Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

MEAN WIND AND POTENTIAL TEMPERATURE PROFILES IN THE ATMOSPHERIC SURFACE LAYER: FURTHER INVESTIGATIONS Santoso, Edi
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 1, No 2 (2000): December 2000
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.104 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v1i2.2130

Abstract

The surface layer theory will be presented. Monin ? Obukhov similarity theory has played a leading role in most attempts to interpret experimental data on surface layer turbulence. It will also be showed how investigators have modified it for convective conditions. It presents methods for coupling surface layer profiles to profiles higher in the atmospheric boundary layer as well. Most investigators preferred to remain within the classical paradigm that strongly dependent on surface parameters. However, the results based on the classical approach did not merge smoothly into the uniform layer. The new results that considered parameters above surface layer gave better matching to the whole profile.Di dalam tulisan ini akan disajikan perkembangan teori lapisan permukaan. Teorikemiripan Monin ? Obukhov memegang peranan penting di dalam setiap usaha untukmenganalisis data turbulen lapisan permukaan dari lapangan. Juga akan dibahasbagaimana para peneliti memodifikasi teori tersebut untuk kondisi atmosfir yang konvektif. Berbagai metoda dikembangkan untuk menggabungkan profil dekatpermukaan dengan profil di bagian atasnya. Sebagian besar para peneliti tetapberpegang pada teori klasik yang mempertimbangkan secara kuat parameter-parameterpermukaan. Pendekatan lebih baru yang mempertimbangkan parameter-parameter yang ada di lapisan lebih atas memberikan hasil yang lebih baik.
PARAMETERIZATION OF SURFACE MOMENTUM FLUX DURING CONVECTIVE CONDITIONS Santoso, Edi
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 1, No 1 (2000): June 2000
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.479 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v1i1.2103

Abstract

Parameterization of surface momentum flux estimates near-surface turbulent momentum fluxes from differences of mean wind speeds between the surface skin and the mid-mixed layer (ML). The rate of this turbulent transport is proportional to the product of a convective velocity times an empirical transport coefficient. To further investigate parameterization of surface momentum flux, some topics are discussed. New data from three different sites within Boundary Layer Experiment - 1996 (BLX96) are presented, and used to evaluate surface momentum flux parameterization. Old data from three other field programs (BLX83, Koorin, and TOGA-COARE) are re-analyzed to test this parameterization. Evidence from virtually all of these experiments indicates that the empirical transport coefficients for momentum fluxes depend on surface roughness.Fluks momentum turbulen dekat permukaan dapat diestimasi dari selisih antara kecepatan angin di batas permukaan (surface skin) dan di bagian tengah lapisan tercampur (mid-mixed layer). Kecepatan dari transpor turbulen ini sebanding dengan perkalian antara koefisien empiris transpor dengan kecepatan konvektif. Untuk pengamatan lebih lanjut akan didiskusikan beberapa hal. Data baru dari hasil pengukuran BLX96 pada 3 lokasi yang berbeda akan digunakan untuk mengevaluasi parameterisasi ini. Sementara data yang diperoleh dari yang pernah dilakukan sebelumnya (BLX83, Koorin, and TOGA-COARE) digunakan untuk menguji hasil parameterisasi ini. Hasil yang diperoleh mengindikasikan bahwa koefisien empiris transpor untuk fluks momentum tergantung pada kekasaran permukaan (surface roughness).
SURFACE FLUX – WIND PROFILE RELATIONSHIP IN CONVECTIVE CONDIT IONS: A NEW RESULT Santoso, Edi
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 2, No 1 (2001): June 2001
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.58 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v2i1.2145

Abstract

A new improved flux ? profile relationship for winds in convective conditions isconstructed from convective transport theory and radix layer theory. Data from theMinnesota field experiment are used to recalibrate the new parameterization andsimilarity equation, and data from BLX96 are used to determine whether radix layerwind profile depends on surface conditions such as roughness. The results arecompared against independent data collected during the Koorin field campaign. Theflux-profile relationship for wind speed is dependent on a wide-range of scales ofterrain roughness. First the ML transport coefficient for momentum flux C* D dependson small-scale roughness elements as affect the aerodynamic roughness length zo .Second, shape parameter D M depends on resolvable-scale topographic variations asaffect the standard deviation of terrain elevation ?z . Such dependence over the widerange of scales should be expected because the radix layer profile equations weredesigned and calibrated as the average over a heterogeneous region, rather thanbeing for one column over a single land use.Sebuah persamaan baru keterkaitan antara fluks dan profil untuk angin pada kondisikonvektif dibangun dari teori transpor konvektif dan teori lapisan radix. Data darieksperimen lapangan di Minnesota digunakan untuk kalibrasi ulang. Data eksperimenlapangan BLX96 digunakan untuk menguji kebergantungan profil angin pada kondisipermukaan. Data ekperimen lapangan di Koorin digunakan untuk pembanding.Persamaan keterkaitan antara fluks dan profil untuk angin bergantung pada berbagaiskala kekasaran permukaan. Pertama, koefisien transpor untuk fluks momentumbergantung pada elemen kekasaran permukaan skala kecil. Kedua, parameter bentukprofil bergantung pada variasi berskala topografi. Kebergantung pada berbagai skalaseperti ini adalah konsekuensi logis dari persamaan profil di lapisan radix yangdidesain dan dikalibrasi menggunakan eksperimental data yang mengakomodasipengaruh berbagai skala.
EVIDENCE OF COUNTER-DIFFERENCE SURFACE HEAT FLUXES AND ITS HYPOTHESES Santoso, Edi
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 2, No 1 (2001): June 2001
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.502 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v2i1.2150

Abstract

Parameterization of surface heat flux estimates near-surface turbulent heat fluxes fromdifferences of potential temperature between the surface skin and the mid-mixed layer(ML). The rate of this turbulent transport is proportional to the product of a convectivevelocity times an empirical transport coefficient. New data from three different siteswithin Boundary Layer Experiment - 1996 (BLX96) are used to evaluate surface heatflux parameterization. Old data from six other field programs (BLX83, Koorin, FIFE,Monsoon 90, HAPEX-MOBILHY, and TOGA-COARE) are re-analyzed to test thisparameterization. Evidence from virtually all of these experiments indicates that theempirical transport coefficient for heat fluxes ( C* H ) does not depend on surfaceroughness. Positive turbulent heat fluxes are observed to exist near the bottom of theML even when there is zero potential temperature difference ( ?? =0) between thesurface skin and the mid-ML. Evidence suggests that positive heat fluxes could alsooccur when the surface skin has a slightly colder potential temperature than the mid-ML, implying a flux that is opposite or counter to the potential-temperature difference.Such counter-difference fluxes could be explained by an infrared radiative transferfrom the surface skin, or by non-equilibrium conditions during rapidly-changinginsolation near sunset.Fluks panas turbulen dekat permukaan dapat diestimasi dari selisih antara suhupotensial di batas permukaan (surface skin) dan di bagian tengah lapisan tercampur(mid-mixed layer). Kecepatan dari transpor turbulen ini sebanding dengan perkalianantara koefisien empiris transpor dengan kecepatan konvektif. Data baru dari hasilpengukuran BLX96 pada 3 lokasi yang berbeda akan digunakan untuk mengevaluasiparameterisasi ini. Sementara data yang diperoleh dari yang pernah dilakukansebelumnya (BLX83, Koorin, FIFE, Monsoon 90, HAPEX-MOBILHY, and TOGA-COARE) digunakan untuk menguji hasil parameterisasi ini. Hasil yang diperolehmengindikasikan bahwa koefisien empiris transpor untuk fluks panas tidak tergantungpada kekasaran permukaan (surface roughness). Bukti juga menunjukkan bahwafluks panas positif dapat terjadi ketika suhu potensial di surface skin sama atau sedikitlebih dingin daripada di mid-mixed layer. Kejadian seperti ini, disebut counter-difference fluxes, dapat dijelaskan dengan tranfer radiasi infra merah dari surface skinatau dengan kondisi ketidaksetimbangan perubahan secara cepat insolasi saatmendekati matahari terbenam.
PENGARUH PROGRAM GERDU KEMPLING DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM GERDU KEMPLING BIDANG PENDIDIKAN ( Studi Kasus di Kelurahan Tanjung Ma/Kecamatan Semarang Utara/ Kota Semarang) Kadumbani, Yohanis Lundji; Santoso, Edi; Taufiq, Achmad
Journal of Politic and Government Studies VOLUME 3, NOMOR 4, TAHUN 2014
Publisher : Journal of Politic and Government Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractGerdu Kempling which stands for integrated motion poverty reduction in five key areas of health, economy, education, infrastructure and the environment. Program Implementation Gerdu Kempling be gradual immersion 5 years in 177 villages in the city of Semarang and the program are conducted from 2011-2015 by cooperating with various parties to participate with or near-equal in poverty menanggulang like SKPDs-on education, SOEs, enterprises, Banks, Universities and NGOs. In the first phase of implementation Gerdu Kempling conducted in 32 villages which are the basis of the poverty urban village is one of the districts of Semarang Tanjung Mas Village North. Tanjung Mas is a densely populated area in the city of Semarang, which gave birth to many of the problems of poverty. therefore implementation of Gerdu Kempling directly to the heart of the problem of poverty in the city of Semarang.In this study the authors focus on the implementation of the research problem Gerdu Kempling education in the village of Tanjung Mas with two variables: the size of the impact of policies and levels of community participation. This research uses methods gambungan between qualitative and quantitative neighbor comprehensively to determine the implementation of the program Gerdu Kempling education in the village of Tanjung Mas. Implementation Gerdu Kempling Education Program is divided into two categories: formal and non-formal, formal education programs such as basic education progra a free school, BSM, scholarships from companies and BOS is a program of non-formal education such as skills training.Keywords: Poverty, Policy Gerdu Kempling, Impact of Policies and Public
Perbandingan tingkat stres pada lansia di Panti Werdha dan lansia di keluarga Santoso, Edi; Tjhin, Purnamawati
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2018.v1.26-34

Abstract

LATAR BELAKANGLanjut usia (lansia) adalah orang yang telah mencapai usia 60 tahun atau lebih. Perubahan fisik, mental, dan social pada lansia dapat menjadi pemicu stress, misalnya kematian pasangan, status sosial ekonomi rendah, penyakit, isolasi sosial dan tempat tinggal lansia. Prevalensi stres pada lansia di panti sosial (30%) lebih tinggi dibanding lansia yang tinggal bersama keluarga (8,34%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan tingkat stress pada lansia di panti werdha dan di keluarga. METODEPenelitian menggunakan studi deskriptif komparatif dengan desain cross-sectional, selama bulan September-Desember 2017 pada 144 lansia yang terbagi menjadi 72 orang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2, Cengkareng Barat dan 72 orang tinggal bersama keluarga di wilayah kerja Puskesmas Grogol Petamburan Jakarta Barat. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Consecutive non-random sampling dan pengukuran tingkat stres menggunakan kuesioner Stress Assessment Questionnaire. Perbandingan tingkat stres pada lansia di kedua lokasi menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. HASILRerata usia lansia yang tinggal di panti adalah 68,81+6,72 dan yang di keluarga 67,79+3,43. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada tingkat stres lansia ditinjau dari segi usia (p=0,102) dan jenis kelamin (p=0,598). Terdapat perbedaan bermakna pada tingkat stres lansia berdasarkan tingkat pendidikan (p=0.000), status perkawinan (p=0.000), riwayat penyakit (p=0,039), dan lokasi tempat tinggal (p=0.000). KESIMPULANLansia yang pernah mengenyam pendidikan formal, masih memiliki pasangan hidup, mempunyai riwayat penyakit kurang dari 3, dan bertempat tinggal bersama keluarga cenderung memiliki tingkat stress rendah.
ANALISA PENGARUH VARIASI PENGELASAN ULANG DAN VARIASI KUAT ARUS PADA PLAT BAJA TERHADAP CACAT LAS DAN SIFAT MEKANIK Santoso, Edi; Mastuki, Mastuki
MEKANIKA: Jurnal Teknik Mesin Vol 6 No 2 (2020): December
Publisher : Program Studi Teknik Mesin, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.069 KB)

Abstract

Perkembangan dalam dunia perindustrian pada saat ini mulai mempertimbangkan material baja untuk bahan utama dalam proses produksinya. Baja salah satu logam ferro yang banyak dipergunakan di dunia teknik,misalnya digunakan dalam bidang kontruksi, membuat alat-alat perkakas,alat-alat pertanian,komponen otomotif,dan semua struktur logam akan terkena pengaruh gaya luar yaitu berupa tekanan dan gaya tegangan gesek. Perbedaan paling mendasar adalah terdapat nilai keuletan pada logam las tersebut,dimana nilai keuletan logam las besi selalu lebih tinggi jika di bandingkan dengan logam induk. Proses pengelasan ulang atau repair dapat terjadi apabila material yang mengalami kerusakan atau cacat akibat kesalahan dalam pekerjaan di lapangan dan pengulangan pekerjaan. Karena terjadi proses pengelasan ulang ini maka akan mengakibatkan perubahan sifat mekanik dan struktur mikro pada suatu material. Pada umumnya sifat logam las besi lebih ulet,sehingga perlu dilakukan pengujian ketangguhan material untuk mengetahui sampai berapa kali pengelasan ulang atau repair dapat di lakukan. Maka berdasarkan hal tersebut di Tugas Akhir ini akan menganalisa pengaruh pengelasan ulang pada besi karbon terhadap nilai kekerasan serta terjadinya cacat di bawah permukaan yang mungkin terjadi akibat dilakukanya pengelasan ulang. Dari variasi tegangan dapat mempengaruhi hasil pengelasan. Terdapat beberapa hasil cacat las yang timbul yaitu incomplete penetration dan incomplete fusion. Terdapat kategori cacat las yang berbeda-beda pada hasil pengelasan normal dan repair. Pengujian hardness menunjukan bahwa nilai kekerasan dapat berubah disebabkan karena pengaruh perubahan deformasi pada saat pengelasan. Dari hasil tegangan 80 amper menghasilkan nilai kekerasan diangka maksimum 2,6 HRA sedangkan tegangan 160 volt menghasilkan nilai kekerasan minimum 0,5 HRA.Kata kunci: bahan ST42,kekerasan (Rockwell),metalografi,radiografi,SMAW.
Analisa Pengaruh Variasi Holding Time Dan Variasi Kadar Garam Media Pendingin Pada Perlakuan Panas Baja Aisi 1045 Terhadap Struktur Mikro Dan Sifat Mekanik Pada Logam Santoso, Edi; Setiawan, Nurdin Hadi
MEKANIKA: Jurnal Teknik Mesin Vol 6 No 1 (2020): July
Publisher : Program Studi Teknik Mesin, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (808.051 KB)

Abstract

Pembentukan struktur martensit pada baja karbon dapat meningkatkan sifat mekanik suatu bahan salah satunya yaitu kekerasanya, dimana material baja karbon tersebut dilakukan perlakuan panas dengan dipanaskan pada temperatur austenit dan didinginkan dengan cepat. Laju pendinginan dan kadar karbon akan mempengaruhi struktur mikro yang terbentuk seperti martensit, ferit dan perlit.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik sifat mekanis seperti ketangguhan baja dan kekerasan baja pada baja AISI 1045 yang telah diberi proses heat treatment dan dilakukan proses quenching menggunakan media pendingin air dengan variasi hoding time 25 meni, 30 menit, 35 menit dan variasi media pendingin kadar garam 500 gram, 625 gram, 700 gram. Kemudian dilakukan pengujian struktur mikro dan pengujian sifat mekanik pada logam untuk mengetahui struktur mikro, tingkat kekerasan, tingkat kekuatan, tingkat elastisitas dari baja AISI 1045. Hasil dari pengujian kekerasan menunjukan harga kekerasan terkeran pada spesimen holding time 35 menit dan pendinginan 700 gram adalah 60, HRC dan struktur mikronya terdiri dari pearlite dan martensite.Kata kunci : baja aisi 1045, proses quenching, kadar garam, holding time.
Analisis Pengaruh Variasi Temperatur Pemanasan Dan Holding Time Pada Perlakuan Panas Baja ST-42 terhadap Sifat Mekanik Santoso, Edi; Martini, Ninik
MEKANIKA: Jurnal Teknik Mesin Vol 7 No 1 (2021): July
Publisher : Program Studi Teknik Mesin, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.011 KB)

Abstract

Hardening adalah salah satu jenis proses perlakuan yang bertujuan untuk memperbaiki sifat mekanik diantaranya untuk memperoleh nilai kekerasan dan kekuatan yang lebih baik. Hardening dilakuakan dnegan memanaskan material sampaI ke tempertur austenite, ditahan pada temperature tersebut untuk waktu tertentu dan dilakukan pendinginan cepat dengan media pendingin tertentu. Pada penelitian ini menggunakan material baja ST-42 yang termasuk golongan baja rendah dan dilakukan proses laku panas hardening. Pada proses laku panas hardening ini dilakukan dengan memberikan variasi pada temperature pemanasan sebesar 825°C, 875°C, 925°C dan variasi pada holding time sebesar 20 menit, 25 menit, 30 menit setelah itu dilakukan Pengujian Tarik. Dari hasil Pengujian Tarik yang dilakukan,  didapatkan Kekuatan Tarik Maksimum ( UTS ) yang terbesar pada variasi temperature pemanasan  825 0C dan holding time 25 menit, yaitu sebesar  687kg/?mm?^2  dan Kekuatan Tarik Maksimum terkecil  pada variasi temperature pemanasan 8250C dan holding time 30 menit yaitu sebesar 445kg/?mm?^2 .Kata kunci: Hardening, Temperatur Pemanasan, Holding Time, Baja ST-42
Analisa Pengaruh Perlakuan Panas Tempering Dengan Variasi Temperatur Dan Holding Time Terhadap Struktur Mikro Baja EMS 45 Santoso, Edi; Martini, Ninik; Mufti, Mohammad
MEKANIKA: Jurnal Teknik Mesin Vol 7 No 1 (2021): July
Publisher : Program Studi Teknik Mesin, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.746 KB)

Abstract

Baja EMS 45 merupakan baja karbon sedang yang mempunyai komposisi seperti berikut: 0,52% C, 0,27% Si, 0,65% Mn, 0,15% P, 0,002% S, 0,02% Cu. Berdasarkan penggunaanya baja jenis ini dapat dikembangkan untuk memiliki sifat mekanik keras, kuat, tangguh, dan keuletan yang baik dengan cara proses perlakuan panas.Pada penelitian ini digunakan proses perlakuan panas hardening 9000C, holding time 60 menit, quenching media air dan dilanjutkan dengan proses tempering.  Variasi temperatur tempering 5000C. 5500C, 6000C dan variasi waktu penahanan tempering 30, 60, dan 90 menit. Pengujian yang digunakan adalah uji struktur mikro.Dari hasil pengujian  struktur mikro pada baja EMS 45, pada temperature kamar struktur mikronya  ferit-perlit,  setelah dilakukan heat treatment hardening 9000C, holding time 60 menit dan didinginkan cepat dengan media air mengalami perubahan menjadi struktur martensit. Setelah dilakukan tempering pada temperatur 5000C, 5500C, dan 6000C dan holding time 30, 60 dan 90 menit terjadi lagi perubahan struktur dari martensit berubah menjadi martensit temper.