Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERTUMBUHAN DAN SINTASAN BENIH UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii de Man) PADA PENDEDERAN BERBASIS SISTEM HETEROTROF DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA Ikhsan Khasani; Asep Sopian
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 3 (2013): (Desember 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.842 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.3.2013.373-382

Abstract

Strategi untuk meningkatkan produksi udang galah dapat ditempuh melalui penyediaan benih unggul dalam jumlah memadai dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komponen teknologi pendederan udang galah yang lebih produktif. Teknologi bioflok pada sistem pendederan udang galah, dengan titik berat pada optimasi peran bakteri heterotrof untuk pengendalian senyawa toksik limbah budidaya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas melalui peningkatan padat tebar dan sintasan benih. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga tingkat kepadatan benih dan satu kontrol, yang terdiri dari: A) kepadatan 1 ekor/L, tanpa sistem heterotrof (TSH); B) kepadatan 1 ekor/L dengan sistem heterotrof (SH); C) 2 ekor/L dengan SH; D) 3 ekor/L dengan SH, masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Sistem heterotrof dijalankan dengan menambahkan molase sebagai sumber karbon dan bakteri Bacillus sp. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan padat tebar dan sistem pengelolaan air memberikan pengaruh nyata (P<0,05) baik terhadap sintasan maupun pertumbuhan benih. Nilai sintasan akhir benih yang diperoleh yaitu 63,3±13,6%; 78,0±22,0%; 88,7±8,1%; dan 89,6±3,7%, berturut-turut untuk perlakuan A, B, C, dan D. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa melalui penerapan teknologi bioflok pendederan udang galah dapat dilakukan tanpa pergantian air dengan kepadatan hingga 3 ekor/L.
ATRAKTAN PADA PAKAN IKAN: JENIS, FUNGSI, DAN RESPONS IKAN Ikhsan Khasani
Media Akuakultur Vol 8, No 2 (2013): (Desember 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.862 KB) | DOI: 10.15578/ma.8.2.2013.127-133

Abstract

Salah satu faktor utama yang memengaruhi laju pertumbuhan dan kesehatan ikan adalah pakan, baik aspek kandungan nutrisi maupun kuantitas. Pakan buatan berkualitas memiliki tingkat palatabilitas, yang tinggi. Ikan cepat merespons pakan yang memiliki senyawa yang merangsang indera penciumannya karena adanya mekanisme kemoreseptor. Senyawa tersebut dikenal sebagai atraktan. Berbagai senyawa yang memiliki sifat atraktan, baik yang bersifat alami maupun sintetis,telah digunakan pada pakan buatan. Penggalian potensi sumber senyawa atraktan terus dilakukan secara intensif. Artikel ini disusun dengan tujuan memberikan gambaran mengenai beberapa jenis bahan atraktan dan penggunaannya pada beberapa komoditas ikan budidaya.
KRIOPRESERVASI SPERMATOFOR DAN INSEMINASI BUATAN PADA UDANG GALAH, TAHAP AWAL TRANSGENESIS UDANG GALAH Ikhsan Khasani
Media Akuakultur Vol 7, No 1 (2012): (Juni 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.848 KB) | DOI: 10.15578/ma.7.1.2012.5-10

Abstract

Teknologi transfer gen, yang lebih dikenal sebagai transgenesis, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi guna mempercepat penyediaan induk ikan dan udang unggul di Indonesia. Pada banyak spesies ikan, keberhasilan teknologi transgenesis telah mampu membentuk strain ikan dengan performa tumbuh hingga 200% dari ikan normal. Agar teknologi transfer gen dapat dilakukan, maka teknik fertilisasi dan penetasan buatan harus dikuasai dengan baik. Spesifik pada udang galah, produksi larva hampir selalu dilakukan dengan sistem pemijahan dan penetasan telur alami, karena dirasa lebih mudah dan menguntungkan sehingga teknologi inseminasi dan penetasan buatan kurang berkembang. Namun demikian, mengingat persyaratan tahap transgenik tersebut maka teknologi inseminasi dan penetasan telur buatan pada udang galah harus segera dikuasai sehingga program transfer gen dapat dilakukan di Indonesia. Informasi keberhasilan pengambilan sperma, preservasi sperma, transfer gen, pembuahan buatan, dan penetasan buatan pada udang galah merupakan hal menarik yang akan penulis uraikan dalam artikel ini. Tujuan utama transfer gen pada udang galah adalah mendapatkan strain udang galah tumbuh cepat dan tahan penyakit sehingga mampu mendukung peningkatan produksi udang galah nasional.
PENYAKIT EKOR PUTIH (WHITE MUSCLE DISEASE) PADA UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii de Man) Ikhsan Khasani
Media Akuakultur Vol 8, No 1 (2013): (Juni 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.964 KB) | DOI: 10.15578/ma.8.1.2013.31-37

Abstract

Salah satu keunggulan sistem budidaya udang galah yang selama ini diyakini para pembudidaya adalah belum munculnya permasalahan penyakit serius sebagaimana pada sistem budidaya udang windu dan vaname, yang disebabkan oleh infeksi virus. Akan tetapi, pada lima tahun terakhir infeksi virus mulai dilaporkan mewabah pada sistem budidaya udang galah di dunia, dan menjadi masalah yang serius. Penyakit ekor putih (white tail disease, WTD) merupakan salah satu penyakit serius pada kegiatan pembenihan udang galah, karena dapat menyebabkan kematian hingga 100% pada fase pembenihan, dan akhir-akhir ini juga telah terjadi di beberapa hatcheri di Indonesia. Pada tahun 2011, WTD telah terjadi di hatcheri Balai Pengembangan Teknologi Kelautan dan Perikanan Samas, Jogjakarta, dan disusul pada tahun 2012 di hatcheri Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi. Makalah ini merupakan gambaran mengenai virus MrNV (Macrobrachium rosenbergii Noda Virus), dampak yang ditimbulkan, serta upaya-upaya penanganan.