Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

OPTIMALISASI PEMUPUKAN DI LAHAN GAMBUT Elfi Yenny Yusuf; Marlina Marlina; Mulono Apriyanto
Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Vol 7 No 2 (2021): JURNAL SELODANG MAYANG
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47521/selodangmayang.v7i2.212

Abstract

Increasing the productivity of peatlands can be done by applying the right fertilization system. The purpose of this study was to determine the appropriate dose of NPK fertilization in intercropping red chili and shallots on peat soil. This research was conducted at the Laboratory and Experimental Garden of the Faculty of Agriculture, Indragiri Islamic University. The study took place from August to December 2020. The study was carried out using a Completely Randomized Design (CRD) with 3 replications, N2 (500 kg/ha), N3 (750 kg/ha) in red chilies and shallots. The results showed that treatment with a dose of 500 kg/ha of NPK fertilizer in an intercropping system of chili with shallots on peat soil gave the best growth and yield of shallots. Treatment dose of 250 kg/ha NPK fertilizer gave the best red chili fruit production. Peningkatan produktivitas lahan gambut dapat dilakukan dengan menerapkan sistem pemupukan yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan dosis pemupukan NPK yang tepat pada tumpangsari cabai merah dan bawang merah di tanah gambut. Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium dan Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Islam Indragiri. Penelitian berlangsung daribulan Agustus hingga Desember 2020. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan.Perlakuan dalam penelitian ini dosis pupuk NPK 16:16:16 yaitu N0 (0 kg/ha), N1 (250 kg/ha), N2 (500 kg/ha), N3 (750 kg/ha) pada cabai merah dan bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk NPK 500 kg/ha dalam system tumpangsari cabai dengan bawang merah di tanah gambut memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah terbaik. Perlakuan dosis pupuk NPK 250 kg/ha mememberikan produksi buah tanaman cabai merah terbaik.
BUDI DAYA BAWANG MERAH PADA LAHAN GAMBUT Elfi Yenny Yusuf; Intan Sari; Marlina Marlina; Sri Lestari; Yoyon Riono
Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Vol 8 No 1 (2022): JURNAL SELODANG MAYANG
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47521/selodangmayang.v8i1.234

Abstract

The study was conducted in January 2020 at the Indragiri Tembilahan Islamic University experimental garden, aimed to find out the influence of the combination of alluvial soil and peat soil as a planting medium on the growth and production of onions (Allium ascollanicum L), to find out the best combination of alluvial soil and peat soil as a planting medium for the growth and production of onions (Alluium ascalonicum L). The research design used is a non-factorial randomized group (RAK) design, consisting of 7 treatments consisting of and 3 repeats. A0 = Peat Soil, A1 = Alluvial Soil, A2 = Peat Soil + 2 Kg Manure, A3 = Alluvial Soil + 2 Kg Manure, A4 = Peat Soil + Alluvial Soil (1:1) + 2 Kg Manure, A5 = Peat soil + Alluvial Soil (1:2) +2 Kg Manure, A6 = Peat soil + Alluvial Soil (2:1) + 2 Kg Manure. The data obtained is analyzed statistically using diversity fingerprint analysis (test F) and continued with Tukey HSD at the level of 5%. The results showed that Treatment A5 is the best treatment in the provision of alluvial soil for the growth and production of onions (Allium ascallonicum L.) in peat media. Penelitian ini dilakukan pada Januari 2020 di kebun eksperimental Universitas Islam Indragiri Tembilahan, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi tanah aluvial dan tanah gambut sebagai media tanam pada pertumbuhan dan produksi bawang (Allium ascollanicum L), untuk mengetahui kombinasi terbaik dari tanah aluvial dan tanah gambut sebagai media tanam untuk pertumbuhan dan produksi bawang (Alluium ascalonicum L). Desain penelitian yang digunakan adalah desain non-factorial randomized group (RAK), yang terdiri dari 7 perawatan yang terdiri dari dan 3 pengulangan. A0 = Tanah Gambut, A1 = Tanah Aluvial, A2 = Tanah Gambut + 2 Kg Pupuk Kandang, A3 = Tanah Aluvial + 2 Kg Manure, A4 = Tanah Gambut + Tanah Aluvial (1: 1) + 2 Kg Pupuk, A5 = Tanah Gambut + Tanah Aluvial (1: 2) +2 Kg Pupuk Kandang, A6 = Tanah gambut + Tanah Aluvial (2: 1) + 2 Kg Pupuk. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan analisis sidik jari keanekaragaman (test F) dan dilanjutkan dengan Tukey HSD di level 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengobatan A5 adalah pengobatan terbaik dalam penyediaan tanah aluvial untuk pertumbuhan dan produksi bawang (Allium ascallonicum L.) di media gambut.
KARAKTERISTIK DAN ANALISIS KEKERABATAN RAGAM SERTA PEMANFAATAN TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera) OLEH MASYARAKAT DI DESA SUNGAI SORIK DAN DESA RAWANG OGUNG KECAMATAN KUANTAN HILIR SEBERANG KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Yoyon Riono; Marlina Marlina; Elfi Yenny Yusuf; Mulono Apriyanto; Rifni Novitasari; Hermiza Mardesci
Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Vol 8 No 1 (2022): JURNAL SELODANG MAYANG
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47521/selodangmayang.v8i1.236

Abstract

Research on the characteristics and analysis of kinship diversity and the use of coconut (Cocos nucifera L.) in Sungai Sorik and Rawang Ogung villages has been carried out to find out there are several varieties, kinship relationships, and benefits of coconut (Cocos nucifera L.). Exploration of coconut (Cocos nucifera L.) was carried out in Sungai Sorik and Rawang Ogung Villages. Plant Development Structure, carried out February-July 2021. The research method used exploration and observation and measurements of plant parts to make a description of coconut (Cocos nucifera L.). The results of morphological and anatomical observations in the form of qualitative and quantitative data. The results showed that there were three varieties of coconut (Cocos nucifera L.) namely deep coconut (pelak/polak), early coconut (superior), and yellow coconut. Penelitian tentang karakteristik dan analisis kekerabatan ragam serta pemanfaatan tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) di Desa Sungai Sorik dan Rawang Ogung telah dilakukan untuk mengetahui ada beberapa ragam, hubungan kekerabatan dan manfaat tanaman kelapa (Cocos nucifera L.). Eksplorasi tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) dilakukan di Desa Sungai Sorik dan Rawang Ogung Struktur Perkembangan Tumbuhan, dilaksanakan Februari-Juli 2021. Metode penelitian digunakan eksplorasi dan pengamatan dan pengukuran bagian tanaman untuk membuat deskripsi kelapa (Cocos nucifera L.). Hasil pengamatan morfologi dan anatomi berupa data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian didapatkan tiga ragam tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) yaitu kelapo dalam (pelak/polak), kelapo genjah (unggul), kelapo kuning. Semua bagian tanaman kelapa memiliki manfaat ekonomi terutama buah kelapa dalam (pelak) memiliki daging buah paling tebal (1,7 cm) dan kelapo genjah (unggul) memiliki buah paling berat (2,6 kg).
Pengaruh Induksi Ekstrak Bawang Merah terhadap Pembentukan Buah Partenokarpi pada Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris Schrad) Elfi Yenny Yusuf; Arfah Arfah; Yus Dwi Yanti
Jurnal Agro Indragiri Vol. 2 No. 01 (2017): Jurnal Agro Indragiri
Publisher : Fakultas Pertanian, Program Studi Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jai.v2i01.607

Abstract

Usaha tani semangka memberikan keuntungan bagi petani karena umurnya pendek, hasilnya tinggi, dan pemasarannya mudah. Pada awal abad ke-19 telah diketahui bahwa polinasi tanpa fertilisasi dapat merangsang pembentukan buah. Partenokarpi dapat terjadi secara alami (genetik) maupun buatan (induksi). Partenokarpi dapat terjadi secara alami pada beberapa jenis tanaman saja (terbatas), misalnya pada pisang triploid. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2014 – Maret 2015 di Lahan Praktikum Fakultas Pertanian, Universitas Islam Indragiri. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan, yaitu Kontrol ( 0 ppm), 0,015 % ( 150 ppm), 0,15 % ( 1.500 ppm ), 1,5 % ( 15.000 ppm ) dan 15 % ( 150.000 ppm). Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa dosis ekstrak bawang merah terbaik untuk membentuk buah partenokarpi dari penelitian ini adalah 1.500 ppm dan tidak berbeda nyata dengan 15.000 ppm, namun berbeda nyata dengan tanaman tanpa perlakuan (kontrol), 150 ppm dan 150.000 ppm
PENGARUH TEKNIK SKARIFIKASI BENIH KARET (Hevea brassilliensis Muell. Arg.) TERHADAP MASA DORMANSI DAN PERTUMBUHAN TANAMAN DI PEMBIBITAN Tri Anggoro; Elfi Yenny Yusuf; Nursida Nursida
Jurnal Agro Indragiri Vol. 2 No. 02 (2017): Jurnal Agro Indragiri
Publisher : Fakultas Pertanian, Program Studi Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jai.v2i02.613

Abstract

Benih karet adalah benih yang memiliki kulit atau cangkang yang keras, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk berkecambah). Untuk itu perlu dilakukan perlakuan khusus agar dapat mematahkan dormansi benih karet, agar benih karet mudah dan cepat berkecambah. Usaha untuk mematahkan masa dormansi ini dapat dilakukan dengan proses skarifikasi. Perlakuan mekanis pada kulit biji yang keras dapat dilakukan dengan cara penusukan, penggoresan, pemecahan, pengikiran atau pembakaran. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai dengan September 2013 yang bertempat di Kelurahan Tembilahan kota, Kecamatan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir. Parameter pengamatan yaitu Persentase Perkecabahan pada tahap 1 di persemaian, Kecepatan Tumbuh / Hari tahap 1 di persemaian, Panjang Plumul tahap 1 di persemaian, Tinggi Tanaman, Jumlah Tangkai Daun dan Diameter Batang. Perlakuan peretakan cangkang merupakan teknik skarifikasi yang terbaik dibanding perlakuan pengamplasan, perendaman larutan H2SO4 1% selama 10 menit dan perendaman air kelapa selama 24 jam, terhadap masa dormansi biji karet dan pertumbuhan bibit karet.
PENGARUH PEMBERIAN AMELIORANT ABU JANJANG KELAPA SAWIT TERHADAP PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (ZEA MAYS) DI TANAH GAMBUT Muhammad Al Amin; Intan Sari; Elfi Yenny Yusuf
Jurnal Agro Indragiri Vol. 2 No. 02 (2017): Jurnal Agro Indragiri
Publisher : Fakultas Pertanian, Program Studi Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jai.v2i02.614

Abstract

Tanaman pertanian umumnya sulit tumbuh ditanah gambut. Salah satu faktor penghambat budidaya tanaman di tanah gambut adalah rendahnya ketesediaan unsur hara mikro. Rendahnya kandungan unsur hara mikro pada tanah gambut disebabkan karena unsur hara mikro berasal dari tanah mineral sementara tanah gambut adalah tanah organik. Penambahan ameliorant abu janjang sawit, dapat meningkatkan pH, meningkatkan ketersediaan hara makro dan mikro sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Abu janjang kelapa sawit memiliki kandungan 30-40 % K2O,7 %P2O5,9 % CaO, dan 3 % MgO. Penelitian ini telah dilaksanakan dikampus II Unisi Fakultas Pertanian Jl. Lintas Provinsi parit 01, Desa Pulauu Palas, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2013.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) tunggal. Perlakuan percobaan ini meliputi 4 level dosis Abu Janjang Kelapa Sawit yaitu 300 kg/ha= 129,6 g/plot, 600 kg/ha= 259,2 g/plot, 900 kg/ha= 388,8 g/plot dan 1200 kg/ha= 518,4 g/plot. Parameter yang diamati adalah Umur Berbunga Pertama, Serapan Hara P Panjang Tongkol, Diameter Tongkol, Berat Tongkol, Produksi Perplot dan Brangkasan Kering.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ermberian dosis anorganik ameliorant abu janjang kelapa sawit dengan dosis 1200 kg/ha menunjukan hasil yang terbaik terhadap, munculnya bunga pertama, serapan unsur P, panjang tongkol, diameter tongkol, berat tongkol persampel,produksi tongkol perplot dan berangkasan kering. Pemberian pupuk anorganik ameliorant abu janjang kelapa sawit dengan dosis 1200 kg/ha ini terbukti mampu meningkatkan produksi tanaman jagung manis ditanah gambut.
RESPON PERTUMBUHAN STEK BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS COSTARICENSIS) DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI DAN AIR KELAPA Ekon Noper Nandes; Elfi Yenny Yusuf; Zahlul Ikhsan
Jurnal Agro Indragiri Vol. 2 No. 02 (2017): Jurnal Agro Indragiri
Publisher : Fakultas Pertanian, Program Studi Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jai.v2i02.617

Abstract

Penelitian Pengaruh konsentrasi Dan Lama Perendaman Urine Sapi dan Kelapa Muda Terhadap Pertumbuhan Stek Buah Naga Berdaging berlangsung 3 bulan, yaitu mulai dari bulan januari sampai April 2015. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis dan lama perendaman urine sapi dan kelapa muda terhadap pertumbuhan stek tanaman buah naga berdaging merah. Penelitian ini mengunakan Rancangan Acak lengkap ( RAL) yang terdiri dari dua faktor. Data yang diperoleh dianalisis sidik ragam secara factorial dan jika terdapat pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan Uji Lanjut Turkay HSD pada taraf 5 %. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah Tumbuh Tunas Pertama, Panjang Tunas Terpanjang, Jumlah Tunas Pertanaman, Panjang Akar Terpanjang, Bobot Segar Akar, Bobot Kering Akar, Dan Volume Akar. Interaksi antara konsentrasi dan perendaman air kelapa muda tidak berpengaruh nyata terhadap Tumbuh Tunas Pertama, Panjang Tunas Terpanjang, Jumlah Tunas Pertanaman, Panjang Akar Terpanjang, Berat Segar Akar, Dan Volume Akar tetapi berpengaruh nyata terhadap berat kering akar. Sedangkan lama perendaman juga tidak berpengaruh nyat terhadap Tumbuh Tunas Pertama, Panjang Tunas Terpanjang, Panjang Akar Terpanjang, Berat Segar Akar, Berat Kering Akar, tetapi berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas pertanaman.
PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS TERUSI (CuSO4) TERHADAP PRODUKSI TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) DI MEDIA GAMBUT Hana Nindiyaskinanie; Intan Sari; Elfi Yenny Yusuf
Jurnal Agro Indragiri Vol. 3 No. 01 (2018): Jurnal Agro Indragiri
Publisher : Fakultas Pertanian, Program Studi Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jai.v1i01.634

Abstract

Penelitian pengaruh pemberian beberapa dosis terusi (CuSO4) terhadap produksi tomat(Lycopersicum esculentum Mill) di media gambut telah dilaksanakan di lahan penelitianFakultas Pertanian UNISI Jl. Provinsi parit 01 Kecamatan Tembilahan Hulu KabupatenIndragiri Hilir Provinsi Riau selama 4 bulan dari bulan desember 2017 sampai maret 2018.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa dosis terusidan untuk memperoleh dosis optimal terusi yang dapat meningkatkan produksi tomat di mediagambut.Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 taraf perlakuan terusidan diulang sebanyak 4 kali. Media yang digunakan adalah tanah gambut dengan perlakuandosis terusi 0kg/ha, 6kg/ha, 12kg/ha, 18kg/ha, 24kg/ha, 32kg/ha.Parameter pengamatan pada penelitian ini yaitu, jumlah bunga pertanaman, jumlah buahpertanaman, persentase terbentuknya buah, diameter buah, bobot buah pertanaman, bobotbuah perbutir. Data pengamatan dianlisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan dlanjutkandengan uji lanjut Tukey HSD pada taraf 5%. Pemberian beberapa dosis terusi yang telahdicoba mampu meningkatkan produksi tanaman tomat di media gambut. Peningkatan produksitertinggi terdapat pada perlakuan 32kgCu/ha. Pemberian 6 – 32kg Cu/ha mampu meningkatkanproduksi tomat di media gambut dibanding dengan tanpa perlakuan. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa pemberian 24kg Cu/ha merupakan dosis optimal untuk peningkatanproduksi tomat di media gambut.
PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRASI TERUSI (CuSO4) TERHADAP PRODUKSI TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) PADA MEDIA GAMBUT R. Riska Wahyuni; Intan Sari; Elfi Yenny Yusuf
Jurnal Agro Indragiri Vol. 3 No. 01 (2018): Jurnal Agro Indragiri
Publisher : Fakultas Pertanian, Program Studi Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jai.v1i01.635

Abstract

Penelitian tentang pengaruh pemberian konsentrasi terusi (CuSO4) terhadap produksi tomat(Lycopersicum esculentum Mill) pada media gambut, dilakukan di Kecamatan TembilahanHulu, Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau. Penelitian berlangsung dari bulan Januarisampai April 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberiankonsentrasi terusi (CuSO4) dalam meningkatkan produksi tomat dan mendapatkankonsentrasi terusi (CuSO4) yang optimal untuk produksi tomat yang dibudidayakan padamedia gambut. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 tarafperlakuan dan diulang sebanyak 4 kali. Media yang digunakan adalah tanah gambutdengan tingkat pelapukan hemik yang diberikan perlakuan konsentrasi terusi (CuSO4) 0ppm (kontrol), 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm. Parameter pengamatan padapenelitian ini yaitu jumlah bunga per tanaman, jumlah buah per tanaman, persentase bungamenjadi buah, diameter buah, bobot per buah dan bobot buah per tanaman. Datapengamatan dianlisa dengan analisis sidik ragam (Uji F) dan dilanjutkan dengan uji lanjutTukey HSD pada taraf 5%. Pemberian konsentrasi terusi (CuSO4) terhadap tanaman tomatyang dibudidayakan pada media gambut mampu memberikan pengaruh yang nyataterhadap parameter jumlah bunga per tanaman, jumlah buah per tanaman, diameter buah,bobot per buah dan bobot buah per tanaman dibandingkan dengan tanpa perlakuan(kontrol). Pemberian konsentrasi terusi (CuSO4) 100 ppm mampu memberikan hasil yangoptimal pada hampir seluruh parameter pengamatan kecuali jumlah buah per tanaman.
PEMBERIAN ZPT ALAMI BAWANG MERAH DAN AIR KELAPA UNTUK PERTUMBUHAN STEK PUCUK LENGKENG ( Dimocarpus longan Lour ) Vivi Wahyuni; Elfi Yenny Yusuf; Yoyon Riono
Jurnal Agro Indragiri Vol. 3 No. 01 (2018): Jurnal Agro Indragiri
Publisher : Fakultas Pertanian, Program Studi Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jai.v1i01.690

Abstract

Penelitian Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Alami Bawang Merah Dan Air Kelapa UntukPertumbuhan Stek Pucuk Lengkeng ( Dimocarpus longan Lour ) di Desa Danau Pulai IndahKecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir selama 3 bulan dimulai dari bulan Junisampai dengan Agustus 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruhpemberian Zat Pengatur Tumbuh bawang merah dan air kelapa untuk pertumbuhan stekpucuk lengkeng (Dimocarpus longan Lour).Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial dengan terdiridari 2 faktor pertama adalah dosis pupuk yang terdiri dari 7 taraf perlakuan dengan 3ulangan setiap percobaan terdapat 5 unit tanaman sehingga terdapat 105 tanaman.Perlakuan yang digunakan adalah Air Mineral / Kontrol, air kelapa 20% ( 200 ml/l air), airkelapa 25% ( 250 ml/l air), air kelapa 30% ( 300 ml/l air), ekstrak Bawang Merah 0,5% ( 5ml/l air), ekstrak Bawang Merah 1% ( 10 ml/l air) dan ekstrak Bawang Merah 1,5% ( 15ml/l air)Parameter pengamatan pada penelitian ini yaitu, Umur Muncul Tunas (hari), Jumlah Tunas(buah), Panjang Tunas (cm), Volume Akar (ml) dan Persentase Stek Bertunas (%). Datapengamatan dianalisis dengan sidik ragam, (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji lanjutTurkey HSD pada tahaf 5%.Pemberian ZPT bawang merah dan air kelapa mampu meningkatkan pertumbuhan stekpucuk tanaman lengkeng, umur muncul tunas yang terbaik pada perlakuan air kelapa 25% (250 ml/l air) dan ekstrak bawang merah 1,5% ( 15 ml/l air), terhadap jumlah tunas yangterbaik pada perlakuan ekstrak bawang merah 1% ( 10 ml/l air), perlu penelitian lanjutanpemberian konsentrasi ekstrak bawang merah dan air kelapa yang lebih tinggi mampumempengaruhi pertumbuhan stek.