Halusinasi pendengaran, yang merupakan salah satu jenis halusinasi yang paling umum, sering terjadi. Masih ada banyak perawat yang tidak menggunakan komunikasi terapeutik saat memberikan perawatan kepada pasien yang mengalami halusinasi. Salah satu terapi yang dapat digunakan untuk mengendalikan halusinasi pendengaran adalah penerapan komunikasi terapeutik. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas penerapan komunikasi terapeutik dalam mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien di RSJ Lawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus asuhan keperawatan, yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Intervensi difokuskan pada penerapan komunikasi terapeutik. Berdasarkan hasil observasi setelah penerapan komunikasi terapeutik selama 5 hari, terlihat penurunan halusinasi pendengaran pada pasien. Pemberian intervensi komunikasi terapeutik memiliki pengaruh positif terhadap penurunan halusinasi pendengaran di RSJ Lawang. Dapat disimpulkan bahwa halusinasi pendengaran dapat diidentifikasi dan dikendalikan dengan menggunakan komunikasi terapeutik, dengan menerapkan strategi pelaksanaan tertentu (SP1-SP4).