Andi Syamsiah Adha
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Gambaran Pengelolaan Persediaan Obat di Gudang Farmasi RSUD Syekh Yusuf Gowa Fais Satrianegera; Syarfaini Syarfaini; Andi Syamsiah Adha; Nurul Iwanah Husain
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 10, Nomor 2, July-December 2018
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.588 KB) | DOI: 10.24252/as.v10i2.6887

Abstract

Mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit sangat berpengaruh terhadap citra rumah sakit dan kepuasan pasien yang berkunjung kerumah sakit tersebut. Salah satu faktor yang berperan terhadap mutu pelayanan rumah sakit adalah pengelolaan obat yang dilakukan di rumah sakit. Pengelolaan obat perlu untuk dilakukan untuk mencegah terjadinya kekurangan obat (stock out), kelebihan obat (over stock), dan pembelian obat secara cito. RSUD Syekh Yusuf Gowa pernah terjadi kekosongan obat yang disebabkan oleh peningkatan jumlah pasien. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui gambaran manajemen pengelolaan persediaan obat di Gudang Farmasi RSUD Syekh Yusuf Gowa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan sampel pada  penelitian ini menggunakan Teknik Non Random (Non Probability) Sampling dengan metode purposive sampling. Informan dalam penelitian ini terdiri dari Kepala Instalasi Farmasi, Penanggung Jawab Sediaan Obat dan BMHP, Pengelola Obat dan Pengelola BMHP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan persediaan obat di gudang farmasi RSUD Syekh Yusuf Gowa sudah cukup efektif, tetapi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kekosongan obat. Hal ini terlihat dari beberapa komponen Input (Sarana terutama gudang penyimpanan yang kurang representatif), Proses (ketidakkonsistenan terhadap penggunaan sediaan, perencanaan yang kurang teliti, suhu ruangan yang berubah-ubah mempengaruhi sediaan yang ada, keterlambatan pelaporan sediaan yang kosong dan kelalaian petugas yang mengakibatkan sediaan menjadi rusak dan expired) dan Output (sudah sesuai dengan kebutuhan). Diharapkan kepada Kepala Instalasi Farmasi RSUD Syekh Yusuf Gowa untuk mempertimbangkan penambahan luas gudang farmasi yang dianggap belum cukup memadai, pengadaan pendingin ruangan yang sesuai dengan standar dan diharapkan kepada petugas gudang untuk lebih teliti dalam proses perencanaan sediaan untuk meminimalisir sediaan yang terlupa.
Analisis Determinan Kejadian Growth Failure (Stunting) Pada Anak Balita Usia 12-36 Bulan di Wilayah Pegunungan Desa Bontongan Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Irviani Anwar Ibrahim; Emmi Bujawati; Sukfitrianty Syahrir; Andi Syamsiah Adha; Mujahida Mujahida
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 11, Nomor 1, January-June 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.497 KB) | DOI: 10.24252/as.v11i1.9418

Abstract

Stunting merupakan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan kejadian growth failure (stunting) pada anak balita usia 12-36 bulan di Wilayah Pegunungan Desa Bontongan Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional Study.Populasi seluruh anak balita usia 12-36 bulan di Desa Bontongan Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang sebanyak 80 orang dengan pengambilan sampel secara Total Sampling diperoleh dari jumlah populasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara univariat, dan bivariat.Hasil analisa data, menunjukkan bahwa status gizi anak balita berdasarkan TB/U yang mengalami stunting (33.7%) dan normal (66.3%). Berdasarkan hasil analisis bivariat, didapatkan nilai p>(α=0.05) pada jumlah anggota keluarga, jenis kelamin, panjang badan lahir, berat badan lahir, pemberian ASI Eksklusif, pemberian ASI sampai dua tahun, praktek pemberian makan dan status imunisasi sedangkan tinggi badan orang tua diperoleh nilai p<(α=0.05). Faktor determinan yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah tinggi badan orang tua. Jadi disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan dengan variabel yang tidak termasuk dalam penelitian ini, seperti asupan makanan, penyakit infeksi dan lain-lain sehingga mampu mengetahui lebih luas faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting.
Faktor Risiko Kejadian Sindrom Metabolik Pada Polisi Di Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Makassar Irviani Anwar Ibrahim; Syukfitrianti Syahrir; Andi Syamsiah Adha; Novi Laila Sulastri
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 11, Nomor 2, July-December 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.956 KB) | DOI: 10.24252/as.v11i2.11929

Abstract

Sindrom metabolik (SM) merupakan kumpulan dari beberapa gangguan metabolisme seperti obesitas sentral, hipertensi, intoleransi glukosa, dan dislipidemia yang dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, stroke, diabetes melitus tipe 2. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melihat sebaran faktor risiko dan kejadian sindrom metabolik  pada Polisi di Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes)  Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif analitik dengan desain potong lintang (Cross Sectional Study), pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling. Lokasi pada penelitian ini di Polrestabes yang beralamat Jl. Ahmad Yani No. 9, Pattunuang, Wajo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Penelitian ini melibatkan sebanyak 72 orang polisi di Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Makassar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria NCEP-ATP III, ditemukan sebesar 41.7% responden menderita sindrom metabolik. Berdasarkan hasil analisis responden usia 30-44 tahun berisiko 1,333 kali menderita sindrom metabolik dibandingkan yang berusia 45-59 tahun (p=0.606). Risiko menderita Sindrom metabolik bagi responden yang memiliki riwayat penyakit dalam keluarga sebesar 6,333 kali (p=0.02); berstatus merokok sebesar 2,750 kali (p=0.047); aktivitas fisik ringan sebesar 3,000 kali (p= 0.025); dan pola makan yang buruk sebesar 1,100 kali (p= 0.842). Disarankan bagi polisi di Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Makassar agar rutin melakukan pemeriksaan kesehatan  serta menghindari konsumsi rokok dan meningkatkan aktivitas fisik.Kata Kunci : Sindrom Metabolik, POLRESTABES Makassar 
Nutrition substance of Thunnus sp. as an alternative to improving community nutrition Andi Syamsiah Adha; Suriyanti Suriyanti; Fatmawaty Mallapiang
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 12, Nomor 1, January-June 2020
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.456 KB) | DOI: 10.24252/as.v12i1.14297

Abstract

Thunnus sp. (Tuna fish) is a group of fish which is the main export commodity of sea fish consumed from Indonesia. Tuna is one type of sea fish that has high protein levels. This study aims to determine the nutrient content (water content, ash content, carbohydrate, protein, fat, and iron (Fe), bacterial and mold microorganism test, organoleptic test, and P <0.05 friedmen test on tuna meat flour. The design in this study was experimental with a pre-experimental One-Shot Case Study design with the treatment of tuna meat flour drying.The results of the study with replication three times showed that the average water content was 8.37%, ash content was 3.86% , 3.99% carbohydrates, 71.45% protein, 9.45% fat, and 1.49 μg / g Fe. Microorganism test on bacteria for all 3 treatments was all safe. In addition there was an influence on the quality of tuna meat flour from aspects of color, aroma, texture. Therefore drying tuna meat flour at a temperature of 60 ° C is the best product that is fit for consumption as an additional food to meet the nutritional needs of the community every day.