Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PELATIHAN KELOMPOK SANDIWARA DAN PEMANTAPAN MANAJEMEN KELOMPOK DI KELURAHAN GANTING PADANGPANJANG, SUMATERA BARAT Enrico Alamo; Desi Susanti; Saaduddin Saaduddin
Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 3, No 1 (2018): Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v3i1.377

Abstract

Ganting Kenagarian Ekor Lubuk Padang Panjang Timur dulunya memiliki kelompok sandiwara yang ditemukan pentasnya pada acara pemuda maupun hajatan kampung, sayangnya kelompok sandiwara ini tidak aktif lagi bahkan tidak terdengar dalam bentuk grup. Faktor utama yang melatari hilangnya kesenian sandiwara ini karena minimnya pengetahuan dan pengkaderan anggota. Beberapa wawancara yang dilakukan, ada kerinduan pada kelompok sandiwara ini, agar kelompok sandiwara tersebut dapat tumbuh dan berkembang kembali. Pelaku sandiwara di kelurahan Ganting saat ini sebagian besar berusia 50-70 tahun. Menjawab hal ini diperlukan pelatihan-pelatihan sandiwara meliputi manajemen maupun artistik yang diharapkan dapat menyesuaikan pada zaman masa sekarang.
TOKOH PAULINA DALAM LAKON MAUT DAN SANG DARA KARYA ARIEL DORFMAN TERJEMAHAN MIMI NOTOKUSUMO Edi Suisno; Enrico Alamo; Ega Novia
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 20, No 1 (2018): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.025 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v20i1.388

Abstract

Maut dan Sang Dara karya Ariel Dorfman merupakan salah satu lakon realisme psikologis. Dengan mengusung genre tragedi, lakon yang mengangkat tema trauma dan dendam masa lalu ini, bercerita tentang konflik psikologis wanita korban penyiksaan dan pelecehan seksual yang secara tidak sengaja dipertemukan kembali dengan salah satu tersangka kasusnya, yakni seorang dokter. Lakon Maut dan Sang Dara menjadi sumber inspirasi untuk dapat memerankan tokoh Paulina Salas menggunakan pendekatan akting presentasi dan metode akting Stanilavsky. Bentuk dan pencarian karakter yang dilakukan selama proses latihan bertujuan agar maksud dan pesan moral pengarang dapat tersampaikan dengan baik.
ANALISIS PENCIPTAAN FILM FIKSI “IBU” KARYA RICI VIONDRA DALAM TEORI CENTRAL CHARACTER POINT OF VIEW Jerry Prayuda; Enrico Alamo; Windi Dwi Saputri; Saaduddin Saaduddin; Andri Maijar
ARTCHIVE: Indonesian Journal of Visual Arts and Design Vol 4, No 1 (2023): ARTCHIVE : Indonesia Journal of Visual Art and Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53666/artchive.v4i1.3652

Abstract

ABSTRAK Film “Ibu” merupakan film fiksi berdurasi 18 menit, menceritakan seorang anak berumur 10 tahun dalam melihat dan mengamati lingkungan sekitarnya. Pengalaman dari apa yang dilihat dan diamati mempengaruhi prilaku dan sikap anak itu. Bahkan si anak mencontohkan apa yang dilakukan oleh orang di sekitarnya. Plot dalam film fiksi “Ibu” linier, dimana peristiwa pada cerita ini dirangkai secara berurutan. Metode yang digunakan untuk mewujudkan penempatan satu sudut pandang Central Character pada tokoh Anggit, berupa pendekatan unsur naratif dan unsur sinematik. Pendekatan unsur naratif yang dilakukan terdiri penggunaan plot linier yang dimana penceritaan lurus secara berurutan. Pendekatan unsur sinematik yang dilakukan terdiri dari aspek sinematografi dan mise en scene. Sebagian dari film ini menggunakan teknik Kamera Angel dengan menggunakan subjective shot dan point of view. Pada aspek mise en scene, dilakukan pendekatan pada bloking pemain. Seluruh aspek pada unsur naratif dan sinematik sangat membantu terwujudnya penempatan satu sudut pandang central character pada tokoh Anggit. Kata Kunci: Film Ibu, naratif sinematik, central character. ABSTRACTThe film "Ibu" is an 18-minute fictional film which tells of a 10-year-old child seeing and observing the environment around him. The experience of what is seen and observed influences the child's behavior and attitude. Even the child exemplifies what the people around him do. The plot in the fictional film "Ibu" is linear, where the events in this story occur sequentially. The method used to realize the placement of a central character point of view in the character Anggit is in the form of an approach to narrative elements and cinematic elements. The narrative element approach that is carried out consists of using a linear plot in which the storytelling occurs sequentially. The cinematic element approach that is carried out consists of cinematographic aspects and mise en scene. As part of this film using an angel camera technique using subjective shots and point of view. In the mise en scene aspect, the approach is taken to blocking players and costumes. All aspects of the narrative and cinematic elements are very helpful in realizing the placement of a central character point of view in the character Anggit.