Terjadinya peningkatan kasus kekerasan interpersonal selama masa pandemi covid-19 patut menjadi perhatian masyarakat. Pelaku kekerasan ini biasanya orang terdekat dan menyebabkan berbagai dampak psikologis kepada penyitasnya. Variasi dampak yang dapat dialami penyintas misalnya kecemasan, self-esteem yang rendah, PTSD hingga bunuh diri. Penanganan psikologis selama ini telah dilakukan untuk meringankan dampak dari penyintas, termasuk salah satunya penelitian yang telah terlaksana pada tahun 2020 oleh tim pengabdi. Sebagai kelanjutan dari roadmap penelitian tersebut, tim pengabdi bersinergi dengan Komunitas Batir yang selama ini melakukan penanganan pelecehan seksual di seputar Kota Semarang. Tim pengabdi dan Komunitas Batir berfokus pada tujuan untuk peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya psychological welfare pada penyintas kekerasan interpersonal (IPV). Metode yang digunakan yaitu psikoedukasi dan konseling. Sasaran program ini adalah para anggota Komunitas Batir, para penyintas kekerasan, dan masyarakat umum yang dirangkum dalam rangkaian 7 kegiatan onlineselama 6 bulan (Bulan Maret-Agustus 2021). Hasilnya, telah terlaksana kegiatan 1 dan 2 berupa pembekalan bagi anggota Batir yang akan memberikan penanganan pada penyintas telah terlaksana berupa pelatihan psychological first-aid (PFA). Kegiatan 3 dan 4 berupa IG live psikoedukasi pada masyarakat bersama BEMKM UNNES dan Komunitas Batir. Kegiatan 5 berupa pembuatan konten-konten psikoedukasi berbasis gambar pada akun IG @yuksehatmental. Kegiatan 6 kontes foto bertema HOPE yang diikuti oleh para penyintas IPV. Kegiatan 7 telah terlaksana webinar mengenai IPV bersama pembicara ahli bidang psikologi klinis dan penanganan kasus-kasus kekerasan interpersonal (IPV).