahputra; Yogi Himawan; Didik Ariyanto
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 2 (2015): (Juni 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.918 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.2.2015.153-160

Abstract

Ketahanan penyakit merupakan salah satu karakter selain pertumbuhan yang potensial dikembangkan dengan metode transgenesis pada ikan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi transmisi transgen glikoprotein-GP11 (GP11) dari KHV dan menguji ketahanan ikan mas transgenik F1 terhadap infeksi koi herpes virus (KHV). Empat garis keturunan F1 transgenik (B1, B2, SA1, dan SA2) diproduksi dengan menyilangkan ikan mas jantan F0 yang membawa gen GP11 di sperma dengan betina non-transgenik.Pengujian transmisi transgen dilakukan dengan mendeteksi transgen pada larva dan benih transgenik F1. Deteksi transgen dilakukan dengan metode PCR menggunakan primer spesifik untuk konstruksi gen glikoprotein (krt-GP11). Evaluasi ketahanan terhadap KHV dilakukan dengan uji tantang secara kohabitasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua jantan F0 mentransmisikan transgen pada generasi F1. Transmisi transgen pada ikan mas transgenik F1 berkisar antara 0%-3%. Ikan mas transgenik F1 lebih tahanterhadap infeksi KHV dibandingkan non-transgenik. Ikan mas transgenik F1 memiliki sintasan (85,56±7,29%) yang lebih baik dibandingkan dengan ikan mas non-transgenik (71,11±18,99%).
RESPONS SELEKSI INDIVIDU KARAKTER PERTUMBUHAN POPULASI F-0 IKAN MAS STRAIN RAJADANU Didik Ariyanto; Erma Primanita Hayuningtyas; Khairul Syahputra
Jurnal Riset Akuakultur Vol 9, No 3 (2014): (Desember 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.566 KB) | DOI: 10.15578/jra.9.3.2014.353-361

Abstract

Program pembentukan varietas unggul ikan mas tahan penyakit khususnya koi herpesvirus (KHV) dilakukan untuk mengatasi penyakit yang mewabah sejak tahun 2002. Hasil evaluasi awal program tersebut menunjukkan bahwa ikan mas strain Rajadanu dari Kabupaten Kuningan, Jawa Barat mempunyai daya tahan terhadap penyakit KHV lebih baik dibandingkan strain lainnya. Namun demikian, hasil evaluasi pada populasi F-0 ikan mas tahan penyakit, yang diindikasikan dengan marka molekuler major histocompatibility complex (MHC) II terkait daya tahan terhadap penyakit, mempunyai laju pertumbuhan relatif lebih lambat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan kegiatan seleksi individu karakter pertumbuhan pada populasi F-0 ikan mas strain Rajadanu yang mempunyai marka MHC. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respons seleksi individu karakter pertumbuhan pada populasi F-0 ikan mas strain Rajadanu terhadap keragaan pertumbuhan benih F-1. Benih F-1 dari induk terseleksi dan kontrol berumur tiga bulan dengan bobot individu 10-15 gdipelihara di kolam pembesaran ukuran 50 m2 dengan kepadatan 10 ekor/m2. Pakan komersial berbentuk pelet dengan kandungan protein kasar 28% diberikan sebanyak 10%; 7,5%; 5%; dan 2,5% dari total biomassa ikan per hari pada bulan pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pakan diberikan dua kali sehari setiap pagi dan sore. Sampling bobot rata-rata individu dilakukan setiap bulan hingga akhir bulan keempat. Selain sampling bobot, pada akhir bulan keempat juga dilakukan penghitungan jumlah individu yang hidup untuk menganalisis nilai sintasan dan biomassa panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selisih bobot rata-rata individu populasi F-1 hasil seleksi dengan kontrol sebesar 17,84 g atau setara dengan respons seleksi sebesar 7,29%. Nilai heritabilitas nyata karakter pertumbuhan populasi ikan mas strain Rajadanu dalam penelitian ini termasuk kategori rendah, sebesar 0,06.