Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

AGAMA MAINSTREAM, NALAR NEGARA DAN PAHAM LINTAS IMAN: Menimbang Philosophia Perennis Sabri, Muhammad; Musyahidah, Siti
Jurnal Diskursus Islam Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Diskursus Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Titah, isyarat, atau pun hukum yang dikalamkan Tuhan dari langit, selamanya punya dimensi profan. Di sana—di setiap napas nubuat kudus—ada jejak tegas yang tersisa: bahwa Yang Abadi sekekalnya saling membelah dengan bumi yang guyah. Dan, kebenaran selalu hadir dalam bentang sejarah yang aneka, di tangan agung seorang utusan yang cemerlang, tapi unik. Cahaya dan gelap acapkali saling bertukar tangkap dengan semesta-kode langit yang tak tunai dalam kalam. Sejak itu agama menemukan sangkarnya di bumi. Jejak agama-agama, karena itu, bukan sepenuhnya petanda langit, tapi juga geliat peristiwa bumi. Dalam The Transcendent Unity of Religions (1976), Fritjhof Schuon mengenalkan philosophia perennis—sebuah kearifan antik—yang mengandaikan kaitan seluruh eksistensi yang ada dengan Realitas Mutlak. Wujud kearifan itu disebut “Tradition” yang hanya dapat dicapai melalui Intellectus—istilah yang dipopulerkan Plotinus—sebagai ungkapan lain dari soul atau spirit. Manifestasi “Tradition” yang diyakini kaum perennial sebagai berasal dari Tuhan, memiliki paras yang jamak dalam sejarah: agama-agam, filsafat, kearifan, seni, tradisi, ritus, simbol, doktrin, dan seterusnya. Sejatinya, dasar-dasar teoretis kearifan philosophia perennis tentang “Tradition” terdapat dalam jantung setiap agama dan tradisi autentik: tradisi Budha menyebutnya dharma, Taoisme (tao), Hinduisme (sanathana), Islam (al-dîn), Patuntung (lalang), dan sebaginya. Dengan cara—yang dalam philosophia perennis disebut sebagai “transenden” itu—semua ritus, doktrin dan simbol keagamaan terpaut dalam sebuah scientia sacra (“pengetahuan-suci”) yang melampaui bentuk formal agama. Di titik ini—Indonesia sebagai bangsa Plural—patut mempertimbangkan perspektif philosophia perennis, yang mengandaikan the heart of religions: bahwa di dalam jantung setiap agama dan tradisi autentik merengkuh misi dan pesan kebenaran yang sama. Jika ini menjadi tumpuan kesadaran kolektif—maka Indonesia sebagai bangsa plural—bisa menjadi rumah besar bersama yang nyaman, indah, dan damai.
Pengalaman Paramadina sebagai Rumah Pengetahuan Berbasis Nilai-nilai Ketuhanan, Tradisi Hikmah, dan Ilmu Pengetahuan Sabri, Muhammad; Ikhsan, Muh; Wekke, Ismail Suardi
TEOSOFI: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam Vol. 8 No. 2 (2018): December
Publisher : Program Studi Filsafat Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.253 KB) | DOI: 10.15642/teosofi.2018.8.2.260-292

Abstract

This article describes Paramadina University, a higher educational institution in Indonesia, which cannot be separated from its leader as well as the founder of its initial idea, i.e. Nurcholish Madjid. The existence of Paramadina University is, therefore, more closely related to the establishment of Nurcholish Madjid?s genial ideas who attempted to link the idea of ??Islam-Modernity-Indonesia. Since its initial inauguration in 1994, Paramadina University has carried out basic insights aimed at building a scientific society based on divine values and wisdom of humanity. It also encourages the values of pioneering souls to break through the borders of knowledge. Employing qualitative approach, this article aims at further analyzing the model of modern religious tradition developed by Paramadina University. The study affirms central position and role played by this higher educational institution both in Indonesia and the Islamic world in general. This centrality appears, especially, when we link the ideas of Islamic universalism, spatial-temporal of indonesianess, along with responses toward the life of the contemporary society which seems to be not only complex but also moves quickly escorting the breath of the age.
MISTISISME DAN HAL-HAL TAK TERCAKAPKAN: MENIMBANG EPISTEMOLOGI HUDHŪRĪ Sabri, Muhammad
Kanz Philosophia A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism Vol. 2 No. 1 (2012): June
Publisher : Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In general, this article intends to answer a fundamental question, whether a mystical experience can or cannot be expressed through language. If the answer is positive, what kind of language can ‘formulate’ an inner space of human experienceto penetrateinto the heart of the most real reality? What kind of consciousness can “bring” the light of God to the ‘empirical’ world Then how to formulate a mystical consciousness in expressing spiritual experience that is “subjective” and therefore, has limitations? How, in fact, the status of “non-subjective phenomenal” consciousness in Islamic epistemology? The above questions, of course, are just a small ripple for those who seek to dive into the depth of “Mystical Ocean without shore”. To give an answer, this article then presents two contemporary philosophers from the genre of analytic philosophy, but from a diff erent background from that of tradition: Ludwig Wittgenstein (1889-1951) and Mehdi Ha’iri Yazdi (1923 to 1999). This article appears to be a “resistance” epistemic: to show the fragile philosophical structure of positivism to capture the invisible ‘realities’. This last genre of philosophy, which is concerned mostly with thereliability of facts, the necessity correspondence between the facts and language, and glorifi es the verifi cation principles, has experienced “stutters” in every endeavor to reveal the world of meaning. h is article, also seeks reveal the way to the world of “experience” and does not stop at the world of knowledge. By adopting the approach of Analytic Philosophy, this article shows the folds of meaning and reality: empirical, meta-empirical, existential, and spiritual. For the author, the all layers of reality can only be revealed through a mysticalexperience, a presential knowledge (al-’ilm al-hudhūrī) in a perfect ontological state
MOTION GRAPHIC PENCEGAHAN PERILAKU MENYONTEK BAGI SISWA PADA PERGURUAN SMK PANCA BUDI MEDAN MELALUI PERANCANGAN MOTION GRAPHIC Sabri, Muhammad; Setiawati, Titin
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 9 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1328.949 KB) | DOI: 10.34010/visualita.v9i2.3649

Abstract

Abstrak. Perguruan Panca Budi merupakan salah satu tempat pendidikan swastayang ada di kota Medan. Perguruan Panca Budi memiliki jenjang pendidikanmulai dari yang tingkat paling dasar yaitu taman kanak-kanak hingga ke tingkatperguruan tinggi. Melihat perkembangan teknologi dan perilaku siswa yangsemakin berkembang, menyontek sepertinya pada saat ini telah menjadi kebiasaanpada dunia pendidikan, mulai dari siswa Sekolah Dasar sampai ke mahasiswa.Cara menyonteknya juga dari dahulu sampai sekarang semakin unik bahkancanggih. Kalau pada zaman duhulu contekan hanya ditulis pada selembar kertaskecil atau mencoretnya di atas meja, sekarang mencontek cukup hanya denganbrowsing di internet. Melihat kondisi tersebut, pentingnya sosialisai tentangmenyontek dan dampak negatif yang ditimbulkan dari kebiasaan menyontek,sehingga dapat mengurangi kebiasaan berperilaku menyontek tersebut. Tahapanpenelitian ini di awali dengan riset untuk melihat kondisi dan keadaan yang adapada perguruan SMK Panca Budi, kemudian menentukan media yang sesuaiuntuk permasalahan ini, setelah itu mulai ke proses pembuatan desain. Sosialisasitentang menyontek ini dibuat dalam bentuk iklan layanan masyarakat denganmedia motion graphic, media ini di pilih karena melihat kondisi para siswasekarang lebih menyukai sajian informasi yang berbentuk video animasi.
PENGEMBANGAN MINAT BACA ANAK-ANAK MELALUI PROGRAM PONDOK LITERASI DI DUSUN TANAK BETIAN Mardiana, Lina Mardiana; Pani, Rahmayatul; Ihsani, Nurul; Ridwan, Muhammad Ridwan; Samudra, Andi; Sabri, Muhammad
Jurnal Empowerment: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 1 No 01 (2021): Maret 2021
Publisher : Pondok Jurnal-LP2M STAI Darul Kamal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1346.21 KB) | DOI: 10.51700/empowerment.v1i01.198

Abstract

Derasnya arus digital telah masuk ke semua dimensi kehidupan manusia. Tidak terkecuali dunia anak-anak yang mulai dicandu oleh permainan game. Di sisi lain, masa pandemi Covid-19 telah mengurangi kegiatan pembelajaran di Sekolah/Madrasah kemudian diganti dengan pendekatan e-learning. Kesemua ini memiliki pengaruh terhadap mood anak-anak belajar dan beralih ke hobi baru yaitu permainan game dengan dalih pembelajaran e-learning. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan iklim pembelajaran anak-anak yaitu minat membaca mereka atau menumbuh- kembangkan kembali minta baca mereka melalui program “pondok literacy” di Dusun Tanak Betian. Fokus kegiatan adalah penyedian referensi anak-anak, melakukan sosialisasi dan bimbingan membaca. Hasilnya adalah melalui pondok literacy bisa mengurangi perhatian anak-anak dari candu game. Ketertarikan anak-anak dalam kegiatan membaca mulai tumbuh dan bisa mengurangi beban mereka dalam memahami materi pelajaran sekolah/Madrasah selama masa pandemi Copid-19 ini.
Optimalisasi Pengelolaan Pembelajaran Kelas Alam Pada Masa Pandemi di Dusun Kedatuk Desa Kembang Kerang Daya sunardi; Sabri, Muhammad
Jurnal Empowerment: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 1 No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Pondok Jurnal-LP2M STAI Darul Kamal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1191.142 KB) | DOI: 10.51700/empowerment.v1i2.261

Abstract

Pengabdian ini dilakukan di dusun kedatuk desa kembang kerang daya tepatnya di kelompok belajar kelas alam yang bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan kelompok belajar tersebut. metode yang digunakkan dalam proses pengabdian adalah 1) Mentoring, 2) Partisipasi aktif dalam pembelajaran, 3) Diskusi, dan 4) Penyediaan referensi tambahan. Melalui metode tersebut kami menemukan bahwa pengelolaan kelas alam secara umum sudah mengikuti prinsip-prinsip manajemen, mulai dari perancanaan, pelaksanaan, kontrol hingga evaluasi, sebagian besar sudah dilaksanakan dalam mengelola kelas alam hanya saja belum maksimal dan tidak terdokumentasi. Atas dasar temuan tersebut kami mengadakan mentoring untuk mengoptimalkan pengelolaan kelas alam tersebut, terutama dalam proses perencanaan dan evaluasinya
ANALISA SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO TERHADAP PENGELASAN BAJA AISI 1045 DENGAN METODE SMAW DAN GTAW PADA ARUS 100 AMPERE Reymond Reflon F Gultom; Sabri, Muhammad
DINAMIS Vol. 9 No. 2 (2021): Dinamis
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1105.852 KB) | DOI: 10.32734/dinamis.v9i2.8445

Abstract

Pengelasan adalah proses penyambungan logam atau non-logam yang dilakukan dengan memanaskan material yang akan disambung hingga temperatur las, yang dilakukan dengan atau tanpa menggunakan tekanan dan dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi. Salah satu teknik pengelasan adalah dengan pengelasan SMAW (Shield Metal Arc Welding) dan GTAW (Gas Tungsen Arc Welding). Dengan las tersebut kita dapat menyambung logam seperti: Aluminium, Tembaga, Carbon Steel, dan Stainless Steel. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sifat mekanik, struktur mikro, dan kekuatan sambungan las pada Baja AISI 1050. Pengelasan dilakukan dengan menggunakan tungsten TG-S50 untuk las GTAW dan elektroda E-6013 untuk las SMAW pada arus 100 Ampere dengan sambungan kampuh V 60o. Metode pengujian yang dilakukan adalah uji kekerasan dengan metode Brinell Hardness Tester, uji tarik dengan Tensile Tester, dan uji struktur mikro dengan Metallurgycal Microscope. Hasil rata-rata dari uji kekerasan Brinell didapat sifat mekanik baja AISI 1045 las SMAW pada daerah las dengan elektroda E-6013 pada arus 100 A adalah 160,04 BHN dan las GTAW dengan filer TG-S50 pada arus 100 A adalah 172,53 BHN. Nilai rata-rata tegangan las SMAW dengan elektroda E-6013 pada arus 100 A adalah 323,14 MPa dan las GTAW dengan filler TG-S50 pada arus 100 A adalah 411,57 MPa. Bentuk struktur mikro pada daerah lasan dengan pengelasan GTAW memiliki struktur mikro yang lebih kecil dibandingkan dengan pengelasan SMAW, hal ini membuktikan bahwa nilai kekerasan pada daerah lasan GTAW lebih besar dari pada nilai kekerasan pada daerah lasan SMAW.
Pengaruh Perbedaan Jumlah Katalis terhadap Angka Yield pada Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Goreng Sisa Menggunakan Pemanas Double Jacket Suherman, Suherman; abdullah, ilmi; Sabri, Muhammad; Silitonga, Arridina Susan; Suroso, Bekti
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 17, No 1 (2022): Volume 17, Nomor 1, April 2022
Publisher : Mechanical Engineering Department - Semarang State Polytechnic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/jrm.v17i1.3148

Abstract

Biodiesel is biodegradable and non-toxic and has a low carbon content, high lubricity, and Biodiesel is biodegradable and non-toxic and has a low carbon content, high lubricity, and higher ash point than diesel. The purpose of this study was to obtain data on the physicochemical properties of biodiesel from waste cooking oil (WCO) produced with different amounts of catalyst in the transesterification process. Methods This research carried out a two-step process: (1) esterification with an acid catalyst (H2SO4) and (2) transesterification with an alkali catalyst (KOH). The remaining frying oil is degummed by adding 2% H3PO4. Furthermore, the esterification process was carried out by adding 2% (v/v) H2SO4 at 800 rpm for 90 minutes. The transesterification process using an alkaline catalyst (KOH) was varied from 0.7-1.5% at a temperature of 60 oC with a rotation of 800 rpm and a time of 90 minutes. In the ester/transesterification process, the ratio of methanol: oil is 1:2 (v/v). The biofuels are then tested for cetane number, flash point, density, viscosity, calorific value, and others. The results showed that the amount of wet catalyst (KOH) in the transesterification process gave a difference in the yield of WCO oil. The optimum value was obtained at the amount of 1% KOH catalyst, which was 85%.