Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

STRUKTUR MIKRO CORAN KOMPOSIT Al 6061 + ABU BATUBARA SETELAH PERLAKUAN T6 Ahmad, Zainun; Santoso, Edi
JHP17 (Jurnal Hasil Penelitian) Vol 1 No 01 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Heat treatment on the aluminum alloy is done by heating until a singlephase was then arrested a few moments and forwarded by rapid cooling to nothave time to change to another phase. If the material was left for a certainperiod of time then there was the process of aging (aging). Changes will occurin the form of precipitation (precipitation) The second phase begins with theonset of nucleation and atom clusters that became the beginning of theprecipitates. This precipitates can increase the strength and hardness. Thisprocess is the age hardening process called natural aging. If after rapid coolingthen heated again to below the solvus temperature (solvus line) then detained inthe long term and followed by slow cooling in the air called artificial agingprocess (artificial aging). This study aims to determine the microstructure ofwhat is formed from a material with a temperature variation of aging (200oC,225oC, 250oC) and holding time (8 hours, 12 hours, 16 hours) to determine howmuch influence the variables, can be analyzed through testing SEM EDXA.From the test results of SEM-EDXA it can be determined microstructure formedin 6061 + Al composite coal bottom ash, which is composed of aluminum oxidecompound of Al 2 O 3 and MgO.Keywords: microstructure, composites, coal bottom ash
Adult humour in advertisement: a semiotic study of don’t aviation and mint video Saputra, Gemilang Bayu Ragil; Santoso, Edi
Jurnal Komunikasi Profesional Vol. 5 No. 5 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1906.291 KB) | DOI: 10.25139/jkp.v5i5.3913

Abstract

Humour was and is commonly used as a creative means in advertisements. Adult humour specifically commonly used in mature focused products advertisements or in a restrictive timeslot. Don’t Aviation and Mint itself was an advertisement for both an alcohol beverages and mobile phone services with plenty of sexual innuendos that uploaded in Ryan Reynolds’ Youtube channel in which could be accessed even in restricted mode of Youtube. Thus, this study aims to (1) analyse the Don’t Aviation and Mint video for semiotic patterns and (2) elaborate how humour is used in the aforementioned video. It was carried out using a descriptive qualitative approach with semiotic analysis based on the Saussure model of sign. The narrative analysis of the signs unravels the use of humour as an explanatory tool, creative ways in structuring the advertisement and inciting audiences’ attraction. This study also shows that Don’t Aviation and Mint used adult humour in various ways in both monologue and visual aspects. The adult humour itself was presented with varying degree of clarity through farce, slangs, a swear word and emojis.
Studi Eksperimental Pengaruh Perlakuan Panas Hardening pada Baja ST-41 terhadap Sifat Mekanik Santoso, Edi; Ismail, Ismail
MEKANIKA: Jurnal Teknik Mesin Vol 7 No 2 (2021): December
Publisher : Program Studi Teknik Mesin, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.194 KB)

Abstract

Hardening adalah salah satu jenis proses perlakuan yang bertujuan untuk memperbaiki sifat mekanik diantaranya untuk memperoleh nilai kekerasan dan kekuatan yang lebih baik. Hardening dilakuakan dengan memanaskan material sampai ke tempertur austenite, ditahan pada temperature tersebut untuk waktu tertentu dan dilakukan pendinginan cepat dengan media pendingin tertentu. Pada penelitian ini menggunakan material baja ST-41 yang termasuk golongan baja karbon menengah dan dilakukan proses laku panas hardening. Pada proses laku panas hardening ini dilakukan dengan memanaskan sampai temperature 900 °C sedangkan variasi holding time yang digunakan adalah 5 menit, 10 menit, 15 menit dan variasi media pendinginan yang digunakan adalah air, air garam, oli sae 10. Dari hasil pengujian impack didapatkan bahwa energi paling rendah yaitu pada specimen yang tanpa perlakuan panas yaitu sebesar 15,95 joule sedangkan energi paling tinggi dengan holding time 15 menit dan media pendingin oli SAE 10 yaitu sebesar 26 joule. Kata kunci : Hardening, Holding Time, Media Pendingin, Impak, Baja ST-41
Analisis Cacat Proses Pengecoran pada Pembuatan Sekrup Penyambung Tulang dengan Menggunakan Metode Cetakan Lost Wax Casting Aziz, Moh. Nor Ali; Santoso, Edi; Martini, Ninik; Rusnaldy, Rusnaldy
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 17, No 3 (2022): Volume 17, Nomor 3, Desember 2022
Publisher : Mechanical Engineering Department - Semarang State Polytechnic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/jrm.v17i3.3924

Abstract

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menerbitkan data bahwa Indonesia masih tergantung produk ortopedi impor hingga mencapai 92% pada Oktober 2017. Oleh sebab itu, inovasi pada proses manufaktur diperlukan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia impor produk ortopedi. Sekrup penyambung tulang termasuk dalam kategori produk ortopedi yang dimana produknya tidak boleh terkorosif, tidak boleh mengalami distorsi dan memiliki akurasi dimensi yang lebih tinggi daripada sekrup pada umumnya. Salah satu proses manufaktur yang berpotensi baik dalam inovasi ini adalah lost wax casting. Berdasarkan kajian litelatur proses lost wax casting mampu menghasilkan sekrup dengan keakurasian dimensi yang baik, sehingga selanjutnya perlu dianalisis cacat yang terjadi pada proses pengecorannya. Bahan utama untuk Sekrup penyambung tulang yang aman bagi tubuh manusia adalah paduan magnesium. Namun, untuk proses pengecoran bahan ini diperlukan alat khusus karena magnesium mudah teroksidasi dan terbakar jika proses penuangan dilakukan diruang terbuka. Oleh sebab itu, untuk menghindari hal ini bahan sementara yang dipertimbangkan adalah timah pewter. Pembahasan dalam penelitian ini meliputi: proses manufakturnya dan pengamatan cacat produk. Penelitian ini dimulai dari metode experimental dengan menggunakan proses investment casting. Pembuatan cetakan pattern wax menggunakan bahan dari silicon rubber dengan pecampuran katalis 2,6% dan pengencer 10%. Sedangkan pembuatan cetakan ceramic slurry adalah campuran antara air dan gypsum dengan perbandingannya 1:1,25.