Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Kurios

Pendidikan yang membebaskan: Sadar akan pluralitas dalam pendidikan Kristiani di era posmodern Pantan, Frans
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 8, No 1: April 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v8i1.453

Abstract

This study aims to examine the pluralistic principle in Christian religious education in the postmodern era. This research process uses descriptive social qualitative methods. Namely, researchers use descriptive data, explain, and analyze phenomena, and interpret social dynamics and attitudes of beliefs that develop in society in the framework of educational analysis. The study results indicate that essentially education is life and/or life is education. Based on this principle, the goal of education is to humanize humans, namely, to consistently manage harmonious relationships with Allah, the Owner of their lives, others, and their environment. This research finds common ground and, at the same time, produces an inclusive education formulation that sees the others in the frame of plurality or plurality who are entitled to enjoy the freedom of expression in the light of the will of the Divine. This concept must be present in the life of postmodern society.  AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji prinsip pluralistik dalam Pendidikan agama Kristen di era postmodern. Proses penelitian ini menggunakan metode kualitatif sosial deskriptif, yakni peneliti memanfaatkan data deskriptif, menjelaskan dan menganalisis fenomena, menginterpretasi dinamika sosial dan sikap kepercayaan yang berkembang di masyarakat dalam bingkai analisis pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hakikatnya pendidikan adalah kehidupan dan/atau kehidupan adalah pendidikan. Didasari dengan prinsip tersebut maka tujuan ultim pendidikan adalah memanusiakan manusia secara utuh, yakni secara konsisten mengelola relasi harmoni dengan Allah-Sang Pemilik hidupnya, sesama dan lingkungannya. Penelitian ini menemukan titik temu dan sekaligus menghasilkan rumusan pendidikan inklusif yang melihat the others dalam bingkai kemajemukan atau pluralitas yang berhak menikmati kebebasan berekspresi dalam terang kehendak Sang Ilahi. Konsep ini harus disajikan dalam kehidupan masyarakat postmodern.
Resiliensi spiritual menghadapi disruption religious value di masa pandemi Covid-19 pada lembaga keagamaan Pantan, Frans; Benyamin, Priskila Issak; Handori, Johni; Sumarno, Yuel; Sugiono, Sadrakh
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 7, No 2: Teologi Menstimulasi Nilai-nilai Kemanusiaan dan Kehidupan Bersama dalam Bingkai Kebang
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v7i2.352

Abstract

The Covid-19 pandemic has not yet provided a clear way of when this problem will end. It is precisely the opposite fact that is obtained, namely the increasing number of its spread. Of course, this can be a problem in cultivating the value of God's Word. The value that departs from the fruit of the Spirit is not well heeded and deeply ingrained. Therefore, a strategy is needed to increase spiritual resilience in order to survive during a pandemic. The methodology used in this research is descriptive qualitative with data collection techniques is a case study through data triangulation. The results of the study suggest that spiritual resilience can be seen from the intensity of prayer together with groups or families, exemplary through face-to-face worship meetings. There are also symbolic interactions when religious institution activities are carried out online. It creates an understanding of thinking and acting in the meaning of thoughts, understanding about oneself, and their relationship in the middle of social interactions. It is the ultimate goal to mediate and interpret the meaning in the community where the individual lives and socializes. AbstrakPandemi Covid-19 belum memberikan jalan terang kapan akan berakhir. Hal ini dapat menjadi masalah dalam penanaman nilai Firman Tuhan terkait Sembilan buah Roh; menjadi tidak terperhatikan dengan baik dan tertanam pada jemaat. Oleh karenanya, diperlukan strategi dalam meningkatkan ketahanan spiritual agar dapat tetap survive pada masa pandemi. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data adalah studi kasus melalui triangulasi data. Hasil penelitian mengemukakan bahwa ketahanan spiritual dapat dilihat dari intensitas doa bersama dengan kelompok atau keluarga, keteladanan melalui pertemuan-pertemuan ibadah secara tatap langsung. Terdapat juga interaksi simbolik ketika kegiatan lembaga keagamaan yang dilaksanakan secara online. Implementasi penanaman nilai firman tuhan menjadi salah satu strategi dalam rangkamembuat suatu pemahaman berpikir, selain itu terdapat juga aktualitas tindakan yang dipikirkan terlebih dahulu, pemahaman mengenai diri dan hubungannya dengan interaksi sosial. Strategi-strategi tersebut bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyarakat dimana individu tersebut menetap dan bersosialisasi.