Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KONSTRUKSI IDEOLOGIS DALAM WACANA BULETIN AL ISLAM: SEBUAH TINJAUAN ANALISIS WACANA KRITIS (Ideological Construction in Discourse of Al Islam Bulletin: A Critical Discourse Analysis Review) Moh Zalhairi; NFN Sumarlam; Dwi Purnanto
SAWERIGADING Vol 24, No 2 (2018): Sawerigading, Edisi Desember 2018
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.049 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v24i2.475

Abstract

The research examines the construction of discourse in the Al-Islam bulletin using the critical discourse analysis approach offered by Teun A. van Dijk. Research ersreveal the macro structure, super structure, and microstructure of the discoursewhich are then reviewed with context and social cognition to reveal the reasons behind the construction of the selected discourse. The data of this research are texts obtained form Al-Islam bulletin 829 and 820 edition using reading method with noting advanced techniques. The results of this study indicate that the construction of discourse in the Al-Islam bullet in puts forward to pics related to economic, social, and political life written using exposition texts chemes. In addition, the discour secon structionat the level of micro structure shows the use of lingual units such as diction, sentence form, and certain coherence in order tobuildthe meaning desired by the author.AbstrakPenelitian ini mengkaji konstruksi wacana dalam buletin Al-Islam menggunakan pendekatan analisis wacana kritis yang ditawarkan Teun A. van Dijk. Peneliti mengungkap struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro wacana yang kemudian ditinjau dengan konteks dan kognisi sosial untuk mengungkap alasan di balik konstruksi wacana yang dipilih. Data penelitian ini berupa teks diperoleh dari buletin Al-Islam edisi 829 dan 820 dengan menggunakan metode simak dengan teknik lanjutan catat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konstruksi wacana dalam buletin Al-Islam mengedepankan topik-topik yang berkaitan dengan kehidupan ekonomi, sosial, dan politik yang ditulis dengan menggunakan skema teks eksposisi. Konstruksi wacana pada tataran struktur mikro juga menunjukkan penggunaan satuan lingual seperti, diksi, bentuk kalimat, dan koherensi tertentu guna membangun makna yang diinginkan penulis.
ANALISIS KONTRASTIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA PEMBENTUKAN KLAUSA PASIF BAHASA SASAK (B1) DENGAN BAHASA INDONESIA (B2): ANALISIS KONTRASTIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA PEMBENTUKAN KLAUSA PASIF BAHASA SASAK (B1) DENGAN BAHASA INDONESIA (B2) Moh Zalhairi; Riska Kusumawati; Sumarlam USM
NATURALISTIC : Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 2 (2017): NATURALISTIC: Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal ini diterbitkan oleh: PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.668 KB) | DOI: 10.35568/naturalistic.v1i2.13

Abstract

Kesulitan dalam mempelajari suatu bahasa seringkali terlihat melalui kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa maupun pelajar secara umum, yang sulit mereka hindari, terutama oleh penutur bilingual seperti suku Sasak. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pola klausa pasif dalam bahasa Sasak (B1) dengan bahasa Indonesia (B2) menggunakan pendekatan studi kontrastif, sebagai acuan dalam pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik penggalian data yang digunakan ialah teknik cakap tansemuka (CTS), sedangkan teknik analisis data ialah analisis baca markah. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa klausa pasif dalam B1 mewujud dalam bentuk pasif kanonis, pasif bentuk diri- dan pasif bentuk ke-an. B2 diidentifikasi memiliki bentuk klausa pasif yang lebih beragam, yakni selain bentuk kanonis, bentuk diri- dan ke-an, juga terdapat bentuk ter- dan ke- yang mana dalam B1 tidak ditemukan. Selanjutnya, klausa pasif kanonis dalam B1 baik yang menggunakan verba ekatransitif maupun dwitransitif masing-masing dapat dibentuk dalam dua pola yang berbeda.