Claim Missing Document
Check
Articles

FENOMENA MUSIK KOMPANG KECAMATAN BENGKALIS DI ERA GLOBALISASI Ruseli, Yeni; Minawati, Rosta
Bercadik Vol 1, No 1 (2013): Bercadik | Diskursus Budaya Lokal
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.465 KB)

Abstract

ABSTRAK :Musik Kompang merupakan seni pertunjukan yang bernafaskan Islam. Di Bengkalis hampir disetiap desa memiliki group kompang, yang ditampilkan dalam upacara perkawinan, khitanan, muharam, aqiqah dan sebagainya. Musik kompang adalah musik tradisi Melayu berupa nyanyian atau puji-pujian terhadap kebesaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW diiringi kompang. Musik Kompang mempedomani dari kitab Berjanzi. Musik Kompang di era globalisasi saat ini masih tetap bertahan ditengah masyarakatnya, walaupun musik-musik modern yang popular cukup berkembang. Namun musik kompang tetap dapat bertahan ditengah-tengah menjamurnya pilihan-pilihan kesenian lainnya.Kata Kunci: Musik kompang, Kebertahanan, Bengkalis, Musik Tradisional.
MEMBANGUN KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN COMMUNITY MELAYU DI MESKOM BENGKALIS MELALUI SENI KOMPANG Nilawati, Nilawati; Nursyirwan, Nursyirwan; Minawati, Rosta
Bercadik Vol 1, No 1 (2013): Bercadik | Diskursus Budaya Lokal
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.465 KB)

Abstract

ABSTRAK :Penulisan seni kompang ini menjadi penting dan berarti bagi pengkajian kebudayaan Melayu. Tujuan kajian adalah melirik kebudayaan dan kepribadian masyarakat Melayu melalui; melirik bila kompang dipandang sebagai budaya masyarakat Melayu; menyampaikan kompang berada dalam posisi strata; mengapresasi interpretasi keberadaan kompang; dan menggambarkan pemahaman kompang sebagai musik tradisional. Penulisan ini bertujuan pula untuk: mengungkap konsep ikon budaya melayu dalam kompang; menyampaikan bentuk-bentuk ikon budaya melayu yang dapat dilahirkan dalam penyajian kompang; menjelaskan appresiasi masyarakat Meskom terhadap perubahan dan kebertahanan kreativitas ekspresi seni kompang. Metode dalam penelitian untuk menuju karya tulis ilmiah maupun jurnal bersifat kualitatif dan kuantatif, melalui pendekatan pengkajian etnografi, etnomusikologi dan antropologi meliputi interpretasi atas ikon, dan representasi budaya kompang di Meskom Bengkalis. Terkait pelaksanaan penelitian ditempuh dengan beberapa tahapan antara lain: persiapan; pengumpulan data lapangan (penelitian); pengolahan data (kerja laboratorium); dan penyusunan laporan. Secara umum hasil penelitian dapat dikatakan bahwa: interpretasi tradisi kompang pada community Meskom- Bengkalis tradisi mereka adalah produk dari suatu masyarakat tradisional. Tradisi itu terbentuk melalui proses panjang melalui kebiasaan turun-temurun oleh sekelompok masyarakat yang berada di wilayah Meskom-Bengkalis. Strata atau posisi kompang pada community Meskom-Bengkalis tergolong ke dalam kelompok folk art (seni untuk rakyat), dan mass art (seni untuk massa), dalam bahasa umum, musik kompang berasal dari rakyat, diperankan oleh rakyat, diperuntukkan bagi rakyat.Kata Kunci: Seni Kompang, Kebudayaan, Kepribadian, Community Melayu, Meskom-Bengkalis.
STRUKTUR DRAMATIK SERIAL TV SENGSARA MEMBAWA NIKMAT KARYA AGUS WIDJOYONO Hutagama, Yogian; Minawati, Rosta; Nursyirwan, Nursyirwan
Bercadik Vol 1, No 1 (2013): Bercadik | Diskursus Budaya Lokal
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.465 KB)

Abstract

ABSTRAK :Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan struktur dramatik yang terdapat dalam Serial TV Sengsara Membawa Nikmat, karya Agus Widjoyono. Menggunakan pendekatan struktural dengan metode analisis deskriptif tulisan ini akan membuktikan bahwa serial TV mengandung unsur naratif dalam bentuk rangkaian peristiwa yang saling berhubungan satu sama lain dan terkait oleh logika sebab akibat (kausalitas) yang terjadi dalam ruang dan waktu. Rangkaian peristiwa ini memiliki struktur dramatik dan saling memelihara kesinambungan cerita dari awal hingga akhir. Serial TV Sengsara Membawa Nikmat memiliki struktur dramatik yang menyangkut perkembangan dan kaitan antar konflik dari awal hingga akhir cerita.Pendekatan strukturalisme yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengetahui perkembangan cerita, tokoh/penokohan, klimaks dari permasalahan dan tahap akhir yang merupakan kesimpulan dari isi cerita yang menuturkan plot/alur dramatik.Kata Kunci: Serial TV, Struktur Dramatik, Sengsara Membawa Nikmat.
Fenomena Musik Ring Back Tone (RBT): Kapitalisme, Budaya Popular, dan Gaya Hidup Minawati, Rosta
PANGGUNG Vol 26, No 1 (2016): Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v26i1.163

Abstract

ABSTRACT RBT music is a phenomenon enjoyed by millions  of fans.  RBT, better known as ring back tones  have become part of the lifestyle  of subscribers.  Ring back tones have sound meanings  (as music) which are experienced by callers after placing their calls. The music is heard by callers till the phone is answered.  The phenomena of RBT is capable of gaining  the interest  of a million customers. In Indonesia  cellphone use has become widespread, cheap and available.  The  func- tion  of the  cellular  telephone can facilitate  the acquisition  of needs for its owner. In general urban centers around the world will form social  networks,  engage in capitalism,  popular cul- ture  and life styles. The  development  of this phenomenon is inseparable from capitalism  itself. Through RBT consumers can easily  download their favorite songs. In the context  of this phe- nomenon capitalism,  pop culture  and lifestyle represent three inseparable interrelated  elements. Keywords: Music RBT, Capitalisme, CulturalPopular,  Lifestyle.     ABSTRAK Musik RBT merupakan fenomena yang digemari berjuta pelanggan. RBT atau yang lebih dikenal dengan   nada sambung menjadi gaya hidup para pelanggannya. Nada sambung (ring back tone) memiliki arti suara (musik) yang di dengar lewat jalur telepon oleh pihak penelepon setelah melakukan pemanggilan. Musik tersebut dapat di dengar pihak yang menghubungi sampai telepon dijawab.Fenomena RBT mampu meraih berjuta pelanggan. Di Indonesia, pengguna Hp menjadi sangat umum, murah dan terjangkau. Fungsi telepon seluler akan lebih memfasilitasi pemenuhan kebutuhan pemiliknya. Secara umum, kota-kota urban di dunia akan membentuk jaringan sosial, kapitalisme, budaya popular, dan gaya hidup. Perkembagan fenomena ini tidak terlepas karena adanya kapitalisme.Melalui RBT, para konsumen dengan mudah mendownloadlagu-lagu yang digemari. Berkaitan dengan fenomena tersebut, kapitalisme, budaya pop(ular) dan gaya hidup merupakan tiga serangkai yang tidak dapat dipisahkan. Kata kunci: Kapitalisme, Budaya Populer, Gaya Hidup
Peningkatan Kemampuan Pembuatan Desain Produk Anyaman Rotan pada Kelompok Pusat Kerajinan Anak Nagari, Nagari Guguak Malalo, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar Ahmad Bahrudin; Wahyono Wahyono; Widdiyanti Widdiyanti; Rosta Minawati; Yandri Yandri
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 11, No 4 (2020): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v11i4.4162

Abstract

Rotan merupakan salah satu hasil hutan non kayu yang dikenal luas oleh masyarakat, baik masyarakat yang berkecimpung dalam kerajinan rotan maupun pengguna produk rotan. Rotan juga merupakan salah satu hasil hutan yang berada di Kanagarian Duo Koto Guguak Malalo KecamatanBatipuh Selatan, kondisi ini yang memicu tumbuhnya kelompok pengrajin di daerah tersebut. Kelompok pengrajin dibentuk adanya sumberdaya yang dimiliki, berkeinginan untuk mengolah hasil hutannya dalam hal ini rotan menjadi produk tepat guna dalam hal ini produk kebutuhan rumah tangga baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan penunjang lainnya.Kelompok pengrajin sudah tumbuh sekitar 4 tahun dan sudah memiliki dasar-dasar menganyam, untuk itu kegiatan pengabdian ini lebih difokuskan pada pengembangan desain sesuai dengan selera pasar, sehingga harapannya produk yang dihasilkan akan diterima oleh pasar, baik lokal maupun nasional, dampaknya bagi pengrajin akan meningkatkan tarap hidupnya yang selama ini mengantungkan pada sektor pertanian, walaupun tidak menjadi penghasilan utama minimal bisa sebagai pendapatan sampingan.Pengabdian ini telah dilaksanakandengan kegiatan sebagai berikut: diawali dengan melakukan negosiasi dengan pemuka masyarakat, selanjutnya melakukan pelatihan tentang desain mulai dari membuat sketsa, membuat gambar jadi dengan skala 1:10 selanjutnya membuat pola skala1:1 di atas kertas, tahap berikutnya proses pembuatan produkyang difokuskan pada benda fungsional yaitu tudung saji mini, frame foto dan pajangan, dan tahap akhir adalah melakukan finishing menggunakan teknik transparent coathingdengan bahan water base.
DAMPAK PEMILIHAN LOKASI PEMBUATAN FILM TERHADAP PROMOSI PARIWISATA Choiru Pradhono; Rosta Minawati; Adi Krisna
ARTCHIVE: Indonesian Journal of Visual Arts and Design Vol 1, No 2 (2020): ARTCHIVE : Indonesia Journal of Visual Art and Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53666/artchive.v1i2.1626

Abstract

Film is an audio-visual medium which can be extremely effective in conveying information to society at large. The method used here is qualitative using the technique of data collection through observation, literature research and documentation. Film has two determining aspects: narrative and cinematic respectively. Narrative consists of creative content which is to be conveyed to audiences. Cinematic aspects include Mise- en-scène, cinematography, editing and sound. Mise-en-scène consists of four elements, among them the setting and background shooting at tourist objects. These locations have become popular in fact because of publication through film. As phenomena film is extremely effective as an indicator for promotion of tourist destinations, both within the country and abroad. Tourism and film are two pillars in a mutually symbioticrelationship and are useful to society. ABSTRAKFilm adalah audio visual yang sangat efektif dalam menyampaikan informasi ke masyarakat luas. Metode yang digunakan kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Film terdiri dari dua unsur pembentuk yakni unsur naratif dan sinematik. Unsur naratif memiliki conten kreatif yang ingin disampaikan kepada penoton, sedangkan unsur sinematik terdiri dari mise en scene,sinematografi, editing, dan suara. Mise en scene terdiri dari empat, diantaranya setting dan latar yang berhubungan dengan lokasi-lokasi shooting film di tempat wisata. Lokasi-lokasi tersebut menjadi popular karena terpublikasi bersama dengan kepopuleran filmnya. Secara fenomena, film sangat efektif beindikasi terhadap promosi lokasi pariwisata, baik dalam negeri maupun luar negeri. Pariwisata dan film merupakan dua pilar yang saling bersimbiosis mutualisme dan menguntungkan bagi masyarakatKata kunci : Film; Indikasi; Promosi; Pariwisata
FENOMENA HUBUNGAN MAMAK DAN KEMENAKAN DI MINANGKABAU DALAM FILM FIKSI DRAMA KOMEDI “LAH KA JODOH” Edi Satria; Rosta Minawati; Gerzon Ajawaila
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.503 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.57

Abstract

ABSTRAK Drama Komedi Lah Ka Jodoh terinspirasi dari fenomena budaya masyarakat Minang, tentang hubungan antara Mamak dan Kamanakan. Dalam film drama komedi Lah Ka Jodoh, yang mana Mak Jala sudah lama merantau ketanah Jawa dan mempersunting perempuan Jawa. Mak Jala mempunyai seorang anak yang bernama Rina, karena sudah lama dirantau, Mak Jala segera pulang ke kampung untuk memperkenalkan anaknya Rina kepada kemenakan yang bernama Khairul, tapi karena tidak tahu Mak Jala menjodoh kan anaknya Rina dengan pembantu kemenakannya sendiri, sehingga disini timbulah polemik dalam kehidupannya ketika tiba dikampung halaman. Tema besar dalam film ini adalah bagaimana ketika film ini diputar mendapatkan empati yang bisa dibawa pulang oleh penonton bahwa konflik mamak dan kemenakan bisa sejenak dilupakan.Film drama komedi Lah Ka Jodoh ditampilkan digedung Pertunjukan Hoerijah Adam ISI Padangpanjang dengan memakai gedung utama. Dengan mempertunjukan satu adegan yang ada dalam Film Fiksi Drama Komedi Lah Ka Jodoh di atas panggung sebagai opening menjelang pemutaran film tersebut. Proses penggarapan dilakukan lewat beberapa tahap. Tahap pertama, pencarian naskah dan ide cerita, tahap kedua melakukan casting, tahap ketiga pembentukan crew, tahap keempat hunting lokasi, tahap kelima latihan, tahap keenam persiapan peralatan, tahap ketujuh set lokasi dan shooting, tahap kedelapan preview, tahap kesembilan editing tahap kesepuluh pemutaran film. Kata Kunci: Lah Ka Jodoh, Film Fiksi, Drama Komedi      ABSTRACT His comedy-Drama Lah ka jodoh was inspired by the phenomenon of Mate Ka culture society Minang, about the relationship between Kemanakan and Mamak. In the comedy-drama Lah Ka Jodoh, which Mak Jala was long gone to wander down to the ground and the female Lord of Java. Mak Jala had a son named Rina, as long-stay in other cities, Mak Jala immediately returned to the village to introduce his son Rina to nephew named Khairul, but because it doesn't know to fix her Mak Jala with her niece's own maid, so here there is a polemic in his life when it was in vilage. Great themes in this movie is how when the film was screened to get empathy that can be taken home by the audience that the conflict could momentarily nieces mamak forgotten. His comedy-drama Lah Ka Jodoh in building Hoerijah Adam Performances shown ISI Padangpanjang in the face with the main building. With the show one scene that exists in the fictional Film Comedy Lah Ka Jodoh was on stage as the opening towards the film screenings.The process of designing is done through several stages. The first phase, the search script and story ideas, the second phase do the casting, forming the third stage crew, stage four hunting locations, the fifth stage of the exercises, the sixth phase of the preparation of the seventh set stage equipment, and location shooting, the eighth stage of the ninth stage of the preview, editing, tenth stage of film screenings. Key words : Lah Ka jodoh, Fiction Film, Comedy Drama
MAKNA DOKUMENTASI FOTO PERNIKAHAN BAGI PENGANTIN DI KOTA PADANG Sofia Yosse; Rosta Minawati; Harisman Harisman
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.577 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.52

Abstract

ABSTRAK Kemajuan teknologi digital dalam dunia fotografi telah menjadikan proses fotografi semakin mudah dan murah, namun juga pada penggunaan teknologi tersebut mengakibatkan pengaburan fungsi fotografi sebagai bukti sejarah karena kemungkinan untuk menghilangkan atau menambahkan elemen gambar pada sebuah data foto dengan teknologi digital sangat lah mudah. Sehingga jika dilihat dari sisi fotografi murni sebagai sebuah upaya melukis dengan cahaya yang melalui sebuah lensa menjadi tidak tepat lagi karena adanya rekayasa citra digital. Hal ini juga mengakibatkan penggunaan jasa fotografer untuk mendokumentasikan pernikahan dalam masyarakat Kota Padang pada awalnya hanya digunakan untuk mendapatkan makna histori atau sebagai bukti sejarah semata, namun pada saat ini dokumentasi foto pernikahan telah menjadi sebuah media untuk meningkatkan citra diri pasangan pengantin di mata masyarakat dan juga sebagai salah satu "jembatan" untuk berkomunikasi dengan para teman melalui jejaring sosial. Sehingga dokumentasi foto pernikahan tidak hanya sekedar kebutuhan untuk mengabadikan sebuah peristiwa, tapi juga menjadi bagian dari pemenuhan terhadap gaya hidup.  Kata kunci: dekonstruksi, dokumentasi foto, fotografi, semiotika, Kota Padang       ABSTRACT Development of digital technology has made photography process easier and cheaper. On the other hands, the use of technology has also resulted in blurring photography function as the historical evidence due to the feasibilty for omitting or adding picture element by using digital technology. Therefore, the meaning of photography as the process of producing images of objects on sensitizied surfaces by the chemical action of light, is no longer appropriate because of manipulated digital image. The results show that Padang community use wedding photographer services to document their wedding is previously aimed as the historical meaning or purely as the historical evidence. Whereas, recently wedding photo documentation also serve as media to boost self-image of the wedding couple in their society. Moreover, it also serves as the "bridge" to communicate with their friends in social media. Thus, wedding photo documentation not only serve as the needs to memorize an important moment, but also part of their lifestyle. Better-off wedding couple use photographer services to maintain their social status, while the lower middle class wedding couple use photographer services to increase their self-image and gain more recognition from the public on their actual social status. Key words: deconstruction, photo documentation, photography, semiotics, Padang City
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI MEDIA PROMOSI PARIWISATA Ary Leo Bermana; Rosta Minawati; Heldi Heldi
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.062 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.47

Abstract

ABSTRAK Kota Bukittinggi merupakan salah satu  kota pariwisata yang ada di Indonesia. Letak geografis dan sumber daya alam menjadi aset bagi kota Bukittinggi sebagai kota pariwisata. Hal ini karena banyaknya objek wisata yang menarik, menjadikan kota ini dijuluki sebagai "kota wisata". Ngarai Sianok merupakan salah satu objek wisata alam yang banyak dikunjungi oleh wisatawan  baik itu dari dalam maupun luar negeri, dimana terdapat taman Panorama yang memungkinkan wisatawan untuk melihat keindahan pemandangan Ngarai Sianok tersebut. Pengembangan promosi pariwisata Bukittinggi dalam bentuk animasi, dapat meningkatkan reabilitas komunikasi dan mengatasi keterbatasan waktu dan jarak sehingga apa yang ditampilkan menarik perhatian dan dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif. Animasi juga dapat membuat sesuatu itu memiliki karakter yang unik sehingga mudah diingat dan dikenal, bahkan disukai banyak orang. Melalui animasi, diharapkan meningkatkan kunjungan wisatawan di Bukittinggi. Kata Kunci: Bukittinggi. Pariwisata. Animasi. Media promosi ABSTRACT Bukittinggi is one of tourism city in Indonesia, Geographic location and natural resources become an asset to the city as a tourism Bukittinggi, this is because the number of interesting attractions, make this city dubbed as a "tourist town". Canyon Sianok is one of the natural attractions which are visited by tourists both from within and outside the country, where there are parks Panorama that allows tourists to view the scenic beauty of the canyon Sianok.  Development of tourism promotion Bukittinggi in animated form, can improve communication reliability and overcome the limitations of time and distance so that what is displayed to attract attention and can create dynamic and interactive presentations. Animation can also create something that has a unique character that is easy to remember and is known, even well like, through animation is expected to increase tourist arrivals in Bukittinggi. Key word: Bukittinggi, Tourism, Animation, Medium Promotion.
MEMBANGUN KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN COMMUNITY MELAYU DI MESKOM BENGKALIS MELALUI SENI KOMPANG Nilawati Nilawati Nilawati; Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan; Rosta Minawati Rosta
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 1, No 1 (2013): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.764 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v1i1.13

Abstract

ABTRAK:Penulisan seni kompang  ini  penting dan berarti bagi pengkajian kebudayaan Melayu. Tujuan kajian adalah: melirik kompang sebagai budaya masyarakat Melayu;  menyampaikan kompang dalam posisi strata; mengapresasi interpretasi keberadaan kompang; menggambarkan pemahaman kompang sebagai musik tradisional; dan mengungkap konsep kompang sebagai ikon budaya melayu;   menjelaskan appresiasi masyarakat Meskom terhadap perubahan dan kebertahanan kreativitas ekspresi seni kompang. Metode dalam penelitian bersifat kualitatif dan kuantatif, melalui pendekatan pengkajian etnografi, etnomusikologi dan antropologi meliputi interpretasi atas ikon, dan representasi budaya kompang di Meskom Bengkalis. Secara umum hasil penelitian dapat dikatakan bahwa: interpretasi tradisi kompang pada community Meskom-Bengkalis tradisi mereka adalah produk dari suatu masyarakat tradisional. Tradisi itu terbentuk melalui proses panjang melalui kebiasaan turun-temurun oleh sekelompok masyarakat yang berada di wilayah Meskom-Bengkalis. Strata atau posisi kompang pada community Meskom-Bengkalis  tergolong ke dalam kelompok folk art (seni untuk rakyat), dan mass art (seni untuk massa), dalam bahasa umum, musik kompang berasal dari rakyat, diperankan oleh rakyat, diperuntukkan bagi rakyat. Kata Kunci: Seni Kompang, Kebudayaan, Kepribadian, Community     Melayu, Meskom-Bengkalis.
Co-Authors Ade Moussadecq Adi Krisna Agung Eko Budi Waspada Agung Eko BW Ahmad Bahrudin Ahmad Nafis Ajawaila, Gerzon Andiko, Benny Ary Leo Bermana Asral, Kairul Ayu Soraya Benny Andiko Bermana, Ary Leo Choiru Pradhono Dani Manesah Dela Puspita Riza Desmiati Desmiati Desmiati, Desmiati Edi Satria Ediwar Ediwar Enrico Alamo Enrico Alamo Enrico Alamo Enrico Alamo Fadhilatul Khaira Febri Yulika Gerzon Ajawaila Gilang Febriano Hanefi Hanefi Hanefi Hanefi Harisman Harisman Harisman Harisman, Harisman Heldi Heldi Heldi Heldi, Heldi Hengki Armez Hidayat Hery Sasongko Hidayat, Hengki Armez Iskandar, Riki Kairul Asral Khairul Layali Kholilah, Anni Koes Yuliadi Layali, Khairul Mahdi Bahar Mahdi Bahar Martion Martion Martion Martion Meria Eliza Miswar Miswar Nafis, Ahmad Nilawati Nilawati Nilawati Nilawati Nilawati Nilawati, Nilawati Nilawati Novesar Jamarun Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Olvyanda Ariesta Prakarti, Vicia Dwi Riki Iskandar Satria, Edi Sherli Novalinda Sofia Yosse Sri Wahyuni Suherni Suherni Suherni Suherni, Suherni sulaiman sulaiman Sulaiman Sulaiman Sulaiman Sulaiman Sulaiman Sulaiman Surya Darma Suryanti Suryanti Suryanto Suryanto Syafriadi, Syafriandi Syafriandi Syafriadi Syafriandi Syafriandi Vani Sasri Wahyuni Vicia Dwi Prakarti Wahyono Wahyono Wahyuni, Vani Sasri Widdiyanti Widdiyanti Yandri Yandri Yeni Ruseli Yeni Ruseli Yogian Hutagama Yogian Hutagama Yosi Ramadona Yosi Ramadona Yosse, Sofia Yusfil Yusfil Yusfil, Yusfil Zulhelman Zulhelman Zulhelman Zulhelman