Moh Muhtador
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Religious Tolerance of Society in Pati, Central Java: As a Person, Community, and Humanity Moh Muhtador; Ulya Rofiqoh; Fahrur Rozi
Jurnal Penelitian Volume 17 Nomor 2 2020
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jupe.v17i2.2685

Abstract

This article highlight the patterns of tolerance behavior among religious communities in Ngablak village, Cluwak sub-district, Pati district which is depicted in the practice of individual, social, and human life. Individual awareness in a multi-religious and cultural society is the basic capital in constructing human attitudes and behavior. This article aims to determine the characteristics and basis of society in practicing religious tolerance which is manifested in the form of human attitudes and behavior, so that tolerance arises regardless of the background of religion. This article is a field study (field research) with a qualitative approach. The techniques of data collection are by observation, interview, and documentation. Interview was conducted by religious and community leaders in Ngablak village with historical hermeneutic analysis model from Gadamer. The results illustrate that the basic capital of society in building religious tolerance is based on the basis of communal (social) awareness, religious awareness and humanitarian awareness. Religious tolerance cannot be assessed only from the aspect of religion, but history and human values ​​are the supporters in shaping tolerant behavior.
Teologi Persuasif Ayat-Ayat Makkiyah; Sebuah Tafsir Relasi Umat Beragama Moh Muhtador
FIKRAH Vol 4, No 2 (2016): FIKRAH: JURNAL ILMU AQIDAH DAN STUDI KEAGAMAAN
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam, Jurusan Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.703 KB) | DOI: 10.21043/fikrah.v4i2.1513

Abstract

Dalam beberapa tahun terakhir konflik antara agama di Indonesia kembali muncul  setelah  lama  tidak  terdengar  dan  sunyi  dari  pemberitaan  media.  Kasus terakhir yang mendapat perhatian nasional ialah pembakanran masjid di Tolikara Papua yang terjadi pada 23 juli 2015. Agama sebagai sebuah keyakinan merupakan hal sensifit bagi pemeluknya, membincangkan agama sama halnya berbicara tentang Tuhan. Seorang pemeluk agama tertentu berani mengambil resiko ketika agama yang diyakini  dilecehkan.  Pada  posisi  tersebut  keagamaan  seorang  menjadi  superior dengan resiko yang melekat. Oleh sebab itu, beragama tidak cukup hanya mendahulukan fanatisme, tetapi dalam beragama seorang dituntut juga untuk memahami ajaran yang terkandung dalam kita suci agama. Dengan demikian, memahami dan mengaplikasikan nilai Qurani bagi umat Islam adalah sebauh keniscayaan. Sejarah telah mencatat adanya toleransi beragama yang terkandung dalam  ayat-ayat   makkiyah.   Dengan   bahasa   yang   mudah  dipahami,   ayat-ayat makkiyah telah mengajarkan umat Islam tentang relasi beragama serta menghormati agama lain tanpa harus memaksa dan menimbulkan konflik dalam beragama. Ajaran yang selama ini dipandang oleh sebagian muslim sebagai kelemahan umat  Islam awal, tetapi kandungan ayat-ayat Makkiyah cendrung menarasikan tentang universalitas ajaran Islam.Penulis menyadari bahwa tulisan tentang ayat-ayat makkiyah telah banyak yang meneliti dan mengkaji. Ayat makkiyah telah lama dikaji oleh ulama-ulama terdahulu dan sampai sekarang, namun kecendrungan kajian yang berkembangan tentang ayat makkiyah cendrung bersifat teknisi yang bersifat Ulum al-Quran dan kurang melihat aspek sosio-histori. Dengan demikian, pada posisi tersebut penulis mencoba  untuk  mengisi  kekosongan  wacana  tentang  ayat  Makkiyah  kaitannya dengan relasi umat beragama dengan pendekatan sosial-histori. Sehingga besar harapan tulisan tersebut tidak hanya membaca ayat makkiyah secara teknisi ulum al- Quran tetapi juga memuat analisa sosio-keagamaan.Pendekatan      sosial-histori       dengan      menganalisa      keagamaan      yangberkembangan pada saat turunnya ayat makkiyah memberikan gambaran, bahwa ayat makkiyah mempunyai tiga pesan pokok terkait dengan relasi agama. Pertama, ajaran tentang toleransi beragama, kedua, kemanusiaan, dan ketiga relasi antara umat beragama. Ketiga hal tersebut adalah ajaran umum yang terdapat dalam ayat makkiyah, beragamanya redaksi dan ungkapan tentang ketuhanan dan kemanusiaan yang terdapat pada ayat makkiyah memberikan indikasi, bahwa ayat makkiyah adalah ayat yang mengajarkan tentang kerukunan umat beragama.
Religious Tolerance of Society in Pati, Central Java: As a Person, Community, and Humanity Moh Muhtador; Ulya Rofiqoh; Fahrur Rozi
Jurnal Penelitian Volume 17 Nomor 2 2020
Publisher : LPPM UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.908 KB) | DOI: 10.28918/jupe.v17i2.2685

Abstract

This article highlight the patterns of tolerance behavior among religious communities in Ngablak village, Cluwak sub-district, Pati district which is depicted in the practice of individual, social, and human life. Individual awareness in a multi-religious and cultural society is the basic capital in constructing human attitudes and behavior. This article aims to determine the characteristics and basis of society in practicing religious tolerance which is manifested in the form of human attitudes and behavior, so that tolerance arises regardless of the background of religion. This article is a field study (field research) with a qualitative approach. The techniques of data collection are by observation, interview, and documentation. Interview was conducted by religious and community leaders in Ngablak village with historical hermeneutic analysis model from Gadamer. The results illustrate that the basic capital of society in building religious tolerance is based on the basis of communal (social) awareness, religious awareness and humanitarian awareness. Religious tolerance cannot be assessed only from the aspect of religion, but history and human values ​​are the supporters in shaping tolerant behavior.