Claim Missing Document
Check
Articles

METODE PENGEMBANGAN PRODUK QFD UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN Trenggonowati, Dyah Lintang
SPEKTRUM INDUSTRI Vol 15, No 1: April 2017
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.788 KB) | DOI: 10.12928/si.v15i1.6176

Abstract

Metode QFD bagi perusahaan yang berusaha meningkatkan daya saingnya melalui perbaikan kualitas dan produktifitasnya secara berkesinambungan adalah meningkatkan keandalan produk, meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kepuasan konsumen, memperpendek time to market, mereduksi biaya perancangan, meningkatkan komunikasi, meningkatkan produktivitas dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Disamping itu QFD juga bertujuan untuk pengembangan produk yang dapat memuaskan konsumen dengan menterjemahkan keinginan konsumen ke dalam karakteristik teknis yang menjadi sasaran desain dan elemen pengendalian mutu untuk digunakan di seluruh proses produksi. Kemampuan menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen merupakan faktor kunci yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk dapat menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi.Metode pengembangan produk QFD telah banyak diterapkan di bidang industri untuk memaksimalkan kepuasan pelanggan dengan berbasis pada perbaikan kualitas, dan lainnya, dan semuanya kembali sebagai sumber kendala. Perbaikan kualitas adalah faktor penting untuk sebuah perusahaan agar dapat mempertahankan keeksistensian perusahaannya di dunia industri. Di beberapa penelitian sebelumnya lebih banyak fokus pada faktor perbaikan kualitas yaitu bagaimana membantu perusahaan untuk mendapat kepuasaan dari konsumen, sedangkan faktor bagaimana agar perusahaan mampu meningkatkan daya saing kurang mendapat perhatian, kalaupun ada tidak dihitung dan dibahas secara detil.
PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI BAR MILL S.16 DENGAN PETA KENDALI X - R PT. KRAKATAU WAJATAMA LintangTrenggonowati, Dyah; Husain Muhamad, Darma
Journal Industrial Servicess Vol 2, No 1 (2016): Oktober 2016
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v2i1.1500

Abstract

PT. Krakatau Wajatama adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi olahan billet. Hasil produksi PT. Krakatau Wajatama terbagi menjadi 2 jenis yaitu produk  baja tulangan (Bar Mill) dan produk baja profil (Section Mill). Pada produk baja tulangan (Bar Mill) perusahan mampu memproduksi 150.000 ton per tahun. Perusahaan selalu mengedepankan kualitas dari setiap prosuknya, namun produk cacat akan selalu ada karena proses produksi berjalan secara kontinu, hal inilah yang menjadi tantangan perusahaan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik ukur penyebab terbesar produk cacat, peta kendali karakteristik dan nilai Cp dan Cpk serta penyebab produk out of control beserta solusinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan seven tools. Tahapan seven tools yang digunakan adalah diagram pareto, peta kendali X    - R, kapabilitas proses dan diagram sebab akibat.  Analisis  untuk  produk  bar  mills  S.16  memperlihatkan  bahwa karakteristik terbanyak yang menjadi sebab produk cacat yaitu sebanyak 1467 batang adalah diameter dalam sehingga karakteristik ini diolah lebih lanjut dengan peta kendali. Dalam peta kendali dapat diketahui bahwa terdapat 9 sampel yang keluar dari batas kendali dengan nilai batas bawah (UCL) peta R adalah 0,529 dan untuk peta X adalah 15,087 dengan batas bawah (LCL) 14,802. Nilai Cp dari produk bar mills S.16 adalah 2,003 dan nilai Cpk sebesar 1,845. Faktor yang menyebabkan adanya penyimpangan produk yang dihasilkan antara lain manusia (kurang konsentrasi), metode (prosedur pengawasan terlalu lama yaitu setiap 30 menit), mesin (mesin atau sperol aus), material (karakteristik kimia bahan baku berbeda berda), dan lingkungan (kurang peredam suaran dan pencahayaan malam hari).
Pengendalian Kualitas Produk Coil Dengan Metode Statistical Process Control Pada Mill CTCM Pabrik Cold Rolling Mill PT. Krakatau Steel (Persero), TBK. Lintang Trenggonowati, Dyah; Arthafia, Rasie
Journal Industrial Servicess Vol 2, No 2 (2017): Maret 2017
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v2i2.1535

Abstract

Pengendalian kualitas proses perlu dilakukan pada karakteristik kualitas yang menyebabkan proses menjadi tidak terkendali, sehingga hasil yang didapat lebih maksimal. Peta kendali P digunakan untuk mengendalikan proses yang menyebabkan timbulnya cacat (defective) pada suatu produk yang dapat menurunkan kualitas suatu produk dengan cara menginterpretasikan sinyal data yang keluar dari batas kendali. Studi kasus dilakukan pada sebuah perusahaan baja terpadu, PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk. yang khususnya memproduksi cold rolled coil dan colled rolled sheet. Dari interpretasi data tersebut, diketahui bahwa cacat terbesar pada produk adalah cacat wavy edge sebesar 25,8%; cacat pick up sebesar 19,6%;, dan cacat bad trimmer sebesar 14,1%. Adapun penyebab cacat secara umum disebabkan oleh kesalahan teknis pada roll dan pisau pemotong serta kurangnya inspeksi dan penerapan SOP pada proses produksi. Dengan mengetahui penyebab cacat pada proses produksi di PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk. dapat dilakukan penanggulangan-penanggulangan untuk menurunkan tingkat penyebab cacat pada proses produksi.
IMPROVEMENT OF PRODUCT QUALITY THROUGH SIX SIGMA AND FUZZY MARKETING MIX APPROACHES Maria Ulfah; Faula Ariana; Dyah Lintang Trenggonowati
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 31 No. 1 (2021): Jurnal Teknologi Industri Pertanian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24961/j.tek.ind.pert.2021.31.1.1

Abstract

According to 2019 annual sales data, the amount of Baros 19-liter bottled water sales experienced 26,304 units drop. The objective of this research was to determine the score-gap of each quality attributes of the product according to Fuzzy Marketing Mix method; to determine the Sigma achievement level on the quality of the product; to determine attributes of product quality that needed to be improved in cartesian diagram; to identify various factors that affect the consumer’s unsatisfaction at the attribute with highest negative score and DPMO; and to provide constructive analysis on product quality improvement according to Fuzzy FMEA method. The Six Sigma approach was done through DMAIC steps, which were define, measure, analyze, improve, and control. The result from the define step, which was mapping of attribute dimensions Marketing Mix 4P was 27 attributes and voice of customer measurement was done with 100 respondents. In measure step, it was found that the biggest negative discrepancy, with the value of -0.4452, was between satisfaction and importance which was found in attribute 23. In measure step, it was also found that the average Sigma score of bottled water in Indonesia is 2.561 with average DPMO of 153,204. In the analyze step, root cause identification of the attribute with highest negative discrepancy, which was delay in product delivery to the consumers (attribute 23), was done. Improvements that can be done to increase the product quality of 19-liter bottled water was to ensure availability of new water bottle for every driver lacking empty bottle. Keywords : DPMO; Fuzzy; Marketing Mix; Quality; Six Sigma
THE USE OF PRODUCTIVITY GAIN SHARING MODEL IN INCREASING PRODUCTIVITY OF MSMEs HERBAL PRODUCTS DURING THE COVID-19 PANDEMIC ERA TO ACHIEVE SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) IN INDONESIA Dyah Lintang Trenggonowati; Kulsum Kulsum; Asep Ridwan; Sirajuddin Sirajuddin
AGROINTEK Vol 15, No 4 (2021)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v15i4.11237

Abstract

During the COVID-19 pandemic, industrial product exports rose by 41%, driven by herbal products. Micro, small, and medium-sized enterprises (MSMEs) significantly contribute to the growth in export value. The growth is consistent with the primary objective of MSMEs, which is to promote economic, social, and environmental development. Exports rose due to improved production, which aided in the sustainability of MSMEs producing herbal goods. Increased MSME production results in increased community welfare, an objective of the Sustainable Development Goals (SDGs). However, there is a shortage of research on how to improve the productivity of MSMEs substantially. There is no reference for MSMEs to use the productivity profit-sharing model to monitor, forecast, and assess their productivity level. This research will undertake a more detailed examination of productivity benefit-sharing, examining the role and contribution of productivity to the sustainability of MSMEs in Indonesia's pursuit of the SDGs. The approach used in this research is quantitative. Increased productivity is associated with an increase in total factor productivity (TFP). TFP seeks to deliver products effectively and efficiently via the use of the output-to-input ratio. By and large, productivity gains sharing for MSME herbal goods boosted added value (NT) by 500 percent between 2019 and 2020, or fivefold between 2018 and 2019.
OPTIMASI PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNNAKAN PENDEKATAN SIMULASI SISTEM Dyah Lintang Trenggonowati
Jurnal PASTI (Penelitian dan Aplikasi Sistem dan Teknik Industri) Vol 11, No 1 (2017): Jurnal PASTI
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.726 KB)

Abstract

Optimasi dan permodelan sistem pada PT Cigading Habeam Centre sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat membuat dan menghasilkan produk yang optimal. Pada proses produksi komponen plat KNSS-AFE-L-SFP-18 yaitu stasiun kerja dengan proses cutting mengalami bottleneck dan menyebabkan proses selanjutnya yaitu marking, drilling, dan grinding mengalami delay atau menganggur sehingga menyebabkan produktivitas menurun. Penelitian mengenai optimalisasi proses produksi komponen plat KNSS-AFE-L-SFP-18 di Divisi Komponen PT Cigading Habeam Centre dilakukan dengan menggunakan metode simulasi. Penggunaan metode simulasi dengan software ProModel dilakukan dengan tujuan, yaitu untuk membuat model simulasi sistem optimal yang dapat meningkatkan produktivitas. Hasil perbaikan untuk penyelesaian masalah pada proses produksi komponen plat KNSS-AFE-L-SFP-18 terdiri dari 3 yaitu Usulan Perbaikan 1 (penambahan 1 mesin cutting plasma, 1 operator marking, 1 drilling, dan 1 grinding) Usulan Perbaikan 2 (penambahan 2 mesin cutting plasma, 1 operator marking, dan 1 grinding) serta Usulan Perbaikan 3 (penambahan 1 mesin cutting plasma, 2 operator marking, 1 drilling, dan 1 grinding). Setelah Usulan Perbaikan diuji dengan menggunakan software SPSS yaitu perhitungan ANOVA dan LSD maka didapatkan Usulan perbaikan yang tepat untuk penyelesaian masalah pada proses produksi komponen plat KNSS-AFE-L-SFP-18 yaitu Usulan Perbaikan 3 dengan nilai rata-rata output optimal yang dihasilkan sebesar 9290,8 unit. Kata Kunci : ANOVA; LSD; Produktivitas; Simulasi Sistem; Software ProModel
Pengendalian kualitas continuous tandem cold mill (CTCM) menggunakan metode Taguchi pada divisi cold rolling mill di PT. XYZ Dyah Lintang Trenggonowati; Maria Ulfah; Faula Arina; Alya Mustika Wardhani
Jurnal Teknika Vol 16, No 2 (2020): Edisi November 2020
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v16i2.9242

Abstract

Kualitas menjadi hal yang paling utama dan mendasar bagi pelanggan, yaitu ketika produk yang didapatkannya berada dalam keadaan baik dan tidak terdapat kecacatan atau defect. Dengan kondisi seperti ini, perusahaan dituntut memproduksi produk yang berkualitas baik dengan tingkat kecacatan atau defect seminimum mungkin agar dapat meningkatkan profit perusahaan. PT. XYZ merupakan salah satu industri baja terbesar di Indonesia yang senantiasa menjaga produknya dengan kualitas yang tinggi tetapi masih terdapat produk yang memiliki kecacatan atau defect. Pada Tahun 2019, kecacatan yang terjadi pada continuous tandem cold mill (CTCM) untuk produk cold rolled coil (CRC) mencapai 29.918 ton dari total produksi 282.863 ton atau sekitar 10% dari total produksi. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian terkait kecacatan (defect) yang terjadi untuk produk cold rolled coil (CRC) pada continuous tandem cold mill (CTCM). Penelitian terhadap kualitas produk cold rolled coil (CRC) dilakukan dengan menggunakan diagram Pareto, peta kendali p, diagram fishbone, metode Taguchi dan ANOVA. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa cacat yang dominan terjadi adalah cacat F70A (serrated edge) dan untuk meminimalisir cacat tersebut didapatkan setting level yang optimal yaitu temperatur coil sebesar 8900C dan break cut area dengan ≥40% area pemotongan atau pemakanan coil.  The most basic thing in quality in the eyes of customers is when the product they get is in good condition and there are no defects. With these conditions, companies are required to produce products with minimum defects or no defects in order to increase company profits. PT. XYZ. is the largest steel industry in Indonesia which always maintains its products with high quality but there are still products that have defects. In 2019, defects occurred in the continuous tandem cold mill (CTCM) mill for cold rolled coil (CRC) reached 29.918 tons from a total production of 282.863 tons or about 10% of total production. Therefore, researchers conducted research related to defects that occur for cold rolled coil (CRC) products in continuous tandem cold mill (CTCM). Research on the quality of cold rolled coil (CRC) products was carried out using Pareto diagrams, p-control charts, fishbone diagrams, and the Taguchi method. Based on the results of the study, it was found that the dominant defect occurred was F70A (serrated edge) defect, then to minimize the defect, the optimal setting level was obtained, that is coil temperature of 8900C and the break cut area with ≥40% of the cutting area or coil feeding. Tersedia pada: http://dx.doi.org/10.36055/tjst.v16i2.9242. 
PENGENDALIAN KUALITAS CACAT KARTON DIVISI NOODLE DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, Tbk. Dyah Lintang Trenggonowati; Gusti Imam Bimantara
Jurnal Teknika Vol 14, No 2 (2018): Edisi November 2018
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v14i2.5868

Abstract

Optimalisasi sumber daya di UKM Batik Banten Mukarnas Center Dyah Lintang Trenggonowati; Asep Ridwan; Ade Irman; Ani Umyati
Jurnal Teknika Vol 16, No 1 (2020): Edisi Juni 2020
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v16i1.7799

Abstract

Saat ini cukup banyak pelaku usaha batik di Indonesia khususnya di Banten yang giat untuk meningkatkan daya saingnya. Dalam upaya untuk dapat selalu berada di posisi yang stabil dan dapat terus meningkatkan penjualan diperlukan kinerja yang baik dan tepat di usaha yang dilakukan sehingga dapat mencapai target pasar. UKM Batik Banten Mukarnas Center merupakan salah satu industri kelas menengah yang bergerak di bidang produksi garmen. Dalam memenuhi permintaan, UKM Batik Banten Mukarnas Center belum cukup mampu mengoptimalkan sumber daya pada proses produksinya. Terbukti masih banyak dijumpai pemborosan (waste) dalam hal pemanfaatan sumber daya (terutama bahan baku kain batik) sebagai akibat adanya aktivitas yang kurang efisien dan atau tidak mempunyai nilai tambah (non-value added). Kondisi ini berdampak pada produktivitas dan atau keuntungan menjadi kurang optimal. Penelitian ini menggunakan pendekatan efektivitas dan efisiensi kinerja untuk mengoptimalkan proses produksi di UKM Batik Banten Mukarnas Center. Usulan perbaikan dilakukan dengan membuat pemodelan sistem dan disimulasikan dengan menggunakan software Powersim. Hasilnya, pada kondisi eksisting waktu untuk memproduksi satu kain batik adalah selama 92.5 menit dengan jumlah kain batik yang dihasilkan sebanyak 30.35 kain batik per 7 hari. Setelah dilakukan perbaikan dan disimulasikan pada software Powersim didapatkan usulan ketiga sebagai usulan terbaik, yaitu memodifikasi ukuran cap batik dan menambahkan penggunaan mesin pengering pada proses pengeringan kain batik, dimana waktu untuk memproduksi satu kain batik adalah selama 69.7 menit dengan jumlah kain batik yang dihasilkan sebanyak 61.63 kain batik per 7 hari. At the moment, there are quite a several batik entrepreneurs in Indonesia, especially in Banten, who are active in increasing their competitiveness. To be able always to be able to continue to increase sales a good and appropriate performance is needed in the business carried out to reach the target market. UKM Batik Banten Mukarnas Center is one of the middle-class industries engaged in garment production. In meeting its demands, the UKM Batik Banten Mukarnas Center has not optimized its resources in its production process. There are still much wastes (waste) in terms of resource utilization (mainly raw materials of batik cloth) as a result of activities that are less efficient and or have no added value (non-value added). This condition has an impact on productivity and or profit being less than optimal. This study uses an effectiveness and efficiency approach to optimize the production process at UKM Batik Banten Mukarnas Center. Proposed improvements are made by modeling the system and simulated using Powersim software. As a result, in the existing condition, the time to produce one batik cloth was 92.5 minutes with the amount of batik cloth produced as much as 30.35 batik fabrics per 7 days. After being improved and simulated on the Powersim software, the third proposal was obtained as the best proposal, that is modifying the size of the batik stamp and adding the use of a drying machine in the drying process of batik cloth, where the time to produce one batik cloth was 69.7 minutes with the number of batik cloth produced 61.63 batik cloth per 7 days.
Penilaian risiko penyimpanan produk bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan pendekatan HIRA, FTA, dan 6S Asep Ridwan; Fatah Sulaiman; Dyah Lintang Trenggonowati; Jessica Dewi Marbun
Jurnal Teknika Vol 15, No 2 (2019): Edisi November 2019
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v15i2.6449

Abstract

Kota Cilegon merupakan pusat industri petrokimia terbesar di Indonesia. Produk akhir yang diproduksi oleh industri petrokimia tersebut tentu banyak mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Dalam penyimpanan produk jenis B3 di setiap industri, peluang terjadinya potensi bahaya seperti kebakaran, ledakan, keracunan, iritasi, dan sebagainya, dapat membahayakan para pekerja di industri tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian risiko dalam penyimpanan produk B3 dengan pendekatan HIRA (Hazard Identification and Risk Assesment), FTA (Fault Tree Analysis) dan 6S (Sort, Set in Order, Shine, Standardize, Sustain, Safety). Studi kasus dilakukan pada industri kimia dan petrokimia yang memproduksi B3 di Kota Cilegon. Penelitian ini dilakukan dengan teknik penyebaran kuesioner, wawancara, dan observasi langsung di industri. Hasil penilaian risiko dengan pendekatn HIRA menunjukkan ada 5 industri dengan nilai risiko tinggi dengan sebaran: zona I terdapat 1 industri; zona II terdapat 3 industri; dan zona II terdapat 1 industri. Ada 4 industri dengan produk B3 berupa gas mendapat nilai risiko sebesar 60 dan 1 industri dengan produk B3 berupa Metanol mendapat nilai risiko sebesar 50. Berdasarkan FTA, faktor penyebab kegagalan gas dan Metanol berupa kebakaran dari ledakan tabungnya karena adanya korosi ekternal pada tabung, pekerja lalai, dan tabung terpapar panas yang tinggi. Strategi mitigasi risiko dengan 6S untuk penyimpanan produk B3 berupa gas Metano diantaranya: menjaga suhu dan kelembaban udara gudang penyimpanan gas dan Metanol; membersihkan tabung gas dan Metanol dan lantai gudang penyimpanan; pelatihan K3 bagi pekerja secara rutin dan intensif; dan sebagainya.