Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Pengaruh Suplementasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Kualitas Fisik Daging Itik Wahyuni, Dyah; Arisuteja, Sofi; Sandi, Sofia; Yosi, Fitra
Sains Peternakan: Jurnal Penelitian Ilmu Peternakan Vol 14, No 2 (2016): Sains Peternakan
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sainspet.v14i2.4362

Abstract

This research aim to find out the effect of probiotic in ration on physical quality (pH, water holding capacity, cooking loss and tenderness) of duck meat. The materials used was local duck supplemented probiotic into ration. Research’s method used was Completely Randomize Design (CRD) consisted of 7 treatments and 4 replications namely P1(basic ration/ control), P2 (basic ration+probiotic), P3 (basic ration+infected by E.coli), P4 (basic ration+infected by Salmonella), P5 (basic ration+probiotic+infected by E.coli), P6 (basic ration+ probiotic+infected by Salmonella) and P7 (basic ration+probiotic+infected by E.coli+Infected by Salmonella). The results showed that probiotic suplementation about 106 cfu/ml into ration were no significantly effect on physical quality (pH, water holding capacity, cooking loss and tenderness) of duck meat. Keywords: probiotic, ration, physical quality, meat, duck
The submicron particles FORMULATION OF IONIC-GELATION SUBMICRON PARTICLES LOADING EXTRACT PAPAYA LEAVES (Carica papaya L.) WITH LACTIC ACID ISOLATES Mardiyanto, Mardiyanto; Untari, Budi; Fithri, Najma Annuria; Sandi, Sofia; Mawaddah, Zahrul
Science and Technology Indonesia Vol 4 No 3 (2019): July
Publisher : ARTS Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1762.875 KB) | DOI: 10.26554/sti.2019.4.3.77-81

Abstract

A study regarding ionic-gelation submicron particle of papaya leaves (Carica papaya L.) extract with lactic acid of weeds potentially for antidiarrhea has been conducted. Preparation of papaya leaves ethanolic extract and lactic acid isolate into particles was done by ionic gelation method. This study aimed to determine: the major compound of extract, the total quercertine of extract, the percent value of encapsulation efficiency of the optimum formula which was varied by (CaOH)2 of the three formulas, and physical properties of particles. Formula 1 was using (CaOH)2 of 12.5 gram; formula 2 (CaOH)2 of 17,5 gram; formula 3 (CaOH)2 of 22.5 gram. The results showed formula 1 as the optimum formula that has the highest %EE. The average %EE values ??of F1; F2; F3 respectively were 80,82%; 80,41%; 80,31%. The results of particle characterization using the PSA in the optimum formula produced particle size values ??with an average of 253.6 nm, PDI of 0.218, and zeta potential +8 mV respectively.
Pemanfaatan Limbah Urin Sapi sebagai Bahan Dasar Pembuatan Bioinsektisida Berbasis Bacillus thuringiensis di Desa Sejaro Sakti Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir Pujiastuti, Yulia; Gunawan, Bambang; Sulistyani, Dwi Probowati; Sandi, Sofia; Sasanti, Ade Dwi
Jurnal Puruhita Vol 3 No 1 (2021): February 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/puruhita.v3i1.53051

Abstract

Desa Sejaro Sakti terletak di Kecamatan Indralaya ibukota kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Potensi peternakan sangat besar dengan jumlah ternak sapi yang banyak dan ladang penggembalaan yang cukup luas. Salah satu jenis limbah yang dihasilkan berupa urin sapi. Limbah cair tersebut belum dimanfaatkan dengan baik. Sebagai bahan yang mengandung unsur karbon dan nitrogen (C dan N), urin sapi dapat dimanfaatkan sebagai media pembuatan bioinsektisida berbasis bakteri entomopatogen, Bacillus thuringiensis. Dalam aplikasinya, urin sapi diperkaya dengan penambahan 5% molase. Hasil penelitian sebelumnya menghasilkan data tentang kandungan spora dan protein bakteri B. thuringiensis yang dapat mematikan serangga hama. Pada umumnya bioinsektisida berbasis B. thuringiensis digunakan untuk mengendalikan serangga hama namun aman bagi musuh alami. Tujuan kegiatan pengabdian ini untuk memperkenalkan cara membuat bioinsektisida berbasis B. thuringiensis dengan bahan dasar limbah urin sapi. Sasaran kegiatan ini adalah kelompok tani di Desa Sejaro Sakti. Kegiatan diadakan mulai buan September-November 2019. Metode kegiatan berupa penyuluhan dan sosialisasi tentang potensi desa, arti penting dan manfaat limbah urin sapi, serta demonstrasi pembuatan bioinsektisida. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa petani sangat antusias mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang pembuatan bioinsektisida berbasis B. thuringiensis. Sebagian besar petani peserta kegiatan paham tentang cara pembuatan bioinsektisida. Mereka menyatakan bahwa pembuatan bioinsektisida tersebut merupakan hal baru dan mereka berminat untuk mempraktekkannya. Telah disadari bahwa selama ini pengendalian serangga hama biasanya dilakukan dengan menggunakan insektisida kimia. Oleh karena itu, untuk mengurangi biayaa pengendalian, mereka akan menerapkannya dalam usaha pengendalian hama di lahan pertanian. Hasil uji coba yang dilakukan di lahan terbatas menunjukkan bahwa lahan yang menggunakan bioinsektisida B. thuringiensis menunjukkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa perlakuan.
Pengaruh Perlakuan Penambahan Asam Propionat, Asam Cuka dan Nira Selama Penyimpanan Kulit Bagian dalam Ubi Kayu Terhadap Jumlah Koloni Kapang Sofia Sandi
Jurnal Penelitian Sains No 15 (2004)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (853.056 KB) | DOI: 10.56064/jps.v0i15.282

Abstract

Kulit bagian dalai obi kayu merupakan limbah industri pertanian yang potensial untuk dijadikan sebagai salah satu bahan pakan, karena kaya akan karbohidrat yang digunakan sebagai sumber energi bagi ternak. Untuk menjaga ketersediaan bahan pakan ini secara terus menerus, proses penyimpanan tidak dapat dihindari. Kapang merupakan salah satu satu cara penyebab utama kerusakan pakan selama penyimpanan. Salah satu cara yang dapat digunakan supaya jumlah koloni kapang dapat ditekan pada kulit bagian dalam ubi kayu selama penyimpanan digunakan asam cuka, asam propinat dan nira.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan penambahan asam propionat, asam cuka dan nira selama penyimpanan kulit bagian dalam ubi kayu terhadap jumlah koloni kapang. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial 5x4 dengan 3 ulangan. Faktor pertama lama penyimpanan (0, 1, 2, 3 dan 4 minggu) dan faktor kedua bahan pengawet (kontrol, 0.3% asam propionat, 15% asam cuka dan 15% nira). Data diolah dengan analisis ragam menggunakan software SAS versi 6,12.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi suhu dan kelembaban relatif ruangan penyimpanan selama 25,6 sampai 30° C dan 70 sampai 93% perlakuan bahan pengawet asam cuka dan nira dapat menurunkan kadar air dan menekan pertumbuhan kapang. Perlakuan bahan pengawet asam propionat tidak efektif dalam penurunan kadar air dan menekan pertumbuhan kapang.
Nilai Nutrisi Kulit Singkong yang Mendapat Perlakuan Bahan Pengawet Selama Penyimpanan Sofia Sandi
Jurnal Penelitian Sains Vol 15, No 2 (2012)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.27 KB) | DOI: 10.56064/jps.v15i2.102

Abstract

Kulit singkong merupakan limbah industri pertanian yang yang melimbah dan mempunyai sifat mudah rusak karena kadar airnya yang tinggi, untuk menjaga kesinambungan ketersediaan bahan pakan ini perlu dilakukan proses penyimpanan dengan penambahan bahan pengawet. Materi penelitian adalah kulit singkong yang berasal dari industri kecil tape singkong di desa Cikreteg. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial 5x4 dengan 3 ulangan. Faktor pertama lama penyimpanan (0,1,2,3, dan 4 minggu) dan faktor kedua bahan pengawet (kontrol, 0.3% asam propionat, 15% asam cuka dan 15% nira). Data diolah dengan analisis ragam menggunakan software SAS versi 6,12[7]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara jenis bahan pengawet dan lama penyimpanan nyata (p<0,05) mempengaruhi kadar bahan organik, pati dan HCN. jenis bahan pengawet dan interaksi antara bahan pengawet dengan lama penyimpanan tidak nyata mempengaruhi kadar protein kasar kulit singkong tetapi lama penyimpanan nyata (p<0,05) mempengaruhi kadar protein kasar. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Kadar kadar HCN, kadar pati, protein dan bahan organik kulit singkong dengan penambahan bahan pengawet asam cuka dan nira masih dapat dipertahankan pada 2 minggu penyimpanan.
Peningkatan Asam Lemak Tak Jenuh (Pufas) Dengan Menggunakan Rhizopus Oryzae Dalam Fermentasi Bekatul Eli Sahara; F. Yosi; Sofia Sandi
Jurnal Lahan Suboptimal : Journal of Suboptimal Lands Vol. 5 No. 1 (2016): JLSO
Publisher : Research Center for Sub-optimal Lands (PUR-PLSO), Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.352 KB) | DOI: 10.33230/JLSO.5.1.2016.235

Abstract

Sahar et al, 2016. Increasing of Polyunsaturated Fatty Acids (Pufas) by Using Rhizopus Orizae in the  Fermented Bran. JLSO 5(1):79-85.This study aimed to determine 1) the volume of inoculums and the optimum incubation time during the fermentation process; 2) the types of polyunsaturated fatty acids during fermentation; and 3) the presence of omega-3 essential fatty acids in bran fermentation. The study used fermentation method using R. oryzae. Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS) was used to determine the type of polyunsaturated fatty acids and omega-3 contained in the fermented bran. This study used 9 treatments, V3H3, V3H6, V3H9, V5H3, V5H6, V5H9, V7H3, V7H6, and V7H9. The results showed 1) the volume of inoculums and the fermentation time V7H3 was the most optimum result; 2) there were 13 types of polyunsaturated fatty acids, and 3) there was the content of omega-3 in bran fermented.
PENGARUH PEMBERIAN KITOSAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM ARAB SILVER Eli Sahara; Sofia Sandi; Fitra Yosi; Robi Alexa
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnttip.v2i1.26668

Abstract

Ransum  berkualitas dibutuhkan dalam peningkatan kinerja dan produkstivitas.  Salah satu upaya peningkatan kualitas ransum adalah dengan penambahan kitosan , karena kitosan merupakan serat hewan tidak toksik dan dapat bermanfaat sebagai prebiotik.  Tujuan penelitian adalah meningkatkan peforma ayam Arab Silver dengan pemberian kitosan dalam ransum.  Penelitian menggunakan rancangan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan, 5 ulangan dan masing-masing ulangan terdiri dari 2 ekor ayam, sehingga jumlah ayam yang digunakan adalah 60 ekor. Perlakuan penelitian adalah  R0 = Ransum Basal /RB (kontrol) R1 = RB + 0,5% kitosan, R2 = RB + 1% kitosan, R3 = RB + 1,5% kitosan R4 = RB + 2% kitosan, R5 = RB + 2,5% kitosan.  Parameter yang diukur adalah peforma produksi seperti konsumsi ransum, produksi telur (hen day) dan konversi ransum.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan kitosan menunjukkan perbedaan yang tidak nyata terhadap konsumsi ransum, produksi telur (hen day) dan konversi ransum (P>0,05).  Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian kitosan dalam ransum selama masa penelitian 7 minggu memberikan rataan nilai peforma produksi yang berimbang.
PENGEMBANGAN PRODUK TELUR AYAM ARAB SILVER ( Silver Brakel Kriel) RENDAH LEMAK DAN KOLESTEROL DENGAN PEMBERIAN KITOSAN MURNI DALAM RANSUM Eli Sahara; Sofia Sandi; Fitra Yosi
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Vol 2, No 3 (2020)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnttip.v2i3.29530

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan telur ayam rendah lemak dan kolesterol.  Penelitian menggunakan kitosan sebagai perlakuan ransum. Ternak yang digunakan sebagai objek penelitian adalah ayam Arab umur 4,5 bulan atau awal bertelur.   Penelitian terdiri dari 6 perlakuan yaitu :  R0 (Ransum Kontrol tanpa Kitosan), R1 (Ransum + Kitosan 0,5%), R2 (Ransum + Kitosan 1%), R3 (Ransum + Kitosan 1,5%), R4 (Ransum + Kitosan 2%), R5 (Ransum + Kitosan 2,5%).  Penelitian dilakukan selama 7 minggu.  Parameter yang diukur adalah: kadar lemak telur, kadar protein telur dan kolesterol total telur.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kitosan mampu menurunkan kadar lemak dan kolesterol total telur ayam Arab, sedangkan kadar protein telur  menunjukkan peningkatan sesuai peningkatan dosis kitosan yang diberikan, tapi belum signifikan.  Kesimpulan dari penelitian ini adalah kitosan dengan dosis 2% paling efektif dalam menurunkan kadar kolesterol telur ayam Arab sampai 33,3% di bawah kontrol
DAMPAK PEMBERIAN TEPUNG BAWAH PUTIH TERHADAP PROFIL LIPID LIVER DAN PLASMA DARAH PUYUH YANG MENGALAMI CEKAMAN PANAS Eli Sahara; Sofia Sandi; Meisji Liana Sari
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.857 KB) | DOI: 10.24198/jnttip.v1i1.25426

Abstract

Temperatur yang tinggi penyebabkan penurunan fungsi fisiologis dan metabolisme nutrien, sehingga berdampak terhadap penurunan produksi dan pengaturan panas tubuh. Penambahan bahan alamiah seperti tepung bawang putih merupakan salah satu teknik untuk menanggulangi dampak buruk stres panas tersebut. Dua ratus ekor puyuh berjenis kelamin betina, dengan rata-rata berat badan 124,52±4,13 g, berumur 12 minggu, telah digunakaan dalam percobaan ini, untuk mengkaji dampak penambahan tepung bawang putih dalam ransum terhadap profil lipid liver dan plasma darah puyuh. Sampel ternak puyuh dibagi kedalam empat group perlakuan, masing-masing 50 ekor. Perlakuan percobaan, terdiri dari kelompok puyuh dengan penambahan tepung bawang putih masing- masing 5, 30, 55 dan 80 g/kg ransum. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pemberian tepung bawang putih mampu menurunkan profil lipid tapi tetap meningkatkan HDL meskipun dalam keadaan stress panas. Tepung bawang putih memiliki peran penting dalam mencegah perubahan metabolisme lipid secara berlebihan, sehingga secara keseluruhan mampu menurunkan lipid, tapi transportasi lipid ke liver tetap dipertahankan melalui peran HDL.
The Physicochemical and Microbiological Qualities of Pegagan Duck Meat Preserved with Different Concentrations of Liquid Smoke and Storage Period Fitra Yosi; Dyah Wahyuni; Meisji Liana Sari; Sofia Sandi
Buletin Peternakan Vol 42, No 2 (2018): BULETIN PETERNAKAN VOL. 42 (2) MAY 2018
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v42i2.30385

Abstract

The aim of this research was to investigate the quality of physicochemistry and microbiology of Pegagan duck meat preserved with various concentrations of liquid smoke and storage time. This study used a complete randomized design (CRD) with a 4x2 factorial pattern. The first factor was the concentration of liquid smoke solution consisted of 4 levels, namely 2; 4; 6, and 8% (v/v). The second factor was the storage time which includes 2 levels ie 12 and 24 hours. The replication used was 4 times. The observed variables were physical quality of meat (water holding capacity, cooking loss, and tenderness), chemical quality (moisture content, protein content, and fat content), and microbiological quality (total microbes, pH, acid total, and total phenol). The data were processed by analysis of variance, followed by Duncan's multiple range test (DMRT). The results showed that there was a significant interaction (P<0.05) between liquid smoke concentration and storage time to water holding capacity, cooking loss, tenderness, fat content, total phenol, total microbial, total acid, and pH in Pegagan duck meat but did not show a significant interaction with other variables. It could be concluded that the optimum liquid smoke concentration was 4% and the optimal storage time was 12 hours.