Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN INFORMED CONSENT DI PROVINSI LAMPUNG 2013 Samino Samino
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v4i1.424

Abstract

Informed consent merupakan dokumen penting dalam proses pelayanan kesehatan. Dokumen tersebut merupakan alat bukti bahwa keduanya telah sepakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan pasien. Tujuan diperoleh informasi penggunaan form serta gambaran kelengkapan pengisian dokumen informed consent, dan aspek hukumnya. Pengkajian dokumen informed consent tersimpan di ruang rawat inap maupun di instalasi rekam medik di 3 RS. Jumlah sampel 74 dokumen. Dilaksanakan April-Juli 2013. Pengkajian difokuskan pada pemberlakuan form dan kelengkapan pengisian masing-masing variabel sesuai dengan form yang digunakan. Hasil pengkajian dalam %, serta dibahas dalam persfektif hukum.Hasil penelitian menunjukkan : (a). Tidak ada satupun RS yang menggunakan form informed consent sesuai dengan keputusan Keputusan Direktur Pelayanan Medik No. HK.00.06.3.5.1866/1999; (b). Tidak ada satupun dokumen informed consent yang diisi dengan lengkap; (c). Terdapat perbedaan form informed consent yang berlaku di tiga RS; (d). RS-3 mewajibkan dokumen informed consent harus menggunakan meterai 6000; (e). RS swasta lebih lengkap pengisiannya dibandingkan dengan negeri; (e). Secara hukum dokumen yang tidak diisi dengan lengkap lemah sebagai alat bukti. Disarankan setiap RS mengevaluasi pengisian form informed consent setiap triwulan untuk melihat kelengkapan pengisiannya, dan menggunakan form yang sudah baku, serta tidak merubahnya. Akademisi untuk melakukan penelitian mencari akar permasalahan mengapa RS belum menggunakan form yang baku.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRABASAN KABUPATEN MESUJI TAHUN 2014 Jeffri Herlangga; Samino Samino; Dhini Easter Yanti
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v3i2.392

Abstract

Kesehatan merupakan masalah yang penting dalam sebuah keluarga, terutamayang berhubungan dengan bayi, balita dan ibu hamil. Puskesmas Brabasan tahun 2013memiliki 17 unit Posyandu yang terdiri dari 4 Posyandu Pratama (23,5%), 3 PosyanduMadya (17,7%), 9 Posyandu Purnama (52,9%) dan 1 Posyandu mandiri (5,9%) dengan85 kader dan kader aktif berjumlah 37 orang dan yang tidak aktif berjumlah 48 orang.Tujuan penelitan adalah diketahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kinerjakader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Brabasan Kabupaten Mesuji tahun 2014.Jenis penelitian kuantitatif, dengan rancangan cross sectional. Populasi seluruhkader Posyandu berjumlah 85 orang dengan sampel total populasi (85 orang). Analisisdata menggunakan Uji Chi Square, dengan CI 95 % dan ά 0,05.Hasil uji statistik di dapat ada hubungan pendidikan dengan kinerja kader Posyandu(p value 0,014), ada hubungan Pengetahuan dengan kinerja kader Posyandu (p value0,003), ada hubungan insentif dengan kinerja kader Posyandu (p value 0,007), adahubungan pelatihan dengan kinerja kader Posyandu (p value 0,003). Berdasarkan hasildiatas disarankan Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji agar memberikan pelatihan kepadakader posyandu serta memberikan insentif secara teratur dan menaikkan insentif bagikader.Kata kunci : Pendidikan, pengetahuan, pelatihan, insentif, kinerja
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEN AGA PENOLONG PERSALINAN DI DESA SIDOWALUYO KECAMATAN S IDOMULYO LAMPUNG SELATAN 2013 Christin Angelina Febriani; Samino Samino; Rilyani Rilyani
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v2i3.365

Abstract

Tenaga penolong persalinan adalah orang-orang yangbiasa memeriksa wanitahamil atau memberikan pertolongan selama persalinandan nifas. Pertolongan persalinanoleh tenaga kesehatan di Desa Sidowaluyo sebesar 62,28% masih di bawah SPM, danpertolongan persalinan oleh dukun bayi cukup tinggiyaitu sebesar 37,72%. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan tenagapenolong persalinan di Desa Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Lampung Selatan.Penelitian ini merupakan penelitian survey denganmenggunakan metodecrosssectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu paskabersalin yang ada di DesaSidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Lampung Selatan (Januari-Desember 2012) sebanyak104 responden. Analisa bivariat yang digunakan adalah ujichi square, dan analisamultivariat menggunakan regresi logistik ganda.Hasil univariat didapatkan bahwa ibu yang memilihtenaga kesehatan sebagaipenolong persalinan sebanyak 54,8%, ibu dengan pengetahuan baik 40,4%, ibu dengansikap baik 48,1%, ibu dengan persepsi baik 50%, ibudengan penghasilan keluarga tinggi51%, dan ibu yang mendapat dukungan suami 63,5%. Hasil bivariat didapatkan adahubungan pengetahuan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan (P value0,000)dan OR 117,875, ada hubungan sikap dengan pemilihantenaga penolong persalinan (Pvalue0,016) dan OR 2,864, tidak ada hubungan persepsidengan pemilihan tenagapenolong persalinan (P value0,431) dan OR 0,677, ada hubungan penghasilan denganpemilihan tenaga penolong persalinan (P value0,011) dan OR 3,025, ada hubungandukungan suami dengan pemilihan tenaga penolong persalinan (P value0,029) dan OR2,683. Sedangkan dari hasil multivariat faktor yangpaling dominan terhadap pemilihantenaga penolong persalinan adalah pengetahuan (P value0,000) dan OR 154,048.Disarankan kepada instansi dan tenaga kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan,dan dukungan suami, serta menjalin kerjasama denganstakeholderyang ada dimasyarakat, sehingga terbentukrole modelguna mendorong perilaku pemanfaatantenaga kesehatan sebagai penolong persalinan.Kata kunci : Faktor-faktor, Penolong Persalinan.
HUBUNGAN DIMENSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS RUMBIA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH I Gusti Made Yoga Astawa; Samino Samino; Dina Dwi Nuryani
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 1, No 3 (2012): Volume 1 Nomor 3
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v1i3.333

Abstract

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kesehatan perlu diiringipeningkatan kemampuan manajemen, kepemimpinan dan pengorganisasian kesehatan.Pendekatan mutu pelayanan dan kepuasan pasien menjadi salah satu strategi pentingyang tidak bisa diabaikan oleh para penentu kebijakan. Dimensi mutu pelayanan adalahTangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy. Kepuasan pasiendipengaruhi kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasienmembandingkan dengan apa yang diharapkannya. Tujuan penelitian ini adalahdiketahuinya hubungan dimensi mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien diPuskesmas Rumbia Kabupaten Lampung Tengah 2012.Jenis penelitian ini survey analitik dengan rancangan cross sectional. Populasiadalah pasien Puskesmas Rumbia. Jumlah sampel ditetapkan dengan teknikproportionate stratified sampling sebanyak 100 sampel, dan pengambilan sampeldilakukan dengan teknik sampling accidental. Pengumpulan data melalui wawancaraterpimpin berpedoman pada kuisioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Analisayang digunakan adalah analisa gap, analisa univariat, dan analisa bivariat dengan uji chisquare.Hasil penelitian, dimensi mutu pelayanan dinilai baik lebih dari separuh respondenyaitu Assurance (56%), Empathy (53%), Reliability (51%), sedangkan Tangible, danResponsiveness dinilai tidak baik lebih dari separuh responden (58% dan 52%). Gappersepsi dan harapan adalah -0,731. Sebagian besar (73%) pasien di Puskesmas Rumbiatidak puas terhadap mutu pelayanan yang diberikan. Ada hubungan antara dimensitangible (p-value=0,019), reliability (p-value=0,002), responsiveness (p-value=0,001),assurance (p-value=0,001), empathy (p-value=0,000) dengan kepuasan pasien.Disarankan agar masyarakat secara berkala memberikan masukan terhadappenyelenggaraan pelayanan, Puskesmas Rumbia agar meningkatkan kebersihan,dimulainya pelayanan tepat waktu, SPM dan SOP disosialisasikan kepada staf, membuatdan menyepakati nilai/norma organisasi, akademisi agar memberi sumbangsih keilmuankepada unit-unit pelayanan.Kata Kunci : Kepuasan, Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy.
FAKTOR RESIKO KEJADIAN MALARIA DESA SIDODADI PADANG CERMIN PESAWARAN 2011 Samino Samino; Sofiyah Suryani
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 1, No 1 (2012): Volume 1 Nomor 1
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v1i1.315

Abstract

Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kematianterutama pada kelompok resiko tinggi, yaitu bayi, anak balita, ibu hamil. Faktor resikoterjadinya malaria diantaranya pemakaian kelambu, pemasangan kasa pada ventilasirumah, kebiasaan keluar rumah pada malam hari, penggunaan baju panjang, dankebiasaan penggunaan obat nyamuk oles. Kejadian kasus malaria di KabupatenPesawaran masih cukup tinggi. Tahun 2008=2.837 jiwa, 2009=11.761 jiwa. Sedangkan2009 di wilayah kerja Puskesmas Hanura 812 kasus.Penelitian obsevasional, dengan rancangan Case Control. Sampel penelitian 44 kasus dan44 kontrol. Uji yang digunakan Chi square dan Regresi Logistik. Untuk melihat hubunganvariabel menggunakan α=0.05. Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antarapemakaian kelambu (p=0.005, OR=3.9), pemasangan kasa pada ventilasi rumah(p=0.000, OR=6.4), kebiasaan keluar rumah pada malam hari (p=0.005, OR=3.8),kebiasaan menggunaan baju panjang (p=0.005, OR=3.8), kebiasaan menggunakan obatnyamuk oles (p=0,000, OR=7.3) dengan kejadian malaria. Uji Logistik menemukanbahwa penggunaan kelambu saat tidur merupakan faktor resiko paling dominan(p=0.003 dengan Exp(B)=0,166). Berdasarkan penemuan tersebut disarankanmasyarakat menggunakan kelambu saat tidur, memasang kasa pada ventilasi rumah,membatasi keluar rumah pada malam hari, menggunakan pakaian panjang, danmenggunakan obat nyamuk oles.Kata kunci : Malaria, kelambu, kasa, keluar rumah malam hari, penggunakaan bajupanjang, dan obat nyamuk.
KAJIAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENCAPAIN CAKUPAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2012 Areh Sulistiyo; Ahcmad Farich; samino samino
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 2, No 4 (2013): Volume 2 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v2i4.379

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan suatu program untukmeningkatkan derajat kesehatan masyarakat, salah satunya melalui Program PromosiKesehatan dan Program Preventif . Salah satu dari program yang terdapat dalampromosi kesehatan adalah program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Tujuanpenelitian untuk mengetahui dukungan kebijakan Pemerintah Daerah terhadappencapaian cakupan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di KabupatenPesawaran Tahun 2012.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptifkualitatif untuk mengetahui gambaran dukungan kebijakan pemerintah daerah terhadappencapaian cakupan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tatananrumah tangga di Kabupaten Pesawaran Tahun 2012. Penelitian dilakukan denganmenggunakan bantuan informan.Dari wawancara mendalam yang penulis lakukan terhadap Informan di DinasKesehatan Kabupaten Pesawaran didapatkan hasil bahwa kebijakan pemerintah daerahsangat mendukung peningkatan angka cakupan program PHBS. Beberapa faktor pentingdalam kebijakan pemerintah daerah antara lain adanya penambahan tenaga kesehatan ,adanya penambahan anggaran kegiatan dan sarana prasarana. Tenaga kesehatan yangada masih di standard yang dipersyaratkan baik segi kuantitas maupun kualitas. Untukanggaran kegiatan bidang kesehatan terjadi penurunan anggaran dikarenakan padatahun 2011 dikarenakan adanya keterlambatan penetapan peraturan daerah oleh DPRDKabupaten Pesawaran sehingga menggunakan Peraturan Bupati ( Perbup ) sebagai acuankegiatan. Sarana prasarana kesehatan sudah cukup tersedia, namun perlu ditingkatkankembali khususnya sarana kesehatan rujukan atau rumah sakit umum daerah sehinggapelayanan kesehatan yang dilakukan akan lebih lengkap.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah masih kurangnya tenaga promosi kesehatanyang menjalankan program PHBS, belum adanya anggaran khusus program PHBS, masihminimnya sarana prasarana yang mendukung kegiatan program PHBS. Saran penulisperlu adanya peningkatan kualitas maupun kuantitas tenaga kesehatan khususnyatenaga promosi kesehatan sehingga program PHBS dapat berjalan, memberikan alokasianggaran yang jelas pada kegiatan program PHBS dan menyediakan sarana prasaranapendukung kegiatan program PHBS. Yang pada akhirnya akan dapat meningkatkanangka cakupan program PHBS.Kata kunci : Kebijakan, Cakupan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
ANALISIS PERILAKU SEX REMAJA SMAN 14 BANDARLAMPUNG 2011 Samino Samino
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 1, No 4 (2012): Volume 1 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v1i4.338

Abstract

Kesehatan reproduksi merupakan keadaan dimana fisik, mental dan sosialdinyatakan sehat agar dapat menjalankan fungsi reproduksinya. Perilaku seksual remajasudah menjadi permasalahan yang serius. Tingginya kejadian perilaku seksual remajayang menyimpang, disebabkan kuatnya faktor lingkungan yang kurang mendukung dankurangnya pengendalian diri remaja. Tujuan penelitian diketahui hubungan pengetahuankesehatan reproduksi remaja, keterpaparan media, status pacaran, sikap menjagakeperawanan, gaya hidup, dan ketaatan beribadah dengan perilaku seksual siwa SMAN14 Bandarlampung.Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi terdiri 12kelas dan sampel 3 kelas dengan jumlah 102 remaja. Cara pengambilan sampel dengansimpel random sampling (untuk pemilihan kelas). Analisa data menggunakan uji chisquare dan Regresi Logistik.Hasil penelitian menunjukkan perilaku sex remaja yang beresiko (44,5%) dan tidakberesiko (55,5%). Pengetahuan remaja kategori baik (59,1%) dan yang tidak baik(40,9%). Sedangkan yang terpapar media pornografi (79,0%) dan yang tidak terpapar(30,0%). Responden yang telah mempunyai pacar (66,4%) dan yang tidak berpacar(33,6%). Sikap menjaga keperawanan, (5,5%) menjaga keperawanan tidak penting, dan94,5% mengatakan penting. Gaya hidup remaja 34,5% menyakan pernahmengkunsumsinya narkoba, namun yang tidak pernah (65,5%). Remaja yangmenjalankan tuntunan agamanya sesuai dengan ajaran (57,3%), dan yang tidakmenjalankan agamanya (42,7%). Hasil Uji Chi Square tidak ada hubungan pengetahuankesehatan reproduksi (p=1,000), ada hubungan keterpaparan media pornografi(p=0,000), ada hubungan status pacaran (p=0,015), tidak ada hubungan sikap menjagakeperawanan (p=0,485), tidak ada hubungan gaya hidup (p=0,149), ada hubunganpemahaman agama (p=0,000), dengan perilaku sex remaja. Sedangkan keterpaparanmedia merupakan variabel yang paling dominan (p=0,003 dengan OR=5,523). Tidakterdapat interksi diantara variabel (p=0,241) setelah dikontrol variabel status pacarandan pemahaman agama. Kesimpulan, variabel keterpaparan media penyebab utamaseorang siswa untuk berperilaku sex pranikah. Disarankan kepala sekolah besertajajaranya, orang tua, saling bau membahu membimbing putra dan putrinya agar tidakterjerumus dalam pergaulan bebas yang mengarah pada perilaku sex bebas.Kata Kunci : Pengetahuan, media, pacaran, keperawanan, gaya hidup, agama, danpranikah.
ANALISIS FAKTOR KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD LIWA LAMPUNG BARAT 2014 Irna Yunaeni; Samino Samino
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v4i1.425

Abstract

Kepuasan kerja perawat yang buruk berdampak pada prestasi kerja, disiplin dan kualitas kerjanya. Dampak kinerja buruk di RS Liwa adalah 2013 terjadi kasus dekubitus 3,12%, lebih tinggi dari target yang diharapkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) 2,5%. Kejadian infeksi jarum infus (phlebitis) 1,21% lebih tinggi dari SPM 0,5%. Tujuan penelitian diketahui faktor kinerja perawat pelaksana di RSUD Liwa Lampung Barat 2014.Penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi seluruh perawat pelaksana di RSUD Liwa Lampung Barat tahun 2014, 78 orang dengan total populasi. Pengujian dengan chi square dan regresi logistik ganda.Hasil penelitian ada hubungan beban kerja (p=0,003), stres kerja (p=0,002), kepuasan kerja (p=0,000), motivasi kerja (p=0,011) dengan kinerja perawat pelaksana. Variabel kepuasan kerja merupakan variabel paling dominan berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana (p=0,000). Berdasarkan hasil tersebut disarankan pimpinan RSUD Liwa Lampung Barat selalu mengevaluasi bekan kerja perawat setiap 6 bulan sekali, dengan memperhatikan karakteristik perawat.Kata kunci : Beban kerja, stres, kepuasan, motivasi, dan kinerja perawat.
KINERJA TENAGA PELAKSANA GIZI : PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MESUJI Reni A. Febrida; Samino Samino
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v4i2.430

Abstract

Tercapainya target RPJMN 2010-2014 telah ditetapkan target kinerja yang harus dicapai, akan tetapi indikator tersebut masih terjadi kesenjangan. Target kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji 2011, dari delapan target indikator kinerja, masih lima target belum tercapai. Sedangkan 2011-2013, 11 indikator program gizi, terdapat empat target tidak mencapai target.Penelitian kualitatif, dengan melibatkan sembilan orang petugas gizi (utama), pimpinan puskesmas dan bidan desa sebagai triangulasinya. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam, juga dilengkapi dengan obeservasi terhadap hasil laporan tahunan kinerja informan. Analisa data dengan metode content analisys.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja petugas gizi masih rendah, disebabkan : latar belakang pendidikan yang tidak sesuai, insentif relatif tidak memadai, pimpinan puskesmas kurang mendukung program gizi, serta adanya double job. Sedangkan yang menunjang kinerja adalah informan memiliki motivasi yang baik. Selain itu pelatihan hanya akan menambah beban pekerjaan dan akan sia-sia bila tidak didukung komitmen pimpinan.Kata kunci : kinerja, pendidikan, insentif, pimpinan, motivasi, pelatihan.
ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN INFORMED CONSENT PERSFEKTIF HUKUM DI RS PROVINSI LAMPUNG 2013 Samino Samino
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 2, No 2 (2013): Volume 2 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v2i2.357

Abstract

Rumah Sakit (RS) sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan dituntut untukmemberikan pelayanan kesehatan bermutu dan adanya jaminan kualitas (Samino danDina, 2008). Pelayanan informed consent merupan instrumen penting dalam pelayanankesehatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui kelengkapan pengisian dokumeninformed consent di RS Provinsi Lampung 2013.Pengumpulan data dengan melakukan pengkajian dokumen informed consent di masingmasingRS. Hasil penelitian menunjukkan dari 77 lembar dokumen informed consenttidak ada satu pun yang diisi dengan lengkap. Dari 22 variabel, hanya 7 (9,1%) yangdiisi dengan lengkap, lebih banyak yang tidak lengkap 70 (90,9%). Sedangkan dari 13variabel utama nama dan tanda tangan dokter yang terisi dengan lengkap baru 60(78%).Secara hukum dokumen informed consent yang tidak diisi dengan lengkap, tidakmemenuhi aspek hukum dan lemah sebagai alat bukti. Disarankan pimpinan RSmengevaluasi pelaksanaan informed consent di institusinya masing-masing.Kata Kunci : Informed consent, Hukum dan Dokumen