Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH MINYAK JAGUNG TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Geby Khomaro Putri; Adrian Suhendra; Teresa Liliana Wargasetia
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 2, No 3 (2017): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1710.554 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v2i3.34

Abstract

Latar Belakang: Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Etiologi PJK tersering adalah aterosklerosis dengan dislipidemia sebagai salah satu faktor risiko. Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol LDL untuk penanganan dislipidemia. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui efek minyak jagung dalam menurunkan kadar LDL darah pada tikus yang diinduksi pakan tinggi lemak. Metode: Desain penelitian ini adalah eksperimental sungguhan dengan rancangan acak lengkap. Dua puluh lima tikus diberi pakan tinggi lemak selama 7 hari, kemudian dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif (KN) yang diberi pakan tinggi lemak (PTL) dan akuades, kontrol positif (KP) yang diberi PTL dan simvastatin dosis 0,9 mg/kgBB/hari, P1 (PTL dan 0,08 ml minyak jagung), P2 (PTL dan 0,15 ml minyak jagung), dan P3 (PTL dan 0,30 ml minyak jagung). Perlakuan diberikan selama 28 hari. Parameter yang diukur adalah kadar LDL. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah, dilanjutkan Tukey HSD dengan α=0,05. Hasil: Kelompok P2 dan P3 berbeda bermakna dengan KN (p=0,019 dan p=0,000), juga berbeda bermakna dengan KP (p=0,000 dan p=0,000). P1 berbeda bermakna dengan KP (p=0,000), namun mempunyai perbedaan yang tidak bermakna dengan KN (p=0,554). Kesimpulan: Minyak jagung dapat menurunkan kadar kolesterol LDL pada dosis 0,15 ml/ekor/hari dan 0,30 ml/ekor/hari pada tikus yang dinduksi pakan tinggi lemak, tetapi tidak sebaik simvastatin.
Uji Validitas Eosinopenia Pada Pasien Sepsis Berdasarkan Kriteria Konsensus Sepsis-3 Adrian Suhendra; Ida Parwati; Adhi K Sugianli
Journal of Medicine and Health Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jmh.v5i1.5351

Abstract

Sepsis remains a major global healthcare problem, indicate as most frequently cause of morbidity and mortality worldwide. The last consensus of sepsis in 2016 defined sepsis as life threatening organ dysfunction caused by a dysregulated host response to infection. Dysfunction of organs can be represented by Sequential [Sepsis-Related] Organ Failure Assessment (SOFA) score. Score2 points or more consequent to the infection. Nowadays, there is ideal biomarkers of sepsis such as procalcitonin (PCT). However, the use of that markers in developing countries are hardly accessible. Eosinopenia is an prepossess biomarker because eosinophil count is always measured in daily practice and considered as a forgotten marker. The study purpose is to determine the validity of absolute eosinopenia in bacterial sepsis patients. This study is a descriptive observational study, collecting 118 patient’s medical record data from the past, diagnosed as sepsis using consensus criteria of Sepsis-3 between January 1st 2018–December 31st 2019. Eosinopenia validity test in sepsis patients showed 92.7% specificity and 71.4% sensitivity. This study also showed significant differences of absolute eosinophil count between positive sepsis patients and negative group with p value <0.001. Eosinopenia had high specificity so it could be used as a marker of diagnostic in septic patients.