Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

ESCHERICHIA COLI RESISTEN ANTIBIOTIK ASAL AIR KERAN DI KAMPUS ISTN Hamida, Fathin; Aliya, Lisana Sidqi; Syafriana, Vilya; Pratiwi, Della
Jurnal Kesehatan Vol 12, No 1 (2019): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v12i1.8958

Abstract

Resistensi antibiotik menjadi masalah global yang menyebar luas di dunia. Lingkungan merupakan jalur transmisi dan menyebabkan resistensi antibiotik. Hal itu dapat disebabkan oleh buruknya infrastruktur limbah air dan kontaminasi fekal. Kontaminasi air berpengaruh buruk bagi kesehatan manusia. Kampus ISTN memiliki pipa saluran air keran yang jarak berdekatan dengan pipa? septic tank, jarak antara pipa air keran dengan pipa septic tank berkisar ? 11 meter. Kontaminasi air oleh Escherichia coli menjadi factor penurunan kualitas air. Penelitian ini bertujuan mengisolasi E. coli dari pipa air keran kampus ISTN dan mendeteksi resistensinya terhadap antibiotik. Empat isolate E. coli telah diisolasi menggunakan media Lactose Broth dan Chromogenic Coliform Agar. Empat isolat E. coli telah diidentifikasi secara biokimiawi. Empat isolate E. coli diuji sensitivitasnya terhadap antibiotik amoksisilin, tetrasiklin, kloramfenikol, dan siprofloksasin menggunakan metode difusi cakram. Sensitivitas antibiotik diinterpresikan berdasarkan standar CLSI (Clinical and Laboratory Standard Institute). Hasil menunjukkan bahwa isolat 1A, 2A, 3A, dan 4A resisten terhadap amoksisilin, dan isolat 1A bersifat intermediat.
Aktivitas antibakteri ekstrak n-heksana dan etanol biji anggur terhadap Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes Vilya Syafriana; Fathin Hamida; Elsa Vera Nanda; Nurul Laili; Aslamiyah Putri
Prosiding Seminar Biologi Vol 6 No 1 (2020): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DI ERA PANDEMI COVID-19 (OKTOBER 2020)
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v6i1.15224

Abstract

Biji anggur diketahui mengandung senyawa fenolik yang tinggi. Kandungan senyawa tersebut berpotensi sebagai antibakteri. Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes merupakan bakteri komensal pada kulit manusia yang dapat bersifat oportunistik. Kedua bakteri tersebut tergolong bakteri Gram positif yang dapat menyebabkan jerawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan n-heksana dari biji anggur terhadap bakteri S. epidermidis dan P.acnes. Biji anggur diperoleh dari buah anggur segar yang dibeli di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Ekstrak biji anggur dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut n-heksana dan etanol 70%. Uji aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi cakram pada media Mueller Hinton Agar dengan konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan 40%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana biji anggur dapat menghambat pertumbuhan S. epidermidis dan P. acnes pada konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan 40%. Nilai Diameter Daya Hambat (DDH) dari esktrak etanol 70% biji anggur memiliki daya hambat yang lebih besar dibandingkan dengan ekstrak n-heksana, baik pada S. epidermidis ataupun P. acnes.
Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak Metanol Kulit Batang Meranti Sarang Punai (Shorea parvifolia Dyer) Terhadap Staphylococcus aureus dan Propionibacterium acnes Vilya Syafriana; Tiah Rachmatiah; Nitya Wita Utama
Jurnal Farmasi Udayana Spesial Issue, Desember 2020
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JFU.2020.v09.i03.p04

Abstract

Shorea parvifolia Dyer (meranti sarang punai) is one of a woody plant in Indonesia which distributed across Sumatra and Kalimantan. Cortex of meranti sarang punai is known contains the secondary metabolite such as saponin, flavonoid, and tannin which can act as an antibacterial agent. The research was aims to know the antibacterial activity of methanol extract of meranti sarang punai against Staphylococcus aureus and Propionibacterium bacteria. Maceration was chosen as the extraction methods with methanol as a solvent. The antibacterial test was done by disc diffusion method in Nutrient Agar (NA) media with concentrations 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, and 30%; while the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) was done by solid dilution method with concentrations 5%, 4%, 3%, 2%, and 1%. The results showed that the methanol extract of meranti sarang punai has antibacterial activity against the S. aureus with Inhibitory Zone (IZ) at concentrations of 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, and 30% respectively 16,68; 17,27; 18,41; 19,4; 20,57; and 21,46 mm, while against P. acnes was 12,61; 13,65; 14,57; 15,53; 16,58; and 17,46 mm. The MIC of methanol extracts of meranti sarang punai against the two bacteria was at concentration 2%.
Antibacterial Activity of Kecombrang Flower (Etlingera elatior (Jack) R.M. Sm) Extract against Staphylococcus epidermidis and Propionibacterium acnes Vilya Syafriana; Renita Noviani Purba; Yayah Siti Djuhariah
Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology Vol 6, No 1 (2021): April
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jtbb.58528

Abstract

This study aimed to determine the antibacterial activity from the ethanol extract of Kecombrang flower (Etlingera elatior (Jack) R.M. Smith) against Staphylococcus epidermidis and Propionibacterium acnes. The extract was made by the maceration method with 70% ethanol as a solvent. Antibacterial activity test was carried out by the disk diffusion method with a concentration of 10%, 20%, 40%, and80%. Meanwhile, theMinimum InhibitoryConcentration(MIC)was done atconcentrations of 10%, 8%, 6%, 4%, and 2%. The results showed that the Kecombrang flower (Etlingera elatior (Jack) R.M.Smith) extract hadantibacterialactivityagainstS.epidermidisand P. acnes. The MIC for S. epidermidis is at a concentration of 4%, while in P.acnes cannot determine yet.
Beta-Glucosidase 1 (bgl1) Gene Analysis in Mutant and Wild-type of Penicillium sp. ID10-T065 Vilya Syafriana; Sukma Nuswantara; Wibowo Mangunwardoyo; Puspita Lisdiyanti
Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya Vol. 4 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jrba.v4n1.p1-8

Abstract

In the previous study, Penicillium sp. ID10-T065 has been mutated using ultraviolet (UV), ethyl methyl sulfonate (EMS) and the combination of UV-EMS to increase Beta-glucosidase (bgl) activity. There were three mutants selected, UV13 (UV mutant), EM31 (EMS mutant), and UM23 (UV-EMS mutant). This study examined the mutations in the bgl gene encoding (bgl1) as well as sequence differences between mutants and wild-type of Penicillium sp. ID10-T065. The gene analysis was performed by PCR amplification and sequencing of the bgl1 gene. The results of bgl1 gene sequences (600 bp) from mutants were aligned with the wild-type, it was discovered that there were base alterations from position 2025 to 2050. Mutant UV13 showed the highest base alterations (7 bases) which occurred at position 2027 (T→C); 2036 (T→G); 2040 (T→G); 2047 (G→C); and 2048-2050 (TTG→GGA). Mutant EM31 showed alterations in five bases at positions 2034 (G→A), 2036 (T→G), 2037 (G→C), 2044 (G→C), and 2047 (G→T). Mutant UM23 showed two base alterations at position 2025 (T→A) and 2037 (G→C). UV irradiation and EMS mutation resulted in transition and transversion DNA, whereas the combination of UV-EMS mutation resulted in transversion mutations. Base alterations in UV13 and EM31 mutants, causing missense and silent mutation, while in UM23 mutant only silent mutations occur. The bgl1 gene analysis showed that mutation using UV light was more effective than using EMS or a combination of UV-EMS in Penicillium sp. ID10-T065.
Antibacterial Activity of Grape Seeds Extracts (Vitis vinifera L.) Against Streptococcus mutans ATCC 31987 Fathin Hamida; Vilya Syafriana; Carla Febriayu Ramadhani; Elsa Vera Nanda
Jurnal Farmasi Etam (JFE) Vol 1 No 1 (2021): Juni
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UPPM) STIKES Dirgahayu Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.553 KB) | DOI: 10.52841/jfe.v1i1.187

Abstract

ABSTRAK Streptococcus mutans merupakan salah satu bakteri penyebab karies gigi. Penggunaan antibiotic merupakan terapi infeksi yang umum dilakukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Biji anggur diketahui mengandung senyawa polifenol yang berpotensi sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas ektrak biji anggur terhadap Streptococcus mutans. Bahan uji yang digunakan adalah buah anggur yang diambil bijinya. Buah anggur diperoleh dari Pasar Induk, Kramat Jati, Jakarta Timur. Ekstrak biji anggur diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etil asetat dan etanol 70%. Uji aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi cakram pada media Mueller Hinton Agar dengan konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan 40%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% biji anggur memiliki aktivitas antibakteri pada konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan 40% dengan nilai hambatan secara berurutan sebesar 8,46 mm; 8,91 mm; 9,89 mm; dan 11,04 mm. Hasil pada ekstrak etil asetat juga menunjukkan ada aktivitas penghambatan pada konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan 40% dengan nilai hambatan secara berurutan sebesar 7,72 mm; 8,50 mm; 9,64 mm; dan 10,51 mm. Ekstrak etanol 70% biji anggur memiliki daya hambat yang lebih besar dibandingkan dengan ekstrak etil asetat. Hasil ini dapat menjadi acuan untuk pengembangan potensi biji anggur sebagai bahan obat atau kosmedik (kosmetik-medik) penanganan karies gigi. ABSTRACT Streptococcus mutans is one of the bacteria that cause dental caries. The antibiotics usually used for the therapy of this infection to inhibit bacterial growth. Polyphenol, which recommended as an antibacterial agent, is common secondary metabolites in grape seeds. The purpose of this study is to know the activity of grape seed extract against Streptococcus mutans. The grape seeds were obtained from fresh fruits which bought from Pasar Induk, Kramat Jati, East Jakarta. The grape seed extract was obtained by the maceration method using ethyl acetate and 70% ethanol. The antibacterial activity test was carried out using the disk diffusion method on Mueller Hinton Agar media with a concentration of 5%, 10%, 20%, and 40%. The results showed that 70% ethanol extract of grape seeds had antibacterial activity at concentrations of 5%, 10%, 20%, and 40% with a value of 8.46 mm; 8.91 mm; 9.89 mm; and 11.04 mm respectively. The results of ethyl acetate extract also showed inhibitory activity at concentrations of 5%, 10%, 20%, and 40% with values ​​of 7.72 mm; 8.50 mm; 9.64 mm; and 10.51 mm respectively. The inhibition of 70% ethanol extract of grape seed is greater than ethyl acetate extract. The results of the study can be used as reference for the potential development of grape seed as a medicinal or cosmedic cosmetic-medical) ingredient for treating dental caries.
Analisis Fitokimia dan Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Sempur (Dillenia suffruticosa (Griff.) Martelli) Terhadap Shigella dysentriae dan Staphylococcus aureus Vilya Syafriana; Nuke Paramitha Dewanti; Ana Yulyana
Jurnal Farmasi Etam (JFE) Vol 1 No 2 (2021): Desember
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UPPM) STIKES Dirgahayu Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.993 KB) | DOI: 10.52841/jfe.v1i2.207

Abstract

Sempur (Dillenia suffruticosa (Griff.) Martelli) merupakan tanaman hutan tropis yang dapat dijumpai di hutan Sumatra dan Kalimantan Indonesia. Secara empiris, daun dari tanaman ini dimanfaatkan untuk berbagai pengobatan seperti penyembuh luka, antidiabetes, dan antidiare. Pemanfaatan tanaman ini sebagai antidiare adalah dengan meminum air rebusannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas infusa daun sempur terhadap bakteri penyebab diare seperti Shigella dysentriae dan Staphylococcus aureus secara in vitro. Infusa dibuat dengan cara pemanasan selama 15 menit pada suhu 90°C menggunakan aquadest sebagai pelarut. Infusa yang diperoleh dianalisis kandungan fitokimianya secara kualitatif meliputi uji alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid, dan steroid. Infusa selanjutnya diuji aktivitas antibakterinya terhadap S. dysentriae dan S. aureus menggunakan metode difusi cakram pada konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan 40%. Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa infusa daun sempur mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa infusa daun sempur pada setiap konsentrasi tidak mampu menghambat pertumbuhan kedua bakteri uji. Hal ini menggambarkan bahwa hasil uji in vitro tidak sejalan dengan kondisi empiris, akan tetapi hasil ini belum bisa dijadikan patokan bahwa air rebusan daun sempur tidak mampu mengobati diare. Perlu dilakukan penelitian lanjutan menggunakan konsentrasi yang lebih tinggi hingga 100% untuk memastikan kemampuan infusa daun sempur sebagai antidiare.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Dan Biji Pepaya (Caricapapaya L.) Terhadap Streptococcus Agalactiae V. Syafriana; R.D. Rentiana; M. Poeloengan
SAINSTECH FARMA Vol 9 No 2 (2016): SAINSTECH FARMA
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.14 KB) | DOI: 10.37277/sfj.v9i2.77

Abstract

ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol dari daun dan biji papaya (Carica papaya L.) terhadap Streptococcus agalactiae.Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etanol 96%.Uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi cakram.Diameter daya hambat diukur berdasarkan besarnya zona bening yang terbentuk di sekitar cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pepaya dari konsentrasi terendah (12,5%) hingga tertinggi (100%) tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Streptococcusagalactiae. Ekstrak etanol biji pepaya menunjukkan adanya aktivitas antibakteri pada konsentrasi 12,5% (4 mm) dan 25% (11 mm), sedangkan pada konsentrasi 50% dan 100% tidak ada aktivitas.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Terhadap Pertumbuhan Propionibacterium acnes Vilya Syafriana; Rabitha Rusyita
SAINSTECH FARMA Vol 10 No 2 (2017): Sainstech Farma Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.853 KB) | DOI: 10.37277/sfj.v10i2.376

Abstract

Daun sirih merah (Piper crocatum) diketahui sebagai salah satu tanaman berkhasiat obat di Indonesia yang salah satunya sebagai antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sirih merah terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes. Bahan uji yang digunakan adalah daun sirih merah segar yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka Tropika, Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Jawa Barat. Ekstrak etanol daun sirih merah dibuat dengan metode sokhletasi menggunakan pelarut etanol 96%. Metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas antibakteri adalah difusi cakram dengan variasi konsentrasi ekstrak yaitu 10%, 15%, 20%, dan 25%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah memiliki aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes dengan terbentuknya Diameter Daya Hambat (DDH) pada konsentrasi 10% sebesar 9,53 mm; konsentrasi 15% sebesar 10,36 mm; konsentrasi 20% sebesar 10,50 mm; dan konsentrasi 25% sebesar 10,90 mm. Hasil pengujian Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ditunjukkan pada konsentrasi 10%.
Aktivitas Daya Hambat Minyak Atsiri dan Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Terhadap Candida albicans Tiah Rachmatiah; Vilya Syafriana; Lenggo Elfira
SAINSTECH FARMA Vol 11 No 2 (2018): Sainstech Farma Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.706 KB) | DOI: 10.37277/sfj.v11i2.387

Abstract

Piper crocatum dengan nama lokal sirih merah mengandung minyak atsiri dan senyawa aktif seperti flavonoid, tanin dan saponin yang diketahui mempunyai beberapa bioaktivitas seperti antifungi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya hambat minyak atsiri dan ekstrak etanol daun sirih merah terhadap Candida albicans. Minyak atsiri diperoleh dari daun segar secara destilasi uap air. Ekstrak dibuat secara soxhletasi serbuk daun menggunakan pelarut etanol 96%. Aktivitas daya hambat minyak atsiri dan ekstrak etanol terhadap C. albicans diuji dengan metode difusi cakram pada media Sabouraud Dextrose Agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri daun sirih merah mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan C. albicans pada konsentrasi 50%, 60% dan 70% dengan diameter daya hambat berturut-turut 12,17 mm, 13,17 mm dan 21,17 mm. Sementara itu, ekstrak etanol memperlihatkan diameter daya hambat 7,83 mm, 8,40 mm, 9,00 mm, 9,87 mm dan 7,87 mm pada konsentrasi 30%, 40%, 50%, 60% dan 70%.