Endang Saptiningsih
Program Studi Biologi, Fakultas Sains Dan Matematika, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto SH, Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Kadar Serat dan Kadar Air serta Penampakan Fisik Produk Pascapanen Daun Caisim (Brassica juncea L.) yang Ditanam pada Media dengan Penambahan Pupuk Organik Hayati Cair dan Pupuk Anorganik Winarsih, Dwi; Prihastanti, Erma; Saptiningsih, Endang
Bioma : Berkala Ilmiah Biologi Vol. 14, No.1, Tahun 2012
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1037.233 KB) | DOI: 10.14710/bioma.14.1.25-32

Abstract

Caisim (Brassica juncea L.) is one of vegetable commodities that has a high commercial value. Many people like it because it has a good taste and it contains several kinds of vitamin and mineral that good for health. This research aims to know the influence of liquid bio organic fertilizer and inorganic fertilizer addition to post harvest product caisim leaf and know the best combination of fertilizer for post harvest product caisim leafquality. Data analysis used is Analysis of Variance (ANOVA) and then continued by test significant different used Duncan Multiple Range Test (DMRT) 95%. The caisim plant that have been harvested then being observed on its fiber content, water content, and physical appearance. The result showed thatthe addition of liquid bio organic fertilizer and inorganic fertilizer has not influence for water content and physical appearance of caisim leaf, but it has an influence on fiber content. Treatment with basic media with the addition of 1 mL + 2,17 g NPK is the best treatment to increase fiber content of caisim leaf Tosakan variety.   Keywords: liquid bio organic fertilizer, caisim, quality of post harvest product
Pengaruh Penambahan Arang dan Abu Sekam dengan Proporsi yang Berbeda terhadap Permeabilitas dan Porositas Tanah Liat serta Pertumbuhan Kacang Hijau (Vigna radiata L) Kusuma, Andriana Hesti; Izzati, Munifatul; Saptiningsih, Endang
BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA Vol 21, No 1 (2013): Volume XXI, Nomor 1, Maret 2013
Publisher : BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.461 KB) | DOI: 10.14710/baf.v21i1.6260

Abstract

Penambahan arang dan abu sekam telah banyak diaplikasikan terhadap tanah pertanian maupun tanah pada lahan-lahan marginal. Arang dan abu sekam dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan meningkatkan kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penambahan arang dan abu sekam pada berbagai proporsi yang berbeda terhadap permeabilitas dan porositas tanah liat, serta pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiata L). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan arang dan abu sekam  dengan proporsi yang berbeda tidak dapat meningkatkan permeabilitas, porositas tanah liat, dan berat kering akar. Tetapi, penambahan arang dan abu sekam dengan proporsi yang berbeda dapat meningkatkan panjang akar lateral dan berat kering tajuk. Penambahan arang sekam pada proporsi penambahan 50%  menghasilkan akar lateral terpanjang, yaitu 67,01 cm. Penambahan arang dan abu sekam dapat meningkatkan berat kering tajuk. Berat kering tajuk tertinggi 1,26 gr dihasilkan oleh penambahan abu sekam. Penambahan arang dan abu sekam dengan proporsi yang berbeda tidak dapat memperbaiki sifat fisik tanah liat, tetapi dapat meningkatkan pertumbuhan kacang hijau, terutama panjang akar lateral dan berat karing tajuk.Kata kunci :  arang sekam, abu sekam, permeabilitas, porositas, pertumbuhan kacang hijau
Pengaruh Kombinasi Urutan Daun Stephania hernandifolia Walp. dan Penambahan Volume Air terhadap Kualitas dan Sineresis Cincau selama Penyimpanan Ningtyas, Putri Zulaida; Prihastanti, Erma; Saptiningsih, Endang
BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA Vol 19, No 2 (2011): Volume XIX, Nomor 2, Oktober 2011
Publisher : BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.476 KB) | DOI: 10.14710/baf.v19i2.3860

Abstract

Cincau is a kind of jelly food that is included in functional foods. Stephania hernandifolia Walp. is one type of plants that can be used in cincau production. Cincau was produced from squeezing of S. hernandifolia leaf which has been mixed with water. The sequence of leaves when picking it and the addition of water volume can affect the quality of cincau. This research aims to know the effect of S. hernandifolia combination sequence leaves and addition of water volume in cincau production towards the coagulation time, fiber content, vitamin C content and  chlorophyll content, and also to know the syneresis and shrinkage of cincau mass in the different storage time. The research was done at Laboratory of Biology Structure and Function of Plant, Biology Department – Faculty of Mathematics and natural sciences, Diponegoro University in 2011. The design that is used in this research is Completely Randomized Design (CRD) pattern 2 x 3 factorial. Data were analysed by Analysis of Variance (ANOVA) and then continued by Duncan test with 95% level of significance. The result showed that the interaction of the combination sequence leaves and addition of water volume has no effect on coagulation time, chlorophyll, fiber, and cincau vitamin C. The storage time affects the syneresis and shrinkage of cincau mass. Key word : Stephania hernandifolia Walp., cincau, syneresis, shrinkage of mass.
Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Kandungan Total Asam, Kadar Gula serta Kematangan Buah Terung Belanda (Cyphomandra betacea Sent.) Silaban, Sulastri Diana; Prihastanti, Erma; Saptiningsih, Endang
BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA Vol 21, No 1 (2013): Volume XXI, Nomor 1, Maret 2013
Publisher : BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.209 KB) | DOI: 10.14710/baf.v21i1.6266

Abstract

Terung belanda (Cyphomandra betacea Sent.) merupakan salah satu buah khas dari Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Penanganan pasca panen seperti suhu penyimpanan dan lama penyimpanan sangat berpengaruh terhadap mutu dan kualitas buah terung belanda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serta interaksi suhu dan lama penyimpanan terhadap kandungan total asam, kadar gula serta kematangan buah terung belanda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan lama penyimpanan berpengaruh terhadap kandungan total asam, kadar gula dan kematangan buah terung belanda. Total asam yang disimpan dalam suhu ruang adalah 1,7% dan 2,25% dalam suhu rendah, kadar gula yang disimpan dalam suhu ruang adalah 1,62% dan 1,6% dalam suhu rendah, kadar air buah yang disimpan dalam suhu ruang adalah 83,86% dan 85,16% dalam suhu rendah, pH buah yang disimpan dalam suhu ruang adalah 3,83 dan 3,81 dalam suhu rendah, berwarna merah ungu dan memiliki tekstur yang masih keras. Interaksi yang terjadi yaitu, buah yang disimpan dalam suhu ruang (280C) mengalami kematangan yang lebih cepat dibandingkan dengan buah terung belanda yang disimpanan dalam suhu rendah (60C). Kata kunci : Terung belanda (Cyphomandra betacea Sent.), suhu, lama penyimpanan, total asam, gula.
Pengaruh Penambahan Pembenah Tanah Dari Pistia stratiotes L. dan Ceratophyllum demersum L. Pada Tanah Pasir dan Liat Terhadap Kapasitas Lapang dan Pertumbuhan Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Masduqi, Ahmad Fuad; Izzati, Munifatul; Saptiningsih, Endang
BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA Vol 12, No 1 (2012): VOL XX, NOMOR 1, TAHUN 2012
Publisher : BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.645 KB) | DOI: 10.14710/baf.v12i1.4766

Abstract

Bahan pembenah tanah (soil conditioner) adalah material-material yang ditambahkan kedalam tanah. Pembenah tanah mampu memperbaiki struktur tanah, mengubah kapasitas tanah menahan dan melalukan air, sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Penambahan pembenah tanah dapat meningkatkan kapasitas lapang dan pertumbuhan tanaman kacang hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pembenah tanah terhadap kapasitas lapang dan pertumbuhan kacang hijau pada tanah pasir dan liat. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Undip dan rumah kaca Jurusan Biologi FMIPA Undip. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial dengan 3 pengulangan. Faktor pertama yaitu tekstur tanah (pasir dan liat). Faktor kedua adalah pembenah tanah (kontrol, Pistia dan Ceratophyllum). Hasilnya menunjukkan bahwa penambahan pembenah tanah dari P.stratiotes dan C.demersum meningkatkan kapasitas lapang pada tanah pasir dan liat. Penambahan pembenah tanah dari P.stratiotes dan C.demersum juga meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman kacang hijau pada tanah pasir dan liat. Berdasarkan hasil uji DMRT taraf  signifikasi 95% penambahan pembenah tanah berpengaruh terhadap kapasitas lapang tanah pasir dan liat, tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman kacang hijau
KANDUNGAN SELULOSA DAN LIGNIN BERBAGAI SUMBER BAHAN ORGANIK SETELAH DEKOMPOSISI PADA TANAH LATOSOL Saptiningsih, Endang
BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA Vol 23, No 2 (2015): Volume XXIII, Nomor 2, Oktober 2015
Publisher : BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.232 KB) | DOI: 10.14710/baf.v23i2.10008

Abstract

Latosol soil is soil that experienced weathering characteristics further with acidic pH, organic matter content and low nutrient. Various sources of organic material such as straw, husks, leaves and waste of banana peel can be used as organic matter added to the soil to increase the cation exchange capacity and nutrient content of the soil. This study aims to determine the content of cellulose and lignin various sources of organic matter in the soil latosol after the source of organic material of straw, leaves, husks and banana peel waste. The study was conducted at the Laboratory of Structure and Function of Plants, State University of Diponegoro. Latosol soil taken from Mount Pati Semarang. A source of organic matter added to the soil latosol consists of four sources of organic matter as a treatment that straw, chaff, leaves and banana peels. Each treatment was given repeat 3 times. A source of organic matter and soil latosol incubated for 3 months so that the ongoing process of decomposition. Analyzed soil pH, organic matter content and cation exchange capacity. A source of organic matter was analyzed lignin and cellulose. The results showed straw and husks containing lignin and cellulose higher than the leaves and banana peels. Leaves and banana peels decompose more quickly than straw and chaff. Organic material with a low content of lignin and cellulose in the leaves and banana peels accelerate the decomposition process, so it will affect the cation exchange capacity and soil nutrient sorption.   Keywords : Organic matter, latosol, decomposition
Interaksi antara Pembenah Tanah dari Hydrilla verticillata Royle. dan Salvinia molesta Mitchell. terhadap Kapasitas Lapang Tanah Pasir dan Tanah Liat serta Pertumbuhan Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Mustofa, Wildan Suyuti; Izzati, Munifatul; Saptiningsih, Endang
BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA Vol 20, No 2 (2012): VOL XX, NOMOR 2, TAHUN 2012
Publisher : BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.4 KB) | DOI: 10.14710/baf.v20i2.4772

Abstract

Bahan pembenah tanah (soil conditioner) adalah material-material yang ditambahkan ke dalam tanah. Pembenah tanah mampu memperbaiki struktur tanah, mengubah kapasitas tanah menahan dan melalukan air, sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Penambahan pembenah tanah dapat meningkatkan kapasitas lapang dan pertumbuhan tanaman kacang hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pembenah tanah terhadap kapasitas lapang dan pertumbuhan kacang hijau pada tanah pasir dan liat. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Undip dan Kebun Percobaan Jurusan Biologi FMIPA Undip. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial dengan 3 pengulangan. Faktor pertama yaitu tekstur tanah (pasir dan liat). Faktor kedua adalah pembenah tanah (kontrol, Hydrilla dan Salvinia). Hasilnya menunjukkan bahwa penambahan pembenah tanah dari H.verticillata dan S. molesta meningkatkan kapasitas lapang pada tanah pasir dan liat. Penambahan pembenah tanah dari H. verticillata dan S. molesta juga meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman kacang hijau pada tanah pasir dan liat. Berdasarkan hasil uji DMRT taraf  signifikasi 95% penambahan pembenah tanah berpengaruh terhadap kapasitas lapang tanah pasir dan liat, tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman kacang hijau.
Pengaruh Penambahan Pembenah Tanah dari Daun dan Akar Tanaman Eceng gondok (Eichhornia crassipes Solm.) terhadap Kapasitas lapang Tanah Pasir dan Tanah Liat serta Pertumbuhan Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Marlina, iis; Izzati, Munifatul; Saptiningsih, Endang
Jurnal Akademika Biologi Vol. 2 No. 1 Januari 2013
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.973 KB)

Abstract

Soil conditioner is materials that added to the soil.  Soil conditioner capable to improve soil structure, water holding capacity and infiltration. The aims of this research is to study the effect soil conditioner on the field capacity and growth of green peas that were planted in sandy and clay soil. The soil conditioner used in this research is consisted of two different species of aquatic plants, leaf and root E.crassipes. It is treatment was replicated 3 time. Sandy soil (T1) and clay soil (T2) without soil conditioner were served as controls. T1P1 (Sandy soil+soil conditioner leaf E.crassipes) T1P2 (Sandy soil+soil conditioner root E.crassipes) T2P1 (clay soil+soil conditioner leaf E.crassipes) T2P2 (clay soil+ soil conditioner root E.crassipes). Ratio of soil and soil conditioner is 75%:25%. Result indicated that addition of leaf and root E.crassipes conditioner significanly increased field capacity, both in sandy and clay soil. The controls soil or without soil conditioner field capacity is 12,20%. Increased field capacity by leaf E.crassipes is 18,56 % and root E.crassipes 16,60%. Key words: soil conditioner, eichhornia crassipes, field capacity, growth.
PENGGUNAAN NAUNGAN DAN TIPE SUBSTRAT YANG BERBEDA PADA PERIODE AKLIMATISASI EX VITRO PHALAENOPSIS HIBRID Fauziah, Ade Arisma; Prahasti, Nurullita; Setiari, Nintya; Saptiningsih, Endang
Buletin Anatomi dan Fisiologi (Bulletin of Anatomy and Physiology) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.%p

Abstract

Produksi bibit anggrek Phalaenopsis Hibrid secara umum dilakukan secara in vitro melalui teknik kultur jaringan. Periode selanjutnya adalah tahap aklimatisasi yaitu adaptasi plantlet di lingkungan ex vitro sehingga dapat tumbuh, bertahan hidup dan memproduksi bunga yang optimal. Penggunaan naungan dan tipe substrat berperan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup plantlet selama periode awal aklimatisasi. Penelitian bertujuan untuk mengkaji peran naungan dan tipe substrat yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup plantlet Phalaenopsis Hibrid selama periode awal aklimatisasi ex vitro. Penelitian dilakukan secara eksperimental dalam lingkungan greenhouse menggunakan plantlet Phalaenopsis Hibrid dalam botol, naungan paranet dan perlakuan tipe substrat yaitu serabut kelapa, akar kadaka dan spagnum. Penelitian dilakukan selama 5 minggu di greenhouse Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matemetika, UNDIP, Semarang. Plantlet tumbuh dan mampu bertahan hidup pada semua substrat dan naungan paranet secara bertahap. Pembentukan pori yang besar pada substrat serabut kelapa dan akar kadaka mampu meningkatkan jumlah dan panjang akar. Kemampuan menjerap air tinggi pada spagnum dapat meningkatkan berat segar plantlet. Penutupan paranet secara bertahap dan penggunaan substrat serabut kelapa, akar kadaka serta spagnum dapat mempertahankan kelangsungan hidup plantlet selama periode awal aklimatisasi ex vitro.   Kata kunci: aklimatisasi, anggrek, Phalaenopsis Hibrid, substrat, naungan
Pengaruh Ekstrak Daun Suren (Toona sinensis Merr.) Pada Tanaman Cabai Rawit Yang Diinfeksi Spora Colletotrichum capsici Terhadap Pertumbuhan, Kandungan Pigmen Dan Vitamin C Sadiah, Fitriatus; Nurchayati, Yulita; Saptiningsih, Endang
Life Science Vol 10 No 2 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lifesci.v10i2.54442

Abstract

Anthracnose is a disease of cayenne pepper that can be caused by the fungus Colletotrichum capsici. Suren leaf extract contains antifungal compounds. This study aims to determine the potential of suren leaf extract as a fungicide and its effect on growth, content of chlorophyll, carotenoids and vitamin C in cayenne pepper plants. This study used a single factor completely randomized design (CRD) with 6 treatments consisting of 0%, 25%, 50%, 75%, 100% concentration of suren extract and mankozeb synthetic fungicide. Data were analyzed using One Way ANOVA and Duncan's Multiple Range Test (DMRT) further test. The results showed that leaf spot from anthracnose decreased from 50%-100% concentration. Plant height at 50% extract reached 140 cm. The number of leaves in 50% and 100% extracts were 182 and 184 leaves. The highest chlorophyll content in suren extract 75% is 43.20 µmol/g and smallest is at 100% which is 37 μmol/g. The highest carotenoid content in 100% suren extract was 8.64 µmol/g, while the smallest was at concentration of 75%, which was 4.68 µmol/g. This study concluded that suren leaf extract concentrations of 25%, 50%, 75%, and 100% respectively suppressed leaf spot by 8.06%; 32.25%; 41.93%; and 43.95%. Suren leaf extract can increase the growth of cayenne pepper, chlorophyll, carotenoids and vitamin C. Antraknosa adalah penyakit pada tanaman cabai rawit yang dapat disebabkan jamur Colletotrichum capsici. Ekstrak daun suren mengandung senyawa-senyawa antifungi. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi ekstrak daun suren sebagai fungisida dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan, kandungan klorofil, karotenoid dan vitamin C pada tanaman cabai rawit. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktor tunggal dengan 6 perlakuan yang terdiri atas perlakuan ekstrak suren konsentrasi 0%, 25%, 50%, 75%, 100% dan perlakuan fungisida sintetik mankozeb. Data dianalisis menggunakan One Way ANOVA dan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bercak daun dari penyakit antraknosa menurun mulai dari konsentrasi 50%-100%. Tinggi tanaman pada ekstrak 50% mencapai 140 cm. Jumlah daun pada ekstrak 50% dan 100% adalah 182 dan 184 daun. Kandungan klorofil tertinggi pada ekstrak suren 75% yaitu 43,20 μmol/g dan terendah pada konsentrasi 100% yaitu sebesar 37 μmol/g. Kandungan karotenoid tertinggi pada ekstrak suren 100% yaitu 8,64 μmol/g, sedangkan terendah pada konsentrasi 75% yaitu 4,68 μmol/g. Penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak daun suren konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% berturut-turut menekan bercak daun sebesar 8,06%; 32,25%; 41,93%; dan 43,95%. Ekstrak daun suren dapat meningkatkan pertumbuhan cabai rawit, klorofil, karotenoid dan vitamin C.