p-Index From 2019 - 2024
0.562
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Medik Veteriner
Iwan Sahrial Hamid
Department of Basic Veterinary Science, Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Ekstrak Kedelai (Glycine max) Terhadap Jumlah Pertumbuhan Folikel Ovarium Mencit (Mus musculus) Nugraheni Anggara Pramesti; Tjuk Imam Restiadi; Aditya Yudhana; Tatik Hernawati; Iwan Sahrial Hamid; Muhammad Thohawi Elziyad Purnama
Jurnal Medik Veteriner Vol. 1 No. 3 (2018): October
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.367 KB) | DOI: 10.20473/jmv.vol1.iss3.2018.120-127

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kedelai (Glycine max) terhadap jumlah pertumbuhan folikel ovarium pada mencit (Mus musculus). Sampel terdiri dari 20 ekor mencit yang secara acak dibagi menjadi lima kelompok. Kelompok kontrol (K) tidak diberi ekstrak kedelai. Kelompok P1 diberi ekstrak kedelai dengan dosis 0,05 mg/kgBB. Kelompok P2 diberi ekstrak kedelai dengan dosis 0,010 mg/kgBB. Kelompok P3 diberi ekstrak kedelai dengan dosis 0,015 mg/kgBB. Kelompok P4 diberikan ekstrak kedelai dengan dosis 0,020 mg/kgBB. Ekstrak kedelai diberikan selama 14 hari. Analisis data menggunakan uji One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Honestly Significant Difference (HSD). Hasil penelitian menunjukkan kelompok kontrol (K) memiliki perbedaan signifikan dengan kelompok P1, P2, P3 dan P4. Hasil rata-rata jumlah folikel primer tertinggi terdapat pada perlakuan 4 (P4) dengan dosis 0,020 mg/kgBB dan jumlah rata-rata folikel sekunder tertinggi pada perlakuan 3 (P3) dengan dosis 0,015 mg/kgBB. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak kedelai yang diberikan pada mencit betina dapat meningkatkan jumlah pertumbuhan folikel ovarium dan jumlah rata-rata folikel tertinggi adalah pada perlakuan 3 (P3) dengan dosis 0,015 mg/kgBB.
Efektivitas Sugar Dressing (100% Gula) dalam Meningkatkan Kepadatan Kolagen pada Proses Penyembuhan Luka Bakar Buatan pada Kulit Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Angela Swasti Ivanalee; Ira Sari Yudaniayanti; Maya Nurwartanti Yunita; Nusdianto Triakoso; Iwan Sahrial Hamid; Amung Logam Saputro
Jurnal Medik Veteriner Vol. 1 No. 3 (2018): October
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.656 KB) | DOI: 10.20473/jmv.vol1.iss3.2018.134-141

Abstract

Luka bakar merupakan hilangnya atau rusaknya keutuhan kulit akibat paparan suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. Proses penyembuhan luka tidak lepas dari peran kolagen. Sintesis kolagen dapat dipromosikan melalui pemberian gula (sugar dressing). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas sugar dressing untuk meningkatan kepadatan kolagen dalam proses penyembuhan luka bakar buatan pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus) jantan. Dua puluh ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dibagi menjadi lima kelompok dengan jumlah empat ekor tiap kelompok. Kelompok K- (kontol negatif) tidak diberi perlukaan. Kelompok K+ (kontrol positif) di beri perlukaan kemudian hanya diberi bilasan NaCl fisiologis. Kelompok P1 (Bioplacenton®) diberi perlukaan dengan pengobatan Bioplacenton®. Kelompok P2 (sugar dressing) diberi perlukaan dengan pengobatan gula dan P3 (madu) menggunakan madu sebagai obat. Perawatan diberikan setiap hari sekali selama empat belas hari. Hasil uji nonparametrik Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05) dan dilanjutkan dengan uji beda Mann-Whitney. Kepadatan kolagen kelompok P1, P2, dan P3 tidak berbeda secara nyata (p>0,05), tetapi berbeda nyata dengan kelompok K- dan K+. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sugar dressing efektif untuk meningkatkan kepadatan kolagen pada proses penyembuhan luka bakar.
Deteksi Antibodi Brucella pada Sapi Perah di Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi dengan Metode Rose Bengal Test (RBT) Welyanto Kurniawan Dwi; Wiwiek Tyasningsih; Ratih Novita Praja; Iwan Sahrial Hamid; Suryanie Sarudji; Muhammad Thohawi Elziyad Purnama
Jurnal Medik Veteriner Vol. 1 No. 3 (2018): October
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.542 KB) | DOI: 10.20473/jmv.vol1.iss3.2018.142-147

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui keberadaan antibodi dari bakteri brucella pada sapi perah di Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi menggunakan Rose Bengal Test (RBT). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis diskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu metode yang menggambarkan keberadaan antibodi Brucella pada sapi perah dengan cepat. Informasi pendukung diperoleh dari survei peternak dengan teknik wawancara. Sampel ditentukan dengan rumus slovin dengan ukuran sampel sebanyak 75 sampel dari 294 ekor sapi pada populasi sapi perah di Kecamatan Purwoharjo. Hasil penelitian menunjukan 2 sampel dinyatakan positif Brucella dari 75 sampel. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa reaktor Brucella ditemukan pada sapi perah di Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi yang berpotensi menyebabkan penyakit Brucellosis. Harapan dari penelitian ini adalah data yang diperoleh dapat diuji ulang dan diuji lebih lanjut dalam penelitian selanjutnya sehingga hasil dapat dikonfirmasi.
Efektivitas Ekstrak Daun Afrika (Vernonia amygdalina) Secara Topikal Untuk Reepitelisasi Penyembuhan Luka Insisi Pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Rizki Putrianirma; Nusdianto Triakoso; Maya Nurwartanti Yunita; Ira Sari Yudaniayanti; Iwan Sahrial Hamid
Jurnal Medik Veteriner Vol. 2 No. 1 (2019): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.601 KB) | DOI: 10.20473/jmv.vol2.iss1.2019.30-35

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan konsentrasi pemberian ekstrak daun afrika (Vernonia amygdalina) secara topikal terhadap efektivitas penyembuhan luka dan reepitelisasi penyembuhan luka insisi pada tikus putih. 20 tikus putih jantan di kelompokkan secara acak dibagi dalam 5 kelompok perlakuan yaitu P0 (vaseline + adeps lanae), P1 (povidone iodine), P2 (salep ekstrak daun afrika 16,8 %), P3 (salep ekstrak daun afrika 28 %), dan P4 (salep ekstrak daun afrika 39,20 %). Penelitian ini dilakukan selama 14 hari dengan mengukur dengan skor reepitelisasi pada sediaan histopatologi kulit luka insisi yang telah diberi perlakuan. Hasil penelitian tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara kontrol dengan perlakuan (p>0,05). Perlakuan dengan ekstrak daun afrika (Vernonia amygdalina) tidak menunjukkan reepitelisasi yang berbeda dengan perlakuan kontrol.
Pengaruh Ekstrak Kedelai (Glycine max) Terhadap Proliferasi Lapisan Endometrium Mencit (Mus musculus) Muhammad Soleh Salahuddin; Erma Safitri; Maya Nurwartanti Yunita; Suherni Susilowati; Iwan Sahrial Hamid; Aditya Yudhana
Jurnal Medik Veteriner Vol. 2 No. 1 (2019): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.497 KB) | DOI: 10.20473/jmv.vol2.iss1.2019.49-54

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ekstrak kedelai untuk meningkatan proliferasi lapisan endometrium dalam proses perkembangan organ uterus pada mencit (Mus musculus) betina. Kelompok kontrol (K) tidak diberi perlukaan. Kelompok P1 diberi ekstrak kedelai dengan dosis 12,5mg/kgBB. Kelompok P2 diberi ekstrak kedelai dengan dosis 25mg/kgBB. Kelompok P3 diberi ekstrak kedelai dengan dosis 37,5mg/kgBB. Kelompok P4 diberi ekstrak kedelai dengan dosis 50mg/kgBB. Perlakuan dilakukan setiap hari sekali selama empat belas hari. Hasil uji One Way Anova menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05) dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Ketebalan endometrium kelompok P2, P3, dan P4 berbeda secara nyata (p<0,05), dengan kelompok kontrol (K), dan kelompok kontrol (K) tidak berbeda nyata dengan kelompok P1 (p>0,05), serta kelompok P1 tidak berbeda nyata dengan kelompok P2 (p>0,05). Kandungan senyawa fitoestrogen yaitu isoflavon berupa daidzein dan genistein bekerjasama dalam mengoptimalkan proliferasi lapisan endometrium pada uterus mencit (Mus musculus) betina. Daidzein bekerja sebagai senyawa estrogenik untuk berikatan dengan reseptor estrogen pada uterus dan genistein bekerja sebagai penghambat pertumbuhan lapisan endometrium yang berlebih pada jumlah tertentu. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak kedelai (Glycine max) efektif untuk peningkatan proliferasi lapisan endometrium pada uterus mencit betina.
Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak n-Heksana dan Kloroform Daun Sirsak (Annona muricate L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro Werenfridus Kono Lake; Iwan Sahrial Hamid; Amung Logam Saputro; Hani Plumeriastuti; Lita Rakhma Yustinasari; Maya Nurwartanti Yunita
Jurnal Medik Veteriner Vol. 2 No. 1 (2019): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.135 KB) | DOI: 10.20473/jmv.vol2.iss1.2019.60-65

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri daun sirsak terhadap Staphylococcus aureus. Ekstraksi diproses dengan metode maserasi terlebih dahulu dengan n-heksana kemudian kloroform. Aktivitas antibakteri diukur secara in vitro dengan menggunakan metode difusi agar menggunakan paperdisk. Aktivitas antibakteri diuji dengan analisis variansi (ANOVA) dengan nilai signifikansi 0,5% untuk mengetahui pengobatan mana yang memiliki efek atau berbeda secara signifikan dengan dosis masing-masing 300 mg/ml, 250 mg/ml, 200 mg/ml, 150 mg/ml, 100 mg/ml dan menghasilkan aktivitas antibakteri dengan zona hambat berturut-turut 16,70 mm; 14,05 mm; 11,45 mm; 9,85 mm; 3,00. Hasil pemeriksaan aktivitas antibakteri menunjukkan ekstrak n-heksana dan kloroform dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus pada konsentrasi 250 mg / ml dengan diameter zona hambat 14,05 mm. Ekstrak dengan aktivitas tertinggi ditentukan konsentrasi hambat tumbuh minimum (MIC). Ekstrak kloroform daun sirsak dari bakteri Staphylococcus aureus yang berada pada konsentrasi 100 mg/ml dengan zona hambat 3,00 mm.