Priadi Setyawan
Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, Sukamandi

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EVALUASI RESPONS PERTUMBUHAN DAN NILAI HERITABILITAS IKAN NILA MERAH F-2 HASIL SELEKSI FAMILI PADA TAMBAK BERSALINITAS TINGGI Adam Robisalmi; Priadi Setyawan; Bambang Gunadi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 3 (2015): (September 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.816 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.3.2015.313-323

Abstract

Dalam rangka peningkatan produksi ikan nila, maka dilakukan kegiatan pembentukan ikan nila toleran salinitas tinggi strain nila merah yang tumbuh cepat di perairan payau. Kegiatan perbaikan genetik pada ikan nila merah ini dilakukan melalui jalur seleksi famili. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan bobot dan mengetahui heritabilitas nyata ikan nila merah F-2 di tambak. Pembenihan dilakukan di air tawar menggunakan metode pemijahan secara fullsib dengan perbandingan induk jantan dan betina1:1. Jumlah famili yang dipelihara sampai pembesaran di tambak adalah 16 famili. Sebelum penebaran di tambak, benih ikan nila merah diaklimatisasi dengan air laut sebanyak 5 salinitas 25 ppt. Kegiatan uji respons seleksi dilakukan di tambak bersalinitas 25-45 ppt selama tiga bulan. Selama pembesaran populasi jantan dan betina dipelihara secara terpisah. Parameter yang diamati adalah: pertumbuhan, nilai heritabilitas nyata, dan respons seleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi F-2 ikan nila merah seleksi mempunyai pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding populasi F-2 kontrol. Nilai pertumbuhan bobot mutlak populasi jantan sebesar 100,37±7,43 g dengan laju pertumbuhan spesifik 1,44% bobot/hari dan pertumbuhan bobot mutlak populasi betina 80,85±3,62 g dengan pertumbuhan spesifik 1,5% bobot/hari. Nilai selisih bobot seleksi dengan kontrol pada populasi jantan 19,23 g dan betina 17,57 g. Nilai heritabilitas nyata yang diperoleh populasi F-2 ikan nila merah jantan dan betina sebesar 0,34 dan 0,41 dengan respons seleksi 18,10% dan 21,70%.
NILAI HERITABILITAS DAN RESPONS SELEKSI POPULASI F-3 BENIH IKAN NILA BIRU (Oreochromis aureus) PADA FASE PENDEDERAN Bambang Gunadi; Adam Robisalmi; Priadi Setyawan; Lamanto Lamanto
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 2 (2015): (Juni 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.989 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.2.2015.169-175

Abstract

Salah satu upaya meningkatkan performa ikan nila Srikandi (Oreochromia aureus x Oreochromia niloticus), yang dirilis oleh Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi pada tahun 2012, adalah dengan meningkatkan keragaan genetik ikan nila biru (Oreochromis aureus), salah satu strain pembentuknya. Peningkatkan kualitas genetik ikan nila biru dapat dilakukan dengan program seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai heritabilitas, serta respons seleksi benih ikan nila biru F-3 pada fase pendederan. Kegiatan pembenihan dilakukan di air tawar dengan wadah pemijahan berupa hapa 1 m x 1 m x 1 m. Induk jantan dan betina dipijahkan secara berpasangan dengan perbandingan 1:1. Larva dipanen pada hari ke-10 sampai ke-15, dan selanjutnya dipelihara di hapa pendederan berukuran 2 m x 2 m x 1 m selama 90 hari dengan padat tebar 125 ekor/m2. Selanjutnya benih dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin jantan dan betina pada masing-masing famili. Paramater yang diamati meliputi pertumbuhan bobot dan panjang, koefisien keragaman (KK) panjang dan bobot, nilai heritabilitas nyata dan respons seleksi. Hasil penelitian menunjukkan ikan nila biru F-3 hasil seleksi mempunyai performa lebih baik dibandingkan nila biru nonseleksi. Pada akhir masa pemeliharaan, rataan bobot individu benih F-3 seleksi adalah sebesar 11,58±2,54 g; sementara pada populasi non-seleksi (kontrol) sebesar 8,95±2,80 g. Benih F-3 mempunyai nilai KK panjang dan bobot masing-masing sebesar 4,94%-25,05% dan 19,62%-53,47%. Nilai heritabilitas nyata pada populasi F-3 benih nila biru sebesar 0,81 dengan respons seleksi sebesar 2,63 g atau 22,74%.
PERBAIKAN PERTUMBUHAN DAN TOLERANSI SALINITAS IKAN NILA SRIKANDI (Oreochromis aureus x O. niloticus) MELALUI HIBRIDISASI DAN BACK-CROSS DENGAN O. aureus F-1 DI KARAMBA JARING APUNG LAUT Priadi Setyawan; Adam Robisalmi; Bambang Gunadi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 4 (2015): (Desember 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.039 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.4.2015.471-479

Abstract

Ikan nila Srikandi merupakan hasil persilangan antara ikan nila hitam (Oreochromis niloticus) dan ikan nila biru (O. aureus) yang dapat tumbuh baik pada salinitas 10-30 g/L. Kendala yang sering dihadapi dalam pengembangan budidaya di tambak adalah mortalitas tinggi akibat tingginya fluktuasi salinitas air tambak. Perairan laut mempunyai fluktuasi salinitas yang rendah sehingga dapat dijadikan solusi. Namun demikian, salinitas di atas 30 g/L menyebabkan penurunan laju pertumbuhan dan sintasan ikan. Persilangan antara ikan nila biru F-1 (AuF1) hasil seleksi famili dengan ikan nila hitam Nirwana 2 (Nw2) atau nila Srikandi (Sr) diharapkan dapat meningkatkan toleransi salinitas dan pertumbuhan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan toleransi salinitas ikan nila hibrida hasil persilangan dengan AuF1 di karamba jaring apung (KJA) laut di Kabupaten Brebes. Penelitian eksperimental dengan tiga ulangan dilakukan pada lima populasi hasil kombinasi perkawinan Nw2 x AuF1, Sr x AuF1, Nw x Au (Nirwana x Aureus atau Srikandi), Nw2 x Nw2 dan AuF1 x AuF1. Benih berukuran 3-5 cm diaklimatisasi hingga salinitas laut. Pemeliharaan dilakukan pada jaring 3 m x 5 m x 2 m dengan padat tebar 10 ekor/m3 selama tiga bulan. Pemberian pakan komersial berprotein 30% dilakukan dua kali sehari sebanyak 3%-5% biomassa. Hasil pengujian menunjukkan rerata bobot akhir pada seluruh populasi berkisar antara 126,9-182,7 g dengan rerata sintasan 14,67%-70,13%. Ikan nila biru F-1 dapat meningkatkan karakter sintasan 33,54% pada hasil hibridisasi Nw2xAuF1 dan 35,27% pada persilangan backcross (Sr x AuF1) dibandingkan dengan ikan nila Srikandi, sedangkan pada karakter bobot badan meningkat sebesar 4,34% pada populasi hibrida dan 11,68% pada populasi backcross. Populasi Nw2 x AuF1 dan Sr x AuF1 menghasilkan biomassa panen yang lebih tinggi dibandingkan ikan nila Srikandi sehingga dapat dijadikan kandidat untuk budidaya ikan nila di KJA laut.
RESPONS PERTUMBUHAN DAN KERAGAAN DARAH DARI TIGA STRAIN IKAN NILA TERHADAP PEMBERIAN HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN IKAN KERAPU KERTANG Nunuk Listiyowati; Alimuddin Alimuddin; Sukenda Sukenda; Priadi Setyawan
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 4 (2015): (Desember 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.867 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.4.2015.481-492

Abstract

Berbagai strain ikan nila sudah berhasil dibudidayakan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penambahan hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang, Epinephelus lanceolatus (rElGH) dalam pakan terhadap performa pertumbuhan dan imunitas tiga strain ikan nila terhadap infeksi bakteri Streptococcus agalactiae. Tiga strain nila yang digunakan adalah strain nila biru (hasil pemuliaan di Sukamandi), srikandi (toleran salinitas tinggi dari Sukamandi) dan nirwana (hasil pemuliaan di Wanayasa)dengan kisaran rerata bobot 0,24-0,4 g/ekor dan panjang standar 1,9-2,27 cm/ekor. Ikan dipelihara dalam bak fiber bulat kapasitas 1,5 ton air sebanyak sembilan buah selama 50 hari, dengan padat tebar 200 ekor/bak. Pakan mengandung rElGH dosis 2 mg/kg pakan diberikan dua hari sekali, selama dua minggu dengan frekuensi tiga kali sehari (pagi, siang, dan sore) secara at satiation (sampai kenyang). Hasil penelitian menunjukkan ikan yang diberi rElGH memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan kontrol, kecuali nila biru. Pertumbuhan terbaik terdapat pada nila srikandi dengan bobot 6,08 ± 1,26 g; laju pertumbuhan harian 0,12 ± 0,03 g/hari dan panjang standar 5,5 ± 0,63 cm. Ikan nila yang mendapatkan perlakuan rElGH pada pakan menunjukkan ketahanan tubuh yang berbeda ketika diuji tantang dengan bakteri S. agalactiae. Ikan nila nirwana memiliki jumlah kematian yang paling sedikit P<0,05) dibandingkan dengan ikan nila srikandi dan nila biru terhadap infeksi S. agalactiae. Nilai MTD ikan nila nirwana perlakuan rElGH dan kontrol adalah 174,3 jam dan 217,7 jam. Hasil pengamatan uji tantang menunjukkan bahwa tidak ada yang berbeda dalam parameter hematologi. Sebagai kesimpulan, strain ikan nila sangat memengaruhi efektivitas pemberian rElGH dalam memacu pertumbuhan dan imunitasnya.