Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

KELAYAKAN LAHAN PERTAMBAKAN DI TANAH SULFAT MASAM, KABUPATEN LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN Brata Pantjara; Aliman Aliman; Abdul Mansyur; Utojo Utojo
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.661 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.2.2006.281-290

Abstract

Salah satu lahan yang bisa dikembangkan untuk budi daya tambak adalah tanah sulfat masam. Di Indonesia potensinya cukup luas dan umumnya lahan semacam ini berada di kawasan pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kelayakan lahan tanah sulfat masam untuk pertambakan dan optimalisasi pemanfaatannya berdasarkan tingkat kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Metode penelitian dengan melakukan survai untuk mendapatkan data primer. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait dan peta yang diperlukan untuk proses analisis dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Analisis data melalui tumpang susun dari beberapa peta dan data primer pada setiap pengamatan dengan mempertimbangkan pembobotan dan skala penilaian untuk mendapatkan nilai skoring dalam menentukan kesesuaian lahan budi daya tambak. Hasil analisis kelayakan lahan untuk tambak didapatkan nilai potensi dan kelayakan seluas 5.617,9 ha yang terdiri atas 709,4 ha kelayakan tinggi; 3.947,7 ha kelayakan sedang; dan 960,7 ha kelayakan rendah.One of land that can be developed for brackish water aquaculture is acid sulfate soil. The potency of acid sulfate soil in Indonesia is relatively large and generally found in coastal area. The objectives of this research to know the potency and land suitability of acid sulfate soil for brackish water aquaculture and optimal utilization based on land suitability level and its carrying capacity. This research was conducted at Malili Sub District; East Luwu Regency, South Sulawesi. Surveys have been done collected primary data. while secondary data was obtained from related Institution and needed maps for Geographic Information System (GIS) analysis, with overlying maps and primary data in each station observation with considering and assessment scale value of determining land suitability for brackish water pond. The result of maps analysis had been obtained the potency and land suitability at Malili Sub district were 5,617.9 ha consisted of 709.4 ha (high suitability); 3,947.7 ha (moderate suitability); and 960.7 ha (low suitability).
MODEL KESESUAIAN LOKASI PENGEMBANGAN BUDIDAYA TAMBAK DI KAWASAN PESISIR KABUPATEN PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT Utojo Utojo; Akhmad Mustafa; Hasnawi Hasnawi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 5, No 3 (2010): (Desember 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.278 KB) | DOI: 10.15578/jra.5.3.2010.465-479

Abstract

Penelitian ini memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menentukan lokasi yang sesuai bagi pengembangan budidaya tambak di Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat. Data sekunder yang diperoleh berupa data iklim, peta Rupabumi Indonesia kawasan Pontianak skala 1:50.000, citra digital ALOS AVNIR-2 dan peta batimetri skala 1:200.000. Data primer diperoleh dengan metode survai di lokasi penelitian yaitu kualitas air dan tanah serta pasang surut. Penentuan stasiun pengamatan dilakukan secara acak dan sistematik. Setiap lokasi pengambilan contoh ditentukan posisi koordinatnya dengan alat Global Positioning System (GPS). Data lapangan (fisika-kimia air dan tanah), data sekunder, dan data citra satelit digital, dianalisis secara spasial dengan metode PATTERN menggunakan SIG. Berdasarkan hasil survai dan evaluasi kesesuaian lokasi budidaya tambak di wilayah pesisir Kabupaten Pontianak seluas 497,077 ha. Pada umumnya yang tergolong sangat sesuai (114,986 ha), cukup sesuai (168,819 ha), tersebar di wilayah pesisir Kecamatan Sungai Pinyuh, Sungai Kunyit, Mempawah Hilir, dan Mempawah Timur, sedangkan yang kurang sesuai (213,272 ha), terdapat di Kecamatan Segedong dan Siantan. This research used GIS technique to find location suitable to develop sustainable brackhiswater pond in Pontianak Regency, West Kalimantan. Secondary data such as wheather data, Indonesia earth surface map of Pontianak area scale of 1:50,000, ALOS satellite imagery digital data, and navigation map scale 1:200,000 were collected and used. The primary data (water and soil quality) and tidal variation were determined during the field survey. Simple systematic random sampling was used to allocate sampling points. Digital Remote Sensing (ALOS) data, secondary data, and field data (water quality) were analyzed using PATTERN method and Geographical Information System (GIS). Thematic map of the area suitability as the main expected output of the study was created using spatial analysis and GIS as suggested by references. The potential areas suitable for brackhiswater pond development at Pontianak Regency were 497.077 ha, classified as brackhiswater pond with high suitability (114.986 ha) and moderate (168.819 ha), distributed in subdistrict shore area of Pinyuh River, Kunyit River, Mempawah Hilir, and Mempawah Timur, and the area classified as low suitability (213.272 ha) distributed in Segedong and Siantan Subdistricts. 
Kesesuaian dan Pengelolaan lahan budi daya tambak di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan Brata Pantjara; Aliman Aliman; Markus Mangampa; Daud Pongsapan; Utojo Utojo
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 1 (2006): (April 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1970.253 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.1.2006.131-142

Abstract

Studi kesesuaian potensi pertambakan dilakukan di 3 Kecamatan Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, meliputi: Kecamatan Pulau Laut Utara, Pulau Laut Tengah, dan Pulau Laut Barat. Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi dan tingkat kesesuaian lahan budi daya tambak di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Metode penelitian dengan melakukan survai untuk mendapatkan data primer. Data sekunder diperoleh dari wawancara pemilik/pembudi daya tambak dan data stastistik serta Laporan Tahunan Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Analisis data untuk mengetahui potensi dan kesesuaian lahan budi daya tambak dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Tingkat kesesuaian budi daya tambak diperoleh dengan cara tumpang susun beberapa peta dan data primer pada setiap pengamatan dengan mempertimbangkan pembobotan dan skala penilaian untuk mendapatkan nilai skoring. Hasil analisis potensi dan kesesuaian tambak di 3 Kecamatan Kabupaten Kotabaru mempunyai tingkat kesesuaian sedang. Potensi kelayakan lahan untuk tambak di Desa Stagen Kecamatan Pulau Laut Utara seluas 2.548,8 ha dengan teknologi budi daya tambak sistem ekstensif hingga semi intensif, Desa Sungai Pasir dan Sungai Paring Kecamatan Pulau Laut Tengah seluas 57,9 ha dengan teknologi budi daya ekstensif hingga semi intensif. Desa Sebanti Kecamatan Pulau Laut Barat seluas 516,8 ha dengan teknologi ekstensif hingga ekstensif plus.Land suitability study of brackish water pond was conducted at 3 District in Kotabaru Regency, South Kalimantan were Pulau Laut Utara, Pulau Laut Tengah, and Pulau Laut Barat. The objectives of research to know land suitability and management for brackishwater pond in Kotabaru Regency, South Kalimantan. Survey has been done collected primary data. While secondary data was obtained from questioner with the pond farmers and statistical data from related Institution. Data analysis to know of potency and land suitability for pond with Geographical Information System (GIS), with overlying maps and primary data in each station observation with considering and assessment scale value of determining land suitability for brackish water pond. The result of research that potency and land suitability of 3 District in Kotabaru Regency were moderate suitability. Land potency in Stagen and Sungai Paring Villages, Pulau Laut Utara District can reach 2,548.8 ha with application extensive until semi intensive technology. Sungai Pasir Village, Pulau Laut Tengah District can reach 57.9 ha with application extensive until semi intensive technology. Sebanti Village, Pulau Laut Barat District of 516.8 ha with application extensive until plus extensive technology.
PENENTUAN LOKASI PENGEMBANGAN BUDIDAYA TAMBAK BERKELANJUTAN DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Utojo Utojo; Akhmad Mustafa; Rachmansyah Rachmansyah; Hasnawi Hasnawi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 4, No 3 (2009): (Desember 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1001.571 KB) | DOI: 10.15578/jra.4.3.2009.407-423

Abstract

Penelitian ini memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk menentukan lokasi yang layak bagi pengembangan budidaya tambak di Kabupaten Lampung Selatan. Data sekunder yang diperoleh berupa data iklim, peta Rupa Bumi Indonesia kawasan Lampung Selatan skala 1:50.000, citra digital landsat-7 ETM+ dan peta batimetri skala 1:200.000. Data primer diperoleh dengan metode survai di lokasi penelitian yaitu kondisi kualitas perairan, kualitas air, dan pasang surut. Penentuan stasiun pengamatan dilakukan secara acak dan sistematik. Setiap lokasi pengambilan contoh ditentukan posisi koordinatnya dengan alat Global Positioning System (GPS). Data lapangan (fisika-kimia perairan), data sekunder, dan data citra satelit (Landsat ETM+) digital, dianalisis secara spasial dengan metode PATTERN menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG). Berdasarkan hasil survai dan evaluasi kelayakan budidaya tambak udang di wilayah pesisir Lampung Selatan seluas 4.052,3 ha. Pada umumnya yang memiliki tingkat kelayakan tinggi (1.223,1 ha), sedang (2.065,4 ha), dan rendah (763,8 ha) tersebar di wilayah pesisir Kecamatan Sragi, Ketapang, dan Panengahan, sedangkan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Kalianda, Sidomulyo, dan Katibung, serta lokasi yang tidak layak berupa perbukitan, masing-masing dituangkan dalam peta prospektif skala 1:50.000.This research used GIS technique to find location suitable to develop sustainable brackishwater pond culture in South Lampung Regency. Secondary data such as weather data, Indonesia earth surface map of South Lampung area scale of 1:50,000, landsat-7ETM digital imagery, and navigation map scaled 1:200,000. Primary data (water quality) and tide were collected using survey method. Simple systematic random sampling was used to allocate sampling points. Digital Remote sensing (Landsat ETM+) data, secondary data, and field data (water quality) were analyzed using PATTERN method and Geographic Information System (GIS). Tematic map of area suitability as the main expected output of the study was created through spatial analysis and GIS as suggested by reference. The potential areas which are suitable for shrimp brackishwater pond culture development in South Lampung Regency are 4,052.3 ha, consisting of high suitability area (1,223.1 ha), moderate (2,065.4 ha), and low (763.8 ha) and are distributed in the coastline areas of Subdistrict of Sragi, This research used GIS technique to find location suitable to develop sustainable brackishwater pond culture in South Lampung Regency. Secondary data such as weather data, Indonesia earth surface map of South Lampung area scale of 1:50,000, landsat-7ETM digital imagery, and navigation map scaled 1:200,000. Primary data (water quality) and tide were collected using survey method. Simple systematic random sampling was used to allocate sampling points. Digital Remote sensing (Landsat ETM+) data, secondary data, and field data (water quality) were analyzed using PATTERN method and Geographic Information System (GIS). Tematic map of area suitability as the main expected output of the study was created through spatial analysis and GIS as suggested by reference. The potential areas which are suitable for shrimp brackishwater pond culture development in South Lampung Regency are 4,052.3 ha, consisting of high suitability area (1,223.1 ha), moderate (2,065.4 ha), and low (763.8 ha) and are distributed in the coastline areas of Subdistrict of Sragi, 
IDENTIFIKASI KELAYAKAN LOKASI LAHAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma sp) DI PERAIRAN TELUK TAMIANG, KABUPATEN KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN Utojo Utojo; Rachmansyah Rachmansyah; Abdul Mansyur; Andi Marsambuana Pirzan; Hasnawi Hasnawi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1408.014 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.3.2006.397-409

Abstract

Kalimantan selatan memiliki sumber daya lahan perikanan pesisir yang cukup potensial untuk pengembangan budidaya rumput laut, namun demikian belum diperoleh data rinci kelayakanannya
KERAGAMAN FITOPLANKTON PADA LAHAN BUDIDAYA TAMBAK DI KAWASAN PESISIR DONGGALA DAN PARIGI-MOUTONG, SULAWESI TENGAH Andi Marsambuana Pirzan; Petrus Rani Pong-Masak; Utojo Utojo
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.814 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.3.2006.359-372

Abstract

Penelitian dilakukan di kawasan pesisir Banawa Kabupaten Donggala serta Dolago dan Malakosa kabupaten Parigi-Moutong Sulawesi tengah
KONDISI LINGKUNGAN PERAIRAN TELUK MALLASORO YANG LAYAK UNTUK LOKASI PENGEMBANGAN BUDI DAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma sp.) Utojo Utojo; Abdul Mansyur; Brata Pantjara; Andi Marsambuana Pirzan; Hasnawi Hasnawi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 2, No 2 (2007): (Agustus 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2486.479 KB) | DOI: 10.15578/jra.2.2.2007.243-255

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan lokasi yang layak bagi pengembangan budi daya rumput laut di perairan Teluk Mallasoro, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Data sekunder yang diperoleh berupa data iklim, data produksi rumput laut, peta rupabumi Indonesia kawasan Jeneponto skala 1:50.000, citra digital landsat-7 ETM, dan peta batimetri skala 1:200.000. Data primer diperoleh dengan metode survai di lokasi penelitian yaitu kondisi kualitas perairan. Penentuan stasiun pengamatan dilakukan secara acak dan sistematik. Setiap lokasi pengambilan contoh ditentukan posisi koordinatnya dengan alat Global Positioning System (GPS). Data lapangan (fisikakimia perairan), data sekunder, dan data citra satelit (Landsat ETM+) digital, dianalisis secara spasial dengan metode PATTERN menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Berdasarkan hasil survai dan evaluasi kelayakan budi daya rumput laut perairan Teluk Mallasoro memiliki tingkat kelayakan tinggi di sekitar tengah, timur, dan barat dari mulut teluk (297,7 ha), kelayakan sedang terdapat di sepanjang kawasan tengah teluk (403,0 ha), dan kelayakan rendah di sekitar tengah dan timur bagian dalam teluk (387,0 ha), dituangkan dalam peta prospektif skala 1:50.000.The aim of this research is to find location which was suitable to develop seaweed culture in Mallsoro Bay, Jeneponto Regency, South Sulawesi. Secondary data such as wheather data, seaweed production data, Indonesia earth surface map of Jeneponto area scale of 1:50,000, citra landsat-7 ETM digital product, and navigation map scale 1: 200,000. The primary data (water quality) was found  with survey method in research location. Simple systematic random sampling was used to allocate sampling points.Digital Remote sensing (Landsat ETM+) data, secundary data, and field data (water quality) were analyzed using PATTERN method and Geographic Information System (GIS). Tematic map of area suitability as the main expected output of the study was made through spatial analysis and GIS as suggested by reference. The potential areas which are suitable for seaweed culture development are 1,087.7 ha, namely either for seaweed culture with high suitability (297.7 ha), moderate (403.0 ha), and low (387.0 ha) was distribution in the sea waters of Mallasoro Bay.
PEMILIHAN LOKASI BUDI DAYA IKAN, RUMPUT LAUT, DAN TIRAM MUTIARA YANG RAMAH LINGKUNGAN DI KEPULAUAN TOGEAN, SULAWESI TENGAH Utojo Utojo; Abdul Mansyur; Akhmad Mustafa; Hasnawi Hasnawi; Abdul Malik Tangko
Jurnal Riset Akuakultur Vol 2, No 3 (2007): (Desember 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.964 KB) | DOI: 10.15578/jra.2.3.2007.303-318

Abstract

Sumber daya lahan perikanan pesisir di Sulawesi Tengah yang potensial untuk pengembangan budi daya laut berada di Teluk Tomini, namun demikian belum diperoleh data secara rinci kelayakannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelayakan lokasi bagi pengembangan budi daya di perairan Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah dan penelitiannya dilaksanakan dengan metode survai. Pengumpulan data sekunder meliputi data iklim, pasang surut, produksi perikanan, peta rupa bumi Indonesia kawasan Tojo Una-Una skala 1:25.000, peta citra landsat7ETM digital, dan peta navigasi (batimetri) skala 1:200.000 yang dilakukan sebelum pelaksanaan survai. Data primer diperoleh melalui pengukuran langsung di lapang yang meliputi topografi pantai, keterlindungan, oseanografi, dan biologi. Seluruh lokasi pengambilan contoh ditentukan posisinya dengan Global Positioning System (GPS) dan data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Dari hasil penelitian ini telah diidentifikasi sumber daya lahan perikanan pesisir yang potensial dikembangkan dan dinilai layak untuk kegiatan budi daya laut yaitu seluas 1.601,3 hektar. Lokasi yang potensial dikembangkan untuk budi daya ikan dalam keramba jaring apung (KJA) terdapat di sekitar Kepulauan Siatu 365,2 hektar; Kepulauan Salaka 385,8 hektar; dan Pulau Kadidiri 270,9 hektar. Sedangkan lokasi yang potensial dikembangkan untuk budi daya rumput laut dan tiram mutiara terdapat di sekitar Pulau Huo dan Bungin 579,4 hektar. Seluruh lokasi tersebut ditampilkan dalam peta prospektif skala 1:50.000.Central Sulawesi had coastal resources which are potential to be developed for mariculture i.e Tomini Bay, however the scientific data support was unavailable. This study was conducted by survey method to find out suitable location to be developed for mariculture in Togean Archipelago, Tojo Una-Una Regency, Central Sulawesi. Secondary data such as wheather, tidal plate, coastal fisheries production, Indonesia earth surface map of scale 1:50,000, citra land sat-7ETM digital product, and navigation map of scale 1:200,000 were collected before the study. The primary data was collected from each study areas and interpreted as mariculture requirement for several domesticated species i.e. fish, seaweed, and mollusca. Tematic map of area, suitability as the main expected out put of the study was made through spatial analysis and GIS as suggested by reference. The total potential areas which were suitable for mariculture development  are 1,601.3 hectares, namely either for fish culture in floating net cage (1,021.9 hectares), seaweed and pearl oysters (579.4 hectares) were distribution in the sea waters of Siatu, Salaka, Kadidiri, Huo, and Bungin island.
VALIDASI DATA LUAS LAHAN BUDIDAYA TAMBAK DI KABUPATEN MAROS DAN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Akhmad Mustafa; Utojo Utojo; Hasnawi Hasnawi; Rachmansyah Rachmansyah
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1910.577 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.3.2006.419-430

Abstract

keberhasilan budidaya tambak udang windu di awal tahun 1990-an menyebabkan terjadinya pertambahan luas tambak yang cukup besar di Sulawesi Selatan termasuk Kabupaten Maros dan Pangkep
KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA TAMBAK DI KECAMATAN WATUBANGGA KABUPATEN KOLAKA, SULAWESI TENGGARA Brata Pantjara; Utojo Utojo; Aliman Aliman; Markus Mangampa
Jurnal Riset Akuakultur Vol 3, No 1 (2008): (April 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1609.938 KB) | DOI: 10.15578/jra.3.1.2008.123-135

Abstract

Studi ini bertujuan untuk memetakan kesesuaian lahan budidaya tambak di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Analisis kesesuaian lahan dilakukan dengan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG), menggunakan metode index overlay model. Peta Rupa Bumi Indonesia digunakan sebagai peta dasar yang dioverlay dengan peta-peta tematik, peta hasil interpretasi citra landsat-7 ETM dan peta hasil interpolasi dari data kualitas tanah dan air lokasi survai. Hasil analisis yang diperoleh hanya didapatkan lahan dengan kategori sesuai (S2) dan cukup sesuai (S3). Potensi lahan tersebut seluruhnya mencapai 298,2 ha yang terdiri atas 169,7 ha lahan kategori sesuai (S2) dan 128,5 ha kategori cukup sesuai (S3).The objectives of this study were to map of land suitability for brackishwater pond aquaculture at Watubangga District Kolaka Regency, Southeast Sulawesi. Analysis of land suitability with using of Geographic Information System (GIS) technology, used the method of index overlay model. Indonesia topography map that used as base map to overlay with thematic maps, image map from landsat 7 ETM and an interpolation map of soil and water quality of survey location. The result was a map that interpretating moderate and low suitability category, were 169.7 ha was moderate suitability (S2) and 128.5 ha was low suitability, unfortunetly area having hight suitability.