Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Penyimpanan Dingin Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Bima Brebes, Tajuk, dan Bali Karet Priyantono, Eko; Aris Purwanto, Yohanes; -, Sobir
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 33, No 01 (2016)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.648 KB)

Abstract

Bawang merah sebagai komoditas hortikultura memiliki permintaan yang cukup tinggi diketahui sebagai bahan segar yang cepat mengalami penurunan mutu secara fisik maupun kimia. Teknik penyimpanan suhu rendah merupakan salah satu metode penanganan pascapanen bawang merah untuk mempertahankan mutunya hingga ketangan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh suhu penyimpanan terhadap perubahan mutu bawang merah serta mengetahui respon beberapa varietas bawang merah terhadap penyimpanan pada suhu rendah. Bawang merah yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas Bima Brebes, Tajuk dan Bali Karet. Sampel bawang merah dikemas ke dalam plastik net masing-masing sebanyak 2 kg dan disimpan di suhu 0 dan 5oC RH 65-70% dan suhu ruang 25-32 oC dengan RH 50-88% selama 3 bulan. Hasil pengukuran menunjukkan suhu penyimpanan 0oC dapat mempertahankan kualitas bawang merah hingga akhir penyimpanan tanpa ditemukan kerusakan umbi untuk semua varietas. Kerusakan tertinggi yaitu 35.81%,ditemukan untuk varietas Bima Brebes yang disimpan pada suhu 5oC.
Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Warna Jeruk Siam Pontianak Setelah Degreening Musdalifah, Nuzlul; Aris Purwanto, Yohanes; Poerwanto, Roedhy
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 33, No 01 (2016)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1187.344 KB)

Abstract

Warna kulit merupakan salah satu faktor pendukung utama yang secara komersial menentukan pilihan konsumen untuk membeli jeruk. Degreening merupakan proses perubahan kulit jeruk dari warna hijau menjadi warna kuning atau jingga tanpa mempengaruhi kualitas internal buah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan suhu dan lama penyimpanan yang optimum untuk buah jeruk Siam setelah proses degreening serta menganalisis perubahan fisiologi buah selama penyimpanan. Perlakuan cold dan non-cold storage merupakan perlakuan awal pascapanen sebelum proses degreening. Perlakuan degreening dilakukan dengan pemaparan gas etilen 200 ppm, suhu 20oC selama 48 jam. Selanjutnya, jeruk hasil degreening disimpan pada suhu 10, 15, 20, dan 27oC (suhu ruang). Analisis perubahan warna kulit jeruk dilakukan setiap tiga hari untuk semua kondisi penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan indeks warna jeruk citrus color indeks (CCI) dari nilai 0.16 menjadi 10.14 pada suhu 10 oC dan menghasilkan warna jeruk dengan warna kulit optimum jingga cerah.
Penentuan Konstanta Laju Pengeringan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Iris Menggunakan Tunnel Dehydrator Ummah, Narjisul; Aris Purwanto, Yohanes; Suryani, Ani
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 33, No 02 (2016)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1021.891 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konstanta laju pengeringan bawang merah iris yang dikeringkan dengan menggunakan tunnel dehydrator. Pengeringan bawang merah iris dilakukan pada suhu pengering dan bobot sampel per tray yang bervariasi yaitu suhu 40°C, 50°C, 60°C dan bobot sampel bawang merah iris 300 g, 400 g, dan 500 g. Lajualiran udara pengering sebesar 0.0933 m3/detik. Pengeringan bawang merah iris dilakukan pada kadar air awal ± 80% hingga mencapai ± 10%. Selama proses pengeringan perubahan kadar air diukur dengan interval waktu 0, 120, 240, 360, 480, dan 600 menit. Pengukuran kadar air dilakukan dengan cara termogravimetri. Penentuan konstanta laju pengeringan menggunakan persamaan lapisan tipis. Hasil penelitian menunjukkan nilai konstanta laju pengeringan menggunakan tunnel dehydrator berkisar antara 0.01/menit-0.019/menit. Konstanta laju pengeringan sebagai fungsi suhu dan bobot sampel per tray yang dihasilkan dapat diaplikasikan untuk memprediksi perubahan kadar air bawang merah iris selama pengeringan menggunakan tunnel dehydrator.
Pengaruh Curing dan Coating pada Mutu Ubi Jalar Cilembu Selama Masa Penyimpanan Nisa, Khaerun; Purwanto, Yohannes Aris; Darmawati, Emmy; Iriani, Evi Savitri
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 37, No 2 (2020)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v37i2.6219

Abstract

ABSTRAK: Ubi jalar cilembu merupakan ubi jalar varietas unggul yang banyak diminati dan diekspor, namun dibutuhkan proses panjang serta waktu yang lama dalam proses ekspor. Misalnya diperlukan waktu 12-13 hari untuk ekspor ke Singapura dengan moda transportasi laut. Sehingga diperlukan penanganan pascapanen yang tepat utuk menjaga mutu ubi selama proses ekspor. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi lingkungan curing dan konsentrasi emulsi coating lilin lebah terbaik untuk menjaga mutu ubi jalar cilembu selama masa penyimpanan. Penelitian ini dilakukan selama 7 hari untuk perlakuan curing dan coating. Curing dilakukan pada 3 kondisi lingkungan yang berbeda, yaitu suhu 30 oC dengan RH 90%, suhu 23 oC dengan RH 50%, dan suhu ruang. Sedangkan coating dilakukan dengan cara mencelupkannya pada 3 konsentrasi emulsi lilin lebah yang berbeda, yaitu konsentrasi 12%, konsentrasi 8%, dan konsentrasi 3%, lalu disimpan pada suhu ruang selama 7 hari. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kondisi curing dan emulsi coating lilin lebah terbaik dalam menekan kerusakan fisik >25% dan pertunasan ubi cilembu selama penyimpanan yaitu pada suhu 30 oC dengan RH 90% dan coating lilin lebah 8%.Kata kunci: curing, coating, mutu, penyimpanan, ubi jalar cilembuABSTRACT: Sweet potato cultivar (cv.) Cilembu is the the superior quality of sweet potato, which is high demand and exported, but it takes a long process and long time for export. For example need 12-13 days for export to Singapore using sea transportation. So, proper postharvest handling is needed to maintain the quality of sweet potato during the export process. Therefore, the purpose of this study is determining the best condition of curing and the best concentration of beeswax emulsion for sweet potato cv. Cilembu during storage period. This research was conducted for seven days. Curing was carried out in three different environmental conditions, they were temperature and RH, respectively, i.e.  30 oC, RH 90%; 23 oC, RH 50%; and room temperature. The coating were carried out by dipping in three different consentrations of beeswax emulsion, they were 12%, 8%, and 3%. The samples were then stored at room temperature for 7 days. The result showed that the best curing and coating emulsion of beeswax in reduce the level of physical damage >25% and the sprouting of sweet potato cv. Cilembu during storage were curing at 30 oC with 90% RH and coating with beeswax emulsion of 8%.Keywords:  curing, coating, quality, storage, cilembu sweet potato
Ultrafine bubble water Pengaruhnya dalam Pematahan Dormansi Benih Padi Iswara, Vidya; Setiawan, Asep; Palupi, Endah R.; Purwanto, Y. Aris
Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol 2, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.174 KB) | DOI: 10.21082/jpptp.v2n3.2018.p137-143

Abstract

The method for dormancy breaking could be developed by the usefull of nano bubbles technology, like ultrafine bubble water (UFB). The research aims to identify the effectivity of UFB water for dormancy breaking of rice seed. This research was arranged in a Completely Randomyzed Design with four replications and nine level treatments, i.e. control, aquadest, KNO3, UFB, and UFB 20 soaking for 24 and 48 hour, respectively. Rice seed without soaking showed the ABA content was 14.3%, aquadest, KNO3, UFB soaking for 24 hour about 10.1-11.5%, while for 48 hour about 8.9-9.9%. The maximum growth potential (MGP), more than 80% was obtained on dormancy breaking by KNO3, UFB, and UFB20 soaking for 48 hour, and UFB20 soaking for 24 hour. Aquadest soaking showed there is a increasing of MGP (less than 60%), however did not significant, as well as by 24 or 48 hour. KNO3 soaking, its dormancy breaking showed the MGP less than 80%, if the soaking less than 48 hour. The chemical scarification for dormancy breaking by KNO3, UFB, and UFB20 for 48 hour showed the radicle emergence more than 80%. The lowest radicle emergence was obtained on aquadest soaking for 24 hour, and followed by without soaking, KNO3 soaking, UFB soaking, and UFB20 soaking for 24 hour.
Identifikasi Perubahan Mutu Selama Penyimpanan Buah Manggis Menggunakan Near Infra Red Spectroscopy . Sutrisno; Yohanes Aris Purwanto; Emmy Darmawati; Enrico Syaefullah
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 17 No. 2 (2012): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.675 KB)

Abstract

One of quality changes during storage of intact mangosteen fruit is firmness. This occurrence was predicted to have associate with moisture content in the pericarp. The objective of this research was to determine the correlation between moisture content and firmness, and to predict moisture content changes based on reflectance spectrum of near infra red (NIR). The correlation between moisture content and firmness at 13 °C is y = 0.07972x2 – 9.833x + 305.9 while at room temperature showed y = 0.1207x2 – 14.89x + 460.8; in which y refers to firmness and x refers to moisture content in pericarp. The calibration and validation evaluation using partial least square of moisture content resulted in NIR and oven method showed that the magnitude of r is 0.758-0.882; RMSEC and RMSEP is 0.09-0.39%; CV<5% is at 2.5-3.3%. Moisture content prediction using NIR reflectant spektrum is y (temperature:8 °C) = -0.057x + 65.14; y (temperature 13 °C) = -0.253x + 64.96; y (room temperature) = -0.421x + 64.76. 
Analisis Pengaruh Variasi Jumlah Lapisan Biji pada Akurasi Prediksi Kandungan Minor Biji Kopi Arabika Hijau Bondowoso dengan NIR Spectroscopy Sri Citra Yuliana Madi; I Wayan Budiastra; Yohanes Aris Purwanto; Sukrisno Widyotomo
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 23 No. 2 (2018): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.168 KB) | DOI: 10.18343/jipi.23.2.81

Abstract

Void space in the bean layers will lead to the occurrence of non-fully interacted radiation (NFIR) affecting the reproducibility of NIRS measurements. Void space in addition to being affected by particle size is also influenced by the number/thickness of the bean layers. The objective of this study was to analyze the effect of number of bean layer variation on prediction accuracy of caffeine, chlorogenic acid and trigonelline in Bondowoso green Arabica coffee beans by NIR Spectroscopy (NIRS). The study was conducted using three kind of layers, i.e. 3, 4, and 5 layers, with 100 samples each. Samples were measured by FT-NIR spectrometer in wavelength of 1.000-2.500 nm. The pretreatment method used were second derivative (dg2), the combination of first derivative (dg1) and Multiplicative Scatter Correction (MSC), and the combination of dg2 and MSC, while calibration method used was Partial Least Square (PLS). The results shows that the accuracy of 5 layers was better than 3 or 4 layers. The best calibration and validation for caffeine was obtained by dg2 pretreatment and 6 factors of PLS (r = 0.99; SEC = 0.01%; SEP = 0.01%; and RPD = 5.40), for chlorogenic acid was by dg2 pretreatment and 5 factors of PLS (r = 0.99; SEC = 0.09%; SEP = 0.09%; and RPD = 4.76), whereas for trigonelline was by combination of (dg2, MSC) and 5 factors of PLS (r = 0.99; SEC = 0.01%; SEP = 0.01%; and RPD = 4.86). Therefore, the 5 layers can be used as a reference in NIRS measurement of coffee beans.
Pengaruh Suhu Ruang Simpan dan Perlakuan Pasca Penyimpanan terhadap Mutu dan Produktivitas Umbi Benih Bawang Merah (Allium cepa L. group Aggregatum) Alvita Sekar Sarjani; Endah Retno Palupi; Muhammad Rahmad Suhartanto; Y. Aris Purwanto
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 2 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340 KB) | DOI: 10.29244/jhi.9.2.111-121

Abstract

ABSTRACTThe fluctuative price of shallot in Indonesia is mainly due to discontinuous supply. Shallot is usually planted three times a year. Lack of supply occurs during July to October. Therefore, the produce need to be stored to ensure its availability during off season, not only for consumption but also as seed bulb for the following planting season. The research was aimed to maintain the quality of seed bulbs during twelve weeks storage and to evaluate productivity of the seed bulbs after storage. Shallot seed bulbs of Bima Brebes was used for the research that was devided into two steps. The first step was arranged in nested design, in which seed bulb was stored at 0 0C, 5 0C, 10 0C and ambient temperature nested into storage period i.e 0, 3, 6, 9 and 12 weeks with four replications. The second step was evaluation of productivity of the seed bulbs that was arranged in nested design. The seed bulbs, after being stored at diferent condition, was subjected to different acclimatization treatments i.e. gradual increase of temperatures for 3 days and direct change to ambient temperature for one day, to devernalize the seed bulbs and replicated our times. The results showed that the dormant period of shallot seed bulbs lasted for 8 weeks after harvest (6 week after storage) as indicated by germination and vigor index of >90%. The termination of dormancy coincided with a rise in GA, IAA and cytokines as well as ABA. Storing the seed bulbs for 3 months in 5 0C could maintain its viability and vigor >90%, with 9.8% of total damage and 15.6% of weight loss. The seed bulbs grew normally and produced 30.2 g of bulb per plant. The percentage of flowering plant of gradually acclimatized seed bulbs previously stored at 5 0C (10.3%) was not significantly different from those directly acclimatized at ambient temperature (12%).Keywords: ABA, cytokinin, dormancy, GA, weight lossABSTRAKPenyebab utama fluktuasi harga bawang merah di pasar adalah ketersediaan umbi bawang merah yang tidak stabil. Di daerah sentra produksi, bawang merah ditanam tiga kali dalam setahun. Bulan Juli sampai Oktober adalah periode hasil panen rendah. Penyimpanan umbi merupakan salah satu upaya untuk menjamin ketersediaannya di luar musim panen, tidak hanya untuk konsumsi tetapi juga memastikan ketersediaan umbi sebagai benih pada musim tanam selanjutnya. Penelitian ini bertujuan mempertahankan kualitas benih umbi selama 12 minggu disimpan dan mengevaluasi produktivitasnya setelah penyimpanan. Bahan yang digunakan adalah benih umbi bawang merah varietas Bima Brebes. Penelitian dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah penyimpanan benih umbi dirancang dalam nested design yang mana benih umbi disimpan pada suhu 0 0C, 5 0C, 10 0C dan suhu ruang tersarang pada waktu penyimpanan yang terdiri atas 0, 3, 6, 9 dan 12 minggu dan diulang empat kali. Tahap kedua adalah evaluasi produktivitas benih umbi setelah disimpan dirancang dalam nested design. Umbi yang telah disimpan (12 minggu) pada masing-masing kondisi simpan diberi perlakuan aklimatisasi, yaitu suhu berjenjang (3 hari) dan suhu ruang langsung (1 hari), untuk mencegah pembungaan. Setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali (ulangan tersarang pada aklimatisasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih umbi mengalami dormansi sampai 8 minggu setelah panen (6 minggu setelah simpan), ditandai dengan daya berkecambah dan indeks vigor di atas 90%. Berakhirnya dormansi benih umbi bersamaan dengan peningkatan kandungan giberelin, auksin, dan sitokinin mengimbangi peningkatan asam absisat. Penyimpanan benih selama 12 minggu pada suhu 5 0C dapat mempertahankan viabilitas dan vigor di atas 90% dengan kerusakan (umbi bertunas, chilling injury, hampa atau busuk) sebesar 9.8% dan susut bobot sebesar 15.6%. Setelah disimpan selama 12 minggu benih dapat tumbuh normal dan memproduksi 30.2 g umbi per tanaman. Aklimatisasi suhu berjenjang umbi benih yang telah disimpan pada suhu 5 0C menghasilkan persentase pembungaan (10.3%) yang tidak berbeda nyata dengan aklimatisasi suhu ruang langsung (12%).Kata kunci: ABA, dormansi, GA, sitokinin, susut bobot
POLA PENINGKATAN KEKERASAN KULIT BUAH MANGGIS SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Usman Ahmad; Sut risno; I Wayan Budiastra; Aris Purwanto; Dwi Dian Novita
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 6, No 3 (2012)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengerasan kulit merupakan indikator kerusakan pada penyimpanan buah manggis yang berkaitan dengan kandungan air pada kulit buah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model kalibrasi NIR untuk memprediksi kadar air kulit buah manggis selama penyimpanan dan menentukan pola peningkatan kekerasan kulit buah manggis berdasarkan perubahan kadar air selama penyimpanan menggunakan reflektan NIR. Metode eksperimental deskriptif digunakan dalami 2 tahapan pengamatan. Pada tahap pertama 88 buah manggis masing-masing disimpan pada temperatur pada 8 ºC dan 13 ºC selama 40 hari, dan 128 lagi disimpan pada suhu ruang 27 ºC selama 22 hari. Pengukuran reflektan, kadar air, dan kekerasan kulit buah dilakukan pada hari ke-0, 1, 2, 4, 8, 16, 24, 28, 32, 36, dan 40 pada penyimpanan suhu 8 ºC dan 13 ºC, dan pada hari ke-0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, dan 22 penyimpanan pada suhu ruang 27 ºC. Pada tahap kedua 10 buah manggis masing-masing disimpan pada 8 ºC, 13 ºC selama 28 hari, dan pada suhu ruang selama 16 hari sebagai sampel monitoring. Reflektan diukur pada hari ke-0, 2, 4, 8, 16, 24 dan 28 pada penyimpanan dingin dan pada hari ke-0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, dan 16 pada suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan optimum buah manggis pada 13 ºC dan 8 ºC adalah selama 28 hari dan pada suhu ruang selama 16 hari. Kadar air kulit buah menurun selama penyimpanan sedangkan kekerasan kulit buah menurun di awal dan meningkat di akhir penyimpanan pada ketiga suhu penyimpanan. Pola peningkatan kekerasan kulit buah manggis berdasarkan perubahan kadar air kulit buah ditentukan menggunakan reflektan kulit buah manggis berdasarkan perubahan kadar air kulit buah ditentukan menggunakan reflektan NIR dengan persamaan y=0,0045x2–0,126x+3,64 (R2=87,4 %) untuk penyimpanan pada suhu 13ºC dan persamaan y=0,0138x2–0,218x+2,69 (R2=70,1 %) pada suhu ruang. Kata kunci: buah manggis, pengerasan kulit, kadar air, NIR spectroscopy
Pengaruh Kadar Air terhadap Beberapa Sifat Fisik Biji Lada Putih Andi Muhammad Akram Mukhlis; Edy Hartulistiyoso; Yohanes Aris Purwanto
agriTECH Vol 37, No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.851 KB) | DOI: 10.22146/agritech.15308

Abstract

The physical properties of seed are required in designing an  apparatus for handling, separation, drying, storage, and processing. The physical properties of white pepper seeds were  determined as a function of moisture content in the range of  15,40 - 64,80 % dry basis (d.b.). The average height, length and width at a moisture content condition of 15,40 % (d.b.) were 4,11 ± 0,27 mm; 4,35 ± 0,34 mm and 4,35 ± 0,35 mm, respectively.  In the range of moisture content 15,40 - 64,80 % (d.b.), the  results of this study showed an increase linearly of the third axial  dimension, the average diameter, the roundness from 0,969 to 0,977, the volume from 39,50 to 67,34 mm3, the surface area  from 55,87 to 79,92mm2 and the thousand seed mass from  52,47 to 75,63 g. Bulk density and true density has a polynomial  correlation with changes in moisture content.The porosity  decreased from 45,01 % to 44,88 % with an increase in the  moisture content range of 15,40 - 64,80 % (d.b.). ABSTRAKSifat fisik biji-bijian diperlukan dalam merancang suatu peralatan  untuk penanganan, pemisahan, pengeringan, penyimpanan dan  pengolahannya. Sifat fisik biji lada putih ditentukan sebagai  fungsi kadar air pada rentang 15,40 - 64,80 % basis kering  (b.k.). Tinggi, panjang dan lebar rata-rata pada kondisi kadar air  15,40 % (b.k.) adalah 4,11 ± 0,27 mm; 4,35 ± 0,34 mm dan  4,35 ± 0,35 mm berturut-turut. Pada rentang kadar air 15,40 -  64,80 % b.k., hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan  secara linear pada ketiga dimensi aksial, diameter rata-rata,  kebulatan dari 0,969 hingga 0,977, volume dari 39,50 hingga  67,34 mm3, luas permukaan dari 55,87 hingga 79,92 mm2 dan  massa seribu biji dari 52,47 hingga 75,63 g. Bulk density dan true density memiliki hubungan polinomial dengan perubahan kadar  air biji. Porositas menurun dari 45,01 % hingga 44,88 % dengan  peningkatan kadar air pada rentang 15,40 - 64,80 % (b.k.).
Co-Authors . Sutrisno Akeme Cyril Njume Akhirudin Maddu Akrom, Akrom Ali Khumaidi Alvita Sekar Sarjani Andi Muhammad Akram Mukhlis Armansyah H. Tambunan Ayu Putri Ana Bruce A. Welt, Bruce A. Chusnul Arief Cicih Sugianti Desrial Desrial Dewi Apri Astuti Dondy A Setyabudi Dwi Dian Novita Edy Hartulistiyoso Emmy Darmawati Endah Retno Palupi Enrico Syaefullah Erizal Hambali Evi Savitri Iriani Fandra Wiratama Farkhan . Hadi Karia Purwadaria, Hadi Karia Hari Wijayanto Herna Permata Sari HERRY SUHARDIYANTO Heru Sukoco I Nyoman Jaya Wistara I Wayan Budiastra Indah Kurniasari Iriani, Evi Savitri Ismi M.Idris Iswara, Vidya Kukuh Murtilaksono Kurniawan Yuniarto Lina Karlinasari Merry Sabed Mohamad Rahmad Suhartanto Musdalifah, Nuzlul Nanik Purwanti Nisa, Khaerun Novriaman Pakpahan Nurul Khumaida Olly S. Hutabarat Palupi, Endah R. Paulus Sukusno Priyantono, Eko Putri Wulandari Zainal Radite Praeko Agus Setiawan Ririn Noerianty Effendi ROEDHY POERWANTO Rokhani Hasbullah Sandro Pangidoan Siahaan Sandro Pangidoan Siahaan Seiichi Oshita Setiawan, Asep Setyo Purwanto Setyo Purwanto Siti Nikmatin Slamet Budijanto Slamet Widodo Slamet Widodo Sobir Sobir Sony Hartono Wijaya Sri Citra Yuliana Madi Sukrisno Widyotomo Supijatno, . Suryani, Ani Sut risno Sutrisno . Sutrisno Mardjan Tengku Mia Rahmiati Tieneke Mandang Titi Candra Sunarti dan Michael (E-Jurnal Agro-Industri Indonesia) Ummah, Narjisul Usman Ahmad Wawan Hermawan Weliana Rudi Widyaningrum Widyaningrum Widyaningrum Widyaningrum Wulandari Zainal, Putri Yose Rizal Kurniawan Yoshinori Kawagoe Yoshio Makino Yudi Chadirin Yusuf, Sri Malahayati