Claim Missing Document
Check
Articles

FENOMENA MUSIK KOMPANG KECAMATAN BENGKALIS DI ERA GLOBALISASI Ruseli, Yeni; Minawati, Rosta
Bercadik Vol 1, No 1 (2013): Bercadik | Diskursus Budaya Lokal
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.465 KB)

Abstract

ABSTRAK :Musik Kompang merupakan seni pertunjukan yang bernafaskan Islam. Di Bengkalis hampir disetiap desa memiliki group kompang, yang ditampilkan dalam upacara perkawinan, khitanan, muharam, aqiqah dan sebagainya. Musik kompang adalah musik tradisi Melayu berupa nyanyian atau puji-pujian terhadap kebesaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW diiringi kompang. Musik Kompang mempedomani dari kitab Berjanzi. Musik Kompang di era globalisasi saat ini masih tetap bertahan ditengah masyarakatnya, walaupun musik-musik modern yang popular cukup berkembang. Namun musik kompang tetap dapat bertahan ditengah-tengah menjamurnya pilihan-pilihan kesenian lainnya.Kata Kunci: Musik kompang, Kebertahanan, Bengkalis, Musik Tradisional.
MEMBANGUN KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN COMMUNITY MELAYU DI MESKOM BENGKALIS MELALUI SENI KOMPANG Nilawati, Nilawati; Nursyirwan, Nursyirwan; Minawati, Rosta
Bercadik Vol 1, No 1 (2013): Bercadik | Diskursus Budaya Lokal
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.465 KB)

Abstract

ABSTRAK :Penulisan seni kompang ini menjadi penting dan berarti bagi pengkajian kebudayaan Melayu. Tujuan kajian adalah melirik kebudayaan dan kepribadian masyarakat Melayu melalui; melirik bila kompang dipandang sebagai budaya masyarakat Melayu; menyampaikan kompang berada dalam posisi strata; mengapresasi interpretasi keberadaan kompang; dan menggambarkan pemahaman kompang sebagai musik tradisional. Penulisan ini bertujuan pula untuk: mengungkap konsep ikon budaya melayu dalam kompang; menyampaikan bentuk-bentuk ikon budaya melayu yang dapat dilahirkan dalam penyajian kompang; menjelaskan appresiasi masyarakat Meskom terhadap perubahan dan kebertahanan kreativitas ekspresi seni kompang. Metode dalam penelitian untuk menuju karya tulis ilmiah maupun jurnal bersifat kualitatif dan kuantatif, melalui pendekatan pengkajian etnografi, etnomusikologi dan antropologi meliputi interpretasi atas ikon, dan representasi budaya kompang di Meskom Bengkalis. Terkait pelaksanaan penelitian ditempuh dengan beberapa tahapan antara lain: persiapan; pengumpulan data lapangan (penelitian); pengolahan data (kerja laboratorium); dan penyusunan laporan. Secara umum hasil penelitian dapat dikatakan bahwa: interpretasi tradisi kompang pada community Meskom- Bengkalis tradisi mereka adalah produk dari suatu masyarakat tradisional. Tradisi itu terbentuk melalui proses panjang melalui kebiasaan turun-temurun oleh sekelompok masyarakat yang berada di wilayah Meskom-Bengkalis. Strata atau posisi kompang pada community Meskom-Bengkalis tergolong ke dalam kelompok folk art (seni untuk rakyat), dan mass art (seni untuk massa), dalam bahasa umum, musik kompang berasal dari rakyat, diperankan oleh rakyat, diperuntukkan bagi rakyat.Kata Kunci: Seni Kompang, Kebudayaan, Kepribadian, Community Melayu, Meskom-Bengkalis.
STRUKTUR DRAMATIK SERIAL TV SENGSARA MEMBAWA NIKMAT KARYA AGUS WIDJOYONO Hutagama, Yogian; Minawati, Rosta; Nursyirwan, Nursyirwan
Bercadik Vol 1, No 1 (2013): Bercadik | Diskursus Budaya Lokal
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.465 KB)

Abstract

ABSTRAK :Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan struktur dramatik yang terdapat dalam Serial TV Sengsara Membawa Nikmat, karya Agus Widjoyono. Menggunakan pendekatan struktural dengan metode analisis deskriptif tulisan ini akan membuktikan bahwa serial TV mengandung unsur naratif dalam bentuk rangkaian peristiwa yang saling berhubungan satu sama lain dan terkait oleh logika sebab akibat (kausalitas) yang terjadi dalam ruang dan waktu. Rangkaian peristiwa ini memiliki struktur dramatik dan saling memelihara kesinambungan cerita dari awal hingga akhir. Serial TV Sengsara Membawa Nikmat memiliki struktur dramatik yang menyangkut perkembangan dan kaitan antar konflik dari awal hingga akhir cerita.Pendekatan strukturalisme yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengetahui perkembangan cerita, tokoh/penokohan, klimaks dari permasalahan dan tahap akhir yang merupakan kesimpulan dari isi cerita yang menuturkan plot/alur dramatik.Kata Kunci: Serial TV, Struktur Dramatik, Sengsara Membawa Nikmat.
Fenomena Musik Ring Back Tone (RBT): Kapitalisme, Budaya Popular, dan Gaya Hidup Minawati, Rosta
PANGGUNG Vol 26, No 1 (2016): Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v26i1.163

Abstract

ABSTRACT RBT music is a phenomenon enjoyed by millions  of fans.  RBT, better known as ring back tones  have become part of the lifestyle  of subscribers.  Ring back tones have sound meanings  (as music) which are experienced by callers after placing their calls. The music is heard by callers till the phone is answered.  The phenomena of RBT is capable of gaining  the interest  of a million customers. In Indonesia  cellphone use has become widespread, cheap and available.  The  func- tion  of the  cellular  telephone can facilitate  the acquisition  of needs for its owner. In general urban centers around the world will form social  networks,  engage in capitalism,  popular cul- ture  and life styles. The  development  of this phenomenon is inseparable from capitalism  itself. Through RBT consumers can easily  download their favorite songs. In the context  of this phe- nomenon capitalism,  pop culture  and lifestyle represent three inseparable interrelated  elements. Keywords: Music RBT, Capitalisme, CulturalPopular,  Lifestyle.     ABSTRAK Musik RBT merupakan fenomena yang digemari berjuta pelanggan. RBT atau yang lebih dikenal dengan   nada sambung menjadi gaya hidup para pelanggannya. Nada sambung (ring back tone) memiliki arti suara (musik) yang di dengar lewat jalur telepon oleh pihak penelepon setelah melakukan pemanggilan. Musik tersebut dapat di dengar pihak yang menghubungi sampai telepon dijawab.Fenomena RBT mampu meraih berjuta pelanggan. Di Indonesia, pengguna Hp menjadi sangat umum, murah dan terjangkau. Fungsi telepon seluler akan lebih memfasilitasi pemenuhan kebutuhan pemiliknya. Secara umum, kota-kota urban di dunia akan membentuk jaringan sosial, kapitalisme, budaya popular, dan gaya hidup. Perkembagan fenomena ini tidak terlepas karena adanya kapitalisme.Melalui RBT, para konsumen dengan mudah mendownloadlagu-lagu yang digemari. Berkaitan dengan fenomena tersebut, kapitalisme, budaya pop(ular) dan gaya hidup merupakan tiga serangkai yang tidak dapat dipisahkan. Kata kunci: Kapitalisme, Budaya Populer, Gaya Hidup
PENGENALAN PRODUKSI FILM DOKUMENTER BAGI SISWA/SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS Rosta Minawati; Hery Sasongko; Gilang Febriano
Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 1, No 2 (2016): Batoboh -Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v1i2.157

Abstract

Tujuan pelatihan dilakukan untuk meningkatkan kepekaan, rangsangan, pemahaman dan pengetahuan bagi Siswa/i SMAN 3 Padangpanjangtentang produksi film dokumenter yang tepat dan benar. Siswa di SMA masih belum memahami pembuatan film dokumenter. Ekstrkukuler yang dikembangakn di tingkat SLTA dan kurikulum dengan mata pelajaran seni budaya terbuka ruang kreativitas yang menuntut siswa berolah seni. Perkembangan media dan teknologi memungkinkan pengolahan kreativitas dalam bentuk film. Kamera yang begitu mudah dimiliki ataupun telah dimiliki sangat potensi sebagai media membuat film. Oleh sebab itu pemberian skill sangat diperlukan untuk memfasilitasi siswa dalam berolah krativitas film. ISI Padangpanjang, khusunya Prodi Televisi dan Film ingin mengisi kekosongn tersebut dengan pemberian platihan produksi film dokumenter untuk siswa SMA. Rumusan masalah sebagai berikut.Kurangnya pemahaman dan pengetahuan siswa/i SMAN 3 Padangpanjang produksi film dokumenter. Metode yang digunakan sistem ceramah, diskusi, demo, dan praktik. Ide pembuatan film dirangsang terkait suasana, kejadian, potet, profil, tokoh menjadi film dokumenter. Film dokumenter yang dihasilkan lebih kepada penyampaian pesan atau informasi dan ajang mengolah kreativitas, bukan utama pada sisi hiburannya. Untuk itu, dalam menambah wawasan, dan meningkatkan pengetahuan siswa dalam produksi film dokumenter diadakan pelatihan produksi film dokumenter kepada siswa SMA. Kata Kunci: Film Dokumenter, Siswa SMA 3 Padangpanjang, Pelatihan Produksi Film
KAJIAN STRUKTUR DRAMATIK PADA FILM MURSALA KARYA VIVA WESTI Sri Wahyuni; Rosta Minawati; Febri Yulika
PROPORSI : Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif Vol 4, No 2 (2019): PROPORSI Mei 2019
Publisher : Universitas Potensi Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22303/proporsi.4.2.2019.126-135

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah mengungkap struktur dramatik pada film Mursala. Film Mursala memuat unsur naratif yang membentuk susunan peristiwa dan saling memiliki  hubungan satu dengan yang lainnya serta adanya keterikatan dalam logika sebab akibat (kausalitas) yang terjadi dalam ruang dan waktu. Untuk mengungkap struktur dramatik film Mursala, maka digunakan pendekatan struktural dengan metode analisis deskriptif.Film Mursala bercerita mengenai larangan pernikahan se-marga pada masyarakat Batak. Batak merupakan salah satu suku bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi adat dan nilai kekeluargaan (kekerabatan). Suku Batak juga memiliki aturan-aturan tertentu yang harus ditaati, termasuk tentang pemilihan pasangan hidup, siapa yang dapat dinikahi dan tidak dapat dinikahi. Pertentangan terhadap adat dalam isi cerita film Mursala menyebabkan adanya konflik dari awal hingga bagian klimaks dari cerita. Maka pendekatan strukturalisme (exposition, complication, climax, reversal dan denoument) digunakan untuk mengetahui kronologi cerita, tokoh/penokohan hingga klimaks yang dituangkan dalam permasalahan serta tahap akhir cerita yang merupakan kesimpulan untuk menjelaskan alur dramatik.
IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ETIKA BERKOMUNIKASI MASYARAKAT MINANG DI SITUS JEJARING SOSIAL ade moussadecq; Agung Eko BW; Rosta Minawati
Ranah Seni Vol 11 No 02 (2018): RANAH SENI
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/ranahseni.v11i02.17

Abstract

Surveys from APJII conducted in 2016, states 1.8 million or 35% of people in the province of West Sumatra have been connected to the Internet and often access social networking sites like Facebook and Twitter. The low ethics of social media of some people causes them to write down the status of SARA. In the Minangkabau community, known ethics communicate organize communications that are compatible with the morma and cultural values ​​of Minangkabau, namely "Kato nan Ampek" and Kaba. Because of the phenomenon related to the phenomenon of the low ethics of the Minangkabau community in social networking sites has inspired the writer's desire to design ILM in the form of motion graphic video that is persuasive in persuasive community to give normative ethics to communicate in the context of Minangkabau culture on social networking sites. The main media of ILM is motion graphic video and is supported with other media such as stickers that are mobile and facilitate the delivery of messages, banners to be published in strategic areas, pins as souvenirs and X banner as a media campaign for in door (inside the room).
RE-LOGO DONAT DONITA DI MEDAN Ayu Soraya; Rosta Minawati; Agung Eko Budi Waspada
PROPORSI : Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif Vol 3, No 2 (2018): PROPORSI Mei 2018
Publisher : Universitas Potensi Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22303/proporsi.3.2.2018.118-128

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk merancang desain Re-logo Donat Donita. Re-logo ini dirancang untuk membuat wajah baru bagi Donat Donita agar lebih dikenal disemua kalangan masyarakat karena masih banyak masyarakat yang belum mengenal tentang Donat Donita. Donat Donita merupakan donat kentang beku pertama yang ada dimedan yang memiliki 9 rasa. Donat Donita merupakan cemilan sehat yang cocok dikonsumsi oleh keluarga namun dalam kenyataannya masih banyak yang belum mengetahui tentang Donat Donita. Metode perancangan yang digunakan dalam artikel ini menggunakan metode kualitatif. Proses perancangan dari Re-logo Donat Donita akan diaplikasikan dalam beberapa media penyampaian seperti brosur, baliho, stiker dan kantong plastik karena kantong plastik merupakan sarana penyampaian yang mudah dilihat oleh masyarakat. Berbagai pengaplikasian media penyampaian diharapkan mampu mempermudah penyebaran Re-logo Donat Donita di kalangan masyarakat
Kreativitas Sebagai Strategi Pengembangan Musik Kompang Grup Delima di Bantan Tua Bengkalis Rosta Minawati; Nursyirwan Nursyirwan
PANGGUNG Vol 28, No 3 (2018): Identitas Kelokalan dalam Keragaman Seni Budaya Nusantara
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.975 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v28i3.507

Abstract

ABSTRACTThis article aims to discover the strategy of creativity used by performers of Kompang music in Bantan Tua, Bengkalis. The data was collected through observation, interviews, and documentation. The Kompang Delima Group is one of the kompang groups that has developed kompang as performing art. In 2012 the Delima Group started to include creative movements in their performances. The movement creativities were inspired by the social and cultural life of the people. “Nunduk” is one of the characteristic movements of the Delima Group in Bantan inspired by menoreh (harvesting a rubber). The creativities are developed through the elements of local culture, including movements, formations, and floor patterns, and the emphasis on the clarity of articulation in each line of the recitation of the barzanzi text in order to gain more aesthetic impression of performance.Keywords: creativity, Kompang music, Delima group, BengkalisABSTRAKTulisan ini bertujuan mengungkap strategi kreativitas pemain musik Kompang di Bantan Tua Bengkalis. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Grup Kompang Delima adalah salah satu grup Kompang yang mengembangkan musik Kompang sebagai seni pertunjukan. Pada tahun 2012, Grup Delima mulai memasukkan gerak yang kreatif di dalam pertunjukannya. Hasil kreativitas yang dilakukan dengan menggarap gerak yang terinspirasi dari kehidupan sosial dan kultur masyarakatnya. Nunduk adalah gerakan yang khas yang dimiliki grup Delima di Bantan Tua yang terinspirasi dari menoreh (mengambil karet). Kreativitas dilakukan dengan mengembangkan gerak, formasi dan pola lantai, serta penekanan pada kejelasan artikulasi setiap syair barzanji yang dilafalkan agar tercapai kesan estetik dalam penampilannya.Kata kunci: kreativitas, musik Kompang, grup Delima, Bengkalis
Fenomena Musik Ring Back Tone (RBT): Kapitalisme, Budaya Popular, dan Gaya Hidup Rosta Minawati
PANGGUNG Vol 26, No 1 (2016): Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.846 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v26i1.163

Abstract

ABSTRACT RBT music is a phenomenon enjoyed by millions  of fans.  RBT, better known as ring back tones  have become part of the lifestyle  of subscribers.  Ring back tones have sound meanings  (as music) which are experienced by callers after placing their calls. The music is heard by callers till the phone is answered.  The phenomena of RBT is capable of gaining  the interest  of a million customers. In Indonesia  cellphone use has become widespread, cheap and available.  The  func- tion  of the  cellular  telephone can facilitate  the acquisition  of needs for its owner. In general urban centers around the world will form social  networks,  engage in capitalism,  popular cul- ture  and life styles. The  development  of this phenomenon is inseparable from capitalism  itself. Through RBT consumers can easily  download their favorite songs. In the context  of this phe- nomenon capitalism,  pop culture  and lifestyle represent three inseparable interrelated  elements. Keywords: Music RBT, Capitalisme, CulturalPopular,  Lifestyle.     ABSTRAK Musik RBT merupakan fenomena yang digemari berjuta pelanggan. RBT atau yang lebih dikenal dengan   nada sambung menjadi gaya hidup para pelanggannya. Nada sambung (ring back tone) memiliki arti suara (musik) yang di dengar lewat jalur telepon oleh pihak penelepon setelah melakukan pemanggilan. Musik tersebut dapat di dengar pihak yang menghubungi sampai telepon dijawab.Fenomena RBT mampu meraih berjuta pelanggan. Di Indonesia, pengguna Hp menjadi sangat umum, murah dan terjangkau. Fungsi telepon seluler akan lebih memfasilitasi pemenuhan kebutuhan pemiliknya. Secara umum, kota-kota urban di dunia akan membentuk jaringan sosial, kapitalisme, budaya popular, dan gaya hidup. Perkembagan fenomena ini tidak terlepas karena adanya kapitalisme.Melalui RBT, para konsumen dengan mudah mendownloadlagu-lagu yang digemari. Berkaitan dengan fenomena tersebut, kapitalisme, budaya pop(ular) dan gaya hidup merupakan tiga serangkai yang tidak dapat dipisahkan. Kata kunci: Kapitalisme, Budaya Populer, Gaya Hidup
Co-Authors Ade Moussadecq Adi Krisna Agung Eko Budi Waspada Agung Eko BW Ahmad Bahrudin Ahmad Nafis Ajawaila, Gerzon Andiko, Benny Ary Leo Bermana Asral, Kairul Ayu Soraya Benny Andiko Bermana, Ary Leo Choiru Pradhono Dani Manesah Dela Puspita Riza Desmiati Desmiati Desmiati, Desmiati Edi Satria Ediwar Ediwar Enrico Alamo Enrico Alamo Enrico Alamo Enrico Alamo Fadhilatul Khaira Febri Yulika Febri Yulika Gerzon Ajawaila Gilang Febriano Hanefi Hanefi Hanefi Hanefi Harisman Harisman Harisman Harisman, Harisman Heldi Heldi Heldi Heldi, Heldi Hengki Armez Hidayat Hery Sasongko Hidayat, Hengki Armez Iskandar, Riki Kairul Asral Khairul Layali Kholilah, Anni Koes Yuliadi Layali, Khairul Mahdi Bahar Mahdi Bahar Martion Martion Martion Martion Meria Eliza Miswar Miswar Nafis, Ahmad Nilawati Nilawati Nilawati Nilawati Nilawati Nilawati, Nilawati Nilawati Novesar Jamarun Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan Nursyirwan, Nursyirwan Nursyirwan Olvyanda Ariesta Prakarti, Vicia Dwi Riki Iskandar Satria, Edi Sherli Novalinda Sofia Yosse Sri Wahyuni Suherni Suherni Suherni Suherni, Suherni Sulaiman Juned Sulaiman Sulaiman Sulaiman Sulaiman Sulaiman Sulaiman sulaiman sulaiman Surya Darma Suryanti Suryanti Suryanto Suryanto Syafriadi, Syafriandi Syafriandi Syafriadi Syafriandi Syafriandi Vani Sasri Wahyuni Vicia Dwi Prakarti Wahyono Wahyono Wahyuni, Vani Sasri Widdiyanti Widdiyanti Yandri Yandri Yeni Ruseli Yeni Ruseli Yogian Hutagama Yogian Hutagama Yosi Ramadona Yosi Ramadona Yosse, Sofia Yusfil Yusfil Yusfil, Yusfil Zulhelman Zulhelman Zulhelman Zulhelman