Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERURISEMIA PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RS DUSTIRA CIMAHI Nelly Olifa Ilyas; Fred Agung Suprihartono; Maryati Dewi
GIZI INDONESIA Vol 37, No 2 (2014): September 2014
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v37i2.154

Abstract

Hiperurisemia menjadi faktor independen terjadinya stroke dan penyakit kardiovaskuler. Cairan yang kurang menimbulkan terhambatnya ekskresi asam urat melalui urin sehingga menimbulkan hiperurisemia. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini secara umum adalah menganalisis besarnya risiko asupan cairan dan faktor determinan lain seperti kegemukan, asupan purin yang tinggi, asupan karbohidrat yang kurang, asupan lemak yang tinggi, riwayat keluarga dan aktifitas fisik pada kejadian hiperurisemia. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan edukasi dalam memperbaiki pola makan dan pola minum agar terhindar dari penyakit gout (artritis). Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol tanpa matching dengan jumlah sampel 78 orang, 39 orang kasus dan 39 orang kontrol. Pengumpulan data dilakukan di RS Dustira Cimahi dengan usia sampel 30-60 tahun. Analisis data yang digunakan adalah analisis odds ratio dan analisis multivariat dengan uji stratifikasi. Kasus dalam penelitian ini adalah memiliki kadar asam urat darah lebih dari normal, tidak hamil, tidak menderita penyakit ginjal dan hipertensi grade II,. Kontrol memiliki kadar asam urat darah normal, tidak hipertensi grade II, tidak menderita sakit ginjal dan tidak hamil. Data yang dikumpulkan meliputi data umum, asupan cairan, asupan karbohidrat, asupan lemak total, antropometri, aktivitas fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan cairan yang kurang meningkatkan risiko 6,92 kali terkena hiperurisemia, asupan purin yang tinggi meningkatkan risiko 3,889 kali terkena hiperurisemia, asupan lemak yang tinggi meningkatkan risiko 3,383 kali terkena hiperurisemia, riwayat hiperurisemia dalam keluarga meningkatkan risiko 6,379 kali terkena hiperurisemia. Disarankan penderita hiperurisemia cukup mengasup cairan, memilih makanan sumber purin rendah, membatasi asupan makanan sumber lemak jenuh, penderita dengan riwayat keluarga hiperurisemia harus lebih berhati-hati dalam memilih makanan dan minuman sumber purin.ABSTRACT RISK FACTORS OF HYPERURECEMIA IN OUTPATIENTS IN DUSTIRA CIMAHI HOSPITAL                Hyperuricemia is an independent factor to stroke and cardiovascular diseases. Low fluid intake prevents uric acid excretion through urine waste thus causing hyperuricemia. The aim of this research is to analyze the risk of fluid intake and other determinant factors of hyperuricemia. Outcome of this research can be used to educate people in relation to eating and drinking patternsfor preventing gout arthritis. This research used case control study design without matching, with 78 subjects (39 cases and 39 control). Control group had a normal uric acid concentration, no renal disease and no hypertention grade II, and not pregnant. While for case group, they had a higher uric acid concentration, no renal disease and no hypertention grade II, and not pregnant The data are taken at Dustira Hospital with the age range of 30 – 60 years old. Data taken are general data, fluid intake, carbohydrate intake, total fat intake, anthropometry, physical activities and family history of disease. Stastitical analysis used in this study was Odd Ratio (OR) and stratification analysis. The conclusion of this research is low intake of fluid has a risk of 6.92 times to be hyperuricemia, high intake of purin has a risk of 6.55 times to be hyperuricemia, high fat intake is 3,38 times and the history of hyperuricemia in family is 6.38 times risk to be hyperuricemia. High intake of purin and the history of hyperuricemia in the family were the confounding factors in the relationship between fluid intake and hyperuricemia. This research recommends that patients with hyperuricemia need adequate fluid intake, and need to lower their purin and fat intakes.Keywords: risk factors, hyperuricemia, fluid intake
EDUKASI GIZI DENGAN PERMAINAN KOMUNIKATA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP KONSUMSI SAYUR BUAH, JAJANAN DAN SARAPAN Ninda Risti Amanah; Fred Agung Suprihartono; Rr Nur Fauziyah; Holil M. Par'i; Ulfah Sofindra Syahidatunnisa
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.757 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.691

Abstract

Masalah konsumsi yang sering terjadi pada anak sekolah ialah anak-anak cenderung kurang mengonsumsi buah dan sayur, sering melewatkan sarapan pagi dan konsumsi jajanan yang tidak sehat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi menggunakan permainan komunikata terhadap pengetahuan dan sikap konsumsi sayur buah, makanan jajanan dan sarapan pada siswa kelas 4. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan model rancangan pre and post test control group design dengan sampel purposive sampling. Sampel berjumlah 17 orang untuk masing masing kelompok. Analisa data pada penelitian ini menggunakan uji t-dependen dan uji t-independen dengan uji alternatif Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil uji statistik pengetahuan didapatkan nilai p = 0,031 (p ≤ 0,05) yang berarti terdapat perbedaan selisih atau pengaruh pendidikan gizi terhadap pengetahuan menggunakan media permainan komunikata pada siswa sekolah dasar, untuk sikap didapatkan nilai p sebesar 0,322 (p ≤ 0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan selisih atau pengaruh pendidikan gizi terhadap sikap menggunakan media permainan komunikata pada siswa sekolah dasar. Bagi sekolah perlu adanya edukasi berulang menggunakan media komunikata dari pihak guru pada siswa disela kegiatan belajar mengajar mengenai pentingnya mengonsumsi sayur dan buah, makanan jajanan dan sarapan. Kata kunci: Edukasi gizi, komunikata, pengetahuan, sikap, konsumsi sayur buah, makanan jajanan, sarapan
EDUKASI DENGAN MEDIA VIDEO ANIMASI DAN POWERPOINT MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN ASUPAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH Salma Tia Salsabila; Mamat Rahmat; Fred Agung Suprihartono; Mulus Gumilar; Ellya Safaatun Ni'mah; Eka Wardatul Jannah
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.308 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.696

Abstract

Rendahnya konsumsi sayur dan buah pada penduduk umur ≥ 5 tahun di Jawa Barat sangatlah tinggi di atas proporsi secara nasional (95.5%) yaitu 98.2%. Maka dari itu, perlu dilakukan intervensi berupa edukasi gizi untuk meningkatkan pengetahuan dan konsumsi sayur dan buah. Media yang digunakan dalam intervensi adalah media video animasi dan power point. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi gizi dengan media video animasi & Slides Power Point terhadap peningkatan pengetahuan dan konsumsi sayur dan buah pada anak sekolah dasar. Metode Penelitian ini adalah Quasi Experiment with controlled group pre-post test design. Jumlah sampel pada penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan diberikan video animasi (n=35) dan kelompok kontrol diberikan media power point (n=38). Hasil penelitian ini adalah ada pengaruh edukasi gizi terhadap pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan video animasi dan powerpoint nilai p <0.05, tidak ada pengaruh perbedaan rata-rata perbedaan konsumsi sayur dan buah sebelum dan sesudah intervensi nilai p bernilai >0.05, tidak ada pengaruh perbedaan antara media video animasi dan power point dalam edukasi gizi terhadap pengetahuan siswa kelas V mengenai jumlah dan pentingnya konsumsi sayur dan buah nilai p>0.05, dan tidak ada pengaruh perbedaan antara media video animasi dan powerpoint dalam edukasi gizi terhadap asupan konsumsi sayur dan buah pada siswa kelas V nilai p>0.05. Untuk meningkatkan asupan konsumsi perlu melibatkan orang tua dan guru. Kata kunci: Edukasi Gizi, Pengetahuan, Konsumsi Sayur dan buah
penyuluhan menggunakan media lembar balik terhadap pengetahuan dan sikap ibu balita mengenai Kadarzi Ulfah Sofindra Syahidatunnisa; Holil M Par'i; Fred Agung Suprihartono; Rr. Nur Fauziyah; Ninda Risti Amanah; annisa triwahyuni
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.293 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.705

Abstract

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian Kadarzi adalah pengetahuan, dan sikap ibu balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan menggunakan media lembar balik terhadap pengetahuan dan sikap ibu balita tentang Kadarzi di Wilayah Kerja Puskesmas Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan model rancangan pre – post test control group dengan jumlah sampel sebanyak masing – masing 28 orang untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan intervensi berupa penyuluhan menggunakan media lembar balik, sedangkan kelompok kontrol diberi intervensi berupa penyuluhan menggunakan media leaflet. Hasil yang didapat dari uji Wilcoxon pada kelompok eksperimen dan uji t – dependent pada kelompok kontrol yaitu terdapat perubahan peningkatan pengetahuan dan skor sikap pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan intervensi (p<0,005). Hasil dari uji Mann – Whitney menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan dan skor sikap pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (p>0,005). Sebaiknya, dilakukan penelitian lanjut terkait perilaku Kadarzi agar penerapan indikator Kadarzi dapat terpantau sehingga dapat menggambarkan hasil dari perubahan sikap, dan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap Kadarzi pada ibu balita disarankan untuk penyuluhan menggunakan media lembar balik.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluarga Sadar Gizi Holil M.Par'i; Ichwannudin Ichwannudin; Fred Agung Suprihartono; Aryani Sudja
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 4 No 1 (2011): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4346.497 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v4i1.1779

Abstract

Kadarzi is a family who knows the problems of nutrition and is able to prevent and overcome the problems ofmalnutrition in each family member. The family is called "Kadarzi" if it has applied good nutrition behaviourcontinuously. The development" of Kadarzi is influenced by many factors. The purpose of this research is toinvestigate the relationship of various factors including the quality of posyandu, maternal education level, familyincome level, family attendance routines and the distance to posyandu with Kadarzi. Indicators that are used inthe "Kadarzi" are exclusive breastfeeding, food diversity, use of iodized salt and the use of nutritionalsupplements. The study design was Cross Sectional, samples are families who have children under five with atotal sample of 410 families.The results showed that from the sample size of 79 posyandu, there are 38 posyandu (48,1%) have poorquality. Most mothers have completed primary school education level (59,0%). The Average family income is600.000 rupiahs. There are still 10,2% under five years old who are not routinely weighed at posyandu. TheAverage distance of the family to posyandu is 100 meters, but there are as many as 40,5% greater than thedistance. Judging from the quality of Kadarzi, as many as 39,8% are classified as poor. From the statistical testresult it is proven that family attendance routines to the posyandu has a significant relationship with Kadarzi(p<0,05). The logistic Regression test results showed that the family attendance routine to the posyandu is themost dominant factor formation of Kadarzi. To raise the awareness of families about nutrition, posyandu can be ameans to perform counseling and consultation of nutrition in the family. To increase the knowledge and skills ofcadres, the training cadre of Kadarzi requires great attention.