Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

EKSPLORASI KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN PECAHAN PADA ANAK-ANAK DI RUMAH PINTAR BUMI CIJAMBE CERDAS BERKARYA (RUMPIN BCCB) Dian Mardiani
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.42 KB)

Abstract

Penelitian ini didasarkan pada permasalahan banyaknya kasus siswa yang menunjukkan ketidakmampuannya dalam melakukan operasi yang benar terhadap bilangan pecahan. Sejak 3 Oktober 2012, Rumah Pintar Bumi Cijambe Cerdas Berkarya (BCCB), telah melakukan pemberian bimbingan belajar terhadap siswanya. Sebagai langkah awal kami ingin mengkaji bagaimana penguasaan siswa Rumah Pintar BCCB terhadap operasi bilangan pecahan. Penelitian ini mengkaji pencapaian kemampuan operasi matematik siswa pada himpunan bilangan pecahan. Penelitian ini merupakan penelitian survey Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang menjadi anggota Rumah Pintar BCCB program bimbingan belajar matematika. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes kemampuan operasi bilangan pecahan. Analisis data dilakukan dengan uji statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52% siswa Rumpin BCCB memiliki kemampuan operasi bilangan pecahan rendah, 13% sedang dan 35% tinggi.
KEMAMPUAN MAHASISWA MEMAHAMI PERSAMAAN DIFERENSIAL BERNAULI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GAME MENEMPEL NAMA Dian Mardiani
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.401 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v7i1.345

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hasil pengamatan penulis tentang bagaimana game menempel nama diterapkan di perkuliahan Persamaan Diferensial pada tema Persamaan Diferensial Bernauli? Ini merupakan penelitian deskriptif. Observasi dilakukan di salah satu kelas mata kuliah Persamaan Diferensial di STKIP Garut. Instrument penelitian yang digunakan berupa lembar observasi untuk mengeksplorasi bagaimana metode game menempel nama digunakan dalam suatu perkuliahan persamaan diferensial. Berdasar hasil observasi diperoleh game ini membuat peserta didik lebih bergairah mendrill kemampuannya dalam menentukan solusi suatu persamaan diferensial Bernauli secara mandiri. Drill berulang untuk mahir menggunakan prosedur tertentu tak terasa membosankan bagi peserta didik, dengan harapan namanya dapat tertempel lebih banyak dari teman lainnya. Dengan game ini, diperoleh produk berupa buku lipat warna warni berisikan soalyang beragam dan penyelesaiannya yang dapat digunakan sebagai bank soal. AbstractThe goal of this study is to describe the result of the research by the writer about how adhere name games be applied in teaching and learning Differential Equations with Bernauli Differential Equations theme? This study is descriptive study. An observation was conducted in one of classes with Differential Equations in STKIP Garut. Instrument used in this study was observation sheets to explore how Adhere Name Method used in one of Differential Equations subject. Based on the observation, the game made the students more enjoy in drilling their ability in deciding a solution of Bernauli Differential Equations independently. Continuity drill make skilled in using certain procedure wouldn’t bore for students, with hopes their names could adhere more than other friends. With this game, it produced colorful fold book contained variety questions and the answer that can be used as bank questions.
Analisis Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP pada Materi Statistika Endah Silviani; Dian Mardiani; Deddy Sofyan
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.578 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v10i3.1011

Abstract

AbstrakKemampuan representasi matematis sangat penting dalam pembelajaran matematika, akan tetapi dalam kenyataannya siswa cenderung meniru langkah guru dalam menyelesaikan masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan  kemampuan representasi verbal,  representasi gambar, dan representasi simbol, serta pemahaman dari siswa SMP pada materi statistika. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pada indikator kemampuan representasi verbal dan indikator kemampuan representasi gambar atau visual ketiga subjek yang diteliti sudah cukup menguasai.  Pada indikator kemampuan representasi simbol hanya dua subjek yang sudah menguasai, sedangkan satu subjek lainya kurang memahami representasi simbol.  Pada pemahaman mengenai materi statistika, rata-rata dari ketiga subjek yang diteliti sudah cukup menguasai materi statistika. Saran penulis bagi guru adalah upayakan guru berusaha memberikan metode dalam penyampaian materi yang membuat siswa bersemangat misalnya memberikan materi melalui video supaya siswa tidak merasa bosan. Analysis of Mathematic Representation Ability of Junior Highschool Students in Statistics Materials AbstractThe ability of mathematical representation is very important in learning mathematics, but in reality, students tend to imitate the teacher's steps in solving problems. The purpose of this study was to describe the ability of verbal representation, image representation, and representation of symbols, as well as an understanding of junior high school students on statistical material. This study uses descriptive research methods. The conclusions obtained from this study are the indicators of verbal representation capabilities and indicators of the capabilities of the representation of the image or visual three subjects studied have been quite mastered. In indicators, the ability of the symbolic representation is only two subjects that have mastered, while the other subjects do not understand the representation of the symbol. In an understanding of statistical material, the average of the three subjects studied has sufficiently mastered statistical material. The author's advice for teachers is to try the teacher trying to provide a method in delivering material that makes students vibrant for example giving material through video so that students don't feel bored.
MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS Dian Mardiani
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.354 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v5i3.275

Abstract

AbstrakPenelitian ini membahas beberapa sifat bagi modul. Modul merupakan perluasan dari ruang vektor. Sebarang ruang vektor atas lapangan , dapat dipandang sebagai modul atas gelanggang . Tetapi tidak semua sifat di ruang vektor dapat berlaku pada modul. Kontribusi utama yang dihasilkan penelitian ini adalah kajian pustaka tentang beberapa pengertian dan sifat pada modul. Dapat disimpulkan bahwa setiap ruang vektor adalah modul, tetapi tidak setiap modul adalah ruang vektor. Modul atas gelanggang yang bukan lapangan bukanlah ruang vektor. Berdasarkan keujudan basis, modul dikategorikan ke dalam modul bebas dan modul tak bebas.AbstractThis project studies about properties of modules. Modules is an extension of a vector space. A vector space is a module over a field. Many of the basic concepts that we defined for vector spaces can also be defined for modules. The main contribution is studies about definition and properties of modules. These include every vector space is modules, but many of modules is vector space. Modules over ring is not vector space, because ring is not a field. There are free modules and not free modules. If the modules has basic, it is free modules.
Model Accelerated Learning Cycle dalam Pembelajaran Pertidaksamaan Linear dan Nilai Mutlak Dian Mardiani
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1513.407 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v8i3.537

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh tantangan tentang bagaimana membelajarkan matematika kepada suatu kelas di jurusan biologi di sebuah Institut sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan efektif. Tujuan peneltian adalah untuk mengeksplorasi bagaimana kemampuan bermatematika mahasiswa biologi setelah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model ALC. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian berjumlah 25 mahasiswa tingkat 1 jurusan Biologi di suatu Institut di provinsi Jawa Barat. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, pedoman wawancara, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 92% subjek penelitian berhasil mencapai nilai tes di atas standar yang ditentukan. Hanya 8% yang masih belum terbantu dengan menggunakan model ini. Berdasar hasil observasi, model ALC secara bertahap mampu membawa suasana pembelajaran lebih kondusif, yang awalnya subjek belajar banyak diam dan tegang dalam kegiatan pembelajaran, menjadi lebih terbuka, mau bertanya dan berusaha memahami apa yang dibelajarkan secara mandiri. Berdasar hasil wawancara model ALC bagi beberapa subjek mampu membuat mahasiswa yang malas membuka buku menjadi mau membuka dan mempelajari buku matematika di rumah, mengerjakan soal soal latihan yang diberikan, belajar matematika di rumah lebih dari biasanya.Kata Kunci: model ALC, nilai mutlak, pertidaksamaan linear. Accelerated Learning Cycle Model in Learning Linear Inequality and Absolute ValueAbstractThis research is motivated by the challenges of how to teach mathematics to a class in the biology department at an Institute so that learning becomes meaningful and effective. The purpose of this research is to explore how the mathematical abilities of biology students after learning by using the ALC model. This is descriptive research. Research subjects numbered 25 levels 1 student majoring in Biology at an Institute in the province of West Java. The instruments used were observation sheets, interview guidelines, and tests. The results showed that 92% of research subjects managed to achieve test scores above the specified standard. Only 8% have still not been helped by using this model. Based on the results of observations, the ALC model is gradually able to bring a more conducive learning atmosphere, which initially subjects learning a lot of silence and tension in learning activities, becoming more open, willing to ask questions and try to understand what is being taught independently. Based on the results of the ALC model interviews for some subjects, it can make students who are lazy to open books to be willing to open and study mathematics books at home, do the practice questions given, learn mathematics at home more than usual.Keywords: ALC model, absolute value, linear inequality.
EKSPLOITASI KESALAHAN KONSEP TEORI GRAF DALAM PERKULIAHAN MATEMATIKA DISKRIT MENGGUNAKAN METODE GAME "TANTANGAN BERHADIAH POINT" Dian Mardiani
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6, No 3 (2017)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.254 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v6i3.325

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesalahan konsep teori graf apa saja yang dapat terjadi ketika game “tantangan berhadiah point” diterapkan dalam perkuliahan matematika diskrit dengan tema sejarah dan teori graf. Subjek penelitian dari penelitian ini adalah kelas 2B Prodi Pendidikan Matematika tahun ajaran 2016/2017 berjumlah 34 mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Hasil analisa data penelitian ini, ditemukan ada tujuh jenis kesalahan yang terjadi. Mahasiswa salah  mengingat dalam menulis nama tokoh sejarah atau nama tempat dalam sejarah graf sebanyak 68%, kemudian 35% mahasiswa salah dalam menulis simbol derajat dari suatu simpul, 18% salah dalam memahami konsep derajat suatu simpul pada graf, 18% salah dalam memahami konsep sisi dan simpul pada graf, 15% mahasiswa salah dalam proses berhitung, 3% salah dalam mengingat informasi, 24% mahasiswa  salah memahami konsep derajat dari graf yang mengandung loop. Dari survey diperoleh 88% mahasiswa memberikan pendapat positif terhadap game ini, walaupun hanya 9% yang berhasil menjawab sempurna semua soal tes. Kesimpulannya game ini tidak menjamin efektifitas perkuliahan namun memberikan suasana belajar yang lebih positif. AbstractThe purpose of this study is to find out mistakes in learning Graph theory while applying the concept with games “Challenge made point” in Diskrit Math lecturing with theme: Story and Graph Theory. Subjects of this study are 34 students of Math Program class 2B year 2017-2018. This descriptive study found that there are seven mistakes occurred. Some students were false to remember in writing the name of Math expert or the name of history place of Graph theory about 68%, meanwhile 35% students were false to write symbol degree concept from a knot of Graph, 15% students were false in counting process, 3% students were false to remember information, and 24 % students were false to understand degree concept of Graph had loop. Meanwhile, from survey, it found that 88% students gave positive response toward this game, although only 9% student’s success to answer the test perfectly. The main point is, this game didn’t ensure effective lecturing, but it made more positive atmosphere while teaching and learning process.
Perbandingan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa melalui Mood-Understand-Recall-Digest-Expand-Review dan Discovery Learning Devi Silviana; Dian Mardiani
Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/plusminus.v1i2.1262

Abstract

Dalam pembelajaran matematika pemahaman merupakan hal yang sangat penting dan merupakan langkah dasar dalam proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan dan peningkatan pemahaman matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran Mood–Understand-Recall-Digest-Expand-Review (MURDER) dan yang mendapatkan model pembelajaran Discovery Learning. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen di SMP Negeri 1 Cisurupan kelas VII dengan sampel dua kelas, yaitu kelas VII F sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan MURDER dan kelas VII G dengan menggunakan Discovery Learning, serta materi yang diajarkan mengenai bangun datar segi empat. Analisis data dilakukan dengan uji normalitas dan statistic non parametric. Berdasarkan hasil analisis, kemampuan pemahaman matematis siswa antara yang mendapatkan model pembelajaran MURDER lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan model pembelajaran Discovery Learning. Peningkatan pemahaman matematis siswa terhadap model pembelajaran MURDER dengan model pembelajaran Discovery Learning yaitu tinggi – sedang. Students’ mathematical understanding is still low, so it is needed model learning that helps students to be active and creative in learning; including the Mood–Understand-Recall-Digest-Expand-Review (MURDER) learning model with the Discovery Learning learning model. The purpose of this study is to determine the ability and increase of mathematical understanding of students who get the MURDER learning model and those who get the Discovery Learning learning model. This research is a quasi-experimental study in Cisurupan State Middle 1 class VII with a sample of two classes, namely class VII F as an experimental class using MURDER and VII G classes using the model Discovery Learning, as well as the material taught about rectangular flat builds. Data analysis was performed with normality tests and non parametric statistics. Based on the results of the analysis, the ability of students' mathematical understanding between those who get the learning model MURDER is better than students who get the Discovery Learning learning model. Increasing students' mathematical understanding of the MURDER learning model with the Discovery Learning model, which is high - medium.
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa antara Model Pembelajaran Course Review Horay dan STAD Rindu Riyanti; Dian Mardiani
Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/plusminus.v1i1.1031

Abstract

Kemampuan komunikasi matematis siswa yang masih rendah menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran Course Review Horay dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisio. Metode penelitian yaitu kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa salah satu SMP Negeri di Garut dengan sampel siswa kelas VII C dan VII D, sebanyak 50 siswa. Analisis data dilakukan dengan uji normalitas, uji honogenitas, dan uji t, Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran Cause Review Horay dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran Student Teams Achivment Division. Kualitas peningkatan Kelas Cause Review Horay dan kelas Student Teams Achivment Division sama-sama menunjukan kriteria sedang, kelas Cause Review Horay menunjukan sikap yang baik dan kelas Student Teams Achivment Division menujukan sikap cukup.Students' low mathematical communication skills are a problem in this study. The purpose of this study was to determine the increase in mathematical communication skills between students who received the Course Review Horay learning model and students who received the Student Teams Achievement Division learning model. The research method is quasi-experimental. The population in this study were students of one of the state junior high schools in Garut with a sample of 50 students in class VII C and VII D. Data analysis was carried out by normality test, homogeneity test, and t-test. The results showed that there was an increase in mathematical communication skills between students who received the Cause Review Horay learning model and students who received the Student Teams Achievement Division learning model. The quality of improvement in the Class Cause Horay Review and the Student Teams Achievement Division class both show moderate criteria, the Horay Review Cause class shows a good attitude, and the Student Teams Achievement Division class shows a sufficient attitude.
Kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa yang mendapat model problem-based learning dan discovery learning Bayu Adi Pratama; Dian Mardiani
Jurnal Inovasi Pembelajaran Matematika: PowerMathEdu Vol 1, No 1 (2022)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.772 KB) | DOI: 10.31980/powermathedu.v1i1.1918

Abstract

The ability to think critically is still not optimal, this is because learning is not optimal. Therefore we need a variety of learning processes both approaches, methods, or innovative learning models to be able to improve the ability to think critically and mathematically. Learning models that support improving mathematical critical thinking skills are PBL models and DL models. The purpose of this study is to determine the mathematical critical thinking skills of students who get the PBL model better than the DL model. The research method used was a quasi-experimental study with a population of all grade XI students of SMA Negeri 11 Garut. Due to purpose sampling, the samples taken are two classes, namely class XI MIPA 5 as the experimental class I which gets the PBL model, and class XI MIPA 8 as the experimental class II which gets the DL model. The research instrument was used in the form of a description test and questionnaire. From the results of this study, it was concluded that the mathematical critical thinking ability that gets the PBL model is better than the DL model.Kemampuan berpikir kritis masih belum maksimal, hal ini dikarenakan pembelajaran yang belum optimal. Oleh karena itu di perlukan sebuah variasi proses pembelajaran baik pendekatan, metode, atau model pembelajaran yang inovatif untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis. Model pembelajaran yang mendukung meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis adalah model PBL dan DL. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang mendapatkan model PBL lebih baik daripada model DL. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 11 Garut. Karena pengambilan sampel purpose sampling maka sampel yang diambil sebanyak dua kelas yaitu kelas XI MIPA 5 sebagai kelas eksperimen I yang mendapatkan model PBL dan kelas XI MIPA 8 sebagai kelas eksperimen II yang mendapatkan model DL. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes uraian dan angket. Berdasarkan hasil analisis secara statistik diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis yang mendapatkan model PBL lebih baik dari pada model DL. 
Kemampuan Komunikasi dan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Problem Based Learning dan Discovery Learning Imas Kanah; Dian Mardiani
Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/plusminus.v2i2.1825

Abstract

Salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dan kemandirian belajar siswa ialah dengan melakukan inovasi pada model pembelajaran yang digunakan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi dan kemandirian belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran Problem Based Learning dan Discovery Learning. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Garut, metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasi Eksperiment Design dengan menggunakan dua kelas sebagai sampel yaitu kelas X MIPA 7 sebagai kelas eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan X MIPA 2 sebagai kelas eksperimen 2 yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Siswa yang mendapatkan pembelajaran Problem Based Learning dan Discovery Learning mengalami peningkatan kemampuan komunikasi matematis dalam kategori tinggi dan sedang. Kemandirian belajar siswa yang mendapatkan model pembelajaran Problem Based Learning dan Discovery Learning pada umumnya rendah dan sedang. One effort to improve students' mathematical communication skills and student learning independence is to innovate the use of the learning model. The purpose of this study is to analyze the differences in the improvement of communication skills and learning independence of students who are taught Problem Based Learning and Discovery Learning. This research was conducted in Senior High School 6 Garut, this research employed Quasi Experiment Design by using two classes as samples namely class X MIPA 7 as an experimental class 1 using the Problem Based Learning model while X MIPA 2 as an experimental class 2 using Discovery Learning model. Students who are taught Problem Based Learning and Discovery Learning have increased mathematical communication skills in the high and medium categories. The learning independence of students who get the Problem Based Learning and Discovery Learning model is generally low and moderate.