Altobeli Lobodally
Ilmu Komunikasi, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis, Jakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Interpretasi Jemaat Gereja Baptis Indonesia Rosypinna tentang Ibadah Bernuansa Politis Altobeli Lobodally; Satya Candrasari
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO Vol 2, No 1 (2019): Juli 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (927.858 KB) | DOI: 10.46929/graciadeo.v2i1.28

Abstract

Political contestation has attracted so many people. It is including president election that will be facing by the Indonesian at the 2019. That moment has been interpreted to by the congregation of Rosypinna Church Kelapa Gading, North Jakarta. Because heard the political message is also heard in the worship. So, this researchs aim to know how the Rosypinna Church Conggregation interpret the political worship. This research is using the encoding-decoding theory, with qualitative research and the audience analysis reception as the method. This research is using indepht interview to get the results. Researcher found that the third informan can be classified in the third different potition. The dominat-hegemonic, the opotition and the last one is negotiation. Three of them are using their frame of reference and their field of experience to interpretate the message. Abstrak Kontestasi politik senantiasa menghasilkan sejumlah respon dari khalyaknya. Tak terkecuali juga mengenai pemilihan presiden yang akan dihadapi Bangsa Indonesia pada tahun 2019 mendatang. Respon tersebut juga diinterpretasi secara aktif oleh publik termasuk oleh jemaat gereja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana interpretasi jemaat Gereja Baptis Indonesia Rosypinna Kelapa Gading Jakarta Utara. Jemaat tersebut dipilih, mengingat kealfaan seorang gembala sidang yang seharusnya dapat memberikan penjelasan yang tepat mengenai apa yang disampaikan pada mimbar agama. Penelitian ini menggunakan teori encoding-decoding, dengan pendekatan kualitatif dan metode analisis resepsi khalyak. Melalui penelitian ini, peneliti menemukan bahwa ketiga informan yang dipilih dapat dipetakan ke dalam tiga posisi khalayak yang berbeda. Informan pertama digolongkan ke dalam posisi negosiasi, kedua digolongkan kepada dominan-hegemoni, sedangkan informan terakhir ke dalam oposisi. Ketiganya menggunakan