Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Model Pembelajaran Berpusat pada Kristus untuk Transformasi Bangsa: Studi Deskriptif di Sekolah Cahaya Cemerlang Pantan, Frans; Marbun, Purim; Mulia, Syanti D.
SIKIP: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 1: Pebruari 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi IKAT Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.149 KB) | DOI: 10.52220/sikip.v2i1.76

Abstract

Christian education in Indonesia has not fully taken the role of educating the young generation to know God's will, changing its paradigm, and pursuing change, personal, group, and national reform. Sekolah Cahaya Cemerlang (SCC) is a Christian educational institution that was built in order to take on a role and fulfill its vocation, with the aim of raising the next generation of leaders who bring transformation to the Indonesian nation. The research focus in this qualitative descriptive study is to describe a Christ-centred learning model at SCC in terms of policy principles, objectives, curriculum, and learning methods, involving 19 teachers,155 students, and their families. Some of the new findings from the principles of the learning process at SCC are the use of the Bible Based curriculum, the principle of partnership with families and communities, training places for young missionaries, and SCC as a learning and knowledge-sharing community. The new findings are also a holistic approach with a spiritual foundation and teachers as shepherds according to the Jesus learning model and curriculum content based on God's Word. The 'Second Home School', Bloom's Spirit-led Taxonomy, the development of the Social Domain with individual learning, and group and community involvement, form the basis for the development of learning methods at SCC. Reflexive and Transformative Learning Methods for pedagogy are also developed for the purpose of social transformation, achieving a greater Indonesia.AbstrakPendidikan Kristen di Indonesia belum sepenuhnya mengambil peran untuk mendidik generasi muda mengenal kehendak Allah, berubah paradigmanya, dan mengupayakan perubahan, refor-masi pribadi, kelompok, dan bangsa. Sekolah Cahaya Cemerlang (SCC) adalah institusi pendi-dikan Kristen yang dibangun dalam rangka mengambil peran dan memenuhi panggilannya, bertujuan membangkitkan pemimpin generasi penerus bangsa yang membawa transformasi bagi bangsa Indonesia. Fokus penelitian dalam studi deskriptif kualitatif ini adalah menggam-barkan model pembelajaran berpusat pada Kristus di SCC dari segi prinsip kebijakan, tujuan, kurikulum dan metode pembelajaran, yang melibatkan 19 guru, 155 murid beserta keluarganya. Beberapa temuan baru dari prinsip proses pembelajaran di SCC adalah penggunaan kurikulum Bible Based, prinsip kemitraan dengan keluarga dan masya-rakat, tempat pelatihan misionaris muda, dan SCC sebagai learning and sharing knowledge community. Temuan baru dalam kuri-kulum dalam penelitian ini adalah pendekatan holistik dengan dasar spiritual dan guru sebagai gembala sesuai model pembelajaran Yesus serta konten kurikulum berbasiskan Firman Tuhan.  “Sekolah rumah kedua”, Spirit-led Taksonomi Bloom, pengembangan Ranah Sosial dengan pem-belajaran individual, dan kelompok dan keterlibatan masyarakat, menjadi dasar pengembangan metode pembelajaran di SCC. Metode Pembelajaran Refleksif dan Transformatif untuk pedagogi juga dikembangkan da-lam tujuan transformasi sosial, mencapai Indonesia Maju.        
Parents Assistance on Down Syndrome Children: Pastoral Counseling Perspective Pakpahan, Gernaida Krisna R; Pantan, Frans; Salim, Muche Mona; Wiryohadi, Wiryohadi; Cahyono, Heru
Bisma The Journal of Counseling Vol 5, No 3 (2021): Bisma The Journal of Counseling
Publisher : Department of Guidance and Counseling, FIP, Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/bisma.v5i3.42043

Abstract

Researchers aim to find out how to strengthen and assist parents with strategies for children with Down syndrome to become independent. The method used is qualitative—the procedure used for data collection by observation, interviews, and documentation. Furthermore, the data were analyzed using a data reduction model, data presentation, and verification. The resource persons for this study were ten parents with Down Syndrome children and servants of God involved in pastoral care for families with Down Syndrome children in Jakarta. The results showed that the community for parents with Down Syndrome children is essential because it provides reinforcement and support in mentoring children with down syndrome. After attending formal and informal therapy, Down syndrome children have significant developments that enable DS children to be independent. The primary model of parental assistance is holistically providing whole love and providing therapies, especially music and spiritual therapy.
Rancangan Blended Learning Berbasis Storytelling Pada Pembelajaran Agama dan Moral untuk PAUD Kristen di Surakarta Efi Nurwindayani; Frans Pantan; Purim Marbun
SOPHIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 2 (2021): SOPHIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/sophia.v2i2.59

Abstract

Abstract: The purpose of this study was to develop a blended learning design based on a special storytelling method for religious and moral learning in PAUD Kristen Surakarta. This study uses a qualitative method with a level 1 research and development model covering the stages of needs analysis, design, and design validation by experts and practitioners. The final result of this research is the finding of a blended learning design based on the storytelling method in religious and moral learning in PAUD Kristen Surakarta. The design has been conceptually validated by experts and practitioners. Keywords: Blended Learning, Storytelling, Religious and Moral Learning Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sebuah rancangan blended learning berbasis metode storytelling khusus pada pembelajaran agama dan moral di PAUD Kristen Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan model penelitian dan pengembangan level 1 meliputi tahap analisis kebutuhan, membuat rancangan, dan validasi rancangan oleh ahli dan praktisi. Hasil akhir penelitian ini adalah temuan yaitu rancangan blended learning berbasis metode storytelling pada pembelajaran agama dan moral di PAUD Kristen Surakarta. Rancangan telah tervalidasi secara konseptual oleh ahli dan praktisi. Kata Kunci: Blended Learning, Storytelling, Pembelajaran Agama dan Moral
Evaluasi Pembelajaran Daring Pendidikan Agama Kristen di Masa Pandemi Priskila Issak Benyamin; Ibnu Salman; Frans Pantan; Wiryohadi Wiryohadi; Yogi Mahendra
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.174

Abstract

Penelitian ini berangkat dari adanya kesejangan dalam program pembelajaran daring selama pandemi di Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana keberhasilan program pembelajaran daring pendidikan agama Kristen dan dampaknya baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Metode penelitian yang digunakan yakni model penelitian evaluasi discrepancy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek desain, instalasi, proses dan produk berada pada kategori rendah. Hal ini terlihat juga dalam cost-benefit analysis program pembelajaran daring pendidikan agama Kristen yang masih lemah.
Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak pada Masa Pandemi Covid-19 Frans Pantan; Priskila Issak Benyamin
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 3, No 1 (2020): Juli 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47167/kharis.v3i1.43

Abstract

The occurrence of the Covid-19 pandemic virus caused the family's role in children's education to become increasingly strategic. Until now not many studies have examined the role of families in children's education. This study aims to analyze deeply the role of the family in children's education. This research is a qualitative ethnographic study. Data were collected using in-depth interview techniques and participatory observation. The data source is the primary source (both parents and mothers) approached by purposive technique and continued with a snowball. The data is then validated by source triangulation techniques and methods. The collected data is then analyzed using the interactive data analysis technique of the Miles and Huberman model, which consists of the stages of data collection, data reduction, data display, and conclusion. The results showed that there were 7 main roles of the family in children's education, namely: (1) The function of the faith; (2) Educational functions; (3) The function of socialization; (4) Protection or protection functions; (5) Affection function; (6) Economic functions; (7) Recreational functions. After going through a process of discussion with relevant theories and research results, it was found that the seven roles holistically had never been raised together before. This is a new finding from this research, where this finding will certainly be different from the findings if there is no pandemic, or if disasters occur in other forms.AbstrakTerjadinya pandemi virus covid-19 menyebabkan peran keluarga dalam pendidikan anak menjadi semakin strategis. Hingga saat ini belum banyak penelitian yang mengkaji peran keluarga dalam pendidikan anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam mengenai peran keluarga dalam pendidikan anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif etnografi. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi partisipatif. Sumber data adalah sumber primer (orangtua baik ayah maupun ibu) yang didekati dengan teknik purposive dan dilanjutkan dengan snowball. Data selanjutnya divalidasi dengan teknik triangulasi sumber dan metode. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik analisis data interaktif model Miles and Huberman, yang terdiri dari tahap data collection, data reduction, data display, dan conclution. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 7 peran utama keluarga dalam pendidikan anak, yaitu: (1) Fungsi keimanan; (2) Fungsi edukatif; (3) Fungsi sosialisasi; (4) Fungsi proteksi atau perlindungan; (5) Fungsi afeksi; (6) Fungsi ekonomi; (7) Fungsi rekreasi. Setelah melalui proses pembahasan dengan teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan, ditemukan bahwa ketujuh peran tersebut secara holistik belum pernah diangkat secara bersama-sama sebelumnya. Hal inilah yang menjadi temuan baru dari penelitian ini, di mana temuan ini tentu akan berbeda dengan temuan jika tidak terjadi pandemic, maupun jika terjadi bencana dalam bentuk-bentuk yang lain.
Implementasi Perspektif Postmodernisme terhadap Pendidikan Kristiani Sadrakh Sugiono; Valentino Wariki; Frans Pantan
Jurnal Teologi Gracia Deo Vol 3, No 2 (2021): Januari 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46929/graciadeo.v3i2.127

Abstract

Postmodernism seems to be something scary for Christian belief. His acceptance of relativity and his rejection of absolute truth seemed to be a significant obstacle for the world of Christian education. This study is library research using a descriptive qualitative approach in data collection. The findings in this study are: postmodernism is an antithesis of modernism; implementation of Postmodernism perspective on Christian Religious Education; Postmodern has a role in learning Christian religious education and curriculum design for Christian religious education as an answer to postmodernism. The research concludes that educators view postmodernism as an opportunity to develop competence and open themselves to the times. So that Christian Religious Education can be realized and face competition in the era of globalization.AbstrakPostmodernisme tampaknya menjadi sesuatu yang menakutkan bagi kepercayaan Kristen. Penerimaannya terhadap relativitas dan penolakannya terhadap kebenaran mutlak tampaknya menjadi hambatan yang signifikan bagi dunia pendidikan Kristen. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dalam pengumpulan datanya. Temuan dalam penelitian ini adalah: postmodernisme merupakan antitesis dari modernisme; implementasi perspektif Postmodernisme pada Pendidikan Agama Kristen; Postmodern memiliki peran dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen dan desain kurikulum pendidikan agama Kristen sebagai jawaban terhadap postmodernisme. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pendidik memandang postmo-dernisme sebagai peluang untuk mengembangkan kompetensi dan membuka diri terhadap perkembangan zaman. Sehingga Pendidikan Agama Kristen dapat terwujud dan menghadapi persaingan di era globalisasi.
PENGARUH PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BAGI ANAK USIA 7-12 TAHUN TERHADAP PERILAKU DISIPLIN ANAK DI SEKOLAH MINGGU Frans Pantan
Edukasi : Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 10 No 1 (2019): Edukasi : Jurnal Pendidikan Agama Kristen
Publisher : Bethel Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47562/edk.v10i1.63

Abstract

Mengenai soal waktu, Sekolah Minggu mempunyai waktu yang sedikit dalam hidup seorang anak, dibandingkan dengan waktu di sekolah regular dan di rumah. Seorang anak mempunyai sedikitnya tiga puluh lima sampai empat puluh sembilan jam per minggu di sekolah, dan mempunyai lebih dari seratus jam di rumah, tetapi hanya mempunyai waktu dua jam di Sekolah Minggu. Dalam soal keseimbangan, Sekolah Minggu mempunyai tugas yang besar dalam pembentukan perkembangan baik dibidang rohani maupun jasmani. Sebagai sarana pembentukkan karakter yang mungkin belum didapat di rumah atau tidak didapat di sekolah. Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Minggu bertujuan untuk membentuk iman, pengharapan, kasih, firman, pengertian, doktrin dan pimpinan Roh Kudus dalam diri anak-anak itu dan diharapkan anak mampu mempraktekkan setiap ajaran yang diajarkan di Sekolah Minggu. Di sinilah pentingnya pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen (PAK) yang baik di Sekolah Minggu. Pendidikan Agama Kristen harus diberikan kepada anak tidak hanya sekedar cerita-cerita Alkitab saja, pujian atau doa. Guru Sekolah Minggu juga harus mengajarkan kepada mereka mengenai budi pekerti dan moralitas anak dalam kehidupan sehari-hari, yang diwujudkan dalam bentuk tingkah laku anak. Salah satunya adalah mengenai kedisiplinan anak. Anak harus diajar untuk hidup disiplin. Kedisiplinan sangat diperlukan bagi setiap anak. Anak yang hidup disiplin akan dapat menata hidupnya dengan baik dan bertanggung jawab. Anak yang disiplin tahu apa yang seharusnya ia lakukan. Seperti yang disampaikan oleh Sariaman Sitanggang dalam bukunya bahwa disiplin berarti melakukan sesuatu sebagaimana mestinya dan tepat pada waktunya. Sekolah Minggu akan berjalan dengan baik dan teratur jika di dalamnya ada nilai-nilai disiplin yang tinggi.
Keterampilan Guru Dalam Mengajar Pendidikan Agama Kristen Frans Pantan
Edukasi : Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 1 No 1 (2008): Edukasi : Jurnal Pendidikan Agama Kristen
Publisher : Bethel Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guru PAK memiliki peran dan tanggung jawab untuk mencerdaskan anak didiknya, sedemikian besar tanggung jawab guru PAK tersebut, maka Guru PAK harus memiliki sejumlah keterampilan sehingga ketika guru mengajar materi yang disampaikan dapat sampai kepada peserta didik. Guru harus memiliki delapan keterampilan mengajar yakni: keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar perseorangan. Dengan demikian, ketika guru PAK menguasai delapan keterampilan mengajar maka peserta didik dapat merasakan manfaat dari guru PAK yang memiliki keterampilan mengajar.
Evaluasi Pembelajaran Daring Pendidikan Agama Kristen di Masa Pandemi Priskila Issak Benyamin; Ibnu Salman; Frans Pantan; Wiryohadi Wiryohadi; Yogi Mahendra
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.174

Abstract

Penelitian ini berangkat dari adanya kesejangan dalam program pembelajaran daring selama pandemi di Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana keberhasilan program pembelajaran daring pendidikan agama Kristen dan dampaknya baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Metode penelitian yang digunakan yakni model penelitian evaluasi discrepancy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek desain, instalasi, proses dan produk berada pada kategori rendah. Hal ini terlihat juga dalam cost-benefit analysis program pembelajaran daring pendidikan agama Kristen yang masih lemah.
Menuju Gereja Apostolik Transformatif Gernaida K. R. Pakpahan; Frans Pantan; Epafras Djohan Handojo
EPIGRAPHE: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani Vol 5, No 1: Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33991/epigraphe.v5i1.125

Abstract

Peter Wagner, as an expert on church growth, stated that the Apostolic church is a church that is experiencing rapid growth. This claim is made because many Apostolic churches have been built around the world. The church continued the spirit of the apostles at the time of the early church's birth. However, it is important to conduct an in-depth study regarding the realization in the field; whether a thriving Apostolic church is carrying out God's mission or the personal ambition of a charismatic church leader. This study analyzes how the church which is said to be an Apostolic church runs its organization so that it experiences significant growth. The research method used is descriptive qualitative. The researcher tries to explore the phenomena and data obtained through respondents about the transformative apostolic church that was developed in the ministry of the Indonesian Bethel Church of Gatot Subroto. In conclusion, GBI Gatot Subroto is a transformative apostolic church, because of several things, such as a visionary church, senior pastors or mentor pastors as apostolic leaders, divine authority and the work of the Holy Spirit have an impact, the church as a center for leadership training and discipleship across generations implements apostolic ministry followed by other gifts/services, prioritizing mission, and focusing on the Kingdom of God.AbstrakPeter Wagner, sebagai salah satu ahli pertumbuhan gereja, menyatakan bahwa gereja Apostolik adalah gereja yang mengalami pertumbuhan secara pesat. Klaim ini disampaikan karena banyak-nya terbangun gereja-gereja beraliran Apostolik di seluruh dunia. Gereja tersebut melanjutkan semangat para rasul pada masa lahirnya gereja mula-mula. Namun, penting untuk dilakukan kajian mendalam terkait realisasi di lapangan; apakah gereja Apostolik yang berkembang menja-lankan misi Allah atau ambisi pribadi dari pemimpin gereja yang berkharismatik. Penelitian ini menganalisis bagaimana gereja yang dikatakan sebagai gereja Apostolik menjalankan organisa-sinya, sehingga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Peneliti berusaha mengeksplorasi fenomena dan data-data yang diperoleh melalui responden tentang gereja apostolik transformatif yang dikembangkan dalam pelayanan Gereja Bethel Indonesia Gatot Subroto. Kesimpu-lannya, GBI Gatot Subroto adalah gereja apostolik transformatif, karena beberapa hal, seperti: gereja yang visioner, gembala senior atau gembala pembina sebagai pemimpin kerasulan, otoritas Ilahi dan pekerjaan Roh Kudus berdampak, gereja sebagai pusat pelatihan kepemimpinan dan pemuridan lintas generasi, menerap-kan jawatan rasuli diikuti karunia-karunia/jawatan lainnya, memprioritaskan misi, dan berfokus pada Kerajaan Allah.